I. Identitas Klien
1. Nama : Ny. D (61 tahun)
2. NRM : 865384
3. Diagnosa : Acute limb iskemik
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alergi : Tidak ada
6. Berat Badan : 50 kg Tinggi Badan : 155 cm
7. Hari/Tanggal masuk : Jumat, 22 Maret 2019
8. Hari/Tanggal pengkajian : Senin, 25 Maret 2019 (hari rawat hari ke-4)
9. Jam Masuk : 01.00 WITA
10. Dari Ruangan : Ruang Perawatan PJT Lantai 5
II. Riwayat
1. Keluhan utama:
Nyeri pada kaki
2. Riwayat alergi:
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
3. Riwayat medis:
Saat klien dipindahkan dari ruang perawatan, klien sudah terintubasi dengan
pemasangan endotracheal tube (ETT). Klien mengalami penurunan kesadaran dan
memiliki kesadaran sopor/stupor dengan GCS 5 (E1M3V1). Setelah di ruangan
CVCU klien dibantu dengan ventilator mode VC-SIMV. Pemeriksaan Hb 2,9 g/dL
Klien memiliki riwayat keluhan utama yakni ibu jari tangan kiri dan kaki kiri mulai
menghitam sejak kira-kira 1 bulan yang lalu. Riwayat penyakit sekarang yaitu nyeri
pada kaki dialami bersamaan dengan jari-jari kedua tangan mulai menghitam.Adaun
riwayat penyakit sebelumnya yang dialami klien yaitu demam, memiliki riwayat
hipertensi namun pengobatan tidak teratur. Klien hanya mengonsumsi obat jika
merasa tegang di tengkuk.
4. Transfusi darah:
Keluarga mengatakan transfusi terakhir kali pada hari ini, 25 Maret 2019. Dilengkapi
data di rekam medik pasien yaitu transfusi PRC 266 cc pukul 10.00 wita hingga 14.00
wita
5. Reaksi transfusi:
Klien dan keluarga mengatakan tidak terdapat reaksi transfusi. Setelah transfusi klien
tidak mengalami keluhan apapun.
III. Neurological/Brain
Status mental/kesadaran: kesadaran klien komposmentis
GCS 15 : E4V5M6
Orientasi klien terhadap waktu, orang, tempat, dan situasi tidak terganggu (baik)
Klien dapat berbicara dengan jelas. Klien menggunakan bahasa yang dimengerti
(bahasa Indonesia)
Nyeri: Klien mengalami nyeri pada daerah kaki kiri, nyeri terasa panas seperti
terbakar dengan skala 4/10 NRS. Nyeri hilang timbul dan dirasakan sekitar 5 menit
saat nyeri tersebut dirasakan. Klien mengatakan tidak ada pencetus nyeri tersebut
1
karena nyeri muncul secara tiba-tiba. Nyeri berkurang dengan dibantu keluarga
mengipas kaki yang terasa nyeri.
Ukuran dilatasi pupil normal (kanan 3 mm dan kiri 3 mm)
Refleks mata klien terhadap cahaya tidak terganggu (+)
Neurovaskuler
Kekuatan motorik: 4 4
2 2
Memori masa lalu dan masa kini klien tidak terganggu. Klien masih mengingat kapan
mulai merasakan nyeri nyeri pada kakinya yakni sekitar 1 bulan yang lalu.
Refleks muntah ada, tidak ada facial drop, refleks kedua patella baik, refleks tendon
(bisep/trisep) baik
Tidak ada kernig sign, chaddock,babinski, dan brudinsky
Nervus : tidak ada nervus yang terganggu
IV. Respiratory/Breathing
Pernapasan: 26 kali per menit dengan irama reguler
Klien diberikan terapi oksigen non reabreathing mask (NRM) 11 liter/menit
Bentuk dada klien normal, simetris, jalan napas spontan dengan bunyi napas vesikuler
tanpa disertai bunyi napas abnormal
Pernapasan tidak disertai retraksi dada
Pola napas klien takipneu
Klien tidak memiliki bau napas seperti bau asam. Klien tidak mengalami batuk
Warna bibir/mukosa klien tidak tampak pucat (warna pink)
V. Cardiovaskuler/Blood
Tekanan darah klien: 176/111 mmHg
Nadi: 120 kali/menit (takikardia) dengan kualitas reguler
CRT >3 detik dengan SpO2: 100%
Bunyi jantung normal (S1 dan S2) tanpa disertai bunyi abnormal, seperti: mur-mur
Kulit tampak pucat dan teraba dingin
Konjungtiva anemis
Ada edema derajat 2 pada ekstremitas bawah (kedua kaki)
Drain/WSD : tidak ada drain atau WSD pada pasien
VI. Bladder
Klien terpasang kateter urine. Produksi urine sekitar 500cc/10 jam berwarna kuning
Tidak ada distensi kandung kemih
Hasil bladder tidak tampak hematuria dan oliguria
Klien tidak mengalami hiperprostat
VII. Bowel
Abdomen klien tampak datar, ada asites
Tidak ada mual atau muntah
Bising usus normal : 10 kali/menit
Klien memiliki diet khusus yakni bubur saring 100 cc dengan ekstra putih telur 1 butir
sebanyak 3 kali sehari (pukul 07.00, 13.00, dan 19.00) dan juga susu peptisol 2
sendok teh dengan air 75 cc ditambah virgin coconut oil 1 sendok makan sebanyak 3
kali sehari (pukul 10.00, 16.00, dan 22.00)
Frekuensi BAB klien 1 kali dalam 2 hari dengan konsistensi hitam (melena)
VIII. Muskuloskeletal/Kulit
2
Kondisi kulit klien secara umum tampak pucat
Klien tidak mampu melakukan mobilisasi sendiri. Klien selalu dibantu keluarga dan
perawat untuk mobilisasi di tempat tidur, seperti:miring kanan dan miring kiri
Tidak ada fraktur dan tidak ada komatemen sindrom
Ada luka dekubitus dengan pitting edema derajat 2. Luka mengenai bagian epidermis
kulit pada daerah sacrum. Luka tampak kemerahan dan melepuh dengan luas sekitar 2
cm x 2 cm
Luka nekrotik terdapat pada ibu jari dan jari tengah tangan kiri, dan seluruh
jari tangan kanan serta kaki mulai dari jari kaki hingga ½ betis.
3
BARTEL INDEX (Functional Status Assassment)
Kesan :
Klien memiliki ketergantungan total
Tambahan:
terakhir
Diagnosis medis skunder> Tidak = 0 Ya = 15 15
1
Alat bantu jalan Dibantu orang = Penopang = 15 Furniture = 30 0
0
Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25 25
Cara berjalan/berpindah Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu = 0
30
Status mental Orientasi sesuai Orientasi tidak sesuai = 0
=0 15
4
Ket: ⃝ 0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : Total Skor:
resiko tinggi 40
Kesan:
Klien mengalami risiko jatuh yang rendah
5
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thorax (23/03/2019)
Kesan:
a. Terpasang ETT pada trakhea dengan tip setinggi -/+ 2,5 cm di atas carina
b. Terpasang CVC pada hemithorax sinistra dengan tip setinggi ICS II anterior dextra
c. Cardiomegali disertai dilatatio et elongatio aortae
d. Efusi pleura sinistra
2. Laporan tindakan arteriografi dan percutaneus transluminal angioplasty (21/03/2019)
a. Tampak total oklusi dari proksimal arteri tibialis anterior dan proksimal arteri tibialis
posterior
b. Tampak total oklusi dari proksimal arteri radialis sinistra
c. Tampak total oklusi dari proksimal arteri ulnaris dextra
3. Echocardiogram (14/03/2019)
Kesan :
a. Fungsi sistolik left ventricular dan right ventricular baik, ejection fraction 68%
(TEICH)
b. Fungsi sistolik ventrikel kanan baik, TAPSE 2.0 cm
c. Left ventricular hypertrohy konsentrik: LVMI 117 g/m2, RWT ,56
d. Disfungsi diastolik derajat ringan
e. Katup mitral: fugsi dan pergerakan baik
f. Aorta: 3 cuspis, kalsifkasi negatif, fungsi dan peregerakan baik
g. Katup trikuspid: fugsi dan pergerakan baik
h. Katup pulmonal: fugsi dan pergerakan baik
4. Echodoppler Vaskular (14 Februari 2019)
a. Tampak tanda severe peripehral artery disease mulai dari arteri tibialis anterior mid
extremitas inferior sinistra
b. Tampak total oklusi mulai dari arteri tibialis anterior distal extremitas inferior sinistra
6
5. Pemeriksaan Laboratorium
7
Medikasi Captopril 12,5g/8 jam/oral Dextrose 10% 20 tpm Omeprazole 8 mg/jam/SP
25-03-2019 Recolfar 0,5g/24 jam/oral Dextrose 40% extra/IV Meropenem 1 g/8 jam/IV
Nacl 0,9% 500cc/24 jam/drips Dextrose 10% 20 tpm Omeprazole 8 mg/jam/SP Fentanyl 30 mcg/jam/SP
Captopril 12,5g/8 jam/oral Dextrose 40% extra/IV Meropenem 1 g/8 jam/IV Human Albumin 25%
Dextrose 10% 20 tpm Meropenem 1 g/8 jam/IV Human Albumin 25% Transfusi PRC 1 bag/hari/IV
Meropenem 1 g/8 jam/IV Human Albumin 25% Transfusi PRC 1 bag/hari/IV B-comp 2 tab/8jam/enteral
Fentanyl 30 mcg/jam/SP 100cc/24 jam/IV Zinc 20 mg/4 jam/enteral Vit.C 100 mg/8 jam/enteral
Human Albumin 25% Transfusi PRC 1 bag/hari/IV B-comp 2 tab/8jam/enteral Vit. A 600 mg/8 jam/enteral
100cc/24 jam/IV Zinc 20 mg/4 jam/enteral Vit.C 100 mg/8 jam/enteral Pujimin 2 caps/8 jam/enteral
Transfusi PRC 1 bag/hari/IV B-comp 2 tab/8jam/enteral Vit. A 600 mg/8 jam/enteral Kalium klorida (KSR) 600
Zinc 20 mg/4 jam/enteral Vit.C 100 mg/8 jam/enteral Pujimin 2 caps/8 jam/enteral mg/8 jam/enteral
