UJI SKALAR
[Uji Skor dan Uji Peringkat]
Kelompok 5 / A.P2
PROGRAM DIPLOMA
PENDAHULUAN
Uji skalar dalam praktikum ini terdiri dari uji skor dan uji peringkat. Uji skor dilakukan
dengan cara memberikan penilaian berupa skor pada ketiga sampelbuah pisang yang disajikan
dengan menggunakan skala numerik. Uji peringkatdilakukan dengan cara mengurutkan tingkat
kerenyahan dan rasa dari kelimasampelbiscuit yang disajikan dari yang tertinggi sampai terendah.
Uji skoring dapat digunakan untuk penilaian sifat sensoris yang spesifik seperti tekstur pulen
pada nasi, warna merah tomat, bau langu pada hasil olahankedelai atau sifat sensoris umum seperti
sifat hedonik atau sifat-sifat sensoriskolektif pada pengawasan mutu produk pangan. Uji skor
disebut pemberian skoratau skoring. Pemberian skor adalah memberikan angka nilai atau
menetapkannilai mutu sensorik terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkatskala
hedonik (Darmudiansyah 2011).
Uji ranking termasuk pada uji skalar karena hasil pengujian oleh panelis telah dinyatakan
dalam besaran kesan dengan jarak (interval) tertentu. Dalam uji ini panelis diminta membuat
urutan contoh-contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu tingkat sensorik. Jarak atau
interval antara jenjang/ranking ke atas dan ke bawah tidak harus sama, misalnya jenjang no.1 dan
2 boleh berbeda dengan jenjang no.2 dan 3. Dalam ujiperjenjangan/ranking, komoditi diurutkan
dan diberi nomor urut. Urutan pertamaselalu menyatakan tingkat tertinggi, makin ke bawah, nomor
urutannya kian besar (Darmudiansyah 2011).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah memperkenalkan dan sekaligus menjadi ajangberlatih bagi
mahasiswa tentang tata cara penyelenggaraan uji skalar (Uji Skor dan Uji Peringkat) dan analisis
respon ujinya. Di samping itu, sebagai ajanglatihan terus menerus mengenal sifat indrawi berbagai
contoh uji (produk pangan).
BAB II
METODOLOGI
Rasa
Kere-
nyahan
201 173 161 282 761
2.3 Penyajian Contoh Uji
Pada Uji Skor dengan parameter rasa, digunakan tiga jenis pisang yaitu pisang ambon
dengan kode 756, pisang raja dengan kode 198 dan pisang lampung dengan kode 384
Pada Uji Peringkat dengan parameter rasa, digunakan lima merk biskuit marie yaitu
biskuit Nissin dengan kode 798, Roma dengan kode 301, Monde dengan kode 624,
Regal dengan kode 514 dan Khong Guan dengan kode 765
Pada Uji Peringkat dengan parameter kerenyahan, digunakan lima merk biskuit marie
yaitu biskuit Nissin dengan kode 201, Roma dengan kode 173, Monde dengan kode
161, Regal dengan kode 282 dan Khong Guan dengan kode 761
BAB III
3.2 Pembahasan
Menurut Soekarto (1985),pengujian organoleptik mempunyai macam-macam cara.
Cara-cara pengujian itu dapat digolongkan dalam beberapakelompok. Cara pengujian yang paling
popular adalah kelompok pengujianpembedaan (difference test ) dan kelompok pengujian pemilihan
( preference test ).Di samping kedua kelompok pengujian itu, dikenal juga pengujian skalar
danpengujian deskripsi. Jika pengujian pertama banyak digunakan dalam penelitian,analisis
proses, dan penilaian hasil akhir, maka dua kelompok pengujian terakhirini banyak digunakan
dalam pengawasan mutu (quality control).
Penilaian terhadap mutu suatu produk pangan meliputi berbagai sifatsensoris yang
kompleks.Ada kalanya mutu produk pangan didasarkan padaintensitas sifat sensoris spesifiknya. Jadi pada
dasarnya mutu suatu produk panganmerupakan kumpulan (composite) respon semua sifat sensoris
yang spesifik yangdapat berupa bau, rasa, cita rasa (flavour), warna dan sebagainya.Dalam kelompok
pengujian intensitas sensoris dikenal tipe uji ranking, ujiskoring, dan uji deskriptif. Uji skoring
dapat digunakan untuk penilaian sifatsensoris yang spesifik seperti tekstur pulen pada nasi, warna
merah tomat, baulangu pada hasil olahan kedelai atau sifat sensoris umum seperti sifat hedonik
atausifat-sifat sensoris kolektif pada pengawasan mutu produk pangan.Uji skor jugadisebut
pemberian skor atau skoring.Pemberian skor adalah memberikan angkanilai atau menetapkan nilai
mutu sensorik terhadap bahan yang diuji pada jenjangmutu atau tingkat skala hedonik. Tingkat
skala mutu ini dapat dinyatakan dalamungkapan-ungkapan skala mutu yang sudah menjadi baku
(Darmudiansyah,2011). Uji peringkat disebut juga uji perjenjangan atau
ranking test
Dalam uji inipanelis diminta membuat urutan contoh uji sesuai perbedaan tingkat
mutusensoriknya. Dalam urutan jenjang atau peringkat, interval antar jenjang ke atasatau ke bawah
tidak harus sama. Misalnya jenjang peringkat 1 dan 2 tidak harussama dengan jenjang peringkat 2
dan 3.Uji peringkat jauh berbeda dengan ujiskor.Dalam uji peringkat, komoditi diurutkan atau
diberi nomor urut. Urutanpertama atau kesatu selalu menyatakan yang paling tinggi, makin besar
nomorperingkat menunjukkan ururtan makin ke bawah atau peringkat makin rendah(Sarastani
2012).
3.2.1 Uji Skor Kemanisan Pisang
Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-benar tahu
mengenai atribut yang dinilai.Tipe pengujian skoring seringdigunakan untuk menilai mutu bahan
dan intensitas sifat tertentu misalnyakemanisan, kekerasan, dan warna.Selain itu, digunakan untuk
mencari korelasipengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran obyektif
(presisialat) (Kartika dkk 1988).Pada uji skor tingkat kemanisan buah pisang, panelis diminta
untuk mencicipi ketiga contoh uji buah pisang. Selanjutnya panelis diminta untuk memberikan
penilaian berupa skor terhadap ketiga contoh uji buah pisang tersebutdengan cara memberi tanda
checklist pada kriteria penilaian dalam form uji.Adapun skala kriteria yang diberikan, yaitu sangat
manis [7], manis [6], agak manis [5], biasa [4], agak kurang manis [3], kurang manis [2], dan tidak
manis[1]
Dari uji skor kemanisan ketiga jenis pisang (pisang raja sereh, pisang ambon, pisang
lampung), F hitung lebih kecil daripada F tabel 1% dan 5%, maka tingkat kemanisan ketiga
jenis pisang (pisang raja sereh, pisang ambon, pisang lampung) dapat dinyatakan tidak berbeda
nyata.
Dariuji skor kemanisan ketiga jenis pisang (pisang raja sereh, pisang ambon, pisang
lampung), kelompok panelis mendapatkan hasil F hitung lebih kecil daripada F tabel 1% dan
5% maka tingkat kemanisan ketiga jenis pisang (pisang raja sereh, pisang ambon, pisang lampung)
dapat dinyatakan tidak berbeda nyata.
Pada keterangan F hitung tidak diberi tanda bintang karena F hitung lebih kecil dari F
tabel 1% dan 5%.Jika F Hitung lebih besar dari F tabel 5% namun lebih kecil dari F Tabel 1%
maka akan diberi bintang satu (*). Dan F Hitung akan diberi bintang dua (**) apabila F hitung
lebih besar dari F tabel 1% dan 5%,
Pada uji peringkat rasa kelima merk biskuit marie (nissin, monde, roma, regal, dan
khong guan) dinyatakan rasa kelima merk biskuit marie tersebut berbeda sangat nyata karena F
hitung lebih besar daripada F tabel 1% dan 5%. Dan pada uji ini panelis meyatakan bahwa
rasa kelima biskuit marie tidak berbeda nyata atau dinyatakan sama karena F hitung panelis lebih
kecil daripada F tabel 1 % dan 5% .
