TUJUAN
Mahasiswa dapat melaksanakan pengujian inderawi menggunakan uji
deskripsi mulai dari persiapan, penyajian, tabulasi data, dan pengambilan
kesimpulan didasarkan pengujian statistik.
3.1. Alat
1. Garpu
2. Piring
3. Pisau
4. Sendok
3.2. Bahan
1. Bakso Merk Vida
2. Bakso Merk Sumber Selera
3. Bakso Merk Bernardi
4. Bakso Merk Kimbo
5. Bakso Merk Vigo
IV. PROSEDUR
1. Lima jenis sampel baso sapi yang telah direbus disajikan.
2. Warna, cicip, aroma daging sapi dan rempah, tekstur/kekenyalan, after taste,
rasa tepung, dan rasa keseluruhan masing-masing sampel diamati.
3. Pada tiap indikator, sampel diberikan titik (.) atau tanda silang (x) pada garis
sesuai dengan kesan yang didapat. Makin jauh titik atau tanda silang yang
diberikan, makin kuat kesan yang diberikan.
4. Jarak yang dibutuhkan untuk sampai tanda titik atau silang pada garis diukur
dengan menggunakan penggaris.
5. Data hasil pengujian ke-15 panelis ditabulasi.
6. Nilai rata-rata yang diperoleh tiap indikator diubah ke dalam bentuk grafik
untuk menetapkan nilai mutu sensorik masing-masing produk secara
keseluruhan.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Penilaian deskripsi dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik dari produk
pangan dan bersifat subyektif. Pada praktikum ini, dilakukan uji deskripsi
terhadap karakteristik bakso dari beberapa merk. Uji deskipsi tersebut dinyatakan
dengan uji skalar garis, dimana digunakan suatu garis lurus yang mempunyai titik
pangkal dan arah sepanjang garis itu dapat dibuat skala dengan jarak yang sama.
Uji skalar garis ini bersifat subjektif, oleh karena itu untuk masing–masing
panelis hasilnya akan berbeda–beda hal itu juga dipengaruhi oleh kesukaan
panelis terhadap bakso apalagi bila panelis sering mengkonsumsi bakso tertentu.
Sampel yang digunakan pada uji deskripsi kali ini adalah baso sapi. ada 5 merk
baso sapi yang berbeda yang masing-masing diberikan kode secara acak, serta ada
7 atribut mutu yang dinilai pada masing-masing sampel baso, diantaranya warna,
cicip, aroma daging sapi dan rempah, tekstur/kekenyalan, after taste, rasa tepung,
dan rasa keseluruhan.
Definisi dari Standar Nasional Indonesia menyebutkan bahwa bakso
daging merupakan makanan berbentuk bulatan atau lain yang diperoleh dari
campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan pati atau
serelia dengan atau tanpa penambahan makanan yang diizinkan (BSN, 1995).
Bakso yang baik, tentu harus dibuat dari bahan yang berkualitas. Daging
yang tidak berlemak, merupakan bahan yang baik untuk membuat bakso. Daging
yang berkadar lemak tinggi mengakibatkan tekstur bakso menjadi kasar. Selain
daging, bakso membutuhkan bahan lainnya. Bahan yang tak kalah pentingnya
berupa tepung tapioka. Kualitas bakso akan makin baik, bila komponen daging
lebih banyak dari tepung tapioka. Bakso yang berkualitas biasanya mengandung
90% daging dan 10% tepung tapioka. Agar terasa lebih lezat, tambahkan bumbu
seperti bawang merah, bawang putih, merica bubuk, dan garam. Adapula yang
menambahkan telur saat membuat bakso, sehingga adonan bakso menjadi lebih
halus dan rasanya lebih enak.
