OLEH:
UNIVERSITAS MATARAM
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan mini proyek ini tepat pada
waktunya. Mini proyek ini dibuat dari hasil pembelajaran penulis terhadap referensi-referensi
yang penulis dapatkan, baik berupa buku dan sumber-sumber lainnya.. Oleh karena itu, penulis
dapat menyusun mini proyek ini dengan judul “Penyakit Karat Daun dan Downy Mildew Pada
Tanaman Anggur”.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa
mini proyek ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kondisi di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam, keterbatasan sumber,
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan keterbukaan hati
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan mini
proyek ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga mini proyek ini dapat
Penulis
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam
keluarga Vitaceae.. Buah ini juga dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan
resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah
terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit lainnya. Aktivitas ini juga terkait dengan adanya
senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan sebagai senyawa antioksidan
yang mampu menangkal radikal bebas (Prihatman, 2000).
Budidaya anggur di Indonesia dilakukan di dataran rendah mulai dari 0- 300 m di atas
permukaan laut, terutama di tepi-tepi pantai dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan
dan suhu rata-rata maksimal siang 31oC dan suhu rata-rata minimal malam hari 23oC dengan
kelembaban udara 70-80%. Di daerah seperti itu intensitas sinar matahari sangat tinggi. Di
Indonesia sentra budidaya anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo),
Bali dan NTT (Cahyono, 2010).
Salah satu masalah dalam usaha budidaya anggur adalah serangan patogen penyebab
penyakit pada daun, tunas, sulur dan buah anggur. Pada tanaman anggur terdapat beberapa
penyakit utama yang sering menyerang pertanaman anggur, diantaranya downy mildew yang
muncul pada musim hujan, powdery mildew, karat daun, antraknose, busuk buah, dan beberapa
penyakit virus (Cahyono, 2010; Baswarsiati dan Rahmawati, 2009).
Gejala yang ditimbulkan pada penyakit karat daun ini terdapatnya bercak – bercak
kuning pada awal serangan pada permukaan atas daun, dan menjadi cokelat setelah beberapa
waktu. Dan pada permukaan bawah daun terdapat, titik – titik yang berwarna oranye atau jingga,
yang jika digosok, akan berupa seperti debu. Debu yang berwarna oranye itu merupakan spora
dari jamur penyebab penyakit ini (Anonim, 2016). Adapun penyakit Downy Mildew disebabkan
oleh Plasmopora viticola dengan gejala terlihat serbuk tepung berwarna orange di bawah
permukaan daun yang menyebabkan daun ronto dan kering sebelum waktunya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam mini proyek ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit karat daun pada tanaman anggur?
2. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Downy Mildew pada tanaman anggur?
2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan penyakit karat daun dan Downy Mildew pada
tanaman anggur?
3. Bagaimana gejala yang ditimbulkan oleh penyakit karat daun dan Downy Mildew pada
tanaman anggur?
4. Bagaimana cara mengatasi penyakit karat daun dan Downy Mildew pada tanaman anggur?
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif yang merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan
tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara
tepat.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penulisan ini adalah : (1) Studi
pustaka, (2) Dokumenter, (3) Diskusi dan (4) Intuitif-Subjektif (Indiarto dan Supomo, 1999).
Penulis menganalisa data-data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif yang
dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak balik dan berinteraktif, yang terdiri dari:
1) Pengumpulan data (data collection), 2) Reduksi data (data reduction), 3) Penyajian data
(data display), 4) Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and
verification) (Moelong, 2004).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilihat dari kondisi tanaman anggur dari keadaan morfologi dan lingkungan tempat
tumbuh tanaman tersebut, dapat diidentifikasi bahwa tanaman tersebut terserang jamur. Hal
tersebut terlihat jelas dari kondisi daun yang memiliki bercak putih di atas permukaan daun
dan bercak kuning seperti tepung di permukaan bawah daun, yakni anggur tersebut
terserang penyakit Phakospora vitis dan Downi Mildew.
4.4 Cara Menyelesaikan Penyakit Karat Daun dan Downy Mildew pada Tanaman Anggur
Angelotti et al (2013) mengatakan bahwa temperatur dan lama kebasahan daun (leaf
wetness duration) berdampak terhadap infeksi P. Euvitis. Diperlukan minimal 5 jam
pembasahan daun secara terus-menerus untuk infeksi jamur P. Euvitis pada suhu 15-25⁰C,
dan infeksi maksimum terjadi pada suhu 20⁰C dengan durasi kebasahan daun yaitu 20 jam.
Infeksi tidak terjadi pada suhu ≥30 ⁰C. Hal ini membuktikan bahwa jamur karat daun lebih
teradaptasi pada temperatur yang dingin.
