Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Skizofrenia adalah suatu gangguan (psikosa) dengan gangguan
utama pada proses berpikir, persepsi, kognisi, dan fungsi sosial. Salah satu
gejala positif yang sering pada klien skizofrenia adalah halusinasi
(Shawyer, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 ada


sekitar 430 juta orang di dunia yang mengalami gangguan halusinasi.
Setidaknya ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah
halusinasi yang secara keseluruhan menjadi masalah serius. Orang yang
mengalami gangguan halusinasi sepertiganya tinggal di negara
berkembang. Sebanyak 8 dari 10 penderita gangguan mental tidak
mendapat perawatan (Yosep, 2013).

Indonesia mengalami peningkatan jumlah penderita halusinasi


cukup banyak. Prevalensi individu yang mengalami gangguan halusinasi
pada tahun 2012 dengan usia di atas 15 tahun mencapai 0,49% dan ini
berarti bahwa terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia menderita
halusinasi. Pada tahun 2013 jumlah penderita halusinasi mencapai 1,7 juta
orang (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan rekam medik rumah sakit ernaldi bahar provinsi


sumatera selatan tahun 2012 jumlah kunjungan pasiein skizofrenia
berjumah 1630, 2013 berjumlah 2050, 2014 berjumlah 2150, dan pada
tahun 2014 data jumlah pasien dengan masalah perawatan utama
halusinasi berjumlah 150 orang (Bahori, 2014).

Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar, 20% pasien mengalami


halusinasi penglihatan, 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan
perabaan 70%, halusinasi tertinggi yang dialami oleh pasien gangguan
jiwa adalah halusinasi pendengaran. (Mamnu’ah, 2010).

Tingginya prevalensi penderita halusinasi pendengaran menjadi


fokus perhatian oleh tim pelayanan kesehatan karena halusinasi
pendengaran sering berisikan perintah untuk melukai apabila halusinasi
pendengaran tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan resiko
terhadap keamanan diri klien sendiri, orang lain dan juga lingkungan
sekitar.
Didalam rencana tindakan keperawatan Halusinasi pendengaran,
terdapat strategi pelaksanaan yang bertujuan untuk melatih pasien dalam
mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol
halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti
dapat mengendalikan halusinasi, yaitu Menghardik halusinasi, Bercakap-
cakap dengan orang lain, Melakukan aktivitas yang terjadwal dan
Menggunakan obat secara teratur.

Pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami


putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila
kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan
lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai
program dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu untuk melakukan


Implementasi Keperawatan Mengontrol Halusinasi Dengan Melatih Minum
Obat Secara Teratur Pada Klien Skizofrenia Dengan Masalah Gangguan
Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit Jiwa Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi keperawatan mengontrol halusinasi dengan
melatih minum obat yang dilakukan pada Klien Skizofrenia Dengan
Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.

C. Tujuan Peneliti
a. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan implemnetasi keperawatan mengontrol halusinasi
dengan melatih minum obat yang dilakukan pada Klien Skizofrenia
Dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
b. Tujuan Khusus
a) Dapat melakukan pengkajian Keperawatan pada Klien Skizofrenia
Dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran
b) Dapat melakukan perencenaan Keperawatan pada Klien Skizofrenia
Dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran
c) Dapat melakukan tindakan Keperawatan pada Klien Skizofrenia
Dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran
d) Dapat melakukan evaluasi Keperawatan pada Klien Skizofrenia
Dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran

D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diberikan,serta
wawasan mengenai asuhan keperawatan jiwa khususnya pada, Klien
Skizofrenia Dengan Masalah Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Pendengaran sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan masukan dalam proses belajar mengajar khususnya
mata ajar keperawatan jiwa
b. Manfaat Aplikatif
Untuk menambah referensi dan pengetahuan kepada keluarga yang
menderita Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran.
Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran keluarga untuk
mengontrol dan melakukan pemeriksaan secara rutin kesehatan
anggota keluarganya yang menderita penyakit tersebut.
c. Manfaat Metodelogi
Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman dalam melakukan
penelitian serta mengaplikasikan asuhan keperawatan jiwa sesuai
dengan metodelogi ilmiah yang benar.

Anda mungkin juga menyukai