Pada keterangan F Hitung diberi bintang dua (**) apabila F hitung lebih besar dari F
tabel 1% dan 5% (berbeda sangat nyata).Jika F Hitung lebih besar dari F tabel 5% namun lebih
kecil dari F Tabel 1% maka akan diberi bintang satu (*).Dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel
1% dan 5%, F hitung tidak diberi tanda bintang.
Selisih Rataan
A - B = 0,49 - 0,09 = 0,40 > 0,07 (RP 2)
A - C = 0,49 - (-0,11) = 0,60 > 0,08 (RP 3)
A - D = 0,49 - (-0,14) = 0,63 > 0,08 (RP 4)
A - E = 0,49 - (-0,33) = 0,82 > 0,08 (RP 5)
A berbeda nyata B, C, D, E
B - C = 0,09 - (-0,11) = 0,20 > 0,08 (RP 3)
B - D = 0,09 - (-0,14) = 0,23 >0,08 (RP 4)
B - E = 0,09 - (-0,33) = 0,42 > 0,08 (RP 5)
B berbeda nyata C, D, E
C - D = -0,11 - (-0,14) = 0,03 < 0,08 (RP 4)
C - E = -0,11 - (-0,33) = 0,22 < 0,08 (RP 5)
C tidak berbeda D, E
D - E = -0,14 - (-0,33) = 0,19 < 0,08 (RP 5)
D tidak berbeda E
Selisih Rataan
Keterangan:
C = Roma (161)
Pada analisis uji Duncan setelah melalui tahap perhitungan, diperoleh nilaiStandard
Error (SE) yaitu 0,02. Setelah diperoleh nilaiStandard Error (SE),dilakukan pengurutan terhadap rata-
rata respon sampel dari yang terbesar sampaiterkecil. Diperoleh urutan rata-ratanya, yaitu 0,44
0,38 0,05 -0,35 -0,42. Kemudian diambil nilai range dari Tabel Harga Nisbah F DuncanTingkat 5%
(menggunakan db galat) yang akan digunakan untuk mencari nilaiLSR. Nilai LSR yang diperoleh
yaitu 0,56 0,58 0,60 dan 0,61. Nilai LSR digunakan untuk membandingkan dengan selisih rataan
duasampel. Selisih rataan diperoleh sampel A(kode 201) berbeda nyata B(173), C(161), D(282),
E(761), B berbeda nyata C, D, E, Kemudian C tidak berbeda D, E,dan Dtidak berbeda E.
Pada uji peringkat kerenyahan biskuit marie, tingkat kerenyahan kelima jenis biskuit
marie (nissin, monde, roma, regal, dan khong guan) dapat dinyatakan berbeda sangat nyata
karena F hitung sampel lebih besar daripada F tabel 1% dan 5%. Sedangkan panelis
memberika respon bahwa kelima merk biskuit marie memiliki 5 tingkat kerenyahan yang sama
atau tidak berbeda nyata karena F hitung panelis lebih kecil daripada F tabel 1% dan 5%.
Pada keterangan F Hitung diberi bintang dua (**) apabila F hitung lebih besar dari F
tabel 1% dan 5% (berbeda sangat nyata).Jika F Hitung lebih besar dari F tabel 5% namun lebih
kecil dari F Tabel 1% maka akan diberi bintang satu (*).Dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel
1% dan 5%, F hitung tidak diberi tanda bintang.
