PENDAHULUAN
Diare adalah kondisi frekuensi defekasi yang lebih dari 3 kali sehari,
serta konsistensi feses yang cair (Widjaja, 2002). Diare merupakan salah satu
diare pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) di seluruh dunia
akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar dari semua diare
membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran
larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa
(Sodikin, 2013).
Diare dapat akut ataupun kronis. Diare akut adalah diare yang
berlangsung kurang dari 14 hari sedangkan diare kronis adalah diare yang
akut karena infeksi terdapat pada peringkat pertama sampai dengan keempat
pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Menurut data organisasi
lebih dari 1 miliyar kasus gastroenteritis. Angka kesakitan diare pada tahun
1
2
2011 yaitu 411 penderita per 1000 penduduk. Diperkirakan 82% kematian
asia dan afrika, dimana akses kesehatan dan status gizi masih menjadi
kematian 1.289, dan sebagian besar (70-80) terjadi pada anak-anak dibawah 5
tahun, seringkali 1-2% penderita diare akan jatuh dehidrasi dan kalau tidak
sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada
dan pada balita sebesar 10,2%. Jumlah penderita pada KLB diare tahun 2013
menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi
646 kasus pada tahun 2013. KLB diare pada tahun 2013 terjadi di 6 provinsi
dengan penderita terbanyak terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294 kasus.
terjadi fluktuasi. Pada tahun 2010 angka kejadian diare sebanyak 49.897.
Pada tahun 2011 angka kejadian diare sebanyak 45.593. Pada tahun 2012
angka kejadian diare sebanyak 57.576. Pada tahun 2013 angka kejadian diare
sebanyak 51.226. Pada tahun 2014 angka kejadian diare sebanyak 44.213.
Pada tahun 2015 angka kejadian diare sebanyak 38.721. Berdasarkan data.
(Depkes, 2017),
Tahun 2018
Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018
penyakit Gastroenteritis
pembelajaran.