MATRIKULASI Auditing
Akuntansi:
Prosesnya:
Sifatnya konstruktif
Pertama-tama, kita harus bedakan lima unsur kekayaan yang terdiri dari: harta,
utang, modal, biaya dan pendapatan (penghasilan). Unsur kekayaan tersebut
muncul dari pemahaman akuntansi, pencatatan dua sisi (pengisian
berpasangan).
Misalnya begini. Kita pegang sebuah kursi; pada saat yang sama, sebenarnya kita
sedang pegang kayu, rotan, cat, paku, plastik, karet, lem dan seterusnya (semua
bahan yang dipadu jadi kursi). Atau, kita pegang sebuah tembok; pada saat
yang sama, sebenarnya kita sedang pegang batu bata, semen, pasir, besi, cat,
kayu, plastik dan seterusnya (semua bahan yang disusun jadi tembok). Nah
disini ada dua sisi. Sisi pertama, kursi dan tembok. Ini setara dengan utang
(pinjaman) dan modal (modal sendiri). Sisi kedua, semua bagian bahan yang
dipadu jadi kursi, dan semua bagian bahan yang disusun jadi tembok. Ini setara
2
dengan uang tunai, emas, simpanan bank, barang dagang, tagihan piutang, lemari,
kendaraan, mesin, gedung, dan lain-lain. Jadi, istilah “kursi”, atau “tembok” secara
akuntansi substansinya masing-masing berbeda dengan istilah “bagian bahan
paduan kursi”, atau “bagian bahan susunan tembok”.
Satu syarat harus berlaku disini; total nilai kursi dan tembok harus sama dengan
total nilai semua bahan yang terpadu jadi kursi dan semua bahan yang tersusun
jadi tembok. Sisi pertama, kursi dan tembok, disebut sumber kekayaan, dan sisi
kedua, semua bahan paduan kursi dan semua bahan susunan tembok, disebut
wujud kekayaan (bentuk kekayaan). Dalam akuntansi, sumber kekayaan boleh
disebut unsur kekayaan di sisi kredit/ pasiva/ kanan, dan wujud kekayaan boleh
disebut unsur kekayaan di sisi debet/ aktiva/ kiri. Nah, seluruh transaksi
akuntansi biasanya mengikuti pencatatan dua sisi, debet dan kredit, atau kiri dan
kanan. Kita perluas sedikit pada contoh berikut.
Andaikata seorang pengusaha memiliki dan memulai usahanya dengan harta milik
sendiri sebesar Rp 40. Kedudukan kekayaan menjadi,
Di sisi debet (kiri) berisi wujud kekayaan, dan di sisi kredit (kanan) berisi sumber
kekayaan, demikian berlaku seterusnya. Berikutnya, ia meminjam uang tunai dari
pihak lain sebesar Rp 60. Kedudukan kekayaan menjadi ,
Kemudian, pada 1 Januari 2011 ia mulai menjalankan suatu kegiatan usaha atau
memutar/mengembangkan wujud kekayaan (harta) selama satu periode (masa,
tempo) s/d 31 Desember 2011 dan akhirnya memperoleh tumpukan (akumulasi)
laba (disingkat, laba) Rp 50. Kedudukan kekayaan menjadi,
harta (150) = utang (60) + modal (40) + pendapatan (70) – biaya (20).
harta (150) + biaya (20) = utang (60) + modal (40) + pendapatan (70).
Bentuk 1
Atau, bentuk 2
3. a. modal (awal) 40
b. laba 50
150 150
4
Atau, bentuk 3
150 150
3. a. modal (awal) 40
b. laba 50
150 150
4. biaya 20 5. pendapatan 70
laba
50
70 70
Perhatikan: tabel bentuk 4a) disebut laporan neraca (disingkat, neraca), berisi
unsur kekayaan untuk pengukuran posisi keuangan pada satu saat tertentu, tabel
bentuk 4b) disebut laporan rugi laba, berisi unsur kekayaan untuk pengukuran
kinerja selama satu periode tertentu. Dua laporan ini ( yaitu, 4a dan 4b) harus
5
Perhatikan lagi daftar kekayaan bentuk 1, 2 dan 3. Ternyata, tiga bentuk daftar
kekayaan itu mengandung isi yang sama, menyajikan keadaan kekayaan yang
sama; paling-paling boleh dikatakan bentuk 3 lebih ringkas dari bentuk 2 dan
berikutnya bentuk 2 lebih ringkas dari bentuk 1.
Sekarang bandingkan bentuk 2 dan bentuk 4a. Ternyata isinya persis sama, cuma
saja bentuk 2 dinamai daftar kekayaan dan bentuk 4a dijuluki neraca; dua nama
yang wujudnya mutlak harus sama.
6
- harta, utang dan modal adalah unsur kekayaan di neraca (disingkat, unsur
neraca); biaya dan pendapatan adalah unsur kekayaan di laporan rugi laba
(disingkat, unsur laporan rugi laba); unsur neraca berbeda dan jangan
dicampur-adukkan dengan unsur laporan rugi laba;
- harta dan biaya adalah unsur kekayaan sisi debet (disingkat, unsur sisi
debet); utang, modal, dan pendapatan adalah unsur kekayaan sisi kredit
(disingkat, unsur sisi kredit); unsur sisi debet berbeda dan jangan dicampur-
adukkan dengan unsur sisi kredit;
- laba, atau rugi adalah selisih pendapatan dikurang biaya, yang kemudian
menjadi penyeimbang di laporan rugi laba, dan juga di neraca; pendapatan,
atau biaya belum tentu sama masing-masing dengan laba, atau rugi;
- harta tidak sama dan jangan dicampur-adukkan dengan modal; modal tidak
sama dan jangan dicampur-adukkan dengan pendapatan;
- harta, atau utang berbeda dan jangan dicampur-adukkan masing-masing
dengan pendapatan, atau biaya; harta dikurang utang sama dengan modal,
pendapatan dikurang biaya sama dengan laba atau rugi; artinya, modal
jangan dikacaukan dengan laba atau rugi; dengan kata lain: perhitungan
laba, atau rugi berbeda dan jangan dicampur-adukkan dengan perhitungan
harta, atau utang; artinya, selisih pendapatan dikurang biaya berbeda dan
jangan dicampur-adukkan dengan selisih harta dikurang utang;
- Aturan atau cara pencatatan (pengisian)-nya begini, (1) peristiwa
perubahan bertambah/meningkatnya unsur kekayaan: harta dan biaya
bertambah dicatat (diisi) pada sisi debet di rekening masing-masing; utang,
modal, dan pendapatan bertambah dicatat pada sisi kredit di rekening
masing-masing; (2) kebalikannya, peristiwa perubahan berkurang/
menurunnya unsur kekayaan: harta dan biaya berkurang dicatat pada sisi
kredit di rekening masing-masing; utang, modal, dan pendapatan berkurang
dicatat pada sisi debet di rekening masing-masing.
Perubahan bertambah/ meningkatnya angka unsur kekayaan berbeda dan
jangan dicampur-adukkan dengan perubahan berkurang/ menurunnya angka
unsur kekayaan.
Atau dinyatakan begini; pencatatan pada sisi debet di rekening masing-
masing meliputi perubahan: 1. harta bertambah, 2. utang berkurang, 3.
7
Mari kita lihat contoh transaksi uang kas (harta) bertambah berikut.
Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: piutang dagang (harta) berkurang,
masing-masing Rp 1000
Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: utang pinjaman (utang) bertambah,
masing-masing Rp 10000
Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: modal disetor (modal) bertambah,
masing-masing Rp 50000
Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: hasil sewa (pendapatan) bertambah,
masing- masing Rp 500
8
Kita dapat simpulkan bahwa pengisian perubahan sisi debet no.1 harta bertambah
berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi kredit:
Debet: perabot (harta) bertambah / Kredit: uang kas (harta) berkurang, masing-
masing Rp 5000
Debet: utang pinjaman (utang) berkurang / Kredit: uang kas (harta) berkurang,
masing-masing Rp 10000
3. Pemilik modal menarik kembali modalnya Rp 20000 dalam bentuk uang kas,
Debet: modal disetor (modal) berkurang / Kredit: uang kas (harta) berkurang,
masing-masing Rp 20000
Debet: biaya upah (biaya) bertambah / Kredit: uang kas (harta) berkurang,
masing-masing Rp 2000
9
Kita dapat simpulkan bahwa pengisian perubahan sisi kredit no.5 harta berkurang
berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi debet:
Empat macam perubahan angka sisi debet dan empat macam perubahan angka sisi
kredit di atas, satu dengan yang lainnya berbeda dan jangan dicampur-adukkan.
Setiap pengisian salah satu perubahan sisi debet, pada saat yang sama pasti
berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi kredit;
kebalikannya, setiap pengisian salah satu perubahan sisi kredit, pada saat yang
sama pasti berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi
debet; kemudian pada setiap saat setelah perubahan itu, total angka sisi debet
selalu harus sama dengan total angka sisi kredit.
