FARHA
12F018007
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemrintahan dan
Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintah
daerah yang dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan dan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
menjadi focus utama dalam pembangunan, hal ini dikarenakan sebagaina besar
tentang Desa pasal 68 ayat 1 poin c, menyebutkan bahwa bagian dari dana
perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota untuk desa,
paling sedikit 10% secara proposional pembagiannya untuk setiap desa, Dana ini
dalam bentuk Alokasi Dana Desa atau sering disebut sebagai ADD (Muntahanh
desa, bersumber dari bagi hasil penerimaan pajak daerah daerah, bagi hasil
pusat dan daerah yang diterima pemerintah kabupaten kecuali dana alokasi khusus
(Apriliani, 2014).
Dalam bebarapa situasi, penggunaan Alokasi Dana Desa ini rawan terhadap
penyelewengan dana oleh pihak yang seharusnya bisa dipercaya oleh masyarakat
dalam membangun desa menjadi lebih maju dan berkembang. Pada tahun 2017
Kepala Desa non aktif Desa Pejaring tertangkap operasi tangkap tangan (OTT)
tuntuan jaksa dalam dakwaan subsidair yang mengakibatkan kerugian bagi warga
senilai Rp. 56. 300.000 uang tunai yang menjadi barang bukti dalam perkara dan
(http://lombokpost.net/2018/05/02/kades-pejaring).
langsung dan tidak lepas dari peran pemerintah kabupaten selaku pemberi dana
untuk selalu memonitor jalannya pembangunan di desa. Hal ini dilakukan karena
pembangunan sarana dan prasarana fisik desa yang meliputi perbaikan sarana
publik dalam skala kecil dan perbaikan lingkungan serta pemukiman, honor Tim
Pelaksana ADD dan penguatan kelembagaan desa dan kegiatan desa lainnya yang
anggaran tidak akurat, dan digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan desa. Namun
hasil penelitian yang dilakukan oleh Makalalag, Nangoi, dan Karamoy (2016),
belum mengerti.
sosial yang tidak terlepas dari kacamata personal yang terlibat langsung dalam
2009). Fenomenologi dapat mencari jawaban tentang makna dari suatu fenomena.
Dalam penelitian ini fokus peneliti adalah pihak-pihak yang terlibat dalam
pengelola dana desa mulai dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Benadahara Desa
Barat.
(SET) ?.
1. Praktis
dengan tujuan.
b. Peneliti
2. Teoritis
Bagi akademisi dan peneliti yang tertarik pada bidang peneltian yang
Pembahasan akan dibagi menjadi tiga bab yang terdiri dari beberapa
subbab. Sistematika penulisan ini secara garis besar disusun sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
dokumentasi. Selain itu pada bab ini berisi teknik analisis data dalam
akuntabilitas sosial.
BAB I
KAJIAN TEORI
Dana desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi desa yang
sebesar 10% dalam APBN diluar dana transfer Daerah secara bertahap dimana
nilai altruistik serta nilai materi dengan nilai spiritual. Konsekuensi dari nilai
individu, tetapi juga pihak-pihak lainnya. Untuk itu pandangan SET tentang
pemilik Tunggal dari seluruh sumberdaya yang ada di dunia ini. Maka yang
berlaku dalam Shari’ate Enterprise Theory adalah Allah sebagai sumber utama,
karena Dia adalah pemilik yang tunggal dan mutlak. Sumberdaya yang dimiliki
oleh para manusia pada dasarnya adalah amanah dari Allah yang di dalamnya
melekat sebuah tanggungjawab untuk menggunakan dengan cara dan tujuan yang
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu direct dan stakeholders. Direct adalah
pihak - pihak yang secara langsung memberikan kontribusi baik dalam bentuk
nonkeuangan, tetapi secara syari’ah mereka adalah pihak yang berhak untuk
SET adalah alam. Alam adalah ekosistem vital yang memberikan kontribusi bagi
akuntabilitas sosial).
Kabupaten Lombok Timur. Oleh sebab itu peneliti mengambil contoh beberapa
beberapa efek, yaitu: a. Penduduk desa tidak mengerti substansi dana desa,
sehingga masyarakat dalam penggunaan dana desa masih rendah, b. Desa tidak
Bupati Nomor 33 Tahun 2015 tentang pengelolan Keuangan Desa secara garis
besar pengelolaan Keuangan Desa telah mencapai akuntabilitas. Selain itu masih
Desa.
2.3 Kerangka Penelitian
nilai materi dengan nilai spiritual. Konsekuensi dari nilai keseimbangan ini
menyebabkan SET tidak hanya peduli pada kepentingan individu, tetapi juga
kepada Allah sebagai pencipta dan pemilik Tunggal dari seluruh sumberdaya yang
ada di dunia ini. Maka yang berlaku dalam Shari’ate Enterprise Theory adalah
Allah sebagai sumber utama, karena Dia adalah pemilik yang tunggal dan mutlak.