Selisih Rataan
A - B = 0,44 - 0,38 = 0,06 < 0,56 (RP 2)
A - C = 0,44 - (-0,05) = 0,49 < 0,58 (RP 3)
A - D = 0,44 - (-0,35) = 0,79 > 0,60 (RP 4)
A - E = 0,44 - (-0,42) = 0,86 > 0,61 (RP 5)
A tidak berbeda B, C : A berbeda nyata D, E
B - C = 0,38 - (-0,05) = 0,43 < 0,58 (RP 3)
B - D = 0,38 - (-0,35) = 0,73 > 0,60 (RP 4)
B - E = 0,38 - (-0,42) = 0,80 > 0,61 (RP 5)
B tidak berbeda C : B berbeda nyata D, E
C - D = -0,05 - (-0,35) = 0,30 < 0,60 (RP 4)
C - E = -0,05 - (-0,42) = 0,37 < 0,61 (RP 5)
C tidak berbeda D, E
D - E = -0,35 - (-0,42) = 0,07 < 0,61 (RP 5)
D tidak berbeda E
Selisih Rataan
4.1 Kesimpulan
Pada uji skor kemanisan ketiga jenis pisang (pisang raja sereh, pisang ambon, pisang
lampung), F hitung lebih kecil daripada F tabel 1% dan 5%, maka tingkat kemanisan ketiga
jenis pisang (pisang raja sereh, pisang ambon, pisang lampung) dapat dinyatakan tidak berbeda
nyata.Pada uji peringkat kerenyahan biskuit marie, tingkat kerenyahan kelima jenis biskuit marie
(nissin, monde, roma, regal, dan khong guan) dapat dinyatakan berbeda sangat nyata karena F
hitung sampel lebih besar daripada F tabel 1% dan 5%.Pada uji peringkat kerenyahan biskuit
marie, tingkat kerenyahan kelima jenis biskuit marie (nissin, monde, roma, regal, dan khong guan)
dapat dinyatakan berbeda sangat nyata karena F hitung sampel lebih besar daripada F tabel
1% dan 5%.Pada keterangan F Hitung diberi bintang dua (**) apabila F hitung lebih besar dari F
tabel 1% dan 5% (berbeda sangat nyata).Jika F Hitung lebih besar dari F tabel 5% namun lebih
kecil dari F Tabel 1% maka akan diberi bintang satu (*).Dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel
1% dan 5%, F hitung tidak diberi tanda bintang.
4.2 Saran
Kartika. 1999. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Universitas Pangandan Gizi.
Yogyakarta.http://search.jogjalib.com/Record/umblib-8476(diakses, 7 Mei 2018)
Mariyam Nur, dkk. 2015. Uji Skoring. Fakultas Teknik. Universitas Pasundan. Bandung. (diakses,
7 Mei 2018)
Soekarto, TS. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bharata
Karya Aksara. Jakarta.https://media.neliti.com/media/publications/183029-ID-
none.pdf(diakses, 7 Mei 2018)
Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Bandung: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. (diakses, 7 Mei 2018)
Pengolahan Data
Total Umum2
Faktor Koreksi = Jumlah Panelis × Jumlah Perlakuan
4332
=
30 × 3
187489
=
90
= 2083,21
= 2339 − 2083,21
= 255,79
62765
= − 2083,21
30
= 8,96
6518
= − 2083,21
3
= 89,46
=3−1
=2
= 30 − 1
= 29
= (30 × 3) − 1
= 89
= 89 − 2 − 29
= 58
Jumlah Kuadrat Perlakuan
Kuadrat Tengah Perlakuan = Derajat Bebas Perlakuan
8,96
=
2
= 4,48
Jumlah Kuadrat Panelis
Kuadrat Tengah Panelis = Derajat Bebas Panelis
89,46
=
29
= 3,08
Jumlah Kuadrat Galat
Kuadrat Tengah Galat = Derajat Bebas Galat
157,37
=
58
= 2,71
Kuadrat Tengah Perlakuan