Di atas kita hanya menyebut contoh peluang pengisian berpasangan ketika terjadi
transaksi: perubahan sisi debet no.1 harta bertambah (misalnya, rekening uang
kas diterima/ masuk), dan perubahan sisi kredit no.5 harta berkurang (misalnya,
rekening uang kas dibayar/keluar). Cara pengisian berpasangan demikian berlaku
juga ketika terjadi masing-masing transaksi perubahan angka sisi debet no.2,
no.3, no.4, dan transaksi perubahan angka sisi kredit no.6, no.7, no.8, pada
rekening terkait dengan transaksi dimaksud.
Kembali ke contoh di atas. Secara hitungan, laba Rp 50 diperoleh dengan dua cara:
10
Dari dua cara hitungan di atas sama-sama dapat diketahui bahwa laba Rp 50
merupakan laba bersih yang ditumpuk sejak saat 1 Januari s/d saat 31 Desember
2011, sebagai kinerja atau hasil yang diperoleh dari serangkaian proses peristiwa/
kejadian/ kegiatan usaha selama satu periode tersebut.
1. Pada saat 1 Januari 2011, terdapat: harta 100, utang 60, dan modal 40.
Keadaan ini kita sebut: harta pada saat 1 Januari 2011 sebesar 100, utang
pada saat 1 Januari 2011 sebesar 60, dan modal pada saat 1 Januari 2011
sebesar 40.
2. Pada saat 31 Desember 2011, terdapat: harta 150, utang 60, dan modal 90.
Keadaan ini kita sebut: harta pada saat 31 Desember 2011 sebesar 150,
utang pada saat 31 Desember 2011 sebesar 60, dan modal pada saat 31
Desember 2011 sebesar 90.
3. Tidak ada angka atau keadaan yang menyatakan: harta selama satu
periode sejak 1 Januari s/d 31 Desember 2011 sebesar sekian, utang selama
satu periode sejak 1 Januari s/d 31 Desember 2011 sebesar sekian, dan
modal selama satu periode sejak 1 Januari s/d 31 Desember 2011 sebesar
sekian.
Sekali lagi, perhatikan laporan rugi laba bentuk 4b. Laporan rugi laba berisi
perincian perhitungan laba 50, berasal dari pendapatan 70 dikurang biaya 20.
11
Pendapatan dan biaya dapat berubah, bertambah atau berkurang, hanya bila
terjadi proses peristiwa, kegiatan usaha, pertumbuhan, pemutaran, pengembangan
wujud kekayaan (harta) selama satu periode (tempo dari satu saat s/d saat lain)
tertentu. Peristiwa demikian disebut transaksi rugi laba. Contoh transaksi rugi
laba: terjadinya harga (biaya) pokok barang terjual; membayar biaya usaha, biaya
sewa; memikul kerugian barang, kerugian piutang; menerima hasil penjualan
barang atau jasa, hasil sewa, hasil warisan atau hadiah, dan lainnya. Laporan rugi
laba menjelaskan perincian pengukuran kinerja, setumpukan laba, yang diperoleh
dari kegiatan usaha, katakan, selama tempo dari 1 Januari s/d 31 Desember tahun
2011. Nah, memasuki tahun baru 2012, laporan rugi laba tahun 2011 itu telah
putus atau tidak terkait lagi dengan laporan rugi laba tahun lain. Memasuki tahun
2012, kita mulai membuat laporan rugi laba baru tahun 2012. Ingat, laporan rugi
laba berfungsi sebagai laporan pelengkap/sementara, dan unsur kekayaan yang
ada di dalamnya disebut rekening pelengkap/sementara.
Ada peristiwa lain lagi, yaitu peristiwa bukan transaksi rugi laba. Ini disebut
transaksi neraca atau transaksi modal. Contoh transaksi modal: membeli
barang atau perabot, membayar harga barang; meminjam uang, melunasi
pinjaman uang; pengalihan antar utang, penyetoran modal uang, pengembalian
modal uang, dan lainnya. Peristiwa macam ini hanya berakibat berubahnya,
bertambahnya atau berkurangnya, unsur neraca (harta, utang, dan modal) saja.
Neraca menjelaskan perincian pengukuran posisi keuangan, harta, utang dan
modal, berlaku pada satu saat (hari, tanggal) tertentu, terus berlanjut ke neraca
saat berikutnya dan terkait dengan neraca saat sebelumnya. Neraca tidak pernah
putus, tetapi tidak bersifat periodik; neraca hanya dibuat untuk tiap-tiap saat,
bukan untuk selama tempo dari satu saat s/d saat lain. Ingat, neraca berfungsi
sebagai laporan asli/ berkelanjutan, dan unsur kekayaan yang ada di dalamnya
disebut rekening asli/ berkelanjutan.