B-comp 2 tab/8jam/enteral Vit. A 600 mg/8 jam/enteral Kalium klorida (KSR) 600
DO
a. Tanda-tanda vital:
TD : 176/111 mmHg
Nadi : 120 kali/menit
Pernapasan : 26 kali/menit
Suhu : 36,9 0C
SpO2 : 100%
b. Klien tampak sesak dan gelisah
c. Klien tampak pucat
d. Terpasang oksigen via non reabreathing mask
(NRM) 11 liter/menit
e. Hasil AGD : Alkalosis respiratorik
2. DS: Nyeri akut
a. Klien mengalami nyeri pada daerah kaki kiri,
nyeri terasa panas seperti terbakar dengan skala
4/10 NRS. Nyeri hilang timbul dan dirasakan
sekitar 5 menit saat nyeri tersebut dirasakan.
Klien mengatakan tidak ada pencetus nyeri
tersebut karena nyeri muncul secara tiba-tiba.
Nyeri berkurang dengan dibantu keluarga
mengipas kaki yang terasa nyeri
b. Klien mengatakan nyeri mengganggu
aktivitasnya
DO:
a. Klien tampak meringis
b. Tanda-tanda vital:
TD : 176/111 mmHg
Nadi : 120 kali/menit
Pernapasan : 26 kali/menit
Suhu : 36,9 0C
SpO2 : 100%
9
b. Keluarga mengatakan klien masih berbaring di
tempat tidur dan belum mampu melakukan
aktivitas
DO:
a. Klien tampak lemah
b. Tampak kebutuhan mandi dan berpakaian
dibantu perawat dan keluarga
c. Hasil elektrokardiografi:
Irama reguler
HR 120 kali/menit
Gelombang P dengan tinggi 0,1mV, lebar
0,08 detik
Interval PR 0,16 detik
kompleks QRS 0.08 detik
segmen ST isoelektrik
gelombang T : inverted lead V1,V2, V3
axis: normoaxis
Kesan: sinus takikardi, HR 120 kali/menit,
iskemik anteroseptal, normoaxis
d. Hasil echocardiogram
Fungsi sistolik left ventricular dan right
ventricular baik, ejection fraction 68%
(TEICH)
Left ventricular hypertrohy konsentrik
Disfungsi diastolik derajat ringan
e. Hasil Echodoppler Vaskular
Tampak tanda severe peripehral artery
disease mulai dari arteri tibialis anterior
mid extremitas inferior sinistra
Tampak total oklusi mulai dari arteri
tibialis anterior distal extremitas inferior
sinistra
f. GCS 15 : E4V5M6
g. Tanda-tanda vital:
TD : 176/111 mmHg
Nadi : 120 kali/menit
Pernapasan : 26 kali/menit
Suhu : 36,9 0C
SpO2 : 100%
h. Kekuatan otot:
4 4
2 2
4. DS: Insomnia
a. Klien mengatakan selama masuk rumah sakit
tidunya belum pernah nyenyak
10
b. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena
kakinya terasa nyeri dan muncul secara tiba-tiba
c. Klien mengatakan dia sangat ingin tidur namun
susah
d. Keluarga mengatakan klien selalu terbangun
tengah malam jika nyeri muncul
DO:
a. Klien tampak lemas
b. Mata kien ampak pucat
c. Klien tampak kurang bergairah
d. Tampak mata sayu
e. Tampak perubahan afek
5. DS: Defisit perawatan diri
a. Klien mengatakan dibantu sama keluarga jika
eliminasi (BAB)
b. Klien mengatakan tidak dapat mandi sendiri
c. Klien mengatakan tidak dapat berpakaian tanpa
bantuan keluarga atau perawat
d. Keluarga mengatakan seluruh kebutuhan pasien
terkait perawatan diri selalu dibantu keluarga dan
perawat
DO:
a. Klien tampak mobilisasi di tempat tidur
b. Kondisi pasien masih lemah
c. Activity Daily Living (ADL) klien tampak dibantu
d. Skor Bartel Index : 4 (ketergantungan total)
11
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
12
RENCANA KEPERAWATAN
13
sebagaimana mestinya
9. Kelola nebulisasi
10. Monitor status pernapasan dan
oksigenasi sebagaimana mestinya
Terapi Oksigen
1. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
2. Pertahankan kepatemnan jalaln napas
3. Berikan oksigen tambahan seperti
yang diinstruksikan
4. Monitor aliran oksigen
5. Periksa alat oksigen secara berkala
untuk memastikan konsentrasi yang
telah diberikan
6. Monitor kemampuas pasien untuk
mentolerir pengangkatan oksigen
ketika makan
7. Amati tanda-tanda hipoventilasi
indikasi oksigen
8. Monitor kecemasan pasien terkait
pemberian terapi oksigen
9. Anjurkan pasien atau keluarga
mengenai penggunaan oksigen yang
membudahkan mobilitas
2. Nyeri akut 1. Kontrol nyeri Pengalihan
2. Tingkat nyeri 1. Motivasi klien untuk memilih teknik
3. Kepuasan klien: pengalihan yang diinginkan (misalnya,
manajemen nyeri music, terlibat dalam percakapan atau
Setelah dilakukan intervensi
