Anda di halaman 1dari 17

MINI PROYEK

PENYAKIT KARAT DAUN (PHACOSOPRA VITIS) DAN DOWNY MILDEW PADA


TANAMAN ANGGUR

OLEH:

1. BAIQ NELY WIDYA A. (E1A014005)

2. ENDANG LASMINAWATI (E1A014013)

3. EZHA VANDIA SULAWANTI (E1A014015)

4. NOPIANA MASHURI (E1A014032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan mini proyek ini tepat pada

waktunya. Mini proyek ini dibuat dari hasil pembelajaran penulis terhadap referensi-referensi

yang penulis dapatkan, baik berupa buku dan sumber-sumber lainnya.. Oleh karena itu, penulis

dapat menyusun mini proyek ini dengan judul “Penyakit Karat Daun dan Downy Mildew Pada

Tanaman Anggur”.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa

mini proyek ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh

beberapa kondisi di antaranya, masih perlu pembelajaran lebih mendalam, keterbatasan sumber,

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan keterbukaan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan mini

proyek ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga mini proyek ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

Mataram, 7 Juni 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................


Daftar Isi ...................................................................................................................
BAB I. Pendahuluan ................................................................................................
1.1 Latar belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan penelitian .................................................................................................
1.4 Manfaat penelitian ...............................................................................................

BAB II. Kajian Pustaka ..........................................................................................

BAB III. Metode Penelitian ....................................................................................

3.1 Jenis penelitian.....................................................................................................

3.2 Lokasi dan waktu penelitian ................................................................................

3.3 Populasi dan sampel penelitian ............................................................................

3.4 Metode pengumpulan data ...................................................................................

BAB IV. Hasil dan Pembahasan.............................................................................

4.1 Hasil .....................................................................................................................

4.2 Pembahasan .........................................................................................................

BAB V. Kesimpulan dan Saran ..............................................................................

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

5.2 Saran ....................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam
keluarga Vitaceae.. Buah ini juga dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan
resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah
terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit lainnya. Aktivitas ini juga terkait dengan adanya
senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan sebagai senyawa antioksidan
yang mampu menangkal radikal bebas (Prihatman, 2000).
Budidaya anggur di Indonesia dilakukan di dataran rendah mulai dari 0- 300 m di atas
permukaan laut, terutama di tepi-tepi pantai dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan
dan suhu rata-rata maksimal siang 31oC dan suhu rata-rata minimal malam hari 23oC dengan
kelembaban udara 70-80%. Di daerah seperti itu intensitas sinar matahari sangat tinggi. Di
Indonesia sentra budidaya anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo),
Bali dan NTT (Cahyono, 2010).
Salah satu masalah dalam usaha budidaya anggur adalah serangan patogen penyebab
penyakit pada daun, tunas, sulur dan buah anggur. Pada tanaman anggur terdapat beberapa
penyakit utama yang sering menyerang pertanaman anggur, diantaranya downy mildew yang
muncul pada musim hujan, powdery mildew, karat daun, antraknose, busuk buah, dan beberapa
penyakit virus (Cahyono, 2010; Baswarsiati dan Rahmawati, 2009).
Gejala yang ditimbulkan pada penyakit karat daun ini terdapatnya bercak – bercak
kuning pada awal serangan pada permukaan atas daun, dan menjadi cokelat setelah beberapa
waktu. Dan pada permukaan bawah daun terdapat, titik – titik yang berwarna oranye atau jingga,
yang jika digosok, akan berupa seperti debu. Debu yang berwarna oranye itu merupakan spora
dari jamur penyebab penyakit ini (Anonim, 2016). Adapun penyakit Downy Mildew disebabkan
oleh Plasmopora viticola dengan gejala terlihat serbuk tepung berwarna orange di bawah
permukaan daun yang menyebabkan daun ronto dan kering sebelum waktunya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam mini proyek ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit karat daun pada tanaman anggur?
2. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Downy Mildew pada tanaman anggur?
2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan penyakit karat daun dan Downy Mildew pada
tanaman anggur?
3. Bagaimana gejala yang ditimbulkan oleh penyakit karat daun dan Downy Mildew pada
tanaman anggur?
4. Bagaimana cara mengatasi penyakit karat daun dan Downy Mildew pada tanaman anggur?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit karat daun dan Downy Mildew pada tanaman anggur
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyakit karat daun dan Downy Mildew
pada tanaman anggur
3. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh penyakit karat daun dan Downy Mildew pada
tanaman anggur
4. Untuk mengetahui cara mengatasi penyakit karat daun dan Downy Mildew pada tanaman
anggur