Andaikata begini:
12
Kita buat laporan rugi laba tiap akhir hari. Akan ada rugi laba selama satu hari, rugi
laba selama dua hari sejak 1 s/d 2 Januari, rugi laba selama tiga hari sejak 1 s/d 3
Januari, rugi laba selama empat hari sejak 1 s/d 4 Januari, dan seterusnya, hingga
laporan rugi laba selama 365 hari sejak 1 Januari s/d 31 Desember. Artinya, kalau
kita ambil tempo selama satu tahun, maka di sana tersedia hanya satu macam
data laporan rugi laba, kinerja, untuk periode selama satu tahun (365 hari).
Berikutnya, kita buat neraca tiap hari. Akan ada neraca saat 1 Januari (neraca awal
tahun), neraca saat 2 Januari, neraca saat 3 Januari, neraca saat 4 Januari, dan
seterusnya, hingga neraca saat 31 Desember (neraca akhir tahun). Artinya, kalau
kita ambil tempo selama satu tahun, maka disana tersedia 365 macam data saat
neraca, posisi keuangan, dimana angka di satu saat berbeda dengan di saat
lainnya.
1. Istilah dan data berikut ini lazim tersedia dalam laporan rugi laba:
Pendapatan (penghasilan), biaya, atau laba selama satu pekan, selama satu
bulan, selama satu semester, atau selama satu tahun, dan sebagainya.
2. Istilah dan data berikut ini tidak pernah ada dalam laporan akuntansi:
Harta, utang, atau modal selama satu pekan, selama satu bulan, selama satu
semester, selama satu tahun, dan sebagainya.
3. Neraca adalah laporan yang menyajikan keadaan kekayaan, atau kelancaran/
posisi keuangan pada satu saat tertentu; laporan rugi laba adalah laporan
yang menyajikan kinerja, hasil kegiatan usaha, atau hasil pemutaran/
pengembangan wujud kekayaan (harta) selama satu periode tertentu.
4. Transaksi akuntansi boleh dibedakan menjadi dua macam:
a. Transaksi rugi laba, yaitu transaksi perubahan naik-turunnya
(bertambahnya atau berkurangnya) angka: pendapatan, dan biaya, atau
laba. Transaksi macam ini di satu sisi harus dicatat di laporan rugi laba,
dan di sisi lain biasanya dicatat pula di neraca. Ingat aturan pencatatan
(pengisian)nya seperti tersebut di atas.
b. Transaksi neraca atau transaksi modal, yaitu transaksi perubahan
naik-turunnya (bertambahnya atau berkurangnya) angka: harta, utang,
dan modal, dan tidak berhubungan dengan unsur laporan rugi laba;
13
Auditing :
Prosesnya:
Sifatnya analitis
15
Pemeriksaan intern
Pemerksaan extern
Dapat berupa:
Definition of an audit
1. Private audits
2. Statutory audits
3. Internal audits
Private audits
Statutory audits
Internal audits
- the duties of the internal auditor are closely bound up with the internal check
and control of a business
- this implies that the audit is carried out through to completion in one
continues session
Interim audit
Continues audit
Procedural audit
18
- the investigation of business in all its managerial aspects from the highest
governing executive downwards
- the making of a report as to its effectiveness or otherwise from the point of
view of the profitability and efficient running of the business
- this is of more recent origin than the normal type of audit, and has proved
more popular in the USA
- it is necessary here to commence from the balance sheet, working back to
the books of prime entry and their documentary evidence
- it is essential to ensure that there is a reliable system of internal check and
control in operation, and that the auditor carrying out the audit should be
highly skilled;
assuming this to be the case, the following broad scheme of operation might
be suitable:
1. Examine the minute books of the organization, taking notes on any matters
of importance affecting the accounts and balance sheet items.
2. Compare the revenue account for the year of audit with that of the previous
year, ascertaining the reasons for any material differences.
3. Compare the increase or decrease of variable expenses in conjunction with
the variation in turn over. Unit quantities are important with regard to turn
over, adjustment and allowance should be made for price or other variations.
4. Carefully investigate any change in gross profit rates; in conjunction with
this, examine stock values. The separation of various sales line for
investigation purposes should be made.
5. Any items of non-recurring nature should be examined, such as losses or
profit incurred on fixed assets. Depreciation charges should be carefully
checked in conjunction with the assets concerned.
19
6. The effect of the profit or loss for the period in varying the balance sheet
should be explained.
7. The variation in fixed assets holdings should be examined by means of
schedules showing movement since the last balance sheet date.
8. Examine the variation in current assets as compared with the previous year.
Accounting ratios may be most useful, together with credit control schedules.
9. The list of pre-payments and accruals should be scrutinized, any material
alteration being investigated.
10. Examine all remaining balance sheet items, such as share capital,
taxation, etc. ascertaining that these are in order in line with prevailing audit
requirement, e.g. taxation being fully provided for on current profit.