mencerikan dengan rinci sebuah
selama 3x24 jam nyeri
peristiwa atau cerita, imajinasi
berkurang atau teratasi dengan
terbimbing, atau latihan pernapasan
kriteria hasil:
dalam)
Klien dapat : 2. Ajarkan pasien mengenai manfaat
merangsang berbagai indra (misalnya,
1. Mengenali kapan terjadi music, berhitung, televisi, membaca)
nyeri 3. Identifikasi bersama klien mengenai
2. Mengenali faktor penyebab daftar kegiatan yang menyenangkan
nyeri 4. Dorong partisipasi keluarga dan orang
3. Melaporkan nyeri terkontrol terdekat klien serta berikan pengajaran
4. Melaporkan jika mengalami yang diperlukan
nyeri Manajemen lingkungan:kenyamanan
5. Mengambil tindakan untuk 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mengurangi nyeri mendukung
6. Melakukan manajemen 2. Sesuaikan suhu lingkungan yang
nyeri sesuai dengan nyaman untuk pasien
14
keyakinan budaya 3. Sesuaikan pencahaan ruangan untuk
7. Mengatasi kekhawatiran membantu klien dalam beraktivitas
terkait toleransi nyeri 4. Fasilitasi tindakan kebersihan untuk
8. Mengatasi kekhawatiran kenyamanan individu.
membebani orang lain 5. berikan edukasi kepada keluarga terkait
9. Mengatasi ketakutan manajemen penyakit
terhadap nyeri yang tidak Pengaturan posisi
bisa ditahan 1. Berikan posisi yang tidak menyebabkan
10. suhu dalam batas normal nyeri bertambah
(36-37,5 c) 2. Tinggikan kepala tempat tidur
11. Kulit wajah tidak pucat 3. Posisikan pasien ntuk meningkatkan
drainase urin
4. Meminimalisir gesekan dan cedera
ketikan memposisikan atau
membalikkan tubuh pasien
5. Jangan berikan posisi yang dapat
menyebabkan penekananpada luka.
Terapi relaksasi
1. Minta klien untuk rileks
2. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
relaksasi serta jenis relaksasi yang
tersebut
3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
4. Ciptakan lingkungan yang tenang
5. Berikan waktu yang tidak terganggu
Pemijatan
1. Kaji keinginan klien untuk dilakukan
pemijatan
2. Cuci tangan dengan air hangat
3. Gunakan lotion, minyak hangat, bedak
kering
4. Pijat secara terus-menerus, halus,
usapan yang panjang, meremas, atau
getakan di telapak kaki
5. Sesuaikan area pemijatan, teknik dan
tekanan sesuai persepsi kenyamanan
pasien.
6. Dorong klien melakukan nafas dalam
dan rileks selama pemijatan.
Terapi musik
1. Pertimbangkan minat klien terhadap
musik
2. Identifikasi musik yang disukai
3. Menginformasikan individu mengenai
tujuan
4. Pilih musik yang disukai klien
15
5. Bantu klien untuk menentukan posisi
nyaman
6. Pastikan volume musik adekuat dan
tidak terlalu keras
Tindakan kolaborasi:
Pemberian obat
1. Kaji adanya riwayat alergi terhadap
obat tertentu
2. Pastikan mengikuti prinsip 6 benar
pemberian obat
3. Cek tanggal kadaluarsa obat
4. Monitor respon klien
3. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Terapi aktivitas
aktivitas keperawatan 3x24 jam, pasien 1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam
mampu bertoleransi terhadap berpartisipasi melalui aktivitas
aktivitas dengan kriteria hasil : 2. Bantu klien memilih aktivitas yang
1. Dapat melakukan aktivitas disukai
fisik tanpa disertai 3. Bantu klien untuk memperoleh
peningkatan tekanan darah, transportasi jika ingin beraktivitas
pernapasan, dan nadi 4. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas
2. Mampu melakukan yang bermakna
aktivitas sehari-hari secara 5. Ajarkan mobilisasi bertahap mulai
mandiri dengan mobilisasi di tempat tidur yakni
3. Keseimbangan antara miring kanan dan miring kiri
aktivitas dan istirahat 6. Ajarkan mobilisasi tahap lanjutan yaitu
duduk di tempat tidur, turun dari tempat
tidur, dan mulai berjalan secara
bertahap
7. Bantu klien mengidentifikasi kelemahan
dalam level aktivitas tertentu
8. Berikan dukungan dan pujian positif
terhadap meningkatkan aktivitas
9. Monitor tanda-tanda vital selama
aktivitas
Manajemen energi
1. Kaji status fisiologis pasien yang
menyebabkan kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan perkembangan.