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pengkayaan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya yang berkaitan dengan jamur penyebab penyakit karat
daun dan Downy Mildew pada tanaman anggur. Beberapa manfaat dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Bagi peneliti
Melatih meningkatkan kemampuan untuk menulis dan melatih untuk peka
terhadap permasalahan lingkungan sehingga dapat berpikir kritis untuk memberikan
sebuah inovasi demi terciptanya kemajuan masyarakat.
2. Bagi masyarakat
Melalui tulisan ini masyarakat dapat mengetahui penyebab dan cara mengatasi
penyakit karat daun dan Downy Mildew pada tanaman anggur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anggur
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu yang merambat. Anggur berasal dari
Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM.
Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang
Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke
Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria.
Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico,
Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia. Penyebaran ini juga
menjadikan Anggur punya beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, orang
China menyebut Putao dan di Indonesia disebut anggur. Anggur termasuk tanaman marga
Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis
yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.
1. Syarat Tumbuh Tanaman Anggur
a. Iklim
 Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi-tepi
pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.
 Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur.
 Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terus menerus
dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat
menimbulkan serangan hama dan penyakit.
 Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan
vegetatif dan pembuahannya.
 Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam
hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.5.2.
b. Media Tanam
 Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir,
subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan.
 Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).
c. Ketinggian Tempat
Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah
dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m dpl. Jenis Vitis
labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dpl.
2.2 Penyakit Pada Tanaman Anggur
2.2.1 Karat Daun (Phakospora euvitis)
Penyakit karat daun, disebabkan oleh jamur Phakospora euvitis. Penyakit ini telah
dilaporkan di beberapa negara, dan menyebabkan penurunan hasil produksi anggur pada
daerah beriklim tropis dan subtropis. Angelotti et al (2013) menyatakan bahwa di daerah
Parana bagian selatan dan Sao Paulo penyakit ini menyerang dengan hebat pada tengah
dan akhir musim dan menyebabkan berkurangnya hasil produksi dan kualitas berdasarkan
pengguguran daun selama proses pematangan buah.
Penyakit karat daun memiliki karakteristik yaitu terbentuknya bisul (uredia) atau
bintik kuning kecil, bintik tersebut bisa tersebar rapat ataupun bertaburan, kebanyakan
terdapat pada bagian permukaan bawah daun, dengan bintik hitam yang berkembang di
bagian permukaan atas daun yang menyebabkan penuaan dini pada daun dan jatuhnya
daun prematur. Peristiwa penyakit pada spesies anggur ini telah lama diketahui di
kawasan Asia dan Amerika (Angelotti et al, 2013; Ono, 2000). Di kawasan Asia,
penyakit ini terjadi dari Inia hingga Jepang, dan di Amerika penyakit ini terjadi di
Amerika Selatan, Amerika Tengah, Karibia, Kolombia, Venezuela, dan Brazil.
2.2.2 Downi Mildew
Plasmopara viticola([Berk. & M.A. Curtis] Berl& De Toni) merupakan agen
penyakit downy mildew pada tanaman anggur, penyakit berat yang dapat menyebabkan
kerusakan besar pada kebun anggur. Obligat ini merupakan biotofik oomicota yang
menginfeksi semua bagian berwarna hijau pada tanaman. Selama siklus aseksua, penyakit
ini berpenetrasi melalui stomata dan mengembangkan miselium interselulernya dengan
haustoria untuk mengambil nutrien dari sel inangnya. Pada daun yang telah memiliki
koloni yang berkembang dengan baik, gejala muncul dengan bentuk area-area berwarna
kuning yang disebut “oil spot” pada bagian adaxial. Pada permukaan daun abaxial, pada
higmoretri yang tinggi, sporulasi terjadi ketika sporangifor muncul melalui stomata
(Gessler et al. 2011). Oleh karena itu, pori-pori memiliki peran besar dalam siklus infeksi
oleh patogen, karena mereka merupakan daerah penetrasi untuk germinasi zoospora
seperti daerah keluar untuk sporangiofora selama sporulasi. Sebagai tambahan,
dilaporkan bahwa penurunan densitas stomata berkorelasi dengan menurunnya
kerentanan terhadap Plasmopara viticola (Alonso-Villaverde et al. 2011). Downy mildew
(Plasmopara viticola) merupakan salah satu penyakit berbahaya pada tanaman anggur
(Emmet et al., 1992). Pada pemeliharaan anggur organik, pengontrolan terhadap downy
mildew sulit dilakukan karena tidak tersedianya fungisida yang dapat menyembuhkan
penyakit ini.
Perubahan iklim merupakan fenomena alam. Perubahan terakhir pada iklim bumi
berefek signifikan pada kemampuan manusia untuk memelihara produksi makanan secara
berkelanjutan. Semua aspek dan fase-fase pada produksi tanaman, termasuk pengaturan
organisme yang berbahaya juga dipengaruhi oleh perubahan iklim. Perubahan iklim akan
mempengaruhi kondisi lingkungan yang sesuai untuk penyakit dan kemunculan hama.
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi meteorologis yang diukur di Serbia, perubahan
iklim secara signifikan akan mempengaruhi waktu munculnya dan kemungkinan
serangan Plasmopara viticola yang merupakan agen dari penyakit downy mildew pada
tanaman anggur (Lalic et al, 2013). Dampak yang paling penting seharusnya mengarah
pada munculnya penyakit di daerah rawan penyakit. Namun, jumlah periode dengan
kondisi meteorologi yang sesuai untuk sesuai untuk kemunculan penyakit downy mildew
pada tanaman anggur diperkirakan berbeda-beda untuk setiap wilayah yang berbeda
sehingga dapat menurunkan kerentanan pada salah satu ddaerah dan meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit ini di daerah yang lain. (Lalic et al, 2013).
Selama beberapa dekade (atau bahkan abad) downy mildew yang disebabkan oleh
Plasmopara viticola merupakan salah satu penyakit tanaman anggur yang paling penting
di Serbia (Kispatic, 1972). Hal ini berefek pada dua hal, yaitu kuantitas buah dan kualitas
anggur. Waktu muncul dan intensitas serangan dari organisme ini dipengaruhi sangat
tinggi oleh kondisi cuaca baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini berdampak
pada perkembangan dan kondisi buah. Oleh karena itu, perubahan jangka panjang pada
kondisi meteorologi yaitu perbahan iklim akan menstimulasi perubahan pada daerah
produksi (Vukovic et al., 2010; Ruml et al., 2012) seperti pada daerah yang rentan
terhadap penyakit downy mildew.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif yang merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan
tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara
tepat.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Kekaleq, Mataram.

3.3 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun anggur.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penulisan ini adalah : (1) Studi
pustaka, (2) Dokumenter, (3) Diskusi dan (4) Intuitif-Subjektif (Indiarto dan Supomo, 1999).

3.5 Teknik Analisis Data

Penulis menganalisa data-data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif yang
dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak balik dan berinteraktif, yang terdiri dari:
1) Pengumpulan data (data collection), 2) Reduksi data (data reduction), 3) Penyajian data
(data display), 4) Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and
verification) (Moelong, 2004).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis Tanaman Anggur yang diamati


Anggur yang diamati dalam penelitian ini merupakan anggur local dengan klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Rhamales
Famili : Vitaceae
Genus : Vitis
Spesies : Vitis vinifera L
4.2 Kondisi Tanaman Anggur
a. Kondisi morfologi tanaman anggur
Tumbuhan anggur yang diamati tersebut memiliki kondisi morfologi sebagai berikut:
 Akar
Akar pada tanaman anggur terlihat sedikit merambat di permukaan tanah dengan
kondisi agak kering, berwarna cokelat pekat, dan terlihat berkelupas..
 Batang
Tanaman anggur ini memilki batang yang terlihat berwarna cokelat gelap dan
terkelupas serta mongering. Diameter batang sekitar 5 cm. tanaman anggur ini
tumbuh dengan membelit kayu yang ada disekitarnya dan merambat pada tembok
bangunan disekitarnya, artinya bahwa tanaman ini tidak memiliki tempat tumbuh
yang baik.
 Daun
Tanaman anggur ini memiliki daun yang memiliki panjang mencapai 10-14 cm
dengan lebar 8-14 cm. daun ada yang berwarna hijau tua dan ada yang berwarna hijau
muda. Sebagian besar daun baik daun muda ataupun yang sudah dewasa terlihat
bercak warna kuning di permukaan bawah dauan yang apabila dipegang
menggunakan tangan terasa
memiliki tekstur seperti tepung. Selain itu beberapa daun juga memiliki bercak bercak
putih di atas permukaan daun dan berwarna cokelat di bagian pinggir permukaan
bawah daun.
 Bunga
Pada saat pengamatan, tanaman anggur tidak dalam kondisi berbunga, namun sudah
berbuah.
 Buah
Tanaman anggur memiliki buah berbentuk bulat telur kecil, anggur ini termasuk
dalam anggur local yang berwarna hitam, namun saat pengamatan tanaman anggur
dalam keadaan baru berbuah sehingga buah terlihat berwarna hijau. Selain itu, pada
permukaan kulit buah terlihat serbuk putih tipis yang meliputi buah. buah yang
dimiliki oleh tanaman anggur ini tergolong sedikit yakni hanya beberapa tangkai
(sekitar 10 tangkai).
b. Kondisi tempat tumbuh
 Tanah
Kondisi tanah tempat tanaman anggur ini tumbuh adalah tanah yang banyak memiliki
pasir, tanah terlihat berwarna cokelat tua.
 Suhu
Tanaman ini tumbuh pada tempat dengan penetrasi cahaya yang tidak terlalu baik.
Tanaman ini tumbuh pada pojok tembok yang terhalang oleh atap rumah. Tanaman