11. All assets held and liabilities owed should be verified.
12. Ascertain whether any capital commitment exist, and that any items
on which subsequent losses might rise have been provided for.
- Ini adalah bentuk asli audit yg lebih mutakhir dibanding jenis audit biasa
- Yg diperlukan dalam audit ini yaitu, memulai dari neraca bekerja mundur ke
buku jurnal utama dan bukti dokumennya
- Penting dalam hal ini untuk menjamin bahwa tersedia system internal check
dan system internal konrol yg dapat dipercaya/ handal di dalam perusahaan;
dan bahwa auditor yg melaksanakan audit seharusnya berketrampilan tinggi;
bila syarat ini dipenuhi dalam hal tersebut (balance sheet audit), rancangan
garis-besar kegiatan berikut dapat/ cocok diterapkan:
1. Periksa buku2 risalah dari organisasi tsb, buat catatan atas setiap hal
penting yang mempengaruhi rekening2 (rugi-laba) dan neraca.
2. Bandingkan rekening rugi-laba tahun audit tersebut dengan rekening yg
sama tahun sebelumnya, pastikan sebab2 terjadinya setiap perbedaan yg
penting (material).
3. Bandingkan kenaikan dan penurunan biaya variabel sehubungan dengan
perubahan perputaran harta, dan penyesuaian dan penyediaan-cadangan
harus dilakukan terhadap perubahan harga dan lainnya.
4. Teliti secara cermat terhadap setiap perubahan tingkat laba kotor;
sehubungan dg ini periksa nilai persediaan (barang). Pemilahan berbagai lini
penjualan untuk tujuan penelitian harus dilakukan.
20
5. Setiap pos yg bersifat tidak berulang harus diperiksa, seperti rugi atau laba
yg terjadi atas harta tetap. Biaya penyusutan harus dicek secara cermat
sehubungan dengan harta terkait.
6. Dampak dari rugi-laba periode tersebut terhadap neraca harus dijelaskan.
7. Perubahan dalam pemilikan harta tetap harus diperiksa melalui schedule yg
memperlihatkan gerak perubahan-nya sejak tanggal neraca terakhir.
8. Periksa perubahan harta lancar dibandingkan dg tahun sebelumnya. Rasio
akuntansi boleh jadi amat berguna, bersama dg schedule pengendalian
transaksi kredit.
9. Daftar pembayaran dimuka dan biaya belum dibayar harus dicermati, setiap
perubahan yg penting (material) harus diteliti.
10. Periksa semua pos neraca yg masih ada, seperti modal saham, pajak
dll, pastikan bahwa pos2 ini ditangani sesuai dg persyaratan audit yg
berlaku, misalnya pajak diperhitungkan sepenuhnya atas laba periode
berjalan (sekarang).
11. Seluruh harta yg dimiliki dan hutang yg ditanggung harus diperiksa
hitungannya.
12. Pastikan bahwa apakah terdapat suatu komitmen/ janji modal dan
bahwa setiap pos yg mungkin menimbulkan kerugian periode berikutnya
telah disediakan cadangan-nya
Butir 1 + butir 2 + laporan akuntan (audit report atau opinion), disebut laporan
keuangan (financial report) bentuk pendek (short form)
Laporan bentuk pendek + pesan/ harapan pada tahun2 yad yg disampaikan oleh
perusahaan di pasar modal, disebut laporan tahunan (annual report)
The main points to which the auditor should give attention when taking up a new
audit
Perencanaan pekerjaan
Working papers should be such as will enable the auditor to achieve their object
of forming an opinion on the accounts on which they report.
They should:
Current file
1. Suatu salinan rekening2 atau ikhtisar2 atas dasar mana auditor akan
memberikan laporan akuntan, yg disahkan oleh tanda-tangan direktur atau
dg cara lain
2. Indeks (cross-referenced, rujukan-silang), pertanyaan pengendalian intern
dan program audit standar yang mesti dirujuk satu dengan lainnya, dan juga
setiap flow charts
3. Suatu daftar penjelasan (schedule) bagi tiap pos dalam neraca dan rekening
rugi-laba menurut anggaran dasar, baik pula termasuk angka perbandingan
yg menunjukkan susunannya dan bagaimana telah diverifikasinya
keberadaan harta, modal sendiri dan nilai perusahaan, atau kewajiban/
hutang. Schedule2 ini harus dirujuk kpd dokumen yang berasal dari
verifikasi extern, seperti surat2 bank dan hasil kiriman surat kpd debtor dan
kehadiran saat pengambilan persediaan fisik.