2. Pilih intervensi untuk mengurangi
kelelahan baik secara farmakologi
maupun non farmakologi dengan tepat.
3. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas
yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan.
16
4. Monitor sistem kardiorespirasi pasien
selama kegiatan (misalnya takikardia,
disritmia, dyspnea, diaphoresis, dll).
5. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan
kegiatan dan teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan.
6. Bantu pasien memproritaskan kegiatan
untuk mengakomodasi energi yang
diperlukan.
4. Insomnia 1. Tidur Manajemen lingkungan
2. Status kesehatan pribadi 1. Ciptakan lingkungan yang aman
Setelah dilakukan intervensi selama bagipasien
3x24 jam nyeri berkurang atau 2. Singkirkan benda-benda yang
teratasi dengan kriteria hasil: berbahaya
3. Kendalikan dan cegah kebisingan yang
Klien dapat : dapat mengganggu pasien
1. Pola tidur tidak terganggu Terapi relaksasi
2. Kualitas tidur tidak terganggu 1. Minta klien untuk rileks
3. Kesulitan memulai tidur tidak 2. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
ada relaksasi serta jenis relaksasi yang
4. Nyeri tidak ada tersebut
5. Perasaan segar setelah tidur 3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
4. Ciptakan lingkungan yang tenang
5. Berikan waktu yang tidak terganggu
Peningkatan tidur
1. Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
2. Monitor atau catat pola tidur pasien
dan jumlah jam tidur
3. Identifikasi hal yang menggnaggu
tidur pasien
4. Anjurkan pasien untuk memantau pola
tidur
5. Berikan terapi pemijatan untuk
meningkatkan tidur pasien
6. Diskusikan dengan pasiendan keluarga
mengenai teknik untuk meningkatkan
tidur
5. Defisit 1. Perawatan diri: Bantuan perawatan diri :
perawatan kebersihan mandi/kebersihan
diri 2. Perawatan diri : eliminasi 1. Pertimbangkan budaya pasien saat
Setelah dilakukan tinfakan mempromosikan aktivitas perawatan
keperawatan selama 3x24 jam: diri
Klien dapat : 2. Monitor integritas kulit pasien
Perawatan diri: kebersihan 3. Jaga ritual kebersihan
17
1. Mencuci tangan 4. Sediakan fasilitasi kebersihan diri :
2. Menjaga kebersihan hidung handuk kecil, sabun, sikat gigi
untuk kemudahan bernapas Bantuan perawatan diri : eliminasi
3. Mempertahankan kebersihan 1. Beri privasi selama eliminasi
mulut 2. Bantu pasien membersihkan hasil
Perawatan diri : eliminasi eliminasi baik urine maupun feses
1. Merespon saat kandung 3. Jaga kebersihan bagian genitalia setelah
kemih penuh eliminasi
2. Mengosongkan kandung 4. Monitor produksi urine
kemih
3. Mengosongkan usus
18
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
Nama klien/No. RM : Ny. D/ 865384
Ruang rawat : CVCU
Usia : 61 Tahun
Tanggal : 25 Maret 2019
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Gangguan Selasa, 26 Maret 2019 Rabu, 27 Maret 2019
pertukaran Pukul 08.30 Pukul 22.00
gas 1. Mengobservasi frekuensi,iraama, dan kedalaman suara S:Keluarga mengatakan sesak klien sudah berkurang
napas O:
Hasil: frekuensi napas 20 kali/menit, irama teratur, 1. Tanda-tanda vital:
kedalaman normal
TD : 168/99menit
2. Mengobservasi penggunaan otot bantu pernapasan
Hasil: klien bernapas dengan perut N : 108 kali/menit
Pukul 09.00 Pernapasan : 22 kali/menit
3. Memonitor tanda-tanda vital Suhu : 36,1 0C
Hasil: SpO2 : 97%
TD : 167/102 mmHg 2. Klien tampak beristirahat dengan tenang
Nadi : 99 kali/menit 3. Klien tampak masih gelisah
Pernapasan : 20 kali/menit A: Gangguan pertukaran gas
Suhu : 36,7 0C P: Intervensi dilanjutkan
SpO2 : 99% 1. Monitor tanda-tanda vital klien
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien (head up 30
0
Hasil: klien dalam posisi head up 30 dan tampak klien derajat)
beristirahat dengan tenang 3. Pantau frekuensi dan pola napas
