Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare adalah kondisi frekuensi defekasi yang lebih dari 3 kali sehari,

serta konsistensi feses yang cair (Widjaja, 2002). Diare merupakan salah satu

penyebab utama kematian terutama pada anak-anak. Sekitar 10% episode

diare pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) di seluruh dunia

merupakan diare berdarah atau disentri (Hardi, dkk, 2012).

Dehidrasi merupakan penyebab utama kematian pada diare sebagai

akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar dari semua diare

adalah gangguan transportasi larutan usus akibat perpindahan air melalui

membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran

larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa

(Sodikin, 2013).

Diare dapat akut ataupun kronis. Diare akut adalah diare yang

berlangsung kurang dari 14 hari sedangkan diare kronis adalah diare yang

berlangsung lebih dari 2 minggu (Widjaya, 2002).

Diare akut merupakan masalah umum yang terjadi di seluruh dunia.

Di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dan daftar

keluhan pasien di ruang praktik dokter, sedangkan di Indonesia kasus diare

akut karena infeksi terdapat pada peringkat pertama sampai dengan keempat

pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Menurut data organisasi

kesehatan dunia World Helat Organisation (WHO, 2012) setiap tahunnya

lebih dari 1 miliyar kasus gastroenteritis. Angka kesakitan diare pada tahun

1
2

2011 yaitu 411 penderita per 1000 penduduk. Diperkirakan 82% kematian

akibat gastroenteritis rotavirus terjadi pada Negara berkembang, terutama di

asia dan afrika, dimana akses kesehatan dan status gizi masih menjadi

masalah. Sedangkan data profil kesehatan Indonesia menyebutkan tahun 2012

jumlah kasus diare ditemukan seekitar 213.435 penderita dengan jumlah

kematian 1.289, dan sebagian besar (70-80) terjadi pada anak-anak dibawah 5

tahun, seringkali 1-2% penderita diare akan jatuh dehidrasi dan kalau tidak

segera tertolong 50-60% meninggal dunia, dengan demikian di Indonesia

diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap

tahunnya (Depkes RI, 2012).

Angka kejadian diare berdasarkan gejala pada seluruh kelompok umur

sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada

balita sebesar 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%). Sedangkan period

prevalence diare pada seluruh kelompok umur berdasarkan gejala sebesar 7%

dan pada balita sebesar 10,2%. Jumlah penderita pada KLB diare tahun 2013

menurun secara signifikan dibandingkan tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi

646 kasus pada tahun 2013. KLB diare pada tahun 2013 terjadi di 6 provinsi

dengan penderita terbanyak terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294 kasus.

Sedangkan angka kematian (CFR) akibat KLB diare tertinggi terjadi di

Sumatera Utara yaitu sebesar 11,76%. (Riskesdas 2013).

Masalah diare sangat berdampak pada kesehatan di masyarakat dan

dapat menimbulkan kematian.

Angka kejadian diare di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016

sebanyak 217.412. Di Kota Palembang pada tahun 2017 diare termasuk


3

dalam 10 penyakit terbanyak. Angka kejadian diare pada 5 tahun terakhir

terjadi fluktuasi. Pada tahun 2010 angka kejadian diare sebanyak 49.897.

Pada tahun 2011 angka kejadian diare sebanyak 45.593. Pada tahun 2012

angka kejadian diare sebanyak 57.576. Pada tahun 2013 angka kejadian diare

sebanyak 51.226. Pada tahun 2014 angka kejadian diare sebanyak 44.213.

Pada tahun 2015 angka kejadian diare sebanyak 38.721. Berdasarkan data.

(Depkes, 2017),

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik ingin mengetahui

gambaran implementasi keperawatan pada pasien gastroenteritis dengan

kekurangan volume cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Bari Palembang

Tahun 2018

1.2 Rumusan Masalah

Penyakit diare seringkali terjadi kehilangan cairan yang berlebihan

sehingga terjadi syok yang dapat menyebabkan kematian, maka penulis

tertarik ingin mengetahui bagaimanakah gambaran Implementasi

Keperawatan pada Pasien Gastroenteritis dengan Masalah Kekurangan

Volume Cairan di Rumah Sakit Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran Implementasi Asuhan Keperawatan

pada Pasien Gastroenteritis dengan Kekurangan Volume Cairan di Rumah

Sakit Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018


4

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mendapatkan gambaran Pengkajian Keperawatan pada Pasien

Gastroenteritis dengan Kekurangan Volume Cairan di Rumah Sakit

Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018

1.3.2.2 Untuk mendapatkan gambaran Diagnosa Keperawatan pada Pasien

Gastroenteritis dengan Kekurangan Volume Cairan di Rumah Sakit

Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018

1.3.2.3 Untuk mendapatkan gambaran Intervensi Keperawatan pada Pasien

Gastroenteritis dengan Kekurangan Volume Cairan di Rumah Sakit

Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018

1.3.2.4 Untuk mendapatkan gambaran Implementasi Keperawatan pada Pasien

Gastroenteritis dengan Kekurangan Volume Cairan di Rumah Sakit

Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018

1.3.2.5 Untuk mendapatkan gambaran Evaluasi Keperawatan pada Pasien

Gastroenteritis dengan Kekurangan Volume Cairan di Rumah Sakit

Umum Daerah Bari Palembang Tahun 2018

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Bari Palembang

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi Rumah Sakit

Umum Daerah Bari Palembang dalam memberikan asuhan keperawatan

pada Pasien Gastroenteritis.


5

1.4.2 Manfaat Bagi Perawat di RSUD Bari Palembang

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi Perawat di Rumah

Sakit Umum Daerah Bari Palembang dalam memberikan asuhan

keperawatan pada Pasien Gastroenteritis.

1.4.3 Manfaat Bagi Pasien

Diharapkan dapat meberikan wawasan dan pengalaman bagi pasien

tentang penangan terhadap penyakit Gastroenteritis

1.4.4 Manfaat Bagi Keluarga Pasien

Diharapkan dapat meberikan wawasan dan pengalaman bagi keluarga

pasien tentang penangan jika ada anggota keluarga yang menderita

penyakit Gastroenteritis

1.4.5 Manfaat Bagi Penulis

Dapat menambah ilmu pengetahuan, menambah wawasan dan

pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Pasien

Gastroenteritis. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan untuk melakukan penelitian lanjutan.

1.4.6 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah informasi dalam pengembangan

IPTEK dan sebagai referensi mahasiswa/mahasiswi Poltekes Kemenkes

Palembang Jurusan Keperawatan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai