Anda di halaman 1dari 56

1

MATRIKULASI Auditing

Akuntansi:

- cara pengumpulan dan pengolahan data keuangan


- disampaikan dalam bentuk laporan/ikhtisar
- dipakai untuk pengambilan keputusan

Prosesnya:

- penyiapan dokumen dasar


- dicatat pd buku harian (journals) dan buku tambahan (subsidiary ledger)
- secara berkala buku harian ditutup dan transaksi itu dipindahkan (posted) ke
buku besar (general ledger)
- buat neraca percobaan (trial balance): sebagai dasar penyusunan ikhtisar
keuangan
- secara berkala diadakan perbandingan antara: buku besar dan buku
tambahan; buku bank dan buku R/C bank; dstnya

Sifatnya konstruktif

Kaidah Akuntansi: Unsur Kekayaan, Neraca dan Laporan Rugi Laba

Pertama-tama, kita harus bedakan lima unsur kekayaan yang terdiri dari: harta,
utang, modal, biaya dan pendapatan (penghasilan). Unsur kekayaan tersebut
muncul dari pemahaman akuntansi, pencatatan dua sisi (pengisian
berpasangan).

Misalnya begini. Kita pegang sebuah kursi; pada saat yang sama, sebenarnya kita
sedang pegang kayu, rotan, cat, paku, plastik, karet, lem dan seterusnya (semua
bahan yang dipadu jadi kursi). Atau, kita pegang sebuah tembok; pada saat
yang sama, sebenarnya kita sedang pegang batu bata, semen, pasir, besi, cat,
kayu, plastik dan seterusnya (semua bahan yang disusun jadi tembok). Nah
disini ada dua sisi. Sisi pertama, kursi dan tembok. Ini setara dengan utang
(pinjaman) dan modal (modal sendiri). Sisi kedua, semua bagian bahan yang
dipadu jadi kursi, dan semua bagian bahan yang disusun jadi tembok. Ini setara
2

dengan uang tunai, emas, simpanan bank, barang dagang, tagihan piutang, lemari,
kendaraan, mesin, gedung, dan lain-lain. Jadi, istilah “kursi”, atau “tembok” secara
akuntansi substansinya masing-masing berbeda dengan istilah “bagian bahan
paduan kursi”, atau “bagian bahan susunan tembok”.

Satu syarat harus berlaku disini; total nilai kursi dan tembok harus sama dengan
total nilai semua bahan yang terpadu jadi kursi dan semua bahan yang tersusun
jadi tembok. Sisi pertama, kursi dan tembok, disebut sumber kekayaan, dan sisi
kedua, semua bahan paduan kursi dan semua bahan susunan tembok, disebut
wujud kekayaan (bentuk kekayaan). Dalam akuntansi, sumber kekayaan boleh
disebut unsur kekayaan di sisi kredit/ pasiva/ kanan, dan wujud kekayaan boleh
disebut unsur kekayaan di sisi debet/ aktiva/ kiri. Nah, seluruh transaksi
akuntansi biasanya mengikuti pencatatan dua sisi, debet dan kredit, atau kiri dan
kanan. Kita perluas sedikit pada contoh berikut.

Andaikata seorang pengusaha memiliki dan memulai usahanya dengan harta milik
sendiri sebesar Rp 40. Kedudukan kekayaan menjadi,

harta (40) = modal (40)

Di sisi debet (kiri) berisi wujud kekayaan, dan di sisi kredit (kanan) berisi sumber
kekayaan, demikian berlaku seterusnya. Berikutnya, ia meminjam uang tunai dari
pihak lain sebesar Rp 60. Kedudukan kekayaan menjadi ,

harta (100) = utang (60) + modal (40).

Kemudian, pada 1 Januari 2011 ia mulai menjalankan suatu kegiatan usaha atau
memutar/mengembangkan wujud kekayaan (harta) selama satu periode (masa,
tempo) s/d 31 Desember 2011 dan akhirnya memperoleh tumpukan (akumulasi)
laba (disingkat, laba) Rp 50. Kedudukan kekayaan menjadi,

harta (150) = utang (60) + modal (40) + laba (50).

Laba sebesar Rp 50 dapat diperinci sebagai selisih antara sejumlah (setumpukan)


pendapatan dan sejumlah (setumpukan) biaya. Misalkan, laba Rp 50 tersebut
3

berasal dari pendapatan Rp 70 dikurang biaya Rp 20. Kedudukan kekayaan


menjadi,

harta (150) = utang (60) + modal (40) + pendapatan (70) – biaya (20).

Persamaan ini dapat diubah menjadi,

harta (150) + biaya (20) = utang (60) + modal (40) + pendapatan (70).

Selanjutnya, persamaan di atas, bila disusun ke dalam tabel (daftar) kekayaan


berbentuk huruf T yang memiliki kolom di sisi debet dan di sisi kredit (tabel
macam ini nanti disebut rekening), tampil menjadi sbb.

Bentuk 1

Debet (D) Daftar Kekayaan Kredit (K)

1. harta 150 3. utang 60


2. biaya
20 4. modal (awal) 40
5. pendapatan 70
170 170

Atau, bentuk 2

Debet (D) Daftar Kekayaan Kredit (K)

1. harta 150 2. utang 60

3. a. modal (awal) 40

b. laba 50

150 150
4

Atau, bentuk 3

Debet (D) Daftar Kekayaan Kredit (K)

1. harta 150 2. utang 60


3. modal (akhir) 90

150 150

Atau, bentuk 4a)

Debet Neraca Kredit

1. harta 150 2. utang 60

3. a. modal (awal) 40

b. laba 50

150 150

dan bentuk 4b)

Debet Laporan Rugi Laba Kredit

4. biaya 20 5. pendapatan 70
laba
50

70 70

Perhatikan: tabel bentuk 4a) disebut laporan neraca (disingkat, neraca), berisi
unsur kekayaan untuk pengukuran posisi keuangan pada satu saat tertentu, tabel
bentuk 4b) disebut laporan rugi laba, berisi unsur kekayaan untuk pengukuran
kinerja selama satu periode tertentu. Dua laporan ini ( yaitu, 4a dan 4b) harus
5

disediakan bergandengan, dan masing-masing total angka sisi debet harus


seimbang/sama dengan total angka sisi kredit. Dari neraca dapat dilihat adanya
tiga unsur kekayaan, (1) harta, (2) utang, (3) modal, dan dari laporan rugi laba
dapat dilihat adanya dua unsur kekayaan, (4) biaya, dan (5) pendapatan, sehingga
semuanya menjadi lima unsur kekayaan, seperti disebut di atas tadi. Istilah
“rekening”, biasa disebut juga “perkiraan” atau “akun (account)”, artinya sebuah
ruang/tabel/kolom untuk mencatat, menghitung dan melapor keadaan/ perubahan
satu unsur kekayaan, atau satu bagian (pecahan) dari satu unsur kekayaan; untuk
tiap-tiap satu unsur kekayaan, atau tiap-tiap satu bagian (pecahan) dari satu unsur
kekayaan harus disediakan, atau telah tersedia, masing-masing satu rekening.
Dalam pengalaman buku pelajaran dan praktek akuntansi, bentuk (format)
rekening boleh jadi beragam, tetapi yang populer dan lazim dipakai adalah
rekening berbentuk T; disebut demikian lantaran berwujud sebuah tabel yang
memiliki dua sisi kolom, bagian kiri (debet) dan bagian kanan (kredit), menyerupai
huruf T, seperti yang dipakai pada contoh di atas.

Neraca boleh disebut laporan asli/berkelanjutan (real statement) dan unsur


kekayaan yang terkandung di dalamnya boleh disebut rekening asli/berkelanjutan
(real account). Laporan rugi laba boleh disebut laporan pelengkap/sementara
(nominal statement) dan unsur kekayaan yang ada di dalamnya boleh disebut
rekening pelengkap/sementara (nominal account). Laba di laporan rugi laba harus
bernilai sama dengan laba di neraca (akibat dari tatacara pengisian berpasangan)
dan hanya menjadi penyeimbang antara total angka sisi debet dan total angka sisi
kredit masing-masing di laporan rugi laba dan di neraca.

Perhatikan lagi daftar kekayaan bentuk 1, 2 dan 3. Ternyata, tiga bentuk daftar
kekayaan itu mengandung isi yang sama, menyajikan keadaan kekayaan yang
sama; paling-paling boleh dikatakan bentuk 3 lebih ringkas dari bentuk 2 dan
berikutnya bentuk 2 lebih ringkas dari bentuk 1.

Sekarang bandingkan bentuk 2 dan bentuk 4a. Ternyata isinya persis sama, cuma
saja bentuk 2 dinamai daftar kekayaan dan bentuk 4a dijuluki neraca; dua nama
yang wujudnya mutlak harus sama.
6

Sebelum berlanjut, kesepakatan berikut harus lebih dahulu dipastikan bahwa:

- harta, utang dan modal adalah unsur kekayaan di neraca (disingkat, unsur
neraca); biaya dan pendapatan adalah unsur kekayaan di laporan rugi laba
(disingkat, unsur laporan rugi laba); unsur neraca berbeda dan jangan
dicampur-adukkan dengan unsur laporan rugi laba;
- harta dan biaya adalah unsur kekayaan sisi debet (disingkat, unsur sisi
debet); utang, modal, dan pendapatan adalah unsur kekayaan sisi kredit
(disingkat, unsur sisi kredit); unsur sisi debet berbeda dan jangan dicampur-
adukkan dengan unsur sisi kredit;
- laba, atau rugi adalah selisih pendapatan dikurang biaya, yang kemudian
menjadi penyeimbang di laporan rugi laba, dan juga di neraca; pendapatan,
atau biaya belum tentu sama masing-masing dengan laba, atau rugi;
- harta tidak sama dan jangan dicampur-adukkan dengan modal; modal tidak
sama dan jangan dicampur-adukkan dengan pendapatan;
- harta, atau utang berbeda dan jangan dicampur-adukkan masing-masing
dengan pendapatan, atau biaya; harta dikurang utang sama dengan modal,
pendapatan dikurang biaya sama dengan laba atau rugi; artinya, modal
jangan dikacaukan dengan laba atau rugi; dengan kata lain: perhitungan
laba, atau rugi berbeda dan jangan dicampur-adukkan dengan perhitungan
harta, atau utang; artinya, selisih pendapatan dikurang biaya berbeda dan
jangan dicampur-adukkan dengan selisih harta dikurang utang;
- Aturan atau cara pencatatan (pengisian)-nya begini, (1) peristiwa
perubahan bertambah/meningkatnya unsur kekayaan: harta dan biaya
bertambah dicatat (diisi) pada sisi debet di rekening masing-masing; utang,
modal, dan pendapatan bertambah dicatat pada sisi kredit di rekening
masing-masing; (2) kebalikannya, peristiwa perubahan berkurang/
menurunnya unsur kekayaan: harta dan biaya berkurang dicatat pada sisi
kredit di rekening masing-masing; utang, modal, dan pendapatan berkurang
dicatat pada sisi debet di rekening masing-masing.
Perubahan bertambah/ meningkatnya angka unsur kekayaan berbeda dan
jangan dicampur-adukkan dengan perubahan berkurang/ menurunnya angka
unsur kekayaan.
Atau dinyatakan begini; pencatatan pada sisi debet di rekening masing-
masing meliputi perubahan: 1. harta bertambah, 2. utang berkurang, 3.
7

modal berkurang, 4. biaya muncul (akrual). Dan kebalikannya, pencatatan


pada sisi kredit di rekening masing-masing meliputi perubahan: 5. harta
berkurang, 6. utang bertambah, 7. modal bertambah, 8. pendapatan muncul
(akrual).
Empat macam perubahan angka sisi debet (no.1 s/d no.4) berbeda dan
jangan dicampur-adukkan dengan empat macam perubahan angka sisi kredit
(no.5 s/d no.8).