anggur ini tergolong tumbuh di tempat yang memiliki kelembaban normal.

4.3 Hasil identifikasi penyakit tanaman anggur

Dilihat dari kondisi tanaman anggur dari keadaan morfologi dan lingkungan tempat
tumbuh tanaman tersebut, dapat diidentifikasi bahwa tanaman tersebut terserang jamur. Hal
tersebut terlihat jelas dari kondisi daun yang memiliki bercak putih di atas permukaan daun
dan bercak kuning seperti tepung di permukaan bawah daun, yakni anggur tersebut
terserang penyakit Phakospora vitis dan Downi Mildew.
4.4 Cara Menyelesaikan Penyakit Karat Daun dan Downy Mildew pada Tanaman Anggur

Angelotti et al (2013) mengatakan bahwa temperatur dan lama kebasahan daun (leaf
wetness duration) berdampak terhadap infeksi P. Euvitis. Diperlukan minimal 5 jam
pembasahan daun secara terus-menerus untuk infeksi jamur P. Euvitis pada suhu 15-25⁰C,
dan infeksi maksimum terjadi pada suhu 20⁰C dengan durasi kebasahan daun yaitu 20 jam.
Infeksi tidak terjadi pada suhu ≥30 ⁰C. Hal ini membuktikan bahwa jamur karat daun lebih
teradaptasi pada temperatur yang dingin.
‘Fungisida yang paling banyak digunakan untuk mengontrol penyakit pada tanaman
anggur yaitu campuran Bordeaux, yaitu fungisida dari tembaga. Bagaimanapun, seperti
semua senyawa tembaga, fungisida ini bisa memproduksi gejala toksik pada jaringan
muda tumbuhan, dan aksi korosif pada fungisida dapat membahayakan struktur dari
tanaman anggur. Berdasarkan karakteristik ini, campuran Bordeaux direkomendasikan
untuk digunakan hanya setelah perbuahan (Amorim and Kuniyuki, 2005).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam
keluarga Vitaceae. Anggur sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya, serta
dapat tumbuh pada daerah dengan sinar matahari yang banyak/udara kering.Namun jika
kondisi lingkungan tidak sesuai, maka tanaman anggur rentan terhadap gangguan seperti
serangan hama dari luar yakni ditumbuhi jamur yang dapat menyebabkan penyakit atau
gangguan fisiologis pada tumbuhan anggur. Beberapa penyakit yang dapat mengganggu
tanaman anggur adalah karat daun, dan Downy Mildew. Penyakit karat daun, disebabkan
oleh jamur Phakospora euvitis Penyakit karat daun memiliki karakteristik yaitu
terbentuknya bisul (uredia) atau bintik kuning kecil, bintik tersebut bisa tersebar rapat
ataupun bertaburan, kebanyakan terdapat pada bagian permukaan bawah daun, dengan bintik
hitam yang berkembang di bagian permukaan atas daun yang menyebabkan penuaan dini
pada daun dan jatuhnya daun prematur. Plasmopara viticola merupakan agen penyakit
downy mildew pada tanaman anggur, penyakit berat yang dapat menyebabkan kerusakan
besar pada kebun anggur Pada daun yang telah memiliki koloni yang berkembang dengan
baik, gejala muncul dengan bentuk area-area berwarna kuning yang disebut “oil spot” pada
bagian adaxial. Pada permukaan daun abaxial, pada higmoretri yang tinggi, sporulasi terjadi
ketika sporangifor muncul melalui stomata.

