Judul : Effects of Music Intervention on State Anxiety and Physiological Indices in
Patients Undergoing Mechanical Ventilation in the Intensive Care Unit: A Randomized Controlled Trial Intervensi : Pasien di unit perawatan intensif (ICU) sering mengalami stres dan kecemasan. Meskipun stres dan kecemasan dapat dilemahkan secara farmakologis, beberapa obat menyebabkan efek samping yang merugikan seperti bradikardia, imobilitas, dan delirium. Dengan demikian ada kebutuhan untuk pengobatan alternatif tanpa efek samping yang substansial. Intervensi musik adalah alternatif potensial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kadar kortisol, kuesioner subyektif, dan parameter fisiologis untuk mengeksplorasi efek pengurangan kecemasan dari intervensi musik pada sampel pasien ICU dengan ventilator mekanik. Pasien yang dirawat di ICU selama> 24 jam secara acak ditugaskan untuk intervensi musik (n = 41) atau kelompok kontrol (n = 44). Pasien grup musik mendengarkan musik secara individual dari jam 4:00 hingga 4:30 p.; pasien kelompok kontrol mengenakan headphone tetapi tidak mendengar musik selama 30 menit yang sama. Kecemasan diukur menggunakan kadar kortisol serum, Inventarisasi Kecemasan State-Trait Versi Cina, Skala Analog Visual untuk Kecemasan, detak jantung, dan tekanan darah. Setelah disesuaikan untuk demografi, analisis kovarians menunjukkan bahwa kelompok musik memiliki skor yang lebih baik secara signifikan untuk semua ukuran post-test (p <0,02) dan perbedaan pra-post (p <0,03) kecuali untuk tekanan darah diastolik Kesimpulan : Berdasarkan temuan penrliti dalam penelitian ini dan penelitian sebelumnya, peneliti merekomendasikan kepada perawat klinis untuk menggunakan musik sebagai intervensi untuk membantu mengurangi tingkat kecemasan pasien ICU. Sesi mendengarkan musik yang digunakan yaitu rata-rata 30 menit tunggal untuk mendengarkan music. Hasilnya yaitu dapat segera mengurangi kecemasan pasien tanpa efek samping. Selain itu, intervensi musik tidak mahal dan mudah dikelola. Namun, karena durasi efeknya tidak jelas, perawat klinis harus terus memantau suasana hati pasien setelah memberikan intervensi musik. Selain itu, perawat harus sadar bahwa pasien mungkin memiliki beragam respons terhadap musik; oleh karena itu, perawat mungkin mempertimbangkan untuk bertanya kepada pasien tentang preferensi musik mereka selama evaluasi pasien. Jurnal 2 Judul : The Effects of Music Intervention on Background Pain and Anxiety in Burn Patients: Randomized Controlled Clinical Trial Intervensi : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik pada tingkat nyeri, kecemasan, dan tingkat relaksasi pada pasien luka bakar. Subjek terbagi menjadi 2 kelompok yaitukelompok intervensi dan kelompok kontrol. Skala analog visual digunakan untuk menentukan tingkat nyeri, kecemasan, dan relaksasi sebelum dan sesudah intervensi dalam 3 hari berturut-turut. Musik pilihan pasien ditawarkan sekali sehari selama 3 hari. Kelompok kontrol hanya menerima perawatan rutin. Data dianalisis menggunakan SPSS-PC (V. 20.0). Menurut uji-t berpasangan, ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata nyeri (P <0,001), kecemasan (P <0,001), dan tingkat relaksasi (P <0,001) sebelum dan sesudah intervensi dalam kelompok musik. Independent t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata perubahan dalam level rasa sakit, kecemasan, dan relaksasi sebelum dan sesudah intervensi dalam kelompok musik dan kontrol (P <.001) Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi musik berpengaruh terhadap pengurangan tingkat nyeri dan penggunaan analgesik pada pasien luka bakar Intervensi musik juga menurunkan tingkat kecemasan dan meningkatkan tingkat relaksasi pada pasien luka bakar yang dirawat di rumah sakit. Musik adalah intervensi yang murah, tepat, dan aman untuk diterapkan oleh perawat untuk pasien luka bakar dengan efek mengurangi rasa sakit dan kecemasan