Pukul 11.00
4. Pantau pemberian oksigen
5. Melakukan auskultasi suara napas, catat adanya suara
tambahan 5. Pantau AGD berikutnya
Hasil: suara napas normal tanpa suara napas tambahan
Pukul 12.00
6. Memonitor respirasi dan status saturasi osigen
Hasil: frekuensi napas 20 kaliper menit dengan saturasi
98%
7. Memonitor tanda-tanda vital
Hasil:
TD : 150/96 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,4 0C
SpO2 : 97%
Pukul 13.00
8. Memantau pemberian oksigen nasal kanul 3 liter per
menit
Hasil: klien tampak tenang dan sesak berkurang dengan
frekuensi napas 24 kali/menit
9. Memantau hasil AGD
Hasil : alkalosis respiratorik
Rabu, 27 Maret 2019 Kamis, 28 Maret 2019
Pukul 22.10 Pukul 22.00
1. Memonitor tanda-tanda vital S:
Hasil: Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
TD : 168/99menit O:
N : 108 kali/menit 1. Tanda-tanda vital:
Pernapasan : 22 kali/menit TD : 168/99 mmHg
Suhu : 36,1 0C Nadi : 101 kali/menit
SpO2 : 97% Pernapasan : 24 kali/menit
2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Suhu : 37,2 0C
Hasil: klien dalam posisi head up 300 dan tampak klien
2. Saturasi oksigen 98%
beristirahat
3. Klien tampak masih gelisah
20
Pukul 01.00 A: Gangguan pertukaran gas
3. Memonitor respirasi dan status saturasi osigen P: Intervensi dilanjutkan
Hasil: frekuensi napas 24 kaliper menit dengan saturasi 1. Monitor tanda-tanda vital klien
98%
2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien (head up 30 derajat)
4. Memantau pemberian oksigen nasal kanul 3 liter per
menit 3. Pantau frekuensi dan pola napas
Hasil: klien tampak tenang dan sesak berkurang dengan 4. Pantau pemberian oksigen
frekuensi napas 24 kali/menit 5. Pantau AGD berikutnya
Kamis, 28 Maret 2019 Jumat, 29 Maret 2019
Pukul 22.05 Pukul 08.30
1. Memonitor tanda-tanda vital klien S: Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
Hasil: O:
TD : 168/99 mmHg 1. Tanda-tanda vital:
Nadi : 101 kali/menit
TD : 184/112 mmHg
Pernapasan : 24 kali/menit
Nadi : 113 kali/menit
Suhu : 37,2 0C
Pernapasan : 20 kali/menit
SpO2 : 98%
Suhu : 37,2 0C
2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
SpO2 : 98%
Hasil: klien dalam posisi head up 300
2. Klien tampak beristirahat dengan tenang
Pukul 06.00
3. Klien tampak masih gelisah
3. Melakukan auskultasi suara napas, catat adanya suara
A: Gangguan pertukaran gas
tambahan
Hasil: suara napas normal tanpa suara napas tambahan P: Intervensi dilanjutkan
4. Memonitor tanda-tanda vital klien 1. Monitor tanda-tanda vital klien
Hasil: 2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien (head up 30 derajat)
TD : 184/112 mmHg 3. Pantau frekuensi dan pola napas
Nadi : 113 kali/menit 4. Pantau pemberian oksigen
Pernapasan : 20 kali/menit 5. Pantau AGD berikutnya
Suhu : 37,2 0C
SpO2 : 98%
Pukul 07.00
5. Memonitor respirasi dan status saturasi osigen
21
Hasil: frekuensi napas 24 kaliper menit dengan saturasi
98%
6. Memantau pemberian oksigen nasal kanul 3 liter per
menit
Hasil: klien tampak tenang dan sesak berkurang dengan
frekuensi napas 24 kali/menit
2. Nyeri akut Selasa 26 Maret 2019 Rabu, 27 Maret 2019
Pukul 09.00 Pukul 22.00
1. Memonitor tanda-tanda vital S:
Hasil: 1. Klien mengatakan nyeri masih ada namun sudah mulai
TD : 167/102 mmHg berkurang
Nadi : 99 kali/menit 2. Klien mengatakan nyeri skala 3/10 NRS
Pernapasan : 20 kali/menit O:
Suhu : 36,7 0C 1. Tanda-tanda vital:
SpO2 : 99% TD : 168/99menit
Pukul 10.00 N : 108 kali/menit
2. Mengkaji karakteristik nyeri PQRST Pernapasan : 22 kali/menit
Hasil: Klien mengalami nyeri pada daerah kaki kiri, Suhu : 36,1 0C
nyeri terasa panas seperti terbakar dengan skala 4/10 SpO2 : 97%
NRS. Nyeri hilang timbul dan dirasakan sekitar 5 menit 2. Klien tampak masih gelisah
saat nyeri tersebut dirasakan. Klien mengatakan tidak A: nyeri akut