Tiap satu transaksi akuntansi harus berakibat atau berwujud pencatatan


(pengisian) berpasangan, pada saat yang sama, ke dalam dua sisi perubahan
substansi berbeda, di sisi debet dan di sisi kredit.

Mari kita lihat contoh transaksi uang kas (harta) bertambah berikut.

1. Piutang dagang Rp 1000 diterima dalam bentuk uang tunai (kas),

Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: piutang dagang (harta) berkurang,
masing-masing Rp 1000

2. Uang kas Rp 10000 dipinjam dari kreditor,

Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: utang pinjaman (utang) bertambah,
masing-masing Rp 10000

3. Pemilik modal menyetor uang kas Rp 50000 ke perusahaan,

Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: modal disetor (modal) bertambah,
masing-masing Rp 50000

4. Sewa toko Rp 500 diterima dalam bentuk uang kas,

Debet: uang kas (harta) bertambah / Kredit: hasil sewa (pendapatan) bertambah,
masing- masing Rp 500
8

Kita dapat simpulkan bahwa pengisian perubahan sisi debet no.1 harta bertambah
berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi kredit:

Sisi debet Sisi kredit

no.1 harta bertambah no.5 harta berkurang

no.6 utang bertambah

no.7 modal bertambah

no.8 pendapatan muncul

Berikutnya, kita lihat contoh transaksi uang kas (harta) berkurang.

1. Perabot seharga Rp 5000 dibeli dan dibayar dengan uang tunai,

Debet: perabot (harta) bertambah / Kredit: uang kas (harta) berkurang, masing-
masing Rp 5000

2. Utang pinjaman Rp 10000 dilunasi dengan uang kas,

Debet: utang pinjaman (utang) berkurang / Kredit: uang kas (harta) berkurang,
masing-masing Rp 10000

3. Pemilik modal menarik kembali modalnya Rp 20000 dalam bentuk uang kas,

Debet: modal disetor (modal) berkurang / Kredit: uang kas (harta) berkurang,
masing-masing Rp 20000

4. Upah Rp 2000 dibayar dengan uang tunai,

Debet: biaya upah (biaya) bertambah / Kredit: uang kas (harta) berkurang,
masing-masing Rp 2000
9

Kita dapat simpulkan bahwa pengisian perubahan sisi kredit no.5 harta berkurang
berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi debet:

Sisi debet Sisi kredit

no.1 harta bertambah no.5 harta berkurang

no.2 utang berkurang

no.3 modal berkurang

no.4 biaya muncul

Empat macam perubahan angka sisi debet dan empat macam perubahan angka sisi
kredit di atas, satu dengan yang lainnya berbeda dan jangan dicampur-adukkan.
Setiap pengisian salah satu perubahan sisi debet, pada saat yang sama pasti
berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi kredit;
kebalikannya, setiap pengisian salah satu perubahan sisi kredit, pada saat yang
sama pasti berpasangan dengan pengisian salah satu atau lebih perubahan sisi
debet; kemudian pada setiap saat setelah perubahan itu, total angka sisi debet
selalu harus sama dengan total angka sisi kredit.

Di atas kita hanya menyebut contoh peluang pengisian berpasangan ketika terjadi
transaksi: perubahan sisi debet no.1 harta bertambah (misalnya, rekening uang
kas diterima/ masuk), dan perubahan sisi kredit no.5 harta berkurang (misalnya,
rekening uang kas dibayar/keluar). Cara pengisian berpasangan demikian berlaku
juga ketika terjadi masing-masing transaksi perubahan angka sisi debet no.2,
no.3, no.4, dan transaksi perubahan angka sisi kredit no.6, no.7, no.8, pada
rekening terkait dengan transaksi dimaksud.

Kembali ke contoh di atas. Secara hitungan, laba Rp 50 diperoleh dengan dua cara:
10

1. Pendapatan (penghasilan) selama satu periode tertentu (katakan, dari 1


Januari s/d 31 Desember 2011) sebesar Rp 70 dikurang biaya selama
periode yang sama sebesar Rp 20. Ketika itu, laba menjadi penyeimbang sisi
debet dan kredit di laporan rugi laba.
2. Modal akhir (modal saat akhir periode, katakan, saat 31 Desember 2011)
sebesar Rp 90 dikurang modal awal (modal saat awal periode, katakan, saat
1 Januari 2011) sebesar Rp 40. Ketika itu, laba menjadi pula penyeimbang
sisi debet dan kredit di laporan neraca. Dalam hal ini:
a. harta awal periode 100 – utang awal periode 60 = modal awal 40
b. harta akhir periode 150 – utang akhir periode 60 = modal akhir 90.

Dari dua cara hitungan di atas sama-sama dapat diketahui bahwa laba Rp 50
merupakan laba bersih yang ditumpuk sejak saat 1 Januari s/d saat 31 Desember
2011, sebagai kinerja atau hasil yang diperoleh dari serangkaian proses peristiwa/
kejadian/ kegiatan usaha selama satu periode tersebut.

Selanjutnya perhatikan kenyataan atau keadaan pada saat-saat berikut.

1. Pada saat 1 Januari 2011, terdapat: harta 100, utang 60, dan modal 40.
Keadaan ini kita sebut: harta pada saat 1 Januari 2011 sebesar 100, utang
pada saat 1 Januari 2011 sebesar 60, dan modal pada saat 1 Januari 2011
sebesar 40.
2. Pada saat 31 Desember 2011, terdapat: harta 150, utang 60, dan modal 90.
Keadaan ini kita sebut: harta pada saat 31 Desember 2011 sebesar 150,
utang pada saat 31 Desember 2011 sebesar 60, dan modal pada saat 31
Desember 2011 sebesar 90.
3. Tidak ada angka atau keadaan yang menyatakan: harta selama satu
periode sejak 1 Januari s/d 31 Desember 2011 sebesar sekian, utang selama
satu periode sejak 1 Januari s/d 31 Desember 2011 sebesar sekian, dan
modal selama satu periode sejak 1 Januari s/d 31 Desember 2011 sebesar
sekian.

Sekali lagi, perhatikan laporan rugi laba bentuk 4b. Laporan rugi laba berisi
perincian perhitungan laba 50, berasal dari pendapatan 70 dikurang biaya 20.
11

Pendapatan dan biaya dapat berubah, bertambah atau berkurang, hanya bila
terjadi proses peristiwa, kegiatan usaha, pertumbuhan, pemutaran, pengembangan
wujud kekayaan (harta) selama satu periode (tempo dari satu saat s/d saat lain)
tertentu. Peristiwa demikian disebut transaksi rugi laba. Contoh transaksi rugi
laba: terjadinya harga (biaya) pokok barang terjual; membayar biaya usaha, biaya
sewa; memikul kerugian barang, kerugian piutang; menerima hasil penjualan
barang atau jasa, hasil sewa, hasil warisan atau hadiah, dan lainnya. Laporan rugi
laba menjelaskan perincian pengukuran kinerja, setumpukan laba, yang diperoleh
dari kegiatan usaha, katakan, selama tempo dari 1 Januari s/d 31 Desember tahun
2011. Nah, memasuki tahun baru 2012, laporan rugi laba tahun 2011 itu telah
putus atau tidak terkait lagi dengan laporan rugi laba tahun lain. Memasuki tahun
2012, kita mulai membuat laporan rugi laba baru tahun 2012. Ingat, laporan rugi
laba berfungsi sebagai laporan pelengkap/sementara, dan unsur kekayaan yang
ada di dalamnya disebut rekening pelengkap/sementara.

Ada peristiwa lain lagi, yaitu peristiwa bukan transaksi rugi laba. Ini disebut
transaksi neraca atau transaksi modal. Contoh transaksi modal: membeli
barang atau perabot, membayar harga barang; meminjam uang, melunasi
pinjaman uang; pengalihan antar utang, penyetoran modal uang, pengembalian
modal uang, dan lainnya. Peristiwa macam ini hanya berakibat berubahnya,
bertambahnya atau berkurangnya, unsur neraca (harta, utang, dan modal) saja.
Neraca menjelaskan perincian pengukuran posisi keuangan, harta, utang dan
modal, berlaku pada satu saat (hari, tanggal) tertentu, terus berlanjut ke neraca
saat berikutnya dan terkait dengan neraca saat sebelumnya. Neraca tidak pernah
putus, tetapi tidak bersifat periodik; neraca hanya dibuat untuk tiap-tiap saat,
bukan untuk selama tempo dari satu saat s/d saat lain. Ingat, neraca berfungsi
sebagai laporan asli/ berkelanjutan, dan unsur kekayaan yang ada di dalamnya
disebut rekening asli/ berkelanjutan.

Andaikata begini:
12

Kita buat laporan rugi laba tiap akhir hari. Akan ada rugi laba selama satu hari, rugi
laba selama dua hari sejak 1 s/d 2 Januari, rugi laba selama tiga hari sejak 1 s/d 3
Januari, rugi laba selama empat hari sejak 1 s/d 4 Januari, dan seterusnya, hingga
laporan rugi laba selama 365 hari sejak 1 Januari s/d 31 Desember. Artinya, kalau
kita ambil tempo selama satu tahun, maka di sana tersedia hanya satu macam
data laporan rugi laba, kinerja, untuk periode selama satu tahun (365 hari).

Berikutnya, kita buat neraca tiap hari. Akan ada neraca saat 1 Januari (neraca awal
tahun), neraca saat 2 Januari, neraca saat 3 Januari, neraca saat 4 Januari, dan
seterusnya, hingga neraca saat 31 Desember (neraca akhir tahun). Artinya, kalau
kita ambil tempo selama satu tahun, maka disana tersedia 365 macam data saat
neraca, posisi keuangan, dimana angka di satu saat berbeda dengan di saat
lainnya.

Pemahamannya jadi begini:

1. Istilah dan data berikut ini lazim tersedia dalam laporan rugi laba:
Pendapatan (penghasilan), biaya, atau laba selama satu pekan, selama satu
bulan, selama satu semester, atau selama satu tahun, dan sebagainya.
2. Istilah dan data berikut ini tidak pernah ada dalam laporan akuntansi:
Harta, utang, atau modal selama satu pekan, selama satu bulan, selama satu
semester, selama satu tahun, dan sebagainya.
3. Neraca adalah laporan yang menyajikan keadaan kekayaan, atau kelancaran/
posisi keuangan pada satu saat tertentu; laporan rugi laba adalah laporan
yang menyajikan kinerja, hasil kegiatan usaha, atau hasil pemutaran/
pengembangan wujud kekayaan (harta) selama satu periode tertentu.
4. Transaksi akuntansi boleh dibedakan menjadi dua macam:
a. Transaksi rugi laba, yaitu transaksi perubahan naik-turunnya
(bertambahnya atau berkurangnya) angka: pendapatan, dan biaya, atau
laba. Transaksi macam ini di satu sisi harus dicatat di laporan rugi laba,
dan di sisi lain biasanya dicatat pula di neraca. Ingat aturan pencatatan
(pengisian)nya seperti tersebut di atas.
b. Transaksi neraca atau transaksi modal, yaitu transaksi perubahan
naik-turunnya (bertambahnya atau berkurangnya) angka: harta, utang,
dan modal, dan tidak berhubungan dengan unsur laporan rugi laba;
13

transaksi macam ini hanya dicatat di neraca. Ingat aturan pencatatan


(pengisian)-nya seperti tersebut di atas.