Sumberdaya yang dimiliki oleh para manusia pada dasarnya adalah amanah dari
dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Pemberi Amanah. Sehingga
tujuan dari penggunaan sumberdaya ini tidak lain adalah untuk mendapatkan
keberkahan.
berikut :
Shari’ate Enterprise
Theory (SET)
mengerti tentang sebuah data atau peristiwa melalui pemikiran yang lebih
pemahaman dan pemaknaan untuk penafsiran tidak diarahkan pada suatu proses
untuk memahami realitas lebih mendalam, memiliki cara pandang yang subjektif,
interpretasi seseorang terhadap sebuah simbol. Tugas teori dalam paradigma ini
adalah memaknai (to interpret atau to understand). Burrell dan Morgan (1979)
untuk memahami dan menjelaskan dunia sosial yang tidak terlepas dari kacamata
personal yang terlibat langsung dalam sebuah proses sosial. Penelitian ini
menemukan makna dari hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena, realitas,
untuk mengetahui dunia dari sudut pandang orang yang mengalami secara
langsung atau berkaitan dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia, dan makna
yang mempelajari fenomena seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam
pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan makna yang kita miliki dalam
b. Fokus penelitian adalah pada keseluruhannya, bukan pada per bagian yang
e. Data yang diperoleh adalah dasar bagi pengetahuan ilmiah untuk memahami
perilaku manusia.
g. Melihat pengalaman dan perilaku sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, baik itu kesatuan antara subjek dan objek, maupun antara bagian
yaitu pengelolaan dana desa sehingga dapat menggali informasi dari informan
di tempat yang telah disepakati yaitu di Kantor Desa Pejaring Kecamatan Sakra
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data yang
Desa dan tiga orang staff yang bekerja di Kantor Desa Pejaring Kec, Sakra Barat
informasi dan peraturan dana desa. Kemudian mencari teori yang paling tepat
untuk meneliti akuntabilitas pengelolaan dana desa. Setelah memahami dana desa
dan teori yang digunakan untuk penelitian ini, peneliti melakukan studi lapangan
untuk memilih informan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode
untuk menggali dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan data yang
1. Kesengajaan (Intentionality)
Kesengajaan proses internal dalam diri manusia dan orientasi pikiran terhadap
antara lain kesenangan (minat), penilaian awal, dan harapan terhadap objek. siapa
yang mempersepsi, kapan waktu dipersepsi, dan sudut pandang bagaimana, latar
makna.
Noema adalah sesuatu yang diterima oleh panca indera manusia yang
merupakan deskripsi objektif yang disertai bukti yang akurat. Terdapat kaitan
yang erat antara noema dan noesis, walaupun secara prinsip keduanya sangatlah
berbeda. Noema akan membimbing kita pada noesis. Tidak akan ada noesis bila
kita tidak memiliki noema sebelumnya. Lawan dari noema adalah noesis. Noesis
adalah sisi ideal objek dalam pikiran kita, bukan objek yang sebenarnya. Husserl
melihat suatu fenomena itu sebagai noesis (berdasarkan makna yang ada
padanya), bukan berdasarkan ciriciri fisik yang ada padanya. Dengan noesis, suatu
objek dibawa dalam kesadaran, muncul dalam kesadaran, dan secara rasional
ditentukan. Lebih jauh manusia berpikir, merasa, menilai, dan mengingat dengan
yang menghubungkan noema dan noesis. Dengan kata lain intuisi-lah yang
4. Intersubjektivitas
Makna yang kita berikan pada objek turut juga dipengaruhi oleh empati yang
kita miliki terhadap orang lain. Secara alamiah, kita akan membandingkan
pengalaman kita dengan pengalaman milik orang lain. Persepsi yang kita miliki
adalah persepsi kita yang utama, namun dalam persepsi ini termasuk juga persepsi
Dewanti, Elsa Dwi Wahyu, Sudarno dkk. 2016. Analisis Perencanaan Pengelolaan
Keuangan Desa di Desa Boreng (Studi Kasus Pada Desa Boreng
Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang). Jurnal akutansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Jember
Farida Vilmia, A. Waluya Jati & Riska Harventy. (2018). Analisis Akuntabilitas
Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Add) Di Kecamatan Candipuro
Kabupaten Lumajang. Jurnal Akademi Akuntansi 2018 Volume. 1 No. 1
׀64. Universitas Muhammadiyah Malang.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Buku Pintar Dana Desa, Dana Desa
untuk Kesejahteraan Rakyat.
Wulandari Anis, Gugus Irianto & Unti Ludigdo. (2011). Telaah Kritis Atas
Konsepgood Corporate Governance Ditinjau Darishari’ate Enterprise
Theory. Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam Volume 1 No.2,
Juli2011:123-139. Universitas Trunojoyo Madura.
Tinjaun Pustaka
Konsep Dasar Dana Desa
Dana desa adalah dana APBN yang diperuntukkan
bagi desa yang ditransfer melalui APBD Kabupaten
yang diperioritaskan untuk pelaksanaan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa
Shari’ate Enterprise Theory (SET)
Hubungan manusia dengan Tuhan (akuntabilitas
spiritual)
Hubungan manusia dengan lingkungan alam
(akuntabilitas ekologi)
Hubungan manusia dengan sesama manusia
(akuntabilitas ekonomi dan akuntabilitas sosial).