Anda di halaman 1dari 5

Analisa Faktor Penyebab Penurunan Performa

Nozzle Mesin Diesel


Adha Anggoro P., Anugrah Sasi R., Arif Ardianto

Jurusan Teknik Mesin Polines


Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Abstrak
Motor Diesel yang sering beroperasi, lama kelamaan akan menurun tenaga yang dihasilkan, boros bahan
bakar, tekanan kompresi menurun dan mutu gas buang yang rendah. Untuk memdapatkan mesin dengan
kemampuan kerja yang tinggi (high performance) dapat dilakukan antara lain dengan mengembalikan
penyetelan pada mesin sesuai dengan spesifikasi mesin tersebut. Pada motor diesel penyetelan yang
dimaksud antara lain penyetelan tekanan pengabutan pada injector. Namun dengan penyetelan tersebut
akan memberikan pengaruh pada konsumsi bahan bakar Mengingat akan pentingnya pemakaian bahan
bakar dalam menunjang prestasi kerja motor yang berdampak langsung terhadap prestasi kerja motor.
karena dengan adanya tekanan pembukaan dan pengabutan yang tepat / sempurna akan dapat
menghasilkan pembakaran yang optimal didalam silinder motor, yang secara otomatis dengan adanya
pembakaran yang sempurna akan dapat meningkatkan prestasi kerja motor.

Keywords— Motor Diesel

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengguna mesin diesel kadang merasa kurang dengan performa mesinnya sehingga melakukan usaha-usaha agar
performa mesinnya meningkat. Salah satu usaha itu adalah dengan memodifikasi bagian mesin itu. Mesin diesel
akan menurun performa mesinya jika sudah dipakai dalam waktu yang lama, Mekanisme injection nozzle adalah
salah satu bagian terpenting dari motor diesel. Jika salah satu komponen mekanisme injection nozzle ada yang aus
maka bisa dipastikan performa motor itu akan turun. Salah satu komponen dari mekanisme injection nozzle adalah
pegas injection nozzle, dimana pada kendaraan itu jika sudah dipakai lama pegas injection nozzlenya akan melemah.
Melemahnya pegas injection nozzle berakibat pada penutupan nozzle needle yang kurang cepat atau terjadi
kelembaman pada nozzle needle yang menyebabkan kerja injection nozzle kurang maksimal. Shim merupakan
sebuah benda kecil yang berada diantara pegas dan rumah nozzle sebagai celah tekanan, dalam penelitian ini
penambahan shim pada pegas injection nozzle berfungsi untuk mengembalikan gaya pegas injection nozzle yang
melemah sehingga kelembaman pada pegas injection nozzle dapat dikurangi. Shim pegas injection nozzle yang
digunakan ketebalanya harus sesuai dengan kondisi pegas injection nozzle yang diganjal. Karena jika terlalu tipis
kemungkinan bisa terjadi detonasi / bahan bakar tertunda waktunya pada ruang bakar.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah faktor penyebab penurunan performa nozzle
pada mesin diesel.

1.3 Tinjauan Pustaka

a. Injeksi Mesin Diesel


Pada motor diesel baik injeksi langsung maupun tidak langsung mempunyai sistem aliran bahan bakar yang sama
yaitu bahan bakar dari tangki akan dialirkan menuju pompa injeksi yang selanjutnya dari pompa injeksi akan
dibangkitkan bahan bakar yang bertekanan tinggi sesuai dengan tipe motor diesel yang digunakan.
Motor diesel injeksi langsung maupun tidak langsung, untuk membangkitkan tekanan bahan bakar yang cukup
tinggi (0 s.d 250 bar) digunakan pompa injeksi/injection pump, disamping membangkitkan tekanan tinggi pompa
injeksi juga berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang disemprotkan untuk pembakaran.
Motor diesel injeksi langsung/direct injection digunakan nosel/injector tipe berlubang banyak/multiple hole,
sedangkan untuk motor diesel injeksi tidak langsung/indirect injection digunakan injector tipe satu lubang/single
hole. (Nur Rohman, dkk, 2018)

B. Pengertian Injector
Injector Salah satu komponen utama dalam sistem bahan bakar diesel di antarnya adalah Injector atau pengabut
atau Nozzle. Injector berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari injection pump ke dalam silinder pada
setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA. Injector yang dirancang sedemikian
rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection pump yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang
bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm², tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran didalam silinder
meningkat menjadi 600°C. Tekanan udara dalam bentuk kabut melalui Injector ini hanya berlangsung satu kali pada
setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan dalam
kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka injector yang dilengkapi dengan jarum yang
berfungsi untuk menutup atau membuka saluran injector ini sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut
akan dialirkan kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow). (Akhmadi dan
Qurohman 2017)