F hitung Perlakuan = Kuadrat Tengah Galat
4,48
=
2,71
= 1,65
Kuadrat Tengah Panelis
F hitung Panelis = Kuadrat Tengah Galat
3,08
=
2,71
= 1,14
Pembilang
F tabel Perlakuan 1% = Penyebut
Db Perlakuan
=
Db galat
4 4
= ~
116 120
= 3,48
Pembilang
F tabel Panelis 1% = Penyebut
Db Panelis
=
Db galat
29 30
= ~
116 120
= 1,86
Pembilang
F tabel Perlakuan 5% = Penyebut
Db Perlakuan
=
Db galat
4 4
= ~
116 120
= 2,45
Pembilang
F tabel Panelis 5% = Penyebut
Db Panelis
=
Db galat
29 30
= ~
116 120
= 1,50
Total Umum2
Faktor Koreksi = Jumlah Panelis × Jumlah Perlakuan
02
=
30 × 5
0
=
150
=0
= 95,74 − 0
= 95,74
353,54
= − 0
30
= 11,78
0
= −0
5
= 0
= 95,74 − 11,78 − 0
= 83,96
=5−1
=4
= 30 − 1
= 29
= (30 × 5) − 1
= 149
= 149 − 4 − 29
= 116
Jumlah Kuadrat Perlakuan
Kuadrat Tengah Perlakuan = Derajat Bebas Perlakuan
11,78
=
4
= 2,94
Jumlah Kuadrat Panelis
Kuadrat Tengah Panelis = Derajat Bebas Panelis
0
=
29
=0
Jumlah Kuadrat Galat
Kuadrat Tengah Galat = Derajat Bebas Galat
83,96
=
116
= 0,72
Kuadrat Tengah Perlakuan
F hitung Perlakuan = Kuadrat Tengah Galat
2,94
=
0,72
= 4,08
Kuadrat Tengah Panelis
F hitung Panelis = Kuadrat Tengah Galat
0
=
0,72
=0
Pembilang
F tabel Perlakuan 1% = Penyebut
Db Perlakuan
=
Db galat
4 4
= ~
116 120
= 3,48
Pembilang
F tabel Panelis 1% = Penyebut
Db Panelis
=
Db galat
29 30
= ~
116 120
= 1,86
Pembilang
F tabel Perlakuan 5% = Penyebut
Db Perlakuan
=
Db galat
4 4
= ~
116 120
= 2,45
Pembilang
F tabel Panelis 5% = Penyebut
Db Panelis
=
Db galat
29 30
= ~
116 120
= 1,50
0,72
=√
30
= 0,02
Selisih Rataan
A - B = 0,44 - 0,38 = 0,06 < 0,56 (RP 2)
A - C = 0,44 - (-0,05) = 0,49 < 0,58 (RP 3)
A - D = 0,44 - (-0,35) = 0,79 > 0,60 (RP 4)
A - E = 0,44 - (-0,42) = 0,86 > 0,61 (RP 5)
A tidak berbeda B, C : A berbeda nyata D, E
B - C = 0,38 - (-0,05) = 0,43 < 0,58 (RP 3)
B - D = 0,38 - (-0,35) = 0,73 > 0,60 (RP 4)
B - E = 0,38 - (-0,42) = 0,80 > 0,61 (RP 5)
B tidak berbeda C : B berbeda nyata D, E
C - D = -0,05 - (-0,35) = 0,30 < 0,60 (RP 4)
C - E = -0,05 - (-0,42) = 0,37 < 0,61 (RP 5)
C tidak berbeda D, E
D - E = -0,35 - (-0,42) = 0,07 < 0,61 (RP 5)
D tidak berbeda E
Total Umum2 02 0
Faktor Koreksi = = = =0
Jumlah Panelis × Jumlah Perlakuan 30 × 5 150
= 95,74 − 0 = 95,74
Jumlah Kuadrat Total Sampel 573,36
Jumlah Kuadrat Perlakuan = Jumlah Panelis
− Faktor Konversi = 30
−
0 = 19,11
Jumlah Kuadrat Total Kelompok 0
Jumlah Kuadrat Panelis = Jumlah Perlakuan
− Faktor Konversi =5−0 = 0
= 149 − 4 − 29 = 116
Jumlah Kuadrat Perlakuan 19,11
Kuadrat Tengah Perlakuan = = = 4,78
Derajat Bebas Perlakuan 4
Pembilang Db Perlakuan 4 4
F tabel Perlakuan 1% = = = 116 ~ = 3,48
Penyebut Db galat 120
Pembilang Db Panelis 29 30
F tabel Panelis 1% = = = 116 ~ = 1,86
Penyebut Db galat 120
Pembilang Db Perlakuan 4 4
F tabel Perlakuan 5% = = = 116 ~ = 2,45
Penyebut Db galat 120
Pembilang Db Panelis 29 30
F tabel Panelis 5% = = = 116 ~ = 1,50
Penyebut Db galat 120