Karakteristik organoleptik yang diuji pada praktikum pengujian deskripsi
ini adalah warna bakso, tekstur atau kekenyalan bakso, aroma daging sapi, rasa
daging sapi, rasa tepung, aroma rempah dan rasa rempah.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Deskripsi Sampel Bakso Sapi
Panelis 059 060 061 062 063 064 065 066 067 068 070 071 072 073 074 Jumlah Rata-rata
582 6 7 3 5 5 5 5 4 3 3 5 2 2 5 4 64 4,27
246 1 9 2 2 3 2 4 2 2 1 2 1 3 2 1 37 2,47
Warna 358 9,3 3 8 8 7 10 10 5 7 8 7 9 7 7 8 113,3 7,55
667 8,5 5 10 9 8 9 9 5 9 9 9 7 9 8 10 124,5 8,30
123 1,8 10 5 3 4 4 6 3 5 4 3 4 2 3 6 63,8 4,25
582 7,5 10 5 6 9 9 9 2 4 7 7 6 8 6 3 98,5 6,66
246 6,8 4 10 7 5 8 8 6 3 5 5 6 5 3 3 84,8 5,65
Cicip 358 3,5 9 6 4 7 6 6 3 8 4 3 7 2 3 2 73,5 4,90
667 5,8 11 3 9 8 4 4 4 10 6 9 7 8 5 4 97,8 6,52
123 3 6 3 2 4 8 7 3 6 3 4 2 5 5 8 69 4,6
582 2,5 4 4 4 4 6 6 4 3 6 7 2 7 8 5 72,5 4,83
Aroma 246 7,5 5 9 8 8 8 3 9 4 7 4 4 5 7 1 89,5 5,97
daging sapi 358 2,4 12 2 6 7 4 7 8 6 2 5 10 2 4 9 86,4 5,76
dan rempah 667 3 11 2 7 8 3 10 5 9 3 9 8 8 9 10 105 7
123 7,4 8 3 3 5 8 8 2 4 4 3 1 2 3 7 68,4 4,56
582 6,3 11 8 5 6 5 6 3 4 10 7 3 8 8 7 97,3 6,49
246 7 3 9 2 5 3 2 1 3 3 9 3 3 6 6 65 4,33
Tekstur /
358 5,3 10 6 9 8 9 10 2 10 7 2 8 2 6 2 96,3 6,42
kekenyalan
667 4 9 8 10 9 8 8 4 6 4 3 8 8 5 3 97 6,47
123 4,5 6 7 9 7 5 4 3 8 5 5 3 3 4 6 79,5 5,3
After taste 582 5,8 9 1 2 4 5 5 5 7 2 5 3 9 5 7 74,8 4,98
246 6,4 4 1 7 6 6 9 8 5 8 8 8 5 4 9 94,4 6,29
358 3 8 1 3 7 7 6 5 4 7 4 4 3 3 8 73 4,86
667 5,5 10 2 3 5 6 7 4 3 3 3 8 7 5 4 72,5 4,83
123 3,5 7 2 8 8 7 8 7 3 4 8 3 3 9 6 86,5 5,76
582 6,6 8 3 2 4 4 4 2 4 3 6 1 8 1 5 61,6 4,11
246 4,4 11 4 6 6 9 5 5 3 7 8 1 9 5 5 88,4 5,89
Rasa
358 6 9 1 3 7 2 7 2 6 8 9 1 4 7 8 80 5,33
tepung
667 2,8 7 3 5 5 3 5 1 3 1 3 1 7 3 5 54,8 3,65
123 2,4 10 2 9 8 5 4 3 3 5 7 1 4 6 4 73,4 4,89
582 7 10 4 4 5 7 10 5 6 9 8 5 8 6 5 99 6,6
246 7,2 7 10 7 6 5 2 7 5 5 5 6 5 5 9 91,2 6,08
Rasa
358 5,5 9 5 8 7 9 8 5 8 2 3 7 2 3 8 89,5 5,97
keseluruhan
667 6,2 11 9 10 8 8 7 6 9 4 9 6 8 6 9 116,2 7,75
123 3,2 8 4 9 4 6 4 4 7 6 4 1 3 8 5 76,2 5,08
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Hasil pengujian ratting selanjutnya ditransformasikan dalam bentuk grafik
majemuk atau yang biasa disebut dengan grafik jaring laba-laba (spider web
curve). Grafik ini disusun secara radial dengan masing-masing garis
menggambarkan parameter yang diujikan. Titik pusat yang berada ditengah
dinyatakan sebagai nilai mutu nol dan ujung garis dinyatakan sebagai niali mutu
tertinggi.
warna
10
5
Bernardi
Vida
Vigo
0
Kimbo
Sumber Selera
rasa tepung aroma
aftertaste tekstur
Gambar 1. Grafik Jaring Laba-laba Sampel Bakso
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
6.2. Saran
1. Sebaiknya ditambahkan parameter aftertaste dibagi menjadi dua garis,
aftertaste untuk mendeteksi adanya bahan tambahan pangan yang
ditambahkan dengan aftertaste untuk mengenali bumbu dan rempah yang
ditambahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, B., P. Hastuti, dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan
Pangan. PAU Pangan dan Gizi. UGM, Yogyakarta.
Sofiah, B.D, dan T.S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.
Tien R.M. dan Sugiyono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan DirJen Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan
Gizi IPB, Bogor.