II. METODOLOGI PENELITIAN


1. Periksa tangki bahan bakar, isi/tambah bahan bakar.
2. Alat ukur (Pressure Gauge) di setting nol.
3. Kontrol sambungan-sambungan pipa saluran bahan bakar.
4. Kontrol/cek keluaran bahan bakar tanpa beban (sebelum disambung dengan nozzle).
5. Pasang bidang/plat penumbuk semburan bahan bakar pada jarak ±30 cm dari mulut nozzle yang diuji.
6. Pasangkan nozzle pada tester, gunakan kunci pas.
7. Keluarkan udara yang terjebak dalam bahan bakar dari sambungan nozzle.
8. Pompakan tester sebanyak 50-60 kali permenit.
9. Baca tekanan pada saat mulai penyemprotan.
10.Sudut penyemprotan yang bagus ±4°
11. Hasil tumbukan di dinding penumbuk ± berbentuk bulat dengan diameter yang bagus 5-6 cm.
12.Selesai penyemprotan nozzle tidak boleh menetes.
13.Bersihkan alat uji performa nozzle (tester) setelah selesai.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Data Hasil Percobaan Nozzle Mesin Toyota

No. No. Nozzle Tekanan Penyemprotan (Kg/cm²) Bentuk Penyemprotan (Ø) Setelah Injeksi
Percobaan (cm) Menetes/Tidak

1. 234,5356 5,1 Tidak


2. 224,3384 4,9 Tidak
3. 214,1412 4,8 Tidak
4. 234,5356 5 Tidak
1
5. 224,3384 5,1 Tidak
6. 234, 5356 5 Tidak
7. 234, 5356 4,9 Tidak
8. 234, 5356 4,8 Tidak
229,437 4,95
1. 2 214,1412 5,7 Tidak
2. 224,3384 5,5 Tidak
3. 224,3384 5,6 Tidak
4. 214,1412 5,2 Tidak
5. 234, 5356 5,4 Tidak
6. 224,3384 5,5 Tidak
7. 234, 5356 5,6 Tidak
8. 224,3384 5,5 Tidak
224,3384 5,5
1. 254,93 5,5 Tidak
2. 265,1272 4,8 Tidak
3. 254,93 5 Tidak
4. 244,733 4,8 Tidak
3
5. 254,93 4,8 Tidak
6. 265,1275 5,2 Tidak
7. 254,93 5,3 Tidak
8. 265,1272 5,4 Tidak
257,479 5,1
1. 244,733 6 Tidak
2. 244,733 6 Tidak
3. 234, 5356 6,2 Tidak
4. 234, 5356 6 Tidak
4
5. 234, 5356 5,8 Tidak
6. 244,733 6,1 Tidak
7. 244,733 6,2 Tidak
8. 244,733 6,1 Tidak
240,909 6,05

3.2. Data Hasil Percobaan Nozzle Mesin Volvo

Tabel 1

No. No. Nozzle Bentuk Penyemprotan


Percobaan
1. Tebal
2. Tebal
1
3. Tebal
4. Tebal
1. Lubang 6 dan 7 tipis
2. Lubang 6 dan 7 tipis
2
3. Lubang 6 dan 7 tipis
4. Lubang 6 dan 7 tipis
1. Lubang 7 tipis
2. Lubang 7 tipis
3
3. Lubang 7 tipis
4. Lubang 7 tipis
1. Lubang 6 dan 7 tipis
2. Lubang 6 dan 7 tipis
4
3. Lubang 6 dan 7 tipis
4. Lubang 6 dan 7 tipis
1. Lubang 6 dan 7 tipis
2. Lubang 6 dan 7 tipis
5
3. Lubang 6 dan 7 tipis
4. Lubang 6 dan 7 tipis
1. 6 Lubang 7 tipis
2. Lubang 7 tipis
3. Lubang 7 tipis
4. Lubang 7 tipis

Tabel 2

No. No. Nozzle Tekanan Penyemprotan (Kg/cm²) Jarak Penyemprotan Setelah Injeksi
Percobaan (cm) Menetes/Tidak

