No absen : 18
NPM : 178020101
UTS PO MARS 15
1. Jika saya sebagai pimpinan Rumah sakit, saya ingin mengunakan supportive model
dalam memimpin. Model ini berbasis pada kepemimpinan, karyawan berorientasi
pada kinerja ( job performance) dan partisipasi memotivasi karyawan melalui
hubungan harmonis antara manajer-karyawan. Karyawan pada model ini
diberdayakan dalam bekerja. Manajer membantu karyawan memcahkan masalah dan
menyelesaikan pekerjaannya.
Alasan saya memilih model ini adalah agar karyawan yang berada dibawah saya
merasa nyaman dengan kepemimpinan saya, merasa dihormati dan dihargai
pekerjaannya. Untuk mencapai itu saya ingin mencipkakan hubungan harmonis
layaknya keluarga saling menjaga dan melengkapi dalam dunia pekerjaan. Dengan ini
maka karyawan akan mengganggap saya sebagai kakak mereka sehingga dapat
dengan mudah bercerita tentang pekerjaan mereka, dan dapat lebih mengenali
pribadi- pribadi mereka. Tapi tetap dalam hubungan antara atasan dan bawahan.
Saling menghargai dan menjaga.
Pelayanan adalah hal utama dalam bekerja di rumah sakit, di saat saya menjadi
pemimpin yang mampu membantu karyawan memecahkan masalah dan
memyelesaikan pekerjaannya, maka karyawan akan merasa dilayani dengan baik oleh
pemimpin nya. Dan karyawan pun akan melayani pasien dengan baik sambil tetap
kita motivasi bahwa “focus kita adalah melayani”
5. Motivasi merupakan dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk menyelesaikan
pekerjaan, teori MC CLELLAND yaitu
- Kebutuhan akan prestasi (need for achievement) dorongan untuk unggul,
berprestasi, dan memaksimalkan kemampuan. Ini biasanya merupakan motivasi
yang terdapat pada dokter-dokter baru lulus, atau karyawan-karyawan baru.
- Kebutuhan akan afiliasi (keinginan untuk berinteraksi social/ hubungan
interpersonal)
- Kebutuhan akan kekuasaan berusaha untuk mempengaruhi yang lain dan
memenangkan argument.
Job sequrity
Untuk rumah sakit di tempat saya bekerja swasta dengan upah karyawan yang
masih setara dengan buruh, maka saya akan memilih motivasi mc clelland karena
untuk menyelesaiakan pekerjaaan dibutuhkan keinginan untuk mendapat prestasi atau
pengalaman, keinginan untuk interaksi social dan kebuthan akan kekuasaan baik
positif (menginspirasi) maupun negative (dominasi).
Department : hemodialisa
Berlaku : 2 tahun
Syarat jabatan :
-minimal pendidikan : D3
-STR aktif
Fungsi :
Sebagai perawat dialysis yang tugasnya disesuaikan dengan kebijakan, pedoman dan SPO Ruang
hemodialisa.
Tugas :
-Menyiapkan Ruang Hemodialisa
-Menyiapkan mesin hemodialisa untuk dapat digunakan untuk tindakan
-Melakukan tindakan dialysis
-Mengatasi komplikasi-komplikasi intradilitik kolaborasi dengan dokter hemodialisa, dan sesama
teman sejawat dialysis.
- mengakhiri tindakan dialisis
- mengerjakan status hemodialisa
- melakukan tindakan re use bila didak ada Nurse assistant
- menonaktifkan Mesin dialisa, air, listrik di ruang hemodialisa.
Wewenang :
- Melaksanakan akses dialysis terhadap pasien
- Meminta untuk Nurse assistant untuk mengerjakan tugas Nurse assistant
Tanggung jawab:
- Bertanggung jawab membimbing perawat yang lain dalam hemodialisa
- Bertanggung jawab dalam akses dialysis
- Bertanggung jawab dalam pengisisan status dialysis
- Bertanggung jawab untuk bertugas disaat ada pasien cuci darah Cyto
Hubungan lini
Atasan: Kepala instalasi HD dan wakil kepala instalasi HD
Bawahan : Nurse assistant
Kondisi lingkungan:
Bekerja di ruang hemodialisa dari pukul 08.00-16.00, kecuali bila ada pasien yang harus HD
cyto atau perawat yang harus dilatih.
8. Resume antara job design, motivasi, evaluasi kinerja, reward, misbehavior, dan
individual stress memiliki keterikatan dalam memicu kinerja pegawai bank.
Pegawai bank di bagian teller memiliki job design yang jelas, dengan adanya
motivasi dari pribadi individu maka pegawai akan berusaha untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sangat baik. Setiap tahunnya akan di evaluasi oleh atasan apakah
kinerja sudah sesuai atau belum, dapat dipertahankan atau tidak. Bila dalam hasil evaluasi
didapatkan bahwa hasil sudah sangat baik dan ada target yang didapatkan maka pegawai
dapat diberikan reward dari pihak top management.
Ketidakpuasan pegawai dan individual stress dapat terjadi apabila kebutuhan-
kebutuhan pegawai tidak terpenuhi atau mendapatkan perilaku yang buruk dari atasan.
Respon yang didiapatkan juga berbeda setiap pribadinya. Sehingga memperburuh kinerja
yang dihalkan oleh pegawai bank. Sebagai contoh bila pegawai tidak mendapatkan gaji
yang sesuai dengan pekerjaan mereka maka akan timbul ketidak puasan dan individual
stress.