4. Suatu check-list yg menyangkut kepatuhan pada ketentuan penyajian/
pengungkapan (disclosure) menurut anggaran dasar.
5. Suatu daftar berisi pertanyaan2 yg muncul selama audit dan
penyelesaiannya, disertai catatan semestinya mengenai hal2 yg perlu
diperhatikan pada tahun berikutnya. Pertanyaan yg belum jelas terjawab
pada waktu itu harus dimasukkan dalam suatu schedule berikutnya untuk
jadi perhatian pihak yg mereview berikutnya dan untuk jadi rujukan bagi
klien, bila perlu. Pertanyaan2 penting (material) yg tidak terjawab secara
memuaskan dg rujukan segera kepada klien, boleh jadi memaksa adanya
suatu kualifikasi/ keterbatasan/ pengecualian dalam laporan auditor tersebut,
dan pertanyaan demikian harus didokumentasikan selengkapnya dan
didukung oleh suatu catatan tentang seluruh diskusi dg klien dan setiap
keterangan yang diberikan.
25
Permanent file
Map permanent
1. Anggaran dasar
2. Project proposal
3. Surat2 keputusan mengenai fasilitas perpajakan
4. Bagan organisasi
5. Contoh tanda-tangan pejabat yg memberi persetujuan
6. Proses produksi dan keterangan mengenai barang product
7. Bagan perkiraan/ akun
8. Kontrak penjualan/ pembelian, perjanjian kredit dll.
9. Statistic keuangan yang penting (financial highlights)
Program pemeriksaan
1. Tujuan pemeriksaan
2. Penjelasan singkat tentang system akuntansi
3. Segi2 pengendalian intern yg kuat dan yg lemah
4. Prosedur pekerjaan pemeriksaan; ini merupakan inti dari suatu program
audit
5. Kesimpulan pemeriksaan
6. Catatan untuk pemeriksaan yg akan datang
Berikut ini disajikan contoh pekerjaan yg harus dilakukan dan review singkat
menyeluruh tentang prosedur pekerjaan audit.
2. Cek laporan bank dengan buku kas dan slip setoran, yg tercatat tanggal
penyetoran; cek setoran langsung dengan surat-hutang advis.
3. Periksa rekonsiliasi berkala dan cek secara terperinci rekonsiliasi tsb pd
tanggal penutupan buku
4. Cek transfer ke buku kas-kecil
5. Cek pindah buku ke buku besar umum (nominal ledger)
6. Periksa sah-tidaknya sejumlah pembayaran yg dipindah-bukukan ke buku
besar umum, terutama pembayaran bersifat pribadi, misalnya membayar
biaya ke anggota organisasi/ perusahaan.
1. Pastikan bahwa kas kecil diparaf secara berkala oleh pejabat yg bertanggung
jawab, dan perhatikan besaran float; yakinkan jumlah imprest tidak
dilampaui
2. Test sejumlah voucher. Perhatikan bahwa pembayaran berkaitan dg berbagai
pos diungkapkan secara masuk akal
3. Cek kas tersedia ditambah voucher yg mungkin belum juga dimasukkan dan
yakinkan semua saldo, dimana lebih dari satu, dibuat secara serentak
4. Cek pindah buku ke buku besar umum.
Purchases
Sales
2. Cek buku barang keluar pada akhir periode dan pastikan apakah faktur
penjualan telah diberikan untuk pengiriman barang.
3. Test buku barang keluar sesuai dengan catatan persediaan untuk menjamin
barang yg dijual tidak disajikan sebagai persediaan yg tidak terkirim.
4. Cek sistem dan pastikan semua nota kredit telah diotorisasi.
5. Cek posting data buku harian ke buku besar umum.
6. Dalam hal harta tetap telah dijual, periksa sah-tidak-nya transaksi itu, yang
menjamin adanya otorisasi dan perlakuan yg semestinya dalam rekening.
7. Cek buku barang keluar pd akhir periode dan pastikan apakah faktur
penjualan telah diberikan untuk pengiriman barang
Nominal ledger
Internal control
- Internal control is defined as “not only internal check and internal audit but
the whole system of controls, financial and otherwise, established by the
management in order to carry on the business of the company in an orderly
manner, safeguard its assets and secure as far as possible the accuracy and
reliability of its records”.
- Internal control embraces both internal check and the internal audit, if there
is a department or section engaged on this.
Internal check
This consist of “the allocation of authority and work in such manner as to afford
checks on the routine transaction of day-to-day work by means of the work of one
person being proved independently by another, or the work of one person being
complementary by another,” so affording a means whereby fraud is prevented, or
its early detection is facilitated.