Dilihat dari gejala dan penyebab penyakit karat daun dan downy mildew ini, dapat di
identifikasi cara pencegahan serta cara mengatasi hal tersebut. Karena gangguan tersebut
terkait dengan penyakit fisiologis yang di timbulkan pada daun, maka selain menggunakan
bahan pembasmi sintetis berupa fungisida, namun dapat juga diatasi dan dikendalikan
dengan penyesuaian kondisi fisiologi dan lingkungan tempat tanaman anggur tersebut
tumbuh seperti penyesuain tempat tumbuh dengan penetrasi cahaya yang sesuai, kondisi
tanah yang tidak terlalu berpasir yakni menggunakan tanah lempung, tempat yang memilki
kelembaban yang sesuai, sehingga kondisi lingkungan cocok bagi pertumbuhan tanaman
anggur dan mmpu sisntas serta bertahan dari serangan hama.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Alonso-Villaverde, V., Boso, S., Santiago, J. L., Gago, P., and Martinez,M. C. 2011. Variability
of the Stomata Among “Albarin˜o” (VitisViniferaL.) Clones and Its Relationship with
Susceptibility to Downy Mildew.Vitis50:45-46.
Angelotti et al. 2013. The Effect of Temperature, Leaf Wetness and Light on Development of
Grapevine Rust.The Journal of Australian Plant Pathology. Tersedia di Research Gate
doi: 10.1007/s13313-013-0250-y.
Anonim. 2016. Penyakit Karat Daun Pada Daun Anggur. https://putrasorchard.blogspot.co.id. Pada
tanggal 3 Juni 2014 pukul 13.41 WITA.
Baswarsiati, D. Rahmawati. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman Anggur serta Cara
Pengendaliannya. http://baswarsiati.wordpress.com/2009/04/30/hamadan- penyakit-
tanaman-anggur/. Diunduh tanggal 3 Juni 2017.
Cahyono, B. 2010. Cara Sukses Berkebun Anggur Lokal dan Impor. Jakarta: Pustaka Mina.
Emmet, R.W., Wicks, T.J & Magarey, P.A. 1992. Downy Mildew of Grapes. In Disease of Fruit
Crops (J. Kumar, H.S. Chanbe, U.S. Singh & A.N. Mukhopadhyay, eds.), Vol. 3, 90-128.
Prentice Hall: NJ, U.S.A.
Gessler, C., Pertot, I., and Perazzolli, M. 2011. PlasmoparaViticola: AReview of Knowledge on
Downy Mildew of Grapevine and EffectiveDisease Management. Phytopathol.Mediterr.
50:3-44.
Indiarto, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Kispatic, J., 1972: Diseases of Fruit and Vine. Faculty of Agriculture, University of Zagreb,
Zagreb (Croatia), pp. 231 (in Croatian).
Lalic, et al. 2013. Assessment of Climate Change Impact on Downy Mildew Appearance in
SerbiaUsing ECHAM5 Climate Model Outputs.In Environmental changes and
adaptation strategies (Siska B, et al).
Moeloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ono Y. 2000. Taxonomy of the Phakopsoraampelopsidisspecies complexon vitaceous hosts in
Asia including a new species, P. euvitis.Mycologia 92:154–173.
Prihatman, K. 2000. Budidaya Pertanian: Anggur. Sistem Informasi Pembangunan di Pedesaan,
BAPPENAS.
Vukovic, A., Vujadinovic, M., Djurdjevic, V., Rankovic-Vasic, Z., Markovic, N., Atanackovic,
Z. Sivcev B., Petrovic, N., 2010: Appliance of climate projections for climate change
study in Serbian vineyard regions, VIII International Terroir Congress, June 2010, Soave
(VR), Italy.

Anda mungkin juga menyukai