ada pencetus nyeri tersebut karena nyeri muncul secara P: Intervensi dilanjutkan
tiba-tiba. Nyeri berkurang dengan dibantu keluarga 1. Monitor tanda-tanda vital klien
mengipas kaki yang terasa nyeri 2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien (head up 30 derajat)
3. Memposisikan pasien untuk 3. Pantau pemberian analgesik
memaksimalkan ventilasi
4. Ajarkan latihan relaksasi napas dalam
Hasil: klien dalam posisi head up 300 dan tampak klien
beristirahat dengan tenang
Pukul 12.00
4. Mengedukasi klien dan keluarga
22
membatasi aktivitas yang dapat meningkatkan nyeri
Hasil: klien tirah baring di tempat tidur dan
kebutuhannya dibantu oleg keluarga dan perawat
5. Memantau skala nyeri klien
Hasil: klien mengatakan nyerinya masih hilang timbul
meskipun obat nyeri selalu diberikan
6. Memonitor tanda-tanda vital
Hasil:
TD : 150/96 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Pernapasan : 28 kali/menit
Suhu : 36,4 0C
SpO2 : 97%
Rabu, 27 Maret 2019 Kamis, 28 Maret 2019
Pukul 22.10 Pukul 22.00
1. Memonitor tanda-tanda vital S:
Hasil: 1. Klien mengatakan nyeri berkurang
TD : 168/99menit 2. Keluarga mengatakan klien selalu meminta bantuan untuk
N : 108 kali/menit mengipas bagian kaki yang nyeri
Pernapasan : 22 kali/menit O:
Suhu : 36,1 0C 1. Tanda-tanda vital:
SpO2 : 97% TD : 168/99 mmHg
2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Nadi : 101 kali/menit
Hasil: klien dalam posisi head up 300 dan tampak klien
Pernapasan : 24 kali/menit
beristirahat
3. Memantau pemberian analgesik Fentanyl 30 Suhu : 37,2 0C
mcg/jam/SP 2. Saturasi oksigen 98%
Hasil: tidak ada alergi dan pasien tampak tenang 3. Klien tampak masih gelisah
Pukul 06.00 A: nyeri akut
4. Mengajarkan latihan relaksasi napas dalam P: Intervensi dilanjutkan
23
Hasil: Klien mampu melakukan latihan relaksasi napas 1. Monitor tanda-tanda vital klien
dalam dengan baik 2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien (head up 30 derajat)
3. Pantau pemberian analgesik
4. Ajarkan latihan relaksasi napas dalam
Kamis, 28 Maret 2019 Jumat, 29 Maret 2019
Pukul 22.05 Pukul 08.30
1. Memonitor tanda-tanda vital klien S: Klien mengatakan nyeri masih ada dan sering muncul secara tiba-
Hasil: tiba
TD : 168/99 mmHg O:
Nadi : 101 kali/menit
1. Tanda-tanda vital:
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu : 37,2 0C TD : 184/112 mmHg
SpO2 : 98% Nadi : 113 kali/menit
2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Pernapasan : 20 kali/menit
Hasil: klien dalam posisi head up 300 Suhu : 37,2 0C
Pukul 06.00 SpO2 : 98%
3. Memonitor tanda-tanda vital klien 2. Klien tampak masih gelisah
Hasil: A: nyeri akut
TD : 184/112 mmHg P: Intervensi dilanjutkan
Nadi : 113 kali/menit 1. Monitor tanda-tanda vital klien
Pernapasan : 20 kali/menit 2. Berikan posisi yang nyaman bagi klien (head up 30 derajat)
Suhu : 37,2 0C 3. Pantau pemberian analgesik
SpO2 : 98% 4. Ajarkan latihan relaksasi napas dalam
4. Memantau kembali kemampuan klien melakukan
latihan relaksasi napas dalam
Hasil:klien mampu melakukan latihan relaksasi naps
dalam dengan baik
24
3. Intoleransi Selasa, 26 Maret 2019 Rabu, 27 Maret 2019
aktivitas Pukul 09.20 Pukul 22.30
1. Membantu klien memilih aktivitas yang disukai S:
Hasil: klien mengatakan hanya mampu beraktivitas 1. Klien mengatakan belum mampu melakukan aktivitas selain
di tempat tidur, seperti berbaring di tempat tidur di tempat tidur
Pukul 09.35 2. Klien mengatakan aktivitas saat ini hanya miring kanan dan
2. Mengajarkan mobilisasi bertahap mulai dengan miring kiri di tempat tidur namun dibantu oleh keluarga
O:
mobilisasi di tempat tidur yakni miring kanan dan
1. Klien tampak lemah
miring kiri 2. Tanda-tanda vital:
Hasil: klien mengatakan sudah mulai miring kanan TD : 168/99menit