Internal audit
Auditing in depth
32
Agar supaya auditor dapat melakukan test apakah system internal control berjalan
efisien atau tidak diperlukan adanya penerapan sistem auditing mendalam. Untuk
tujuan ini auditor harus memahami menyeluruh:
Plan of organization
Rencana organisasi yang lengkap harus meliputi aktivitas manajemen dan staf,
dua-duanya, pada semua tingkatan, yang menyatakan secara jelas tugas dan
tanggung-jawab mereka dan kekuasaan mereka melakukan otorisasi dalam
berbagai kegiatan perusahaan.
Internal audit
34
Bila internal audit dibangun dan berjalan, internal control akan sangat efektif dan
banyak menjamin bahwa system akuntansi jadi efisien dan berjalan sesuai dg
prosedur yg direncanakan.
Practical application
Classification of sections
Penerimaan kas
Control of fund
Balances held
1. Aturan khusus harus dibuat sehubungan dg angka kas cadangan (cash floats)
yg akan disediakan dan jumlahnya, termasuk mesin kas dan meja kas,
begitu juga saldo kas kecil untuk tujuan pembayaran.
2. Orang2 yg diizinkan masuk melihat saldo tersebut di butir 1 harus resmi
disebutkan dan batasan ditentukan mengenai jumlah terkait pembayaran kas
kecil. Semua kas kecil cadangan (petty cash floats) harus tersedia
berdasarkan sistem imprest.
3. Aturan harus ada untuk menjamin kas cadangan dicek oleh staf yg
bertanggung-jawab pada rentang waktu berkali-kali; aturan harus ditetapkan
berkaitan dg pengamanan simpanan uang yg diperoleh di tempat tsb di luar
jam kerja.
4. Ketetapan prosedur harus ada untuk penanganan dana karyawan, seperti
upah belum diambil, dana liburan dll.
5. Rekonsiliasi bank harus dibuat pada rentang waktu yg ditetapkan, bila
mungkin oleh seseorang yg pekerjaannya bebas dari penerimaan dan
pembayaran kas. Bila ada bagian internal audit, pengecekan yg teratur
terhadap rekonsiliasi demikian harus dilakukan. Siapa saja yg ditugaskan
untuk mengecek rekonsiliasi tsb harus diperintahkan untuk memeriksa hal2/
pos pengecualian, seperti cek beredar sepanjang waktu tak-pantas yg tidak
dilaporkan, atau setiap nota stop-bayar.
Cheque payment
37
Division of duties
Remuneration of employees
1. Allocation of duties
- Authority to engage and discharge employees and fix or change rates of pay.
- The recording of all notification of the foregoing to be dealt with only on
receipt in writing, duly initialled.
38
2. Dispatch of goods.
- Authority for dispatch of goods and evidence thereof to be fixed.
- Arrangements to be made for examination and recording of goods
dispatched by staff other than those concerned with stocks maintenance or
invoicing duties.
- Procedure laid down for the regular comparison of records of goods
dispatched with original orders, dispatch notes and invoices.
3. Accounting.
- If staff numbers make it possible, no sales ledger staff should be
concerned with cash records or stock and should not be responsible for
sales invoicing or sales staff duties.
- If possible separate staff should be engaged on the duties of recording
sales and sales returns, of maintenance of customers’ accounts, and of
preparation of statements to customers. Care should be taken that, when
prepared, statements should not be subject to alteration before dispatch to
customers.
- Procedures to ensure that sales returns, price adjustments and special
allowances are operated under an efficient system of interna check.
- Where goods are dispatched in an accounting period but not invoiced
then, adequate procedures should be in force to ensure that they are
invoiced in the next period, and also that the goods held are not shown in
stocks of the company if the sale is included in the earlier period.
40
Stock control
Fixed assets
Investments.
The internal control concerning these is especially important as they may afford the
possibility of misappropriation, more especially by staff in higher-paid grades. Such
arrangements should include:
Arti
Internal audit adalah satu unsur pengendalian intern, merupakan audit untuk
kepentingan manajemen dengan cara verifikasi ketepatan dan kewajaran
catatan akuntansi, mendeteksi ketidak-beresan atau kekeliruan, bersamaan degan
itu, dari sudut pandang manajemen secara luas menilai (appraisal) effektifitas
berbagai pengendalian lainnya serta kegiatan operasi tiap-tiap bagian, biasanya
dilaksanakan oleh suatu bagian tertentu dalam perusahaan seperti seksi audit atau
unit kerja audit.
Bab 1. Umum
2. Dalam hal audit berdasarkan perintah khusus, audit tsb dilaksanakan dg patokan
tata-tertib ini.
Pasal 2. (Lingkup)
1. Lingkup audit meliputi audit akuntansi, audit struktur system dan audit efisiensi.
2. Audit struktur system dan audit efisiensi pada dasarnya dijalankan seiring dg
audit akuntansi.