1. - - -
2. - - -
1
3. - - -
4. - - -
- -
1. 346,7048 44 Tidak
2. 356,902 42 Tidak
2
3. 364,7048 43 Tidak
4. 326,3104 44 Tidak
344,1555 43,25
1. 285,5216 44 Menetes
2. 295,7188 45 Menetes
3
3. 295,7188 44 Menetes
4. 275,3244 45 Menetes
285,5216 44,5
1. 101,972 100 Tidak
2. 101,972 101 Tidak
4
3. 91,7748 101 Tidak
4. 91,7748 100 Tidak
96,8734 100,5
1. 407,888 59 Tidak
2. 418,0852 60 Tidak
5
3. 407,888 59 Tidak
4. 418,0852 60 Tidak
412,9865 59,5
1. 367,0992 60 Tidak
2. 377,2964 61 Tidak
6
3. 367,0992 61 Tidak
4. 377,2964 60 Tidak
240,909 60,5

3.3 Pembahasan
Melihat tabel hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat dilihat bahwa semakin besar tekanan penyemprotan
maka semakin besar diameter keluaran bahan bakar dari nozzle. Hal ini dikarenakan besarnya tekanan bahan bakar
pada injector mempengaruhi pengabutan yang dihasilkan oleh nozzle. Semakin besar tekanannya, semakin halus
partikel bahan bakar yang dikeluarkan oleh nozzle.
Selain karena tekanan, kualitas pengabutan juga bisa depengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lubang
nozzle yang lancar/bersih, karena jika tersumbat akan menghambat aliran bahan bakar sehingga penyemprotannya
tidak sempurna. Bisa juga diakibatkan oleh pegas nozzle yang sudah lemah.
Pada mesin Toyota, nozzle dengan rata-rata tekanan injeksi paling besar adalah nozzle 3, tetapi diameter hasil
semprotannya bukan yang paling besar. Hal ini mengindikasikan bahwa ada masalah pada nozzle 3 yaitu
kemungkinannya pegas nozzle terlalu kuat atau shim terlalu tebal sehingga penekanan menjadi sulit dan tidak terjadi
pengabutan. Shim merupakan sebuah benda kecil yang berada diantara pegas dan rumah nozzle sebagai celah
tekanan, dalam penelitian ini penambahan shim pada pegas injection nozzle berfungsi untuk mengembalikan gaya
pegas injection nozzle yang melemah sehingga kelembaman pada pegas injection nozzle dapat dikurangi (Akhmadi
& Qurohman, 2017).
Pada pengujian mesin Volvo, didapati beberapa bentuk penyemprotan nozzle yang tidak sempurna, dan ada juga
1 nozzle yang tidak dapat mengabutkan bahan bakar. Adapun dugaan penyebabnya yaitu beberapa lubang nozzle
kotor. Pada mesin Volvo ini, besarnya tekanan bahan bakar berbanding terbalik dengan jarak penyemprotan.
Semakin besar tekanan maka jarak penyemprotan semakin pendek. Jarak penyemprotan yang pendek menunjukkan
pengkabutan bahan bakar yang baik.

IV.PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Semakin besar tekanan penyemprotan, semakin besar diameter keluaran bahan bakar.
2. Faktor penyebab penyemprotan nozzle tidak sempurna adalah karena kotoran, pegas nozzle sudah lemah, atau
keausan pada jarum nozzle.
3. Tekanan pegas yang terlalu kuat atau shim terlalu tebal mengakibatkan nozzle tidak dapat mengkabutkan bahan
bakar.
4. Untuk menangani permasalahan nozzle yang ada: bersihkan lubang nozzle, menukar jarum atau nozzle dengan
nozzle lainnya, mengganti per nozzle, menambahkan shim, gunakan bahan bakar yang bersih, dan rajin
mengganti filter bahan bakar.

REFERENSI
Akhmadi, Amin Nur and M. Taufik Qurohman. “Analisis Pengaruh Ketebalan Shim Terhadap Perubahan Tekanan
Pengabutan Nozzle Tipe Satu Lubang Pada Isuzu Panther C223 Turbo.” Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK
Jurnal) Volume 11 No. 2 (2017 ): 69-78.
Rohman, Nur, Nurhadi and Sigit Joko Purnomo. “Mekanisme Pengabutan Nosel Injeksi Pada Mobil Isuzu Panther.”
RIDTEM (Riset Diploma Teknik Mesin) Volume I, Nomor I (2018): 35-38.

Anda mungkin juga menyukai