dan miring kiri tapi dengan bantuan keluarga N : 108 kali/menit
Pukul 10.00 Pernapasan : 22 kali/menit
3. Memberikan dukungan dan pujian positif terhadap Suhu : 36,1 0C
peningkatan aktivitas SpO2 : 97%
Hasil: klien mengatakan akan berusaha melatih 3. GCS 15 : E4V5M6
aktivitasnya sesuai dengan kemampuan yang 4. Kekuatan otot:
dimiliki tanpa melakukan aktivitas yang berat 4 4
Pukul 11.00 2 2
4. Memberikan edukasi mengenai pentingnya A: Intoleransi aktivitas belum teratasi
membatasi aktivitas pada pasien gangguan jantung P:
Hasil: klien memahami edukasi tersebut yaitu agar 1. Ajarkan mobilisasi tahap lanjutan yaitu duduk di tempat tidur,
jantung tidak bekerja dengan keras turun dari tempat tidur, dan mulai berjalan secara bertahap
2. Bantu klien mengidentifikasi kelemahan dalam level aktivitas
tertentu
3. Berikan dukungan dan pujian positif terhadap meningkatkan
aktivitas
5. Monitor tanda-tanda vital selama aktivitas
6. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang bermakna
25
Rabu, 27 Maret 2019 Kamis, 28 Maret 2019
Pukul 21.35 Pukul 21.30
1. Mengajarkan mobilisasi tahap lanjutan yaitu miring S:
kanan miring kiri di tempat tidur 1. Klien mengatakan belum mampu melakukan aktivitas apapun
Hasil: Klien mengatakan 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu keluarga
O:
Pukul 22.00
1. Klien tampak lemah
2. Memonitor tanda-tanda vital 2. GCS 15 : E4V5M6
Hasil:
3. Tanda-tanda vital:
TD : 168/99menit
a. TD : 168/99 mmHg
N : 108 kali/menit
b. Nadi : 101 kali/menit
Pernapasan : 22 kali/menit
c. Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu : 36,1 0C
d. Suhu : 37,2 0C
SpO2 : 97%
3. Membantu klien mengidentifikasi kelemahan dalam 4. Saturasi oksigen 98%
level aktivitas tertentu 5. Kekuatan otot:
Hasil: klien mengatakan belum mampu ke kamar 4 4
mandi karena masih terpasang infus dan alat (monitor) 2 2
dan juga kondisinya yang lemah tidak memungkinkan A: Intoleransi aktivitas belum teratasi
untuk melakukan aktivitas P:
1. Ajarkan mobilisasi tahap lanjutan yaitu duduk di tempat tidur,
turun dari tempat tidur, dan mulai berjalan secara bertahap
2. Bantu klien mengidentifikasi kelemahan dalam level aktivitas
tertentu
3. Berikan dukungan dan pujian positif terhadap meningkatkan
aktivitas
4. Monitor tanda-tanda vital selama aktivitas
5. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang bermakna
26
Kamis, 28 Maret 2018 Jumat, 29 Maret 2019
Pukul 21.45 Pukul 08.30
1. Mengedukasi keluarga untuk selalu memantau S:
kondisi klien dengan cara membantu mobilisasi 1. Klien mengatakan belum mampu melakukan aktivitas apapun
miring kanan miring kiri setiap 2 jam 2. Klien mengatakan aktivitasnya dibantu keluarga
O:
Hasil: keluarga mengatakan selalu membantu klien
1. Klien tampak lemah
miring kanan dan miring kiri 2. GCS 15 : E4V5M6
Pukul 21.50 3. Tanda-tanda vital:
2. Mengedukasi klien dan keluarga agar membatasi TD : 184/112 mmHg
aktivitas klien Nadi : 113 kali/menit
Hasil: klien masih mobilisasi di tempat tidur Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 37,2 0C
SpO2 : 98%
4. Saturasi oksigen 98%
5. Kekuatan otot:
4 4
2 2
A: Intoleransi aktivitas belum teratasi
P:
1. Ajarkan mobilisasi tahap lanjutan yaitu duduk di tempat tidur,
turun dari tempat tidur, dan mulai berjalan secara bertahap
2. Bantu klien mengidentifikasi kelemahan dalam level aktivitas
tertentu
3. Berikan dukungan dan pujian positif terhadap meningkatkan
aktivitas
30
Referensi
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). United States of America: Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Nanda International Nursing Diagnoses:
Defenitions and Classification 2015-2017. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). United States of America: Elsevier.
31