‘Fungisida yang paling banyak digunakan untuk mengontrol penyakit pada tanaman
anggur yaitu campuran Bordeaux, yaitu fungisida dari tembaga. Bagaimanapun, seperti
semua senyawa tembaga, fungisida ini bisa memproduksi gejala toksik pada jaringan
muda tumbuhan, dan aksi korosif pada fungisida dapat membahayakan struktur dari
tanaman anggur. Berdasarkan karakteristik ini, campuran Bordeaux direkomendasikan
untuk digunakan hanya setelah perbuahan (Amorim and Kuniyuki, 2005).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam
keluarga Vitaceae. Anggur sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya, serta
dapat tumbuh pada daerah dengan sinar matahari yang banyak/udara kering.Namun jika
kondisi lingkungan tidak sesuai, maka tanaman anggur rentan terhadap gangguan seperti
serangan hama dari luar yakni ditumbuhi jamur yang dapat menyebabkan penyakit atau
gangguan fisiologis pada tumbuhan anggur. Beberapa penyakit yang dapat mengganggu
tanaman anggur adalah karat daun, dan Downy Mildew. Penyakit karat daun, disebabkan
oleh jamur Phakospora euvitis Penyakit karat daun memiliki karakteristik yaitu
terbentuknya bisul (uredia) atau bintik kuning kecil, bintik tersebut bisa tersebar rapat
ataupun bertaburan, kebanyakan terdapat pada bagian permukaan bawah daun, dengan bintik
hitam yang berkembang di bagian permukaan atas daun yang menyebabkan penuaan dini
pada daun dan jatuhnya daun prematur. Plasmopara viticola merupakan agen penyakit
downy mildew pada tanaman anggur, penyakit berat yang dapat menyebabkan kerusakan
besar pada kebun anggur Pada daun yang telah memiliki koloni yang berkembang dengan
baik, gejala muncul dengan bentuk area-area berwarna kuning yang disebut “oil spot” pada
bagian adaxial. Pada permukaan daun abaxial, pada higmoretri yang tinggi, sporulasi terjadi
ketika sporangifor muncul melalui stomata.
Dilihat dari gejala dan penyebab penyakit karat daun dan downy mildew ini, dapat di
identifikasi cara pencegahan serta cara mengatasi hal tersebut. Karena gangguan tersebut
terkait dengan penyakit fisiologis yang di timbulkan pada daun, maka selain menggunakan
bahan pembasmi sintetis berupa fungisida, namun dapat juga diatasi dan dikendalikan
dengan penyesuaian kondisi fisiologi dan lingkungan tempat tanaman anggur tersebut
tumbuh seperti penyesuain tempat tumbuh dengan penetrasi cahaya yang sesuai, kondisi
tanah yang tidak terlalu berpasir yakni menggunakan tanah lempung, tempat yang memilki
kelembaban yang sesuai, sehingga kondisi lingkungan cocok bagi pertumbuhan tanaman
anggur dan mmpu sisntas serta bertahan dari serangan hama.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alonso-Villaverde, V., Boso, S., Santiago, J. L., Gago, P., and Martinez,M. C. 2011. Variability
of the Stomata Among “Albarin˜o” (VitisViniferaL.) Clones and Its Relationship with
Susceptibility to Downy Mildew.Vitis50:45-46.
Angelotti et al. 2013. The Effect of Temperature, Leaf Wetness and Light on Development of
Grapevine Rust.The Journal of Australian Plant Pathology. Tersedia di Research Gate
doi: 10.1007/s13313-013-0250-y.
Anonim. 2016. Penyakit Karat Daun Pada Daun Anggur. https://putrasorchard.blogspot.co.id. Pada
tanggal 3 Juni 2014 pukul 13.41 WITA.
Baswarsiati, D. Rahmawati. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman Anggur serta Cara
Pengendaliannya. http://baswarsiati.wordpress.com/2009/04/30/hamadan- penyakit-
tanaman-anggur/. Diunduh tanggal 3 Juni 2017.
Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun Anggur Lokal dan Impor. Jakarta: Pustaka Mina.
Emmet, R.W., Wicks, T.J & Magarey, P.A. 1992. Downy Mildew of Grapes. In Disease of Fruit
Crops (J. Kumar, H.S. Chanbe, U.S. Singh & A.N. Mukhopadhyay, eds.), Vol. 3, 90-128.
Prentice Hall: NJ, U.S.A.
Gessler, C., Pertot, I., and Perazzolli, M. 2011. PlasmoparaViticola: AReview of Knowledge on
Downy Mildew of Grapevine and EffectiveDisease Management. Phytopathol.Mediterr.
50:3-44.
Indiarto, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Kispatic, J., 1972: Diseases of Fruit and Vine. Faculty of Agriculture, University of Zagreb,
Zagreb (Croatia), pp. 231 (in Croatian).
Lalic, et al. 2013. Assessment of Climate Change Impact on Downy Mildew Appearance in
SerbiaUsing ECHAM5 Climate Model Outputs.In Environmental changes and
adaptation strategies (Siska B, et al).
Moeloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ono Y. 2000. Taxonomy of the Phakopsoraampelopsidisspecies complexon vitaceous hosts in
Asia including a new species, P. euvitis.Mycologia 92:154–173.
Prihatman, K. 2000. Budidaya Pertanian: Anggur. Sistem Informasi Pembangunan di Pedesaan,
BAPPENAS.
Vukovic, A., Vujadinovic, M., Djurdjevic, V., Rankovic-Vasic, Z., Markovic, N., Atanackovic,
Z. Sivcev B., Petrovic, N., 2010: Appliance of climate projections for climate change
study in Serbian vineyard regions, VIII International Terroir Congress, June 2010, Soave
(VR), Italy.