Asas akrual atau asas realisasi mengandung peluang penyesuaian berikut.

1. Pendapatan berbeda substansinya dengan penerimaan harta:


- Ada pendapatan, dan sudah diterima dalam bentuk harta. Kenyataan
demikian dengan sendirinya sudah beres tercatat (terisi) pada dua sisi, pertama,
di sisi debet harta (dan akhirnya di laporan neraca), dan kedua, di sisi kredit
pendapatan (dan akhirnya di laporan rugi-laba).
- Ada pendapatan, tetapi belum diterima dalam bentuk harta. Kenyataan
demikian (masih) harus atau perlu dicatat (diisi) lagi pada dua sisi, pertama, di
sisi debet harta, misalnya, di sisi debet rekening piutang (tagihan) harta
pendapatan belum terima (dan akhirnya di laporan neraca), dan kedua, di sisi
kredit pendapatan (dan akhirnya di laporan rugi-laba).
- Ada penerimaan dalam bentuk harta, tetapi bukan pendapatan.
Kenyataan demikian (masih) harus atau perlu dicatat (diisi) lagi pada dua sisi,
pertama, di sisi debet pendapatan, maksudnya dikurangkan di sisi debet
rekening pendapatan (dan akhirnya di laporan rugi-laba), dan kedua, di sisi
kredit utang, misalnya, di sisi kredit rekening utang pendapatan terima dimuka
(dan akhirnya di laporan neraca).

2. Biaya berbeda substansinya dengan pengeluaran harta:


- Ada biaya, dan sudah dikeluarkan dalam bentuk harta. Kenyataan
demikian dengan sendirinya sudah beres tercatat (terisi) pada dua sisi, pertama,
di sisi debet biaya (dan akhirnya di laporan rugi-laba), dan kedua, di sisi kredit
harta (dan akhirnya di laporan neraca).
- Ada biaya, tetapi belum dikeluarkan dalam bentuk harta. Kenyataan
demikian (masih) harus atau perlu dicatat (diisi) lagi pada dua sisi, pertama, di
sisi debet biaya (dan akhirnya di laporan rugi-laba), dan kedua, di sisi kredit
utang, misalnya, di sisi kredit rekening utang biaya belum bayar (dan akhirnya
di laporan neraca),
14

- Ada pengeluaran dalam bentuk harta, tetapi bukan biaya. Kenyataan


demikian (masih) harus atau perlu dicatat (diisi) lagi pada dua sisi, pertama, di
sisi debet harta, misalnya, di sisi debet rekening harta biaya bayar dimuka (dan
akhirnya di laporan neraca), dan kedua, di sisi kredit biaya, maksudnya
dikurangkan di sisi kredit rekening biaya (dan akhirnya di laporan rugi-laba).

3. Laba adalah selisih setumpukan pendapatan dikurang setumpukan biaya


masing-masing selama satu periode tertentu, atau juga, selisih angka modal
saat akhir periode dikurang angka modal saat awal periode. Ingat, laba sama-
sekali bukanlah selisih penerimaan harta dikurang pengeluaran harta selama
satu periode tertentu, dan memang, kalimat “laba sama dengan selisih
penerimaan harta dikurang pengeluaran harta selama satu periode tertentu”
adalah pernyataan yang mengandung dua istilah yang salah kaprah.

Auditing :

- memecah-mecah atau menguraikan informasi yg ada di dalam ikhtisar


keuangan : mencari pembuktian yg dapat mendukung pendapat akuntan
- menyimpulkan pendapat akuntan mengenai: kelayakan penyajian informasi
tsb.
- Singkatnya : men-test transaksi yg diolah dalam sistem pembukuan

Prosesnya:

- ikhtisar keuangan yg ada dicocokkan dengan neraca percobaan


- angka dalam neraca percobaan dibandingkan dg angka saldo (sisa akhir) di
buku besar
- posting dari buku harian ke buku besar diperiksa kewajarannya dan
dilakukan vouching terhadap pencatatan dalam buku harian

Sifatnya analitis
15

Pemeriksaan intern

- pemeriksaan dilakukan oleh pemeriksa dari dalam perusahaan itu


- menetapkan dan menilai : prosedur keuangan dan prosedur operasional
- menilai system pengendalian intern
- mendokumentasi hasil temuannya
- memberikan usul dan melaporkan hasil kerjanya kpd pimpinan

Pemerksaan extern

- dilakukan oleh badan yg berada di luar pemberi tugas


- merupakan pemeriksaan atas: pertanggungan jawab keuangan dari pimpinan
perusahaan, dalam bentuk ikhtisar keuangan
- didasarkan pd pemeriksan atas :
-berjalan/tidaknya system pengendalian intern
-catatan administrasi
-bukti pembukuan dan bukti lain dari luar (bank, leveransir, pemegang
saham dll)

Dapat berupa:

1. Pemeriksaan umum (general examination),


Dimaksudkan untuk: memungkinkan akuntan extern memberikan
pendapatnya atas kelayakan penyajian ikhtisar keuangan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia yg diterapkan secara konsisten dg
tahun sebelumnya
2. Pemeriksaan khusus (special examination, atau investigation)
Berbentuk pemeriksaan untuk:
o menemukan kecurangan (fraud)
o tujuan pembelian (penguasaan) suatu perusahaan, atau tujuan
merger
o menentukan apakah suatu anak perusahaan atau bagian perusahaan,
misalnya, sebaiknya dihentikan usahanya, dll.
3. Jasa lainnya:
- pemberian nasehat kpd pimpinan perusahaan (management advisory
services) atau konsultasi (consulting): segi keuangan, produksi, distribusi,
system akuntansi, pemasaran, kemungkinan baru investasi, dstnya.
- mewakili pelanggan (representation services), misalnya: dalam memasukkan
SPT, dalam pendaftaran saham di Bapepam.
16

- Pemberian bantuan (assistance services), misalnya: penyelesaian pekerjaan


pembukuan (ini tidak boleh diberikan kpd pelanggan audit).

Definition of an audit

An audit is an examination by an auditor of the evidence from which the final


revenue accounts and balance sheet of an organisation have been prepared, in
order to ascertain that they present a true and fair view of the summarised
transactions for the period under review and of the financial state of the
organization at the end date, thus enabling the auditor to report thereon.

Classification by nature of work undertaken

The following basic types of audit:

1. Private audits
2. Statutory audits
3. Internal audits

Classification by method of approach

1. Final or completed audit


2. Interim audit
3. Continuous audit
4. Procedural audit
5. Management audit
6. Balance sheet audit

Klasifikasi menurut hakekat pekerjaan yg ditangani

Private audits

- in such cases, the auditor will conduct an agreed limit of work


- this may be the form of an understanding to do all the work the auditor
considers necessary for the issue of report, the term of which are indicated
17

- it may be specified in the instructions to the auditor that he is required to


give report stating his satisfaction only that the accounts and balance sheet
are in accordance with the work he has undertaken

Statutory audits

- where statutory audits are to be conducted, the legal requirement will


provide the necessary information as to the nature of the certificate
required, and here the auditor will carry out the work in whatever manner he
consider necessary

Internal audits

- the duties of the internal auditor are closely bound up with the internal check
and control of a business

Klasifikasi menurut metode pendekatan

Final or completed audit

- this implies that the audit is carried out through to completion in one
continues session

Interim audit

- this is when an audit is conducted to particular date within the accounting


period

Continues audit

- this method is frequently in operation in large organizations


- this work is conducted throughout the course of the financial year, but is not
taken to a specific accounting period as is an interim audit

Procedural audit
18

- a procedural audit is an examination and review of the internal procedures


and records of an organisation, in order to ascertain their reliability as a basis
for the compilation of the final accounts and balance sheet

The management audit: this audit may be described as

- the investigation of business in all its managerial aspects from the highest
governing executive downwards
- the making of a report as to its effectiveness or otherwise from the point of
view of the profitability and efficient running of the business

Balance sheet audit

- this is of more recent origin than the normal type of audit, and has proved
more popular in the USA
- it is necessary here to commence from the balance sheet, working back to
the books of prime entry and their documentary evidence
- it is essential to ensure that there is a reliable system of internal check and
control in operation, and that the auditor carrying out the audit should be
highly skilled;

assuming this to be the case, the following broad scheme of operation might
be suitable:

1. Examine the minute books of the organization, taking notes on any matters
of importance affecting the accounts and balance sheet items.
2. Compare the revenue account for the year of audit with that of the previous
year, ascertaining the reasons for any material differences.
3. Compare the increase or decrease of variable expenses in conjunction with
the variation in turn over. Unit quantities are important with regard to turn
over, adjustment and allowance should be made for price or other variations.
4. Carefully investigate any change in gross profit rates; in conjunction with
this, examine stock values. The separation of various sales line for
investigation purposes should be made.
5. Any items of non-recurring nature should be examined, such as losses or
profit incurred on fixed assets. Depreciation charges should be carefully
checked in conjunction with the assets concerned.
19

6. The effect of the profit or loss for the period in varying the balance sheet
should be explained.
7. The variation in fixed assets holdings should be examined by means of
schedules showing movement since the last balance sheet date.
8. Examine the variation in current assets as compared with the previous year.
Accounting ratios may be most useful, together with credit control schedules.
9. The list of pre-payments and accruals should be scrutinized, any material
alteration being investigated.
10. Examine all remaining balance sheet items, such as share capital,
taxation, etc. ascertaining that these are in order in line with prevailing audit
requirement, e.g. taxation being fully provided for on current profit.
11. All assets held and liabilities owed should be verified.
12. Ascertain whether any capital commitment exist, and that any items
on which subsequent losses might rise have been provided for.

Kira-kira terjemahan audit balance sheet di atas sbb

- Ini adalah bentuk asli audit yg lebih mutakhir dibanding jenis audit biasa
- Yg diperlukan dalam audit ini yaitu, memulai dari neraca bekerja mundur ke
buku jurnal utama dan bukti dokumennya
- Penting dalam hal ini untuk menjamin bahwa tersedia system internal check
dan system internal konrol yg dapat dipercaya/ handal di dalam perusahaan;
dan bahwa auditor yg melaksanakan audit seharusnya berketrampilan tinggi;

bila syarat ini dipenuhi dalam hal tersebut (balance sheet audit), rancangan
garis-besar kegiatan berikut dapat/ cocok diterapkan:

1. Periksa buku2 risalah dari organisasi tsb, buat catatan atas setiap hal
penting yang mempengaruhi rekening2 (rugi-laba) dan neraca.
2. Bandingkan rekening rugi-laba tahun audit tersebut dengan rekening yg
sama tahun sebelumnya, pastikan sebab2 terjadinya setiap perbedaan yg
penting (material).
3. Bandingkan kenaikan dan penurunan biaya variabel sehubungan dengan
perubahan perputaran harta, dan penyesuaian dan penyediaan-cadangan
harus dilakukan terhadap perubahan harga dan lainnya.
4. Teliti secara cermat terhadap setiap perubahan tingkat laba kotor;
sehubungan dg ini periksa nilai persediaan (barang). Pemilahan berbagai lini
penjualan untuk tujuan penelitian harus dilakukan.
20

5. Setiap pos yg bersifat tidak berulang harus diperiksa, seperti rugi atau laba
yg terjadi atas harta tetap. Biaya penyusutan harus dicek secara cermat
sehubungan dengan harta terkait.
6. Dampak dari rugi-laba periode tersebut terhadap neraca harus dijelaskan.
7. Perubahan dalam pemilikan harta tetap harus diperiksa melalui schedule yg
memperlihatkan gerak perubahan-nya sejak tanggal neraca terakhir.
8. Periksa perubahan harta lancar dibandingkan dg tahun sebelumnya. Rasio
akuntansi boleh jadi amat berguna, bersama dg schedule pengendalian
transaksi kredit.
9. Daftar pembayaran dimuka dan biaya belum dibayar harus dicermati, setiap
perubahan yg penting (material) harus diteliti.
10. Periksa semua pos neraca yg masih ada, seperti modal saham, pajak
dll, pastikan bahwa pos2 ini ditangani sesuai dg persyaratan audit yg
berlaku, misalnya pajak diperhitungkan sepenuhnya atas laba periode
berjalan (sekarang).
11. Seluruh harta yg dimiliki dan hutang yg ditanggung harus diperiksa
hitungannya.
12. Pastikan bahwa apakah terdapat suatu komitmen/ janji modal dan
bahwa setiap pos yg mungkin menimbulkan kerugian periode berikutnya
telah disediakan cadangan-nya

Istilah yg khas dalam tugas pemeriksaan akuntan

1. Memeriksa, to examine, mengandung arti yg luas dari pekerjaan untuk


menentukan kelayakan ikhtisar keuangan atau penemuan kecurangan
2. Menganalisis, to analyze, memecah-mecah atau membagi menjadi bagian2
yang lebih kecil untuk memastikan hubungan antara bagian2 tsb.
3. Mengecek, to check:
- sering disamakan dg memeriksa, kadang diartikan sebagai pengawasan
atau supervisi untuk menjamin ketetapan
- sering diartikan juga sebagai menempatkan tanda (tickmark): V setelah
melakukan verifikasi
4. Membandingkan, to compare, memeriksa dua atau lebih data/informasi
dengan memperhatikan persamaannya dan perbedaannya
5. Mengirimkan permintaan konfimasi, mencari bukti dimana pihak lain
meneguhkan (confirm) kebenaran atau kesalahan informasi yg diperiksa
21

6. Footing, memeriksa kebenaran penjumlahan dan pengurangan ke bawah;


crossfooting, memeriksa kebenaran penjumlahan dan pengurangan ke
samping
7. Menginspeksi, to inspect:
- menelaah, to review, secara kritis tanpa melakukan verifikasi lengkap
- sama artinya dg scanning, to scan, dan scrutiny, to scrutinize
8. Merekonsiliasi, mencocokkan dua sumber yg terpisah mengenai hal yang
sama, dan bilamana ada perbedaan, perbedaan tersebut harus dapat
dijelaskan
9. Testing atau sampling, memeriksa bagian tertentu (sample) dari suatu
himpunan (population) sebagai dasar penyimpulan terhadap ciri/ keadaan
himpunan tsb
10. Menelusuri, to trace, memeriksa dg cara mengurut kembali ke bukti
asal
11. Verifikasi, memeriksa kebenaran perhitungan
12. Vouching atau memeriksa dokumen dasar, membuktikan sah atau
tidaknya suatu transaksi dari segi akuntansi

Financial statements (ikhtisar keuangan)

Merupakan bentuk alat pertanggungan jawab keuangan pimpinan perusahaan


(pelanggan)

Biasanya (sekurang-kurangnya) terdiri dari:

1. - Neraca (balance sheet)


- Perhitungan rugi-laba dan laba yg ditahan (statement of income and
retained earnings)
- Ikhtisar perubahan keadaan keuangan (statement of changes in financial
position)

2. Catatan terhadap/mengenai ikhtisar keuangan (notes to financial statements)

3. Keterangan tambahan (supplementary information)


22

Butir 1 + butir 2 + laporan akuntan (audit report atau opinion), disebut laporan
keuangan (financial report) bentuk pendek (short form)

Butir 1 + butir 2 + butir 3 + laporan akuntan, disebut laporan keuangan bentuk


panjang (long form)

Laporan bentuk pendek + pesan/ harapan pada tahun2 yad yg disampaikan oleh
perusahaan di pasar modal, disebut laporan tahunan (annual report)

The main points to which the auditor should give attention when taking up a new
audit

1. Extent of work and engagement letters


- The exact scope and limit of the auditor duties should be ascertained.
2. Additional accountancy work
- Any special request for work outside that which the auditor consider
necessary for the purposes of his audit should be brought to the attention of
his client, pointing out the auditor’s right to charge an additional fee for such
work.
3. Regulation of organization
- The auditor should carefully examine these, making notes of all matters of
particular importance.
4. Officials and records
- List should be obtained of:
a. Responsible officials and the nature of their office.
b. All books, with names and designation of those maintaining them.
5. Adequacy of system
- This should be examined in conjunction with internal control questionnaire
and standard audit programmes, an internal control letter (formerly termed
letter of weaknesses) to be sent if necessary.
- A tour of the business should be made so that the auditor can acquaint
himself intimately with its nature and working.
6. Preparation of audit programme
7. Background information
- Previous accounts, balance sheet and any relevant analyses should be
examined.
23

Perencanaan pekerjaan

Harus dipertimbangkan hal2 berikut:

1. Perencanaan yg efektif harus dilakukan jauh sebelum pemeriksaan


dilaksanakan
2. Perhatian harus diberikan untuk menghilangkan pekerjaan pemeriksaan yg
tidak perlu dan berlebih2an
3. Pemeriksaan pendahuluan diatur sedemikian rupa agar dapat dikerjakan
dalam bulan2 yg kurang sibuk
4. Pegawai dari kantor pelanggan harus digunakan untuk pembuatan daftar2
dan pekerjaan yg bukan merupakan subsitusi pekerjaannya akuntan
5. Pemilihan kombinasi asisten yg tepat untuk suatu pekerjaan

Urutan pekerjaan pemeriksaan

1. Komunikasi hubungan pendahuluan dg calon pelanggan


2. Komunikasi hubungan dg akuntan terdahulu, bila ada
3. Survey untuk penetapan honorarium akuntan
4. Berikan surat usul pemeriksaan kpd pelanggan
5. Pelanggan menanda-tangani surat penugasan
6. Perencanaan pemeriksaan:
- Penilaian thd system pengendalian intern
- Peninjauan analitis
- Penyusunan program pemeriksaan
7. Pemeriksaan di tengah-tahunan (interim audit)
8. Pemeriksaan akhir tahun
9. Penyelesaian pemeriksaan

Audit working papers

Working papers should be such as will enable the auditor to achieve their object
of forming an opinion on the accounts on which they report.

They should:

- Facilitate control of the current year’s audit


- Provide evidence of the work done
24

- Provide schedules to support accounts and information on the business


including its recent history

Current file

Terutama berkaitan dg rekening yg diaudit, current file biasanya berisi:

1. Suatu salinan rekening2 atau ikhtisar2 atas dasar mana auditor akan
memberikan laporan akuntan, yg disahkan oleh tanda-tangan direktur atau
dg cara lain
2. Indeks (cross-referenced, rujukan-silang), pertanyaan pengendalian intern
dan program audit standar yang mesti dirujuk satu dengan lainnya, dan juga
setiap flow charts
3. Suatu daftar penjelasan (schedule) bagi tiap pos dalam neraca dan rekening
rugi-laba menurut anggaran dasar, baik pula termasuk angka perbandingan
yg menunjukkan susunannya dan bagaimana telah diverifikasinya
keberadaan harta, modal sendiri dan nilai perusahaan, atau kewajiban/
hutang. Schedule2 ini harus dirujuk kpd dokumen yang berasal dari
verifikasi extern, seperti surat2 bank dan hasil kiriman surat kpd debtor dan
kehadiran saat pengambilan persediaan fisik.
4. Suatu check-list yg menyangkut kepatuhan pada ketentuan penyajian/
pengungkapan (disclosure) menurut anggaran dasar.
5. Suatu daftar berisi pertanyaan2 yg muncul selama audit dan
penyelesaiannya, disertai catatan semestinya mengenai hal2 yg perlu
diperhatikan pada tahun berikutnya. Pertanyaan yg belum jelas terjawab
pada waktu itu harus dimasukkan dalam suatu schedule berikutnya untuk
jadi perhatian pihak yg mereview berikutnya dan untuk jadi rujukan bagi
klien, bila perlu. Pertanyaan2 penting (material) yg tidak terjawab secara
memuaskan dg rujukan segera kepada klien, boleh jadi memaksa adanya
suatu kualifikasi/ keterbatasan/ pengecualian dalam laporan auditor tersebut,
dan pertanyaan demikian harus didokumentasikan selengkapnya dan
didukung oleh suatu catatan tentang seluruh diskusi dg klien dan setiap
keterangan yang diberikan.
25

6. Suatu schedule statistik penting mengenai rasio2 kemajuan kerja, angka2


perbandingan yg dimasukkan dimana mestinya.
7. Ringkasan risalah yang relevan dari rapat direksi atau pemilik saham, yang
dirujuk-silang terhadap schedule kerja.
8. Surat pernyataan (letter of representation) klien, yaitu konfirmasi tertulis
oleh klien mengenai informasi dan opini yg dinyatakan terhadap hal2 seperti
nilai persediaan (barang) dan jumlah hutang lancar dan bersyarat.

Permanent file

Hal2 penting berkelanjutan yg mempengaruhi perusahaan dan audit harus disimpan


di file terpisah, diberi indeks secara tepat, dan bahan2 demikian termasuk:

1. Memorandum dan aturan asosiasi akuntan dan ketentuan anggaran dasar


atau legal yg berlaku.
2. Salinan dokumen dan risalah lain yg penting berkelanjutan.
3. Ulasan singkat jenis usaha yg dijalankan dan tempat usaha.
4. Daftar tentang catatan akuntansi (acounting records) dan pejabat yg
bertanggung jawab serta rencana organisasi.
5. Ikhtisar2 (statements) yg menyajikan suatu catatan (note) setiap masalah
akuntansi yg penting seperti riwayat cadangan dan basis akuntansi yg
dipakai, misalnya untuk penilaian persediaan dan barang dalam proses,
depresiasi dan jumlah yang dipindahkan ke periode berikutnya dari antara
pengeluaran yg akhirnya akan dibebankan ke pendapatan.
6. Pedoman akuntansi intern dan pedoman audit intern klien, termasuk dimana
pedoman pengambilan persediaan semestinya.
Dalam hal audit bukan berdasarkan anggaran dasar (a non-statutory audit)
permanent file seharusnya berisi juga instruksi klien mengenai lingkup kerja
yg akan dijalankan.

Map tahun berjalan

1. Konsep laporan keuangan


2. Daftar pengujian pemeriksaan (audi check list)
3. Daftar2 utama (top schedules)
4. Daftar2 tambahan (supporting schedules)
5. Laporan pemeriksaan kas
26

6. Hasil konfirmasi dan rekonsiliasi bank


7. Hasil observasi perhitungan persediaan (barang)
8. Hasil konfimasi piutang
9. Program pemeriksaan

Map permanent

1. Anggaran dasar
2. Project proposal
3. Surat2 keputusan mengenai fasilitas perpajakan
4. Bagan organisasi
5. Contoh tanda-tangan pejabat yg memberi persetujuan
6. Proses produksi dan keterangan mengenai barang product
7. Bagan perkiraan/ akun
8. Kontrak penjualan/ pembelian, perjanjian kredit dll.
9. Statistic keuangan yang penting (financial highlights)

Program pemeriksaan

Program pemeriksaan merupakan daftar prosedur pemeriksaan yg akan dilakukan.


Kerangka program pemeriksaan:

1. Tujuan pemeriksaan
2. Penjelasan singkat tentang system akuntansi
3. Segi2 pengendalian intern yg kuat dan yg lemah
4. Prosedur pekerjaan pemeriksaan; ini merupakan inti dari suatu program
audit
5. Kesimpulan pemeriksaan
6. Catatan untuk pemeriksaan yg akan datang

Audit work procedures

Berikut ini disajikan contoh pekerjaan yg harus dilakukan dan review singkat
menyeluruh tentang prosedur pekerjaan audit.

Main cash book

1. Dapatkan sertifikat bank langsung dari bank


27

2. Cek laporan bank dengan buku kas dan slip setoran, yg tercatat tanggal
penyetoran; cek setoran langsung dengan surat-hutang advis.
3. Periksa rekonsiliasi berkala dan cek secara terperinci rekonsiliasi tsb pd
tanggal penutupan buku
4. Cek transfer ke buku kas-kecil
5. Cek pindah buku ke buku besar umum (nominal ledger)
6. Periksa sah-tidaknya sejumlah pembayaran yg dipindah-bukukan ke buku
besar umum, terutama pembayaran bersifat pribadi, misalnya membayar
biaya ke anggota organisasi/ perusahaan.

Petty cash book

1. Pastikan bahwa kas kecil diparaf secara berkala oleh pejabat yg bertanggung
jawab, dan perhatikan besaran float; yakinkan jumlah imprest tidak
dilampaui
2. Test sejumlah voucher. Perhatikan bahwa pembayaran berkaitan dg berbagai
pos diungkapkan secara masuk akal
3. Cek kas tersedia ditambah voucher yg mungkin belum juga dimasukkan dan
yakinkan semua saldo, dimana lebih dari satu, dibuat secara serentak
4. Cek pindah buku ke buku besar umum.

Wages and salaries

1. Periksa sah-tidaknya pembayaran bersih dalam buku kas sesuai dengan


ikhtisar upah dan gaji. Periksa sah-tidaknya pengurangan pajak, asuransi, dll
pada buku besar umum, dan cek rekening control upah (bila ada).
2. Test pembayaran dengan kartu jam kerja, dll, dan test tingkat pembayaran
sesuai dengan daftar otorisasi.
3. Test perubahan gaji sesuai dengan daftar kenaikan-nya.
4. Test dengan kartu pemotongan pajak bila tersedia, bila tidak, lalu test
dengan ikhtisar akhir untuk mematuhi Inland Revenue.
5. Test penambahan dan perhitungan-silang (cross-casts) dalam suatu kertas
kerja.
6. Cek bahwa pembayaran total kepada direksi, dll adalah sesuai dengan
kontrak dan risalah yg telah disetujui.
7. Pastikan bahwa semua ikhtisar telah diparaf oleh pejabat berwenang.
28

Purchases

1. Periksa mendalam system yg berjalan dengan memakai sejumlah sampel


transaksi dari:
- pesanan awal/ asli
- buku penerimaan barang
- pengisian ke catatan persediaan
- faktur dan laporan yang diterima; yg mencatat apakah tahap kerja penge-
cekan diparaf semestinya.
2. Periksa faktur2 dalam periode setelah audit berlalu untuk menjamin faktur
tidak dilewatkan setelah tanggal semestinya.
3. Catat setiap pembelian yg dilakukan tidak bersifat/ terkait perdagangan dan
untuk setiap kepentingan staf, yg menjamin bahwa hal2 ini dibebankan
secara semestinya.
4. Cek pindah buku ke buku besar umum.
5. Periksa sah-tidaknya pengeluaran modal dan cek pindah buku ke buku besar
umum.

Sales

1. Periksa mendalam system yg berjalan dg memakai sejumlah sampel


transaksi penjualan dari:
- pesanan pelanggan
- salinan faktur (cek sesuai dg buku barang keluar)
- pengurangan persediaan
- pencatatan/ pengisian ke rekenig debtor.

2. Cek buku barang keluar pada akhir periode dan pastikan apakah faktur
penjualan telah diberikan untuk pengiriman barang.
3. Test buku barang keluar sesuai dengan catatan persediaan untuk menjamin
barang yg dijual tidak disajikan sebagai persediaan yg tidak terkirim.
4. Cek sistem dan pastikan semua nota kredit telah diotorisasi.
5. Cek posting data buku harian ke buku besar umum.
6. Dalam hal harta tetap telah dijual, periksa sah-tidak-nya transaksi itu, yang
menjamin adanya otorisasi dan perlakuan yg semestinya dalam rekening.
7. Cek buku barang keluar pd akhir periode dan pastikan apakah faktur
penjualan telah diberikan untuk pengiriman barang

Stocks and work-in-progress


29

1. Amati, bila mungkin, pengambilan persediaan (barang) aktual dan yakinkan


internal check yg dijalankan.
2. Cek kertas kerja final sesuai dengan kertas kerja global/ garis besar
persediaan untuk menyelidiki adanya perbedaan material.
3. Test-check kertas kerja sesuai dengan catatan persediaan yg ada di
departemen terkait.
4. Cek jumlah nilai yang dikenakan/ dikurangkan atas persediaan, cek bagian
kehilangannya.
5. Selidiki (enquire) yg dihapus dan dicatat.
6. Bandingkan dengan angka2 tahun yang lalu.
7. Bandingkan angka2 persediaan sesuai dengan rekening control persediaan,
bila ada.
8. Cek keadaan menyeluruh berkaitan dengan laba kotor dan tingkat
perputaran harta.
9. Dapatkan setifikat persediaan.

Bought and sales ledger

1. Cek rekening control dari buku jurnal utama/ khusus.


2. Test berbagai pindah-buku.
3. Periksa rekening2, yg tercatat metode2 untuk pelunasan, potongan, transfer
dan test penambahan2.
4. Cek saldo2 dalam dan hingga ke priode berikutnya dan dengan daftar/
neraca saldo. Perhatikan pos2 pengecualian -- saldo debet pada buku besar
pembelian, atau saldo kredit pada buku besar penjualan. Yakinkan cadangan
piutang diragukan tersedia secukupnya.
5. Selidiki penghapusan piutang diragukan.

Nominal ledger

1. Periksa sah-tidak-nya pengisian jurnal langsung dan transfer antar rekening.


2. Cek penambahan2.
3. Cek dg neraca percobaan.
4. Cek dg schedule pembayaran dimuka dan biaya belum dibayar.
5. Cek biaya penyusutan.
6. Periksa rekening pajak, pos2 rekening koran (checking items) dg angka
perhitungan menurut catatan audit dan surat-menyurat dg Inland Revenue,
dll.
30

Final accounts and balance sheet

1. Cek angka2 dari neraca percobaan dan schedule2.


2. Bandingkan dg angka2 tahun sebelumnya, yg memakai persentase untuk
tujuan perbandingan sepanjang berguna; teliti setiap fluktuasi yg tidak dapat
dimengerti.
3. Bandingkan dg suatu rekening inernal yg tersedia, seperti rekening yg
dipakai untuk tujuan perhitungan harga pokok.
4. Bila rekening2 harga pokok tersedia berdasarkan patokan yg berlainan,
rekonsiliasikan dg data ini.
5. Cek rekening2 versi anggaran dasar (statutory accounts), lakukan rujukan ke
catatan audit untuk setiap pos yg akan disajikan sebagai catatan khusus.
6. Dapatkan tanda-tangan direksi dan lampirkan laporan audit.

Internal control

Purpose of internal control

- Increasing the efficiency of the business


- Act as safeguards against error or fraud
- Obviate the necessity of protracted detailed work by external auditor

Definition of internal control

- Internal control is defined as “not only internal check and internal audit but
the whole system of controls, financial and otherwise, established by the
management in order to carry on the business of the company in an orderly
manner, safeguard its assets and secure as far as possible the accuracy and
reliability of its records”.
- Internal control embraces both internal check and the internal audit, if there
is a department or section engaged on this.

Kalau diterjemahkan kira-kira jadi begini;

- Internal control didefinisikan sebagai bukan sekadar internal check dan


internal audit melainkan keseluruhan system berbagai pengendalian,
keuangan dan lainnya yang dibangun oleh manajemen demi untuk
31

menjalankan bisnis perusahaan dalam pola teratur, untuk melindungi harta


perusahaan dan untuk mengamankan seluas mungkin ketepatan dan
kehandalan catatan perusahaan.
- Internal control mencakup dua-duanya internal check dan internal audit, bila
terdapat sebuah bagian atau seksi yg ditugaskan untuk internal audit ini.

Internal check

This consist of “the allocation of authority and work in such manner as to afford
checks on the routine transaction of day-to-day work by means of the work of one
person being proved independently by another, or the work of one person being
complementary by another,” so affording a means whereby fraud is prevented, or
its early detection is facilitated.

Internal audit

This is described as “a review of operations and records, sometimes continues,


undertaken within a business by specially assigned staff”. Where there is an
internal audit department, this may form a valuable part of the whole system of
internal control, and according to its efficacy or otherwise, may influence
considerably the conduct of the audit.

Auditing in depth
32

Agar supaya auditor dapat melakukan test apakah system internal control berjalan
efisien atau tidak diperlukan adanya penerapan sistem auditing mendalam. Untuk
tujuan ini auditor harus memahami menyeluruh:

1. Ciri perusahaan dan kegiatannya.


2. System pembukuan dan akuntansi.
3. Tugas dan tanggung-jawab manajemen dan staf.
4. Sistem internal check yg sedang belaku.
5. Internal audit, bila hal ini dijalankan.

Application of auditing in depth

Setelah memahami hal2 di atas barulah auditing mendalam dapat diterapkan di


mana pemeriksaan (examinations) dilakukan dg penyelidikan terhadap (probing
into) system internal control tsb. Pemeriksan mendalam demikian meliputi
“penelusuran suatu transaksi melewati berbagai tahap dari awal sampai
kesimpulan, yg memeriksa, seluas yg layak pada tiap tahap, voucher, catatan dan
wewenang berkaitan dg tahap tsb dan yg mengamati besarnya manfaat/ pengaruh
internal check dan pemberian wewenang”.

Verfikasi lengkap transaksi ini secara mendalam dapat mencakup pemeriksaan


transaksi tsb pada seluruh tahap, termasuk dokumen atau catatan berikut:

1. Faktur dan daftar dari pemasok.


2. Bukti bahwa barang tsb telah dicatat dalam catatan persediaan (barang).
3. Nota barang diterima dan sertifikat pemeriksaan (inspection).
4. Suatu salinan tentang pesanan awal dan pihak berwenang untuk itu.

Divisions of internal control

Tiga bagian (division) yg diakui sebagai unsur(elements) internal control adalah:

1. Rencana organisasi (beserta rujukan khusus pada pembagian tugas staf).


2. Prosedur2 otorisasi, pencatatan dan pemeliharaan (custody), termasuk
internal check.
3. Supervisi dan berbagai review manajerial, termasuk internal audit.
33

Plan of organization

Rencana organisasi yang lengkap harus meliputi aktivitas manajemen dan staf,
dua-duanya, pada semua tingkatan, yang menyatakan secara jelas tugas dan
tanggung-jawab mereka dan kekuasaan mereka melakukan otorisasi dalam
berbagai kegiatan perusahaan.

Outhorisation, recording and custody procedures

- Sepanjang berkaitan dg prosedur2 otorisasi, pencatatan dan pemeliharaan,


pengendalian keuangan dan akuntansi harus sedemikian rupa sehingga
memudahkan orang bekerja efisien dan pada waktu yg sama mencegah
peluang timbulnya kecurangan atau kesalahan.
- Pelaksanaan pembagian tugas harus sedemikian rupa sehingga menjamin
berjalannya system internal check pada semua tahap.
- Internal check ini meliputi keperluan agar pekerjaan untuk sedikitnya dua
orang, sedapat mungkin, dipikulkan secara independen.

Managerial supervision and reviews

- Supevisi dan berbagai review manajerial berarti bahwa manajemen harus


secara berkelanjutan mereview dan memberikan perhatian atas keadaan
keuangan dan prosedur2 keuangan di dalam organisasi.
- Hal ini mencakup penyelenggaraan bagian internal audit, sekalipun tidak
mesti begitu. System pengendalian anggaran dan perhitungan harga pokok
standar sangat membantu berjalannya internal control dg cara mana
penyimpangan harga pokok diungkap dan diperiksa.

Internal audit
34

Bila internal audit dibangun dan berjalan, internal control akan sangat efektif dan
banyak menjamin bahwa system akuntansi jadi efisien dan berjalan sesuai dg
prosedur yg direncanakan.

Practical application

Classification of sections

Bagian2 yg tekandung dalam pelaksanaan system internal control dapat


dikelompokkan sbb:

1. Pengendalian keuangan menyeluruh.


2. Penerimaan dan pembayaran kas, termasuk saldo tersedia.
3. Penggajian karyawan.
4. Transaksi dagang.
5. Pengendalian persediaan.
6. Harta tetap dan investasi.

Overall financial control

Bila pembagian yg tepat pekerjaan dan tanggung-jawab, termasuk internal check,


telah ditangani, maka agar hal ini berjalan efektif harus dipenuhi:

1. Berjalannya system akuntansi yg efisien.


2. Pengawasan (supervision) yg cukup disertai penyediaan informasi yg jelas
dan mutakhir kepada manajemen. Hal ini biasanya mencakup penyiapan
laporan tengah-periode.
3. Pemeliharaan system pencatatan dan penyiapan salinan yg memadai.
4. Pengendalian staf yg efisien, disertai petunjuk tertulis berkenaan dg
tanggung-jawab dan tugas manajemen dan staf, dua-duanya
35

Penerimaan dan pembayaran kas, termasuk saldo tersedia

Penerimaan kas

1. Internal check yg telah dibangun, harus segera dijalankan. Hal demikian


mencakup pengecekan pada setiap rentang waktu yg tidak teratur oleh
anggota staf yg bertanggung-jawab atau bagian internal audit, bila salah
satunya tersedia.
2. Penerimaan kas, termasuk pembukaan kiriman pos, harus dilakukan dg
pengawasan pejabat yg bertanggung-jawab. Pencatatan segera semua
penerimaan kas harus dilakukan untuk tujuan pengecekan berikutnya pada
tahap belakangan. Semua cek, wesel dan pos-wesel harus dicap tidak
berlaku lagi setelah diterima, dg memberikan stempel-silang “tidak dapat
ditransfer/ beredar; hanya bagi penagih”.
3. Petunjuk khusus harus diberikan sehubungan dg penerimaan kas oleh kasir,
wisatawan, atau lainnya, dan harus disebutkan cara pembuktian hal itu.

Control of fund

1. Petunjuk khusus kepada anggota staf mengenai penanganan seluruh


penerimaan dan pembayaran kas dan juga berkenaan dg pencatatan dan
pengecekan atasnya.
2. Semua uang yg diterima harus dicatat, dicek-silang dan selalu dimasukkan
ke bank sebaiknya setiap harian.
3. Dalam hal penggunaan register kas dan petugas kas, petunjuk yg pasti
berkenaan dg rentang waktu pengumpulan dan personil berwenang harus
ditetapkan.
36

4. Tugas berkenaan dg penyiapan slip setoran/ pelunasan bank, penerimaan


actual bank (actual banking) harus resmi ditetapkan. Sebaiknya hal ini harus
dikerjakan oleh dua orang berbeda.
5. Slip setoran/ pelunasan tidak boleh disiapkan oleh orang yg menerima dan
mencatat kas, dan slip demikian harus dicek secara teratur terhadap
dokumen2 pencatatan penerimaan kas.
6. Kas untuk tujuan pembayaran tidak boleh dikurangkan dari kas yg diterima.

Balances held

1. Aturan khusus harus dibuat sehubungan dg angka kas cadangan (cash floats)
yg akan disediakan dan jumlahnya, termasuk mesin kas dan meja kas,
begitu juga saldo kas kecil untuk tujuan pembayaran.
2. Orang2 yg diizinkan masuk melihat saldo tersebut di butir 1 harus resmi
disebutkan dan batasan ditentukan mengenai jumlah terkait pembayaran kas
kecil. Semua kas kecil cadangan (petty cash floats) harus tersedia
berdasarkan sistem imprest.
3. Aturan harus ada untuk menjamin kas cadangan dicek oleh staf yg
bertanggung-jawab pada rentang waktu berkali-kali; aturan harus ditetapkan
berkaitan dg pengamanan simpanan uang yg diperoleh di tempat tsb di luar
jam kerja.
4. Ketetapan prosedur harus ada untuk penanganan dana karyawan, seperti
upah belum diambil, dana liburan dll.
5. Rekonsiliasi bank harus dibuat pada rentang waktu yg ditetapkan, bila
mungkin oleh seseorang yg pekerjaannya bebas dari penerimaan dan
pembayaran kas. Bila ada bagian internal audit, pengecekan yg teratur
terhadap rekonsiliasi demikian harus dilakukan. Siapa saja yg ditugaskan
untuk mengecek rekonsiliasi tsb harus diperintahkan untuk memeriksa hal2/
pos pengecualian, seperti cek beredar sepanjang waktu tak-pantas yg tidak
dilaporkan, atau setiap nota stop-bayar.

Cheque payment
37

Hal2 pokok berikut seharusnya mendapat perhatian:

1. Pengamanan, pengendalian dan penyediaan cek.


2. Siapa yg boleh menyiapkan daftar2 cek dan perjanjian kredit pedagang
(traders’ credit).
3. Dokumen pendukung pembayaran dan pengamanan cek, seperti tanda-
tangan untuk berbagai tahap pekerjaan, sehingga menjamin tidak ada
pembayaran dua-kali thd surat-bon yg sama.
4. Wewenang untuk menanda-tangan dan batasan mengenai jumlah, dan
aturan untuk mencegah penanda-tanganan blanko cek secara lebih dahulu
atau secara menguntungkan orang yg bertanda-tangan.
5. Cek yg secara terbatas akan dicap-silang.
6. Aturan untuk menjamin cek ditanda-tangani tepat waktu agar mendapatkan
tagihan/ keuntungan potongan hutang.

Division of duties

Sedikitnya staf yg bekerja boleh-jadi menghambat pembagian tugas sedemikian


rupa yg mungkin diperlukan untuk keamanan mutlak, tetapi sedapat mungkin
aturan berikut harus berlaku:

1. Kasir tidak boleh mengarang-ngarang nilai rekening yg terkait penerimaan


uang dan tidak boleh memegang tanggung-jawab untuk penyimpanan surat
berharga atau surat hak harta tak-bergerak perusahaan.
2. Staf yg menyiapkan daftar2 cek atau traders’ credit tidak boleh menjadi
penanda-tangan cek, atau kebalikannya.

Remuneration of employees

1. Allocation of duties

The following matters properly allocated:

- Authority to engage and discharge employees and fix or change rates of pay.
- The recording of all notification of the foregoing to be dealt with only on
receipt in writing, duly initialled.
38

- The method by which employee deductions are dealt with.


- Proper time recording (or work recording in the case of piece-work), the
records of which should be counter-signed by the foreman.
- The payment of holiday pay or payment in advance; here, authorisation is
important, as is designation of who shall deal with queries arising.
2. Payment of employees
- Proper arrangements should be made for the drawing and encashment of the
wages cheque.
- The staff making up wage packets should be different from those preparing
the wages sheets, and the right amount of notes and change should be
drawn in accordance with the wages sheet.
- The arrangements fo payment of wages should include the supervision of a
responsible official and payment should be made by a person other than any
of those preparing the wages sheet and pay packets. Specific arrangements
should be made for dealing with unclaimed wages.
- Special checks should be made at irregular intervals of balances held in
wages departments, such as cash and National Insurance stamp floats.
- In general, reconciliations should be made explaining the difference between
total wages and deductions from one period to the next.

Trading transactions: purchases

1. Authorization. Procedures must be laid down to cover the requisition and


authorization of purchase orders. Order forms should be kept in safe custody.
2. Receipt of goods. The flow of goods received from their receipt, inspection,
acceptance and transfer to departments, and authority of those concerned
should be laid down. The checking of purchase orders against goods received
must be arranged.
3. Accounting. Proper allocation of duties must cover:
- Checking invoices received.
- Maintaining a day book system (whether slip system or otherwise)
regarding purchases and purchase-returns.
- The writing-up of the ledger accounts and checking of suppliers’
statements.
- Payment authorisation.
39

Trading transaction: sales

1. Authorization and recording.


- Arrangements to ensure that sales are made at correct prices and under
agreed terms of discount or otherwise, and where part-exchanges are
allowed correct allowance must be checked.
- Authority to accept orders, grant credit terms, and to pass on orders for
production or supply.
- Proper allocation of duties and authority with regard to issue of invoices
and credit notes, the completion of these as to quantities, prices and totals,
and their retention, before use, in safe custody.
- Procedure to be laid down regarding goods sent on approval, free, or on
other terms.

2. Dispatch of goods.
- Authority for dispatch of goods and evidence thereof to be fixed.
- Arrangements to be made for examination and recording of goods
dispatched by staff other than those concerned with stocks maintenance or
invoicing duties.
- Procedure laid down for the regular comparison of records of goods
dispatched with original orders, dispatch notes and invoices.

3. Accounting.
- If staff numbers make it possible, no sales ledger staff should be
concerned with cash records or stock and should not be responsible for
sales invoicing or sales staff duties.
- If possible separate staff should be engaged on the duties of recording
sales and sales returns, of maintenance of customers’ accounts, and of
preparation of statements to customers. Care should be taken that, when
prepared, statements should not be subject to alteration before dispatch to
customers.
- Procedures to ensure that sales returns, price adjustments and special
allowances are operated under an efficient system of interna check.
- Where goods are dispatched in an accounting period but not invoiced
then, adequate procedures should be in force to ensure that they are
invoiced in the next period, and also that the goods held are not shown in
stocks of the company if the sale is included in the earlier period.
40

- The proper allocation of authority with regard to arrangements for special


terms and discounts (and how these shall be evidenced), the writing-off of
bad debts and personnel to deal with customers’ enquiries.
- Procedure for the receipt of and dealing with overdue accounts.
- The operation of control accounts on debtors’ ledgers, including their
regular preparation and review by an independent responsible official when
completed.

Stock control

The following are some of the main items to be considered:

1. Receipt of goods. The procedures to be followed in dealing with goods inward


(including the receipt, checking, passing to departments and recording).
2. Allocation of responsibility. The proper allocation of responsibility for the
safeguarding and maintenance in good condition stocks, including stock
records authorization for issues, and regular reconciliation of store records
with those of the accounts department.
3. Outside stocks. Procedures with regard to stocks held outside the business
and likewise goods held on behalf of others, as to authorization and evidence
required for issues to be made. Stock held at outside warehouses should be
most strictly controlled and inspected as the notional holding of such stocks
has been the source of serious irregularities.
4. Stock-taking procedures. These are impotant with respect to independent
checks, reconciliation of records pricing of goods, pricing of goods, the
intervals at which stocks are taken, including irregular checks from time to
time.
5. Writing off stocks. The systems to be applied in valuation of stocks and the
review of slow-moving or obsolete lines.

Fixed assets

The following are some of the main points to be deal with:


41

1. The designation of authority to sanction capital expenditure and in what way


this should be evidenced.
2. The designation of authority to sanction the sale, exchange or disposal of
assets, how this is to be evidenced and the internal check regarding this,
since it should not be under the authority of one person only.
3. The maintenance of proper information about all fixed assets acquired by
means of accounting records, plant registers, etc. and the arrangements for
the physical inspection of such assets. Where assets transferred to sites,
branches, or within a group, the maintenance of adequate records and their
checking from time to time independently to ensure that such records are up
to date.
4. The fixing of rates of depreciation or arrangement for revaluation, the
authorisation of the staff concerned and the evidence to be supplied.

Investments.

The internal control concerning these is especially important as they may afford the
possibility of misappropriation, more especially by staff in higher-paid grades. Such
arrangements should include:

1. Authority to purchase or sell investments and the evidencing of such


authorization, preferably by staff working apart from cash or documents of
title.
2. The proper recording of all transactions, including the maintenance of records
of investments held, the latter to be checked with the accounting records and
the actual documents of title (or certificates where held outside), from time
to time.
3. Adequate arrangements to ensure that advantage is taken of right issues,
the due receipt of bonus issues and receipt of relevant share certificates and
interest and dividens arising.
4. The safeguarding documents of title, with not less than two persons
evidencing the safe deposit of such documents, and authorising either access
to them or their withdrawal.
42

Panduan INTERNAL AUDIT

Arti

Internal audit adalah satu unsur pengendalian intern, merupakan audit untuk
kepentingan manajemen dengan cara verifikasi ketepatan dan kewajaran
catatan akuntansi, mendeteksi ketidak-beresan atau kekeliruan, bersamaan degan
itu, dari sudut pandang manajemen secara luas menilai (appraisal) effektifitas
berbagai pengendalian lainnya serta kegiatan operasi tiap-tiap bagian, biasanya
dilaksanakan oleh suatu bagian tertentu dalam perusahaan seperti seksi audit atau
unit kerja audit.

Pada audit modern, biasanya dinilai butir-butir di bawah ini, disajikan


kesimpulannya dalam laporan internal audit dan disampaikan kepada
manajemen.

1. Apakah tujuan yg berkaitan dengan operasi (kegiatan) auditee telah sejalan dg


prinsip2 manajemen perusahaan yg sehat

2. Apakah tujuan tsb dilaksanakan berdasarkan serta mematuhi rencana atau


prosedur yg ditetapkan

3. Apakah tanggung-jawab tiap karyawan seara jelas telah dimengerti serta


telah dipenuhi secara sempurna

4. Apakah pengendalian keuangan dan pengendalian operasi telah dilaksanakan


secara sempurna dan secara aman (sehat)

5. Apakah laporan2 atau daftar statistik yg disampaikan oleh tiap2 manajer


pengendalian dapat dipercaya

6. Apakah manajemen mendapat informasi yg tepat dan memadai mengenai


perkara2 penting sehingga memahami secara lengkap berbagai masalah interen
43

perusahaan; dan masalah2 itu apakah ditempatkan pada prioritas yg harus


dikendalikan secara efektif.

Berikut ini disajikan contoh garis-besar tata-tertib (panduan) internal audit yg


meliputi: Bab umum, Bab audit akuntansi, Bab audit operasional dan Bab audit
efisiensi

Bab 1. Umum

Pasal 1. (Tujuan tata-tertib)

1. Tata-tertib ini menentukan hal2 pokok berkaitan dg pelaksanaan internal audit


(selanjutnya disebut Audit).

2. Dalam hal audit berdasarkan perintah khusus, audit tsb dilaksanakan dg patokan
tata-tertib ini.

Pasal 2. (Lingkup)

1. Lingkup audit meliputi audit akuntansi, audit struktur system dan audit efisiensi.

2. Audit struktur system dan audit efisiensi pada dasarnya dijalankan seiring dg
audit akuntansi.

Pasal 3. (Tujuan tiap2 Audit)

1. Audit akuntansi: memeriksa setiap prosedur pencatatan yg terkait dg akuntansi


dalam rangka mencapai kebenaran penanganan akuntansi.

2. Audit struktur system: memeriksa penyelenggaraan dan tepat-tidaknya struktur


sistem (pengendalian) di dalam manajemen untuk mendukung rasionalisasi
manajemen serta mengusahakan pencegahan kesalahan dan ketidak-beresan.
44

3. Audit efisiensi: menelaah secara kritis hasil kegiatan manajemen yg dapat


dipahami secara angka2 untuk mendukung peningkatan efisiensi.

Pasal 4. (Audit berkala dan audit sewaktu-waktu)

1. Audit dilaksanakan secara berkala dan sewaktu-waktu berkenaan dg kantor


pusat dan tempat lapangan usaha.

2. Audit berkala dilaksanakan secara berkala dan audit sewaktu-waktu


dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.

Pasal 5.

Audit secara prinsip dilaksanakan setelah pemberitahuan di muka; dalam hal


adanya peristiwa khusus batasan ini tidak berlaku.

Pasal 6. (Perhatian pelaksana)

Pelaksana audit harus memahami fakta secara benar dan adil, tidak membocorkan
kepada orang lain secara sembrono hal2 yg telah diketahui dari audit.

Pasal 7. (Program)

Dalam hal audit, pada prinsipnya, lebih dahulu harus menyusun program audit yg
berpijak pada tiap2 butir berikut dan melaksanakannya atas dasar itu.

1. Tujuan dan lingkup audit

2. Pelaksana audit

3. Tempat atau lokasi audit

4. Jadwal audit

5. Hal2 penting lainnya

Pasal 8. (Permintaan bahan/ data)


45

Ketika audit, pelaksana dapat meminta penyusunan bahan audit sesuai tujuan audit
tersebut.

Pasal 9. (Metode)

Audit menggunakan suatu atau berbagai metode testing, seperti hearing atau
interview (mendengar informasi keadaan sebenarnya), check atau checking
(menguji kecocokan berbagai dokumen, bukti atau catatan), inspection (melihat
atau memeriksa keadaan harta fisik), confirmation (peneguhan atau penyaksian),
observation (menyaksikan pemeriksaan auditee atas harta fisik), scanning (melihat
sepintas-lalu berbagai bahan atau surat), dan analisis (menguraikan atau
membedah).

Pasal 10. (Laporan)

Penanggung-jawab pelaksanaan audit, setelah audit selesai, harus menyusun


laporan audit berkaitan dg butir2 berikut dan melaporkannya ke direktur.

1. Tanggal pelaksanaan audit

2. Lokasi audit

3. Pelaksana audit

4. Tujuan dan lingkup audit

5. Hasl audit dan pendapat

6. Hal penting lainnya.

Pasal 11. (Pemberitahuan)

Penanggung-jawab pelaksanaan audit harus memberitahukan hasil audit dan


pendapat lewat surat kepada auditee, bersamaan dg itu, memberitahukan kepada
penanggung-jawab bagian terkait mengenai hal2 yg dianggap perlu.

Pasal 12. (Laporan tindak lanjut)


46

Kepala lokasi auditee harus melaporkan segera kepada direktur keadaan langkah
dan tindak lanjut berkenaan dg hasil pelaksanaan audit, melalui penanggung-jawab
pelaksana audit.

Pasal 13. (Pemeliharaan bahan)

Laporan audit dan bahan yg telah diperlukan dalam penyusunan-nya harus


dipelihara secara tertib.

Pasal 14. (Audit perusahaan afiliasi)

Bila ada audit terhadap perusahaan afiliasi untuk mendukung pengamanan


investasi dan tagihan, pelaksanaan audit tersebut didasarkan pada tata-tertib ini.

Bab 2. Audit Akuntansi

Bagian 1. Audit Laporan Keuangan

Pasal 15. (Audil saldo rekening)

1. Mengecek kecocokan saldo masing2 pos rekening yg terantum dalam neraca dan
laporan rugi laba dg saldo masing2 pos rekening dalam buku besar umum dan
saldo buku besar pembantu/ tambahan.

2. Mengecek kecocokan tiap2 transaksi dg slip, dokumen bukti, buku2 terkait dan
lainnya untuk memastikan kewajaran dan ketepatan masing2 pos rekening.

Pasal 16. (Audit bentuk laporan)

Audit berkaitan dg bentuk laporan keuangan meneliti apakah format dari


penggolongan dan susunan pos2 dan lainnya diselenggarakan seara jelas sesuai
tata-tertib akuntansi.

Pasal 17. (Audit neraca)

1. Kas dan deposito

a. Menginspeksi kas dan cek, kemudian mencocokkannya dg buku2 terkait.


47

b. Dalam hal selain uang tunai ditangani sebagai kas, memeriksa benar-tidaknya
berkenaan isinya (wujudnya).

c. Mengenai deposito, bila diperlukan, meminta surat keterangan saldo dari tempat
mendeposito, kemudian mencocokkan dg buku2 terkait.

d. Menyangkut deposito, ketika angka dalam surat keterangan saldo dan saldo
buku tidak bersesuaian, menyusun daftar rekonsiliasi saldo deposito kemudian
mengeceknya.

e. Deposito yg disertai sertifikat atau buku simpanan deposito dicocokkan dg


sertifikat atau buku simpanan deposito tersebut.

2. Piutang penjualan

a. Menginspeksi wesel tagih kemudian mencocokkannya dg buku terkait

b. Menyuruh-buatkan dan mengecek daftar penjelasan menurut klasifikasi tanggal


jatuh-tempo, atau klasifikasi bank, mengenai wesel tagih yg lunas atau wesel
tagihyg didiskontokan.

c. Memeriksa apakah syarat2 yg tertulis di halaman muka dan belakang wesel tagih
telah sempurna atukah tidak, dimiliki melalui transaksi normal atau tidak, wesel yg
telah jatuh-tempo atau tidak.

d. Mengenai wesel kosong, memeriksa apakah penanganannya wajar atau tidak.

e. Mengenai wesel tagih yg lewat jatuh tempo, menjelaskan sebab2 kegagalan


pencairannya, bersamaan dg itu menyelidiki penanganannya.

f. Mengenai piutang dagang, ketika dianggap penting, menanyakan pada pihak


lawan (debitur) kemudian meminta konfirmasi mengenai saldo piutang dagang.

g. Memeriksa umur piutang penjualan, menyelidiki sebab2 dan penanganan


terutama tagihan yg mencapai jangka waktu lama atau yg dianggap mustahil dapat
ditagih dan lainnya.
48

h. Memeriksa tepat tidaknya isi prosedur berkaitan dg piutang penjualan yg


memiliki penyusutan/ kerugian piutang ragu2, bersamaan dg itu meneliti keadaan
pengendaliannya sesudah penyusutan.

3. Piutang jangka pendek

Sehubungan dg uang belum masuk, pinjaman diberikan jangka pendek dan lainnya,
berlaku prosedur audit di atas.

4. Uang bayar di muka dan uang bayar sementara (persekot)

Sehubungan dg uang bayar di muka dan uang bayar sementara, memastikan


sebab2 timbulnya dan memeriksa tepat-tidaknya penanganannya.

5. Harta persediaan

a. Melakukan inspeksi atau test terhadap harta persediaan, kemudian


menocokkannya dg buku barang dan data lain yg disiapkan oleh penanggung-jawab
penyimpan harta persediaan.

b. Mencocokkan antara buku besar umum dan buku barang, lalu memeriksa benar-
tidaknya perhitungan.

c. Memeriksa tepat-tidaknya penilaian harga harta persediaan.

6. Harta tetap

a. Mencocokkan antara buku harta tetap dan harta tetap yg ada serta
memeriksanya, bila dianggap perlu, menyelidiki surat2 bukti asli seperti surat
perjanjian, surat kuasa dan lainnya.

b. Mengenai kenaikan harta tetap, menganalisis isinya, memeriksa tepat-tidaknya


memasukkan kenaikan tersebut ke dalam harta tetap sebagai pengeluaran modal.

c. Mengenai penurunan harta tetap, menganalisis isinya, memeriksa wajar-tidaknya


penanganan akuntansi berkaitan dg penjualan, penyisihan, perusakan atau
pembatalan dan lainnya.
49

d. Memeriksa tepat-tidaknya penyusutan harta tetap.

7. Rekening investasi (penanaman/ penyertaan)

a. Mengecek surat berharga, mencocokkannya dg buku.

b. Memastikan keberadaan surat berharga titipan atau yg disimpan di tempat lain


sebagai jaminan atau sebab lain, berdasarkan bukti penyimpanan dan lainnya.

c. Memeriksa wajar-tidaknya penilaian harga surat berharga.

8. Rekening biaya bayar di muka, rekening harta ditangguhkan

a. Mengenai biaya bayar di muka, mencocokkannya dg bahan bukti untuk


mengecek benar-salahnya angka, kemudian memeriksa tepat-tidaknya
pembebanan angka tersebut ke periode di masa depan.

b. Mengenai harta ditangguhkan, memastikan tepat-tidaknya kenaikan nilainya dg


menganalisis kenaikan nilai tersebut, bersamaan dg itu memeriksa metode
penyusutannya.

9. Utang pembelian

a. Mengecek apakah penarikan wesel bayar melewati prosedur yg wajar atau tidak.

b. Mengenai utang dagang, mencocokkan antara daftar penjelasan utang menurut


klasifikasi kreditor dan buku.

c. Memeriksa isi utang pembelian berdasarkan bukti2, dan bila diperlukan


menanyakan kepada pihak lawan untuk meminta kepastiannya.

10. Uang terima dimuka, uang titipan, uang belum bayar, biaya belum
dibayar dan lainnya berpijak pada prosedur pemeriksaan di butir terdahulu.

11. Uang pinjaman

Mengenai pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, meminta surat


keterangan dari kreditor sesuai keperluan, kemudian mencocokkannya dg buku
terkait.
50

12. Cadangan

Memeriksa tepat-tidaknya jumlah pembentukan dan penanganan tiap jenis


cadangan.

Pasal 18. (Audit lapran rugi laba)

1. Angka penjualan

a. Mengecek surat2/ bahan yg terkait dg pengambilan (pengeluaran gudang)


barang prduk, barang setengah jadi dan barang sampingan untuk memastikan
benar-tidaknya penanganan perhitungan angka penjualan dan pos pengurangan
terhadapnya.

b. Memeriksa apakah angka penjualan ditutup pada tanggal-bulan penutupan buku


serta apakah perhitungan periodiknya benar atau tidak.

2. Biaya penjualan dan biaya umum administrasi

Mengenai pos2 penting biaya penjualan dan biaya umum administrasi, melakukan
analisis rekening, memastikan apakah diklasifikasikan secara tepat atau tidak,
terutama apakah pengisian (jurnal)) penyesuaian sisi kredit tepat atau tidak.

3. Pendapatan non-usaha dan biaya non-usaha

Mengenai tiap2 pos, memastikan tepat-tidaknya perhitungannya ke dalam


pendapatan non-usaha dan biaya non-usaha.

Bagian 2. Audit Perhitungan Harga Pokok

Pasal 19. (Audit unsur2 harga pokok)

1. Mengenai biaya bahan dasar, mengecek benar-tidaknya perhitungan dalam


catatan yg berkaitan dg banyaknya pemakaian, harga pemakaian, angka
persediaan dan lainnya.
51

2. Mengenai biaya tenaga, mengecek benar-tidaknya perhitungan dalam catatan yg


berkaitan dg jumlah pembayaran gaji, upah, upah rupa2, tunjangan serta biaya
kesejahteraan.

3. Mengenai ongkos2 produksi, mengecek benar-tidaknya perhitungan dalam


catatan yg berkaitan dg banyaknya pemakaian, harga pemakaian, jumlah
pembayaran dan lainnya.

Pasal 20. (Audit biaya bagian/ departemen)

1. Memeriksa tepat-tidaknya perhitungan pembebanan dan alokasi biaya


tanggungan tiap departemen.

2. Mengecek banyaknya produksi tiap jenis dan kelompok barang produk,


kemudian memeriksa tepat-tidaknya pembebanan dan alokasi harga pokok produk
pada tiap produk.

3. Mengenai barang dalam proses, meneliti biaya bahan dasar yg masuk ke dalam
barang dalam proses serta biaya pengolahan menurut klasifikasi departemen dan
klasifikasi barang produk, kemudian mengecek tepat-tidaknya penilaiannya.

4. Mengenai pos2 yg harus dikurangkan dari harga pokok seperti produk


sampingan, hasil kerja sia-sia dan lainnya, memeriksa tepat-tidaknya besaran
angkanya dan penilaiannya.

Bab 3. Audit Struktur Sistem

Pasal 21. (Audit kewajaran)

1. Memeriksa tepat-tidaknya sistem pengendalian harta dan tata-tertib berkaitan


dg itu.

2. Memeriksa tepat-tidaknya sistem pengendalian intern dan tata-tertib berkaitan


dg itu.
52

3. Meneliti keadaan prosedur kerja operasi, lalu memeriksa tepat-tidaknya tata-


tertib berkaitan dg itu.

4. Meneliti keadaan berkaitan dg penggunaan sistem keamanan dan kesejahteraan,


lalu memeriksa tepat-tidaknya sistem itu.

Pasal 22. (Audit penggunaan harta)

1. Penerimaan dan pengeluaran uang

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg penerimaan


dan pengeluaran kas dan deposito adalah berpatokan pada tata-tertib mengenai itu
ataukah tidak, serta memeriksa tepat-tidaknya penggunaan sistem pengendalian
uang.

2. Surat berharga

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg penerimaan


dan penjualan surat berharga adalah berpijak pada tata-tertib mengenai itu
ataukah tidak, serta memeriksa tepat-tidaknya penggunaan system pengendalian
surat berharga.

3. Transaksi pembelian

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg pembelian


barang dan kontrak konstruksi berpijak pada tata-tertib mengenai itu ataukah
tidak, serta memeriksa tepat-tidaknya sistem pengendalian pembelian berkaitan dg
pengecekan barang yg dibeli, penyelidikan tempat membeli dan lainnya.

4. Transaksi penjualan

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg penjualan


barang produk dan lainnya berpijak pada tata-tertib mengenai itu ataukah tidak,
serta memeriksa tepat-tidaknya sistem pengendalian penjualan berkaitan dg
pesanan yg diterima, penyelidikan kredit pelanggan, analisis pasar dan lainnya.
53

5. Persediaan barang

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg penerimaan,


pengeluaran dan pemakaian debet-kredit atau pinjam-meminjam berpijak pada
tata-tertib mengenai itu ataukah tidak, dan memeriksa tepat-tidaknya penggunaan
sistem pengendalian barang yg berkaitan dg permintaan, pengeluaran gudang,
penyimpanan, pengecekan persediaan, penggolongan, dan stock barang dan
lainnya.

6. Harta tetap

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg pengadaan,


penjualan, pembatalan dan penukaran harta tetap berpijak pada tata-tertib
mengenai itu ataukah tidak, dan memeriksa tepat-tidaknya penggunaan sistem
pengendalian harta tetap untuk pengamanan dan lainnya.

7. Pinjaman dan obligasi

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg pinjaman dan


obligasi berpijak pada tata-tertib mengenai itu ataukah tidak.

8. Gaji upah

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg perhitungan


dan administrasi pembayaran gaji upah berpijak pada tata-tertib mengenai itu
ataukah tidak.

9. Penghimpunan modal

Memeriksa apakah benar-tidaknya prosedur dan catatan berkaitan dg


penghimpunan modal berpijak dari statuta atau keputusan rapat pemilik saham
ataukah tidak, dan memeriksa tepat-tidaknya sistem mengenai penambahan modal
lewat emisi saham baru, pergantian pemilik saham, pemecahan dan penggabungan
saham dan lainnya.
54

10. Pengendalian anggaran

Memeriksa apakah penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran


diselenggarakan berdasarkan tata-tertib mengenai itu ataukah tidak, dan
memeriksa tepat-tidaknya penggunaan sistem pengendalian anggaran.

11. Pengendalian harga pokok

Memeriksa apakah prosedur pengendalian harga pokok berpijak pada tata-tertib


mengenai itu ataukah tidak, dan memeriksa tepat-tidaknya penggunaan sistem
pengendalian harga pokok.

Bab 4. Audit Efisiensi

Pasal 23. (Audit efisiensi keuangan)

1. Keamanan dan likuiditas

Mengadakan analisis perbandingan harta, utang dan komponen modal dari laporan
neraca, kemudian berdasarkan terutama hal2 berikut menelaah keamanan dan
likuiditas perusahaan.

a. Perbandingan komponen modal

a1. Rasio utang thd modal

a2. Rasio utang lancar thd modal

a3. Rasio utang jangka panjang thd modal

b. Rasio hubungan antara modal dan harta (rasio kebutuhan modal dan
pemenuhan modal)

b1. Rasio harta tetap thd modal sendiri

b2. Rasio harta tetap thd modal jangka panjang

b3. Rasio harta lancar thd utang lancar


55

b4. Rasio harta cepat thd utang lancar

b5. Rasio piutang penjualan thd utang pembelian

b6. Rasio utang pembelian thd persediaan barang

c. Rasio komponen harta

c1. Rasio dari harta tetap dan harta lancar thd total harta

c2. Rasio harta lancar thd harta tetap

c3. Rasio piutang penjualan thd barang dagang/ barang produk

c4. Rasio piutang penjualan thd persediaan barang

2. Penggunaan dana

Berdasarkan laporan neraca, menusun bahan2 berikut, menganalisis gerak


perubahan modal kerja, lalu menelaah keadaan keuangan perusahaan.

a. Daftar/ ikhtisar perubahan modal kerja

b. Rasio hubungan dari modal kerja bersih dan tiap2 harta

Pasal 24. (Audit efisiensi harga pokok)

1. Berdasarkan laporan perhitungan harga pokok, menganalisis baik-buruknya


efisiensi harga pokok yg berkaitan dg unsur2 harga pokok, departemen harga
pokok dan harga pokok tiap barang produk, menurut klasifikasi periode, tempat
proses dan tahap proses.

2. Efisiensi harga pokok adalah membandingkan dan menganalisis efisiensi harga


pemakaian dan efisiensi banyaknya pemakaian berkaitan dg biaya bahan dasar,
biaya tenaga, ongkos2 produksi, yg merupakan komponen harga pokok, juga biaya
penjualan dan biaya umum administrasi serta lainnya.
56

Tambahan

Tata-tertib ini dilaksanakan sejak tanggal 1 bulan 5 tahun 19 . . .

Selanjutnya:

Untuk tugas presentasi teman2 Mahasiswa, mohon dibagi, ditelaah dan


disiapkan ringkasan, 4 atau 5 halaman saja, masing-masing 2 atau 3 orang per-
kelompok: Bab 11, Bab 26, Bab 27 dari buku AUDITING (Edisi 6 ?), Oleh Mulyadi,
UGM, Penerbit Salemba Empat, mudah2an sebagai bahan Nilai Test Mid-Semester
sekalian.

Anda mungkin juga menyukai