Pasal 5.
Pelaksana audit harus memahami fakta secara benar dan adil, tidak membocorkan
kepada orang lain secara sembrono hal2 yg telah diketahui dari audit.
Pasal 7. (Program)
Dalam hal audit, pada prinsipnya, lebih dahulu harus menyusun program audit yg
berpijak pada tiap2 butir berikut dan melaksanakannya atas dasar itu.
2. Pelaksana audit
4. Jadwal audit
Ketika audit, pelaksana dapat meminta penyusunan bahan audit sesuai tujuan audit
tersebut.
Pasal 9. (Metode)
Audit menggunakan suatu atau berbagai metode testing, seperti hearing atau
interview (mendengar informasi keadaan sebenarnya), check atau checking
(menguji kecocokan berbagai dokumen, bukti atau catatan), inspection (melihat
atau memeriksa keadaan harta fisik), confirmation (peneguhan atau penyaksian),
observation (menyaksikan pemeriksaan auditee atas harta fisik), scanning (melihat
sepintas-lalu berbagai bahan atau surat), dan analisis (menguraikan atau
membedah).
2. Lokasi audit
3. Pelaksana audit
Kepala lokasi auditee harus melaporkan segera kepada direktur keadaan langkah
dan tindak lanjut berkenaan dg hasil pelaksanaan audit, melalui penanggung-jawab
pelaksana audit.
1. Mengecek kecocokan saldo masing2 pos rekening yg terantum dalam neraca dan
laporan rugi laba dg saldo masing2 pos rekening dalam buku besar umum dan
saldo buku besar pembantu/ tambahan.
2. Mengecek kecocokan tiap2 transaksi dg slip, dokumen bukti, buku2 terkait dan
lainnya untuk memastikan kewajaran dan ketepatan masing2 pos rekening.
b. Dalam hal selain uang tunai ditangani sebagai kas, memeriksa benar-tidaknya
berkenaan isinya (wujudnya).
c. Mengenai deposito, bila diperlukan, meminta surat keterangan saldo dari tempat
mendeposito, kemudian mencocokkan dg buku2 terkait.
d. Menyangkut deposito, ketika angka dalam surat keterangan saldo dan saldo
buku tidak bersesuaian, menyusun daftar rekonsiliasi saldo deposito kemudian
mengeceknya.
2. Piutang penjualan
c. Memeriksa apakah syarat2 yg tertulis di halaman muka dan belakang wesel tagih
telah sempurna atukah tidak, dimiliki melalui transaksi normal atau tidak, wesel yg
telah jatuh-tempo atau tidak.
Sehubungan dg uang belum masuk, pinjaman diberikan jangka pendek dan lainnya,
berlaku prosedur audit di atas.
5. Harta persediaan
b. Mencocokkan antara buku besar umum dan buku barang, lalu memeriksa benar-
tidaknya perhitungan.
6. Harta tetap
a. Mencocokkan antara buku harta tetap dan harta tetap yg ada serta
memeriksanya, bila dianggap perlu, menyelidiki surat2 bukti asli seperti surat
perjanjian, surat kuasa dan lainnya.
9. Utang pembelian
a. Mengecek apakah penarikan wesel bayar melewati prosedur yg wajar atau tidak.
10. Uang terima dimuka, uang titipan, uang belum bayar, biaya belum
dibayar dan lainnya berpijak pada prosedur pemeriksaan di butir terdahulu.
12. Cadangan
1. Angka penjualan
Mengenai pos2 penting biaya penjualan dan biaya umum administrasi, melakukan
analisis rekening, memastikan apakah diklasifikasikan secara tepat atau tidak,
terutama apakah pengisian (jurnal)) penyesuaian sisi kredit tepat atau tidak.
3. Mengenai barang dalam proses, meneliti biaya bahan dasar yg masuk ke dalam
barang dalam proses serta biaya pengolahan menurut klasifikasi departemen dan
klasifikasi barang produk, kemudian mengecek tepat-tidaknya penilaiannya.
2. Surat berharga
3. Transaksi pembelian
4. Transaksi penjualan
5. Persediaan barang
6. Harta tetap
8. Gaji upah
9. Penghimpunan modal
Mengadakan analisis perbandingan harta, utang dan komponen modal dari laporan
neraca, kemudian berdasarkan terutama hal2 berikut menelaah keamanan dan
likuiditas perusahaan.
b. Rasio hubungan antara modal dan harta (rasio kebutuhan modal dan
pemenuhan modal)
c1. Rasio dari harta tetap dan harta lancar thd total harta
2. Penggunaan dana
Tambahan
Selanjutnya: