2017
Cynthia
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1628
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PERUBAHAN SEL EPITEL YANG TERJADI PADA
WANITA HAMIL
SKRIPSI
Oleh :
CYNTHIA
NIM : 130600125
TIM PENGUJI
Tahun 2017
Cynthia
Wanita Hamil
xi ± 53 halaman
Jaringan lunak rongga mulut dilindungi oleh mukosa yang merupakan lapisan
epitel pada rongga mulut adalah stratified squamous epithelium. Stratified squamous
epithelium terdiri atas epitel berkeratin dan epitel tidak berkeratin. Pada mukosa
bukal terdapat sel epitel tidak berkeratin yang tersusun atas sel basal, sel intermediate
dan sel superfisial. Selama masa kehamilan, peningkatan hormon estrogen 10 kali
lipat dan progesteron 30 kali lipat. Perubahan hormonal ini mengakibatkan terjadinya
proliferasi sel pada rongga mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
sitoplasma pada sel epitel mukosa bukal wanita hamil dan wanita tidak hamil.
sectional. Pengambilan sampel berupa sel epitel yang dilakukan terhadap 66 sampel
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah sel epitel didapat, langsung
epitel, ukuran diameter nukleus-sitoplasma dan ratio nukleus sitoplasma yang dilihat
(p<0,05) pada jumlah sel epitel wanita hamil dan wanita tidak hamil. Sedangkan pada
perbedaan yang signifikan (p>0,05) antara wanita hamil dan wanita tidak hamil.
Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah sel superfisial dan
ukuran diameter nukleus sel epitel mukosa oral pada wanita hamil lebih besar
dibandingkan wanita tidak hamil namun demikian ratio nukleus : sitoplasma pada
Kata kunci: wanita hamil, jumlah sel epitel, ukuran diameter nukleus-sitoplasma,
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc.,
M.Kes., selaku Ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, juga selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan masukan, bimbingan, arahan, saran dan waktu yang sangat berguna
dalam meningkatkan semangat dan motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Trelia Boel, M.Kes., Sp.RKG(K)., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Seluruh staf pengajar Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara Rehulina Ginting, drg., M.Si., Yendriwati, drg., M.Kes.,
Lisna Unita R., M.Kes., Minasari, drg., M.M., Yumi Lindawati, drg., MDSc yang
telah memberikan saran, masukan dan semangat dalam penyelesaian skripsi.
3. Staf Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara Ibu Ngaisah dan Kak Dani yang telah membantu dalam hal administrasi penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Dra. Nunuk Priyani, M.Sc selaku kepala laboratorium Mikrobiologi
Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara dan seluruh kakak/abang laboran yang
telah bersedia memberikan izin dan membantu dalam melakukan penelitian.
5. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Ir. Henry Gomulia dan Ibunda Aini
yang telah membesarkan serta memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan
dukungan baik secara moral maupun materil kepada penulis sehingga mampu
vi
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan pendidikan ini, begitu juga kepada saudara penulis yaitu Vincent
Gomulia,drg dan Felix Putra Gomulia atas doa, cinta kasih dan dukungan kepada
penulis.
6. Sahabat-sahabat terbaik penulis, yaitu Joseph Dede,drg, Rizky Annisa,drg,
Anastasia, Joselin, Carryn, Novie, Vivian Nora, Fitra Pratiwi, Agnese, Anita, Melvin
dan Wilson serta seluruh teman seperjuangan skripsi di Departemen Biologi Oral
yaitu Elisabeth, Safriani, Michael, Theresia, Lilia, Andy, Fariza, Fauzi, Yolanda,
Dheyna, Chandra, GIlang, Ughasini, Natasya dan Peijie yang telah membantu selama
penelitian serta memberikan semangat dan motivasi tiada henti kepada penulis selama
penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan selama penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Dengan kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan displin ilmu bagi masyarakat
dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitar Sumatera Utara khususnya Departemen
Biologi oral.
( Cynthia )
NIM. 130600125
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................
ABSTRAK ............................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
1.4.1 Manfaat Praktis .......................................................................... 3
1.4.2 Manfaat Teoritis ....................................................................... 4
1.5 Hipotesis Penelitian............................................................................. 4
viii
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pengaruh hormonal terhadap rongga mulut ........................................ 19
2.5 Ekfoliatif Sitologi................................................................................ 20
2.5.1 Cytomorphometry....................................................................... 22
2.6 Landasan Teori.................................................................................... 24
2.7 Kerangka Teori.................................................................................... 27
2.8 Kerangka Konsep ................................................................................ 28
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil uji Mann Whitney U pada jumlah sel epitel wanita hamil dan
wanita tidak hamil ........................................................................... 40
2. Hasil uji Mann Whitney U pada diameter nukleus wanita hamil dan
wanita tidak hamil ............................................................................ 40
3. Hasil uji Mann Whitney U pada diameter sitoplasma wanita hamil
dan wanita tidak hamil ..................................................................... 41
4. Hasil uji Mann Whitney U pada ratio nukleus sitoplasma wanita
hamil dan wanita tidak hamil ........................................................... 42
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5. Stratum basal............................................................................................. 18
12. Jumlah sel epitel pada wanita hamil dan wanita tidak hamil (400x) ........ 40
13. Diameter nukleus pada wanita hamil dan wanita tidak hamil (400x)....... 41
14. Diameter sitoplasma pada wanita hamil dan wanita tidak hamil (400x) .. 42
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
6. Lembar Kuesioner
7. Lembar Pemeriksaan
xii
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
35 tahun karena rahim dan bagian tubuhnya sudah benar-benar siap untuk menerima
kehamilan. Masa kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari
pertama haid. Kehamilan terbagi atas trimester pertama (dari bulan pertama sampai
bulan ketiga), trimester kedua (dari bulan keempat sampai bulan keenam), dan
trimester ketiga (dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan). Kadar hormon
estrogen dan progesteron mencapai puncak yang tinggi dan stabil pada bulan kelima ,
keenam dan sebelum parturisi.6,7
Pada hormon estrogen yang tinggi, dilakukan apusan pada mukosa bukal
pasien terdapat yang dominan sel intermediate dan sel superfisial dan meningkatkan
mitosis serta maturasi, sementara pada hormon progesteron yang tinggi terdapat
peningkatan jumlah sel epitel intermediate dan penurunan jumlah sel keratin. Hormon
progesteron yang tinggi menstimulasi terjadinya atrofi sel keratin.8
Penyakit rongga mulut yang sering terjadi selama masa kehamilan seperti
gingivitis, periodontitis, karies, sensasi rasa terbakar, dan perubahan mukosa rongga
mulut. Oleh karena itu, dokter gigi memiliki peran untuk menjaga kesehatan rongga
mulut selama masa kehamilan dan mencegah manifestasi sistemik dan lokal.
Beberapa teknik klinis menggunakan screening perubahan mukosa rongga mulut dan
sitologi oral untuk mengidentifikasi populasi yang beresiko tinggi. Sitologi oral
merupakan teknik yang relatif sederhana, non-invasif, bebas resiko dan dapat
diterima dengan baik oleh pasien. Dengan menggunakan aplikasi cytobrush,
teknologi yang maju dan cytomorphometric meningkatkan potensial akurasi dari
sitologi oral. Cytomorphometric mengevaluasi beberapa parameter seperti diameter
nukleus, diameter sel, area nukleus, area sitoplasma, dan rasio nukleus ke sitoplasma
area.9,10,11
Eksfoliatif sitologi yang dilakukan oleh Donald dkk tahun 2013 pada sel
mukosa bukal wanita menunjukkan bahwa nilai dari diameter nukleus, diameter sel,
dan ratio perbandingan nukleus berhubungan dengan hormonal.12 Penelitian yang
dilakukan oleh Lee H.Y tahun 2005 menyatakan bahwa hormon estrogen
mempengaruhi proliferasi dan menghambat apoptosis sel serviks tikus pada trimester
kedua kehamilan. Pada mukosa bukal perempuan menstruasi yang memiliki kadar
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melihat perubahan sel epitel
yang terjadi pada permukaan mukosa bukal wanita hamil dengan menggunakan
cytobrush dan cytomorphometry.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan merupakan
penyatuan sperma dan ovum pada fertilisasi, yang dilanjutkan dengan implantasi.
Kehamilan normal umumnya berlangsung selama 40 minggu dihitung dari periode
terakhir menstruasi. Kehamilan terjadi secara fisiologis dan alamiah, pada setiap
wanita yang telah berhubungan seksual dengan organ reproduksi yang sehat.13
Ketika masih berada di dalam ovarium, ovum berada di dalam stadium oosit
primer. Sebelum dilepaskan dari folikel ovarium oleh badan polar pertama,
nukleusnya membelah dengan cara meiosis. Hal ini membuat 23 pasang kromosom
akan kehilangan pasangannya dan bergabung dengan badan polar yang dikeluarkan.
Oosit primer kemudian membelah menjadi oosit sekunder. Pada saat inilah ovum
yang masih berada dalam oosit sekunder berovulasi ke ujung tuba fallopii yang
berfimbria.14
Apabila sperma telah masuk ke dalam ovum, oosit membelah kembali untuk
membentuk oosit matang. Ovum yang matang ini akan membawa nukleusnya
(pronukleus wanita) yang mengandung 23 kromosom. Salah satu dari kromosom ini
adalah kromosom wanita yang dikenal sebagai kromosom X. Pada saat yang
bersamaan, kepala sperma berubah membentuk pronukleus pria. Kemudian, 23
kromosom yang tidak berpasangan dari pronukleus pria dan 23 kromosom yang tidak
berpasangan dari pronukleus wanita berikatan bersama-sama membentuk 46
kromosom (23 pasang) dalam ovum yang sudah dibuahi.14
Setelah pembentukan sperma matang, setengah dari seluruh sperma akan
membawa kromosom X (kromosom wanita) dan setengahnya akan membawa
kromosom Y (kromosom pria) dalam genomnya. Jika kromosom X dari sperma
bergabung dengan kromosom Y dari ovum akan membentuk suatu gabungan XX,
seorang anak perempuan akan lahir. Tetapi jika sebuah kromosom Y dari sperma
perubahan yang nyata pada penampilan wanita hamil seperti timbulnya jerawat,
edema, dan penambahan berat badan.15
Penambahan berat badan selama kehamilan terjadi selama dua trimester
terakhir sekitar 24 pon. Dari kenaikan berat badan ini, 7 pon merupakan fetus dan 4
pon adalah cairan amnion, plasenta dan selaput amnion. Payudara dan uterus
membesar masing-masing sebesar 2 pon, sehingga meninggalkan peningkatan berat
badan rata-rata sekitar 9 pon. Peningkatan keinginan makan seorang wanita hamil
selama kehamilan meningkat disebabkan oleh faktor hormonal dan pemindahan
bahan-bahan makanan dari darah ibu ke fetus.15 Masa kehamilan terbagi atas tiga
trimester, yaitu trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. 16,17
1. Trimester 1
Kehamilan trimester pertama berawal dari 0-12 minggu. Pada trimester ini,
plasenta mulai berkembang, organ dan system saraf terbentuk. Gejala yang muncul
pada ibu adalah muntah, mual, mudah lelah, payudara membesar dan perubahan
mood. Ini disebabkan akibat peningkatan kadar hormon estrogen, progesteron, dan
hormon human chorionic gonadotropin.
2. Trimester 2
Kehamilan trimester kedua dimulai dari minggu 13-27. Pada tahap ini, janin
mulai berkembang lebih lanjut dan berfungsi. Gerakan janin dapat dirasakan dengan
jelas setelah minggu ke-24. Organ reproduksi mulai berkembang, tulang semakin
kuat, janin sudah dapat bergerak, menelan, mendengar dan menghisap. Gejala yang
paling sering muncul adalah pusing karena pola tidur yang terganggu pada ibu hamil.
Ini disebabkan oleh pembesaran rahim yang menekan pembuluh darah sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun, menekan diafragma sehingga ibu hamil susah
bernafas yang dapat mengganggu pola tidur ibu.
Perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan trimester kedua adalah perut
dan payudara semakin membesar. Pembesaran rahim akan tubuh sekitar 1cm pada
setiap minggunya. Pada minggu ke 20 bagian atas rahim akan sejajar dengan pusar
(umbilicus). Payudara akan membesar dan berwarna semakin gelap dan timbul
kelenjar kulit yaitu bintik-bintik kecil disekitar payudara.
3. Trimester 3
Pada minggu 28-40 ini, semua organ janin sudah terbentuk sempurna.
Perubahan fisik yang terjadi adalah peningkatan berat badan pada ibu.
Jumlah hCS yang disekresikan sebanding dengan ukuran plasenta, yang secara
normal memiliki berat sekitar seperenam berat janin. Bila kadar hCS rendah berarti
memiliki tanda suatu insufiensi plasenta.
jaringan lunak mulut terhadap iritasi sehingga mengubah metabolisme jaringan dan
mengakibatkan penurunan resistensi jaringan terhadap populasi bakteri dan
mengakibatkan terjadinya inflamasi gingiva.21
Hormon estrogen juga secara langsung mempengaruhi regulasi sel dan
jaringan. Akibat sirkulasi dari estrogen menyebabkan mukosa vagina mengalami
proliferasi dan maturasi dari sel epitel, dimana mukosa vagina mempunyai epitel
yang hampir sama dengan mukosa bukal. Estrogen mengubah epitel vagina dari tipe
kuboid menjadi bertingkat, yang dianggap lebih tahan terhadap trauma dan infeksi.
Maturasi dari epitel vagina dapat dilihat dengan tampak sel superfisial, dengan sel
parabasal dibatasi oleh epitel maturasi.22
menyebabkan tekanan mekanis pada jaringan lunak rongga mulut dan abrasi pada
permukaan. Mikroorganisme pada rongga mulut juga dapat menyebabkan tingginya
efek toksik pada jaringan. Sehingga, mukosa rongga mulut akan beradaptasi terhadap
epitel dan jaringan ikat sehingga mencegah ancaman yang terjadi.
2. Sensasi
Fungsi sensori pada rongga mulut sangat penting karena dapat meningkatkan
respon bibir dan lidah menerima stimulasi dari luar rongga mulut. Reseptor pada
rongga mulut respon terhadap suhu, sentuhan, sakit, dan pada lidah terdapat taste bud.
Refleks seperti menelan, mengunyah juga respon pada reseptor mukosa rongga
mulut.
3. Sekresi
Sekresi utama yang berhubungan dengan mukosa rongga mulut adalah saliva,
yang di produksi oleh kelenjar saliva minor.
saraf alveolar superior dari divisi kedua yaitu saraf trigeminal (CN V2).3 Epitel
mukosa bukal memiliki epitel ridge lebih luas daripada epitel keratin, dan
ketebalannya mencapai lebih dari 500μm. Suplai darah pada mukosa bukal berasal
dari3 :
Arteri bukal merupakan cabang dari arteri maksilaris.
Arteri alveolar superior merupakan cabang ketiga dari arteri maksilaris.
Arteri alveolar superior tengah dan posterior merupakan cabang dari arteri
maksilaris.
Arteri fasial merupakan cabang dari arteri superfisial.
Ruang di sekitar bukal terletak pada lateral otot businator yang memiliki
anatomi terdiri dari jaringan adiposa, kelenjar Stensen, arteri fasial dan vena,
pembuluh dah limfatik, kelenjar saliva minor.3
Klasifikasi dari sel epitel rongga mulut terdiri dari bentuk sel epitel dan
jumlah lapisan sel epitel rongga mulut. Berdasarkan bentuknya, sel epitel rongga
mulut terdiri dari tiga macam bentuk yaitu squamous, kuboid dan kolumnar. Sel
epitel berbentuk squamous memiliki bentuk yang rata, biasanya dijumpai pada daerah
yang memliki pembuluh darah. Sel berbentuk kuboid memiliki lebar dan tinggi yang
sama, dijumpai pada jaringan yang berfungsi sebagai sekresi. Sel berbentuk kolumnar
memiliki ciri-ciri tinggi dan tipis seperti kolum.1
Terdapat tiga lapisan epitel yaitu simple, stratified, dan pseudostratified.
Simple epitel memliliki satu lapisan sel yang berfungsi sebagai absorpsi, sekresi dan
filtrasi. Simple epitel dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk sel yaitu simple
squamous, simple cuboidal, dan simple columnar. Epitel stratified berbeda dengan
epitel simple dimana epitel stratified memiliki berlapis-lapis epitel. Epitel ini biasa
dijumpai pada bagian tubuh yang menahan rangsangan mekanik atau kimia sehingga
lebih tahan lama. Epitel stratified terdiri dari stratified squamous, stratified cuboidal.
Epitel pseudostratified memiliki rambut halus yang disebut silia dan memiliki
kelenjar uniselular yang menyekrkesikan mucus. Epitel ini dijumpai pada bagian
hidung, dan bronkitis namun juga dijumpai pada bagian reproduksi wanita yaitu tuba
fallopi dan ovarium. Epitel transisional ditemukan pada kantung kemih, ureter.1
Stratified squamous epithelium terdiri dari epitel berkeratin dan yang tidak
berkeratin. Perbedaan antara keduanya adalah epitel mukosa yang berkeratin inti
selnya tidak tampak pada lapisan permukaan, sedangkan epitel mukosa yang tidak
berkeratin tampak sel-sel lapisan permukaan masih mempunyai inti. Epitel mukosa
yang tidak berkeratin terdiri atas tiga lapisan yaitu stratum basale, stratum
intermediate, dan stratum superficial.1,2
Stratum basal pada daerah pengunyahan berfungsi untuk mengurangi gesekan
yang besar. Lapisan basal terdiri dari satu lapisan yang memiliki sel berbentuk kuboid
atau kolumnar, memiliki warna basopilik (kebiruan), hiperkromatin, perbandingan
inti dan sitoplasma 1: 3, dan nuklues sel terletak di inti. . Sitoplasma pada lapisan ini
ditandai dengan distribusi perinuklear mitokondria dan sitoplasma filament.1,2
Stratum intermediate memiliki sel yang lebih besar dengan perbandingan inti
dan sitoplasma yaitu 1:6. Sel pada stratum ini memiliki warna yang eosinopilik
(kemerahan). Sedangkan pada stratum superficial merupakan lapisan mukosa epitel
tidak berkeratin yang mempunyai sel berbentuk gepeng. Sel yang terjadi dekuamasi
pada lapisan ini dapat diobservasi sitologi untuk mengetahui normal dan tidak
normalnya sel.1,2
1. Imprint
Sitologi imprint adalah metode mempelajari sel dengan mengambil sel dari
permukaan potongan spesimen. Sitologi imprint dilakukan pada lesi yang letaknya
ada dipermukaan dan mudah dijangkau seperti ujung lidah dan mukosa bibir. Metode
ini sederhana, cepat, ketidaknyamanan pasien minimal, dan akurat untuk
menganalisis spesimen sel kulit ganas. Metode imprint membantu penanganan lebih
awal dibandingkan menggunakan histopatologi karena hasil spesimen langsung dapat
diperoleh.30
2. Kerokan (scrap)
Pengerokan dapat dilakukan secara tegas maupun halus, tergantung pada
tempat yang akan diambil sediaannya. Spatel kayu dapat digunakan untuk
pengambilan sediaan dengan cara scraping. Cara scraping dilakukan dengan cara
mengerok mukosa oral secara berulang-ulang dan dilakukan satu arah sampai terlihat
kemerahan di daerah mukosa yang menandakan lamina propia sudah terekspos.
Spatel untuk pengerokan masih dapat digunakan, tetapi membutuhkan pengambilan
yang lebih banyak.28
3. Sikat (cytobrush)
Cytobrush adalah suatu metode eksfoliatif sitologi non invasif untuk
mengambil permukaan sel epithelium pada rongga mulut. Penggunaan cytobrush
merupakan suatu metode modern dalam eksfoliatif sitologi rongga mulut yang
didesain secara tersendiri dari bulu sikat yang berbentuk sirkuler.30
Penyikatan dengan cytobrush dapat digunakan untuk screening test yaitu
mendeteksi dini lesi prekanker.30 Metode cytobrush sederhana, relatif murah, tidak
membutuhkan anastesi dan rasa sakit yang minimal. Sel epitel rongga mulut dapat
diambil dengan memutar bulu sikat sebanyak 10-15 kali. Metode ini dapat
menghasilkan jumlah dan sebaran sel yang baik pada glass slide.31
2.5.1 Cytomorphometry
Pada tahun 1980, studi sitologi sebagian besar interpretasi subjektif atau
kualitatif. Tetapi sekarang, dengan teknologi yang semakin maju, teknik kuantitatif
lebih baik seperti cytomorphometry, histometry, dan kegunaan dari image analyser
software akan melengkapi variasi sitologi. Parameter kuantitatif lebih objektif
sehingga berguna untuk menegakkan diagnosis sitopatologi.26
Cytomorphometry dapat digunakan secara selektif pada sampel yang sulit
untuk dinilai keakuratannya seperti dimensi sitoplasma dan dimensi nukelus. Pada
eksfoliatif sitologi oral dianjurkan menggunakan teknik kuantitatif seperti parameter
diameter nukleus, diameter sitoplasma, ratio perbandingan diameter nukleus dan
sitoplasma, dapat meningkatkan sensitifitas untuk mendeteksi transformasi sel ganas.
Nayar et al., dan Donald et al., menyatakan hasil dari eksfoliatif sitologi sel mukosa
bukal wanita dengan melihat diameter nukleus, diameter sitoplasma, dan ratio
perbandingan diameter nukleus dan sitoplasma dipengaruhi oleh hormonal. Reddy et
al., pada studinya peningkatan diameter nukleus dan penurunan diameter sitoplasma
dipengaruhi oleh proses penuaan dan penurunan aktivitas sel metabolik.12,26,32
Diameter sitoplasma dan diameter nukleus diukur dengan mnggunakan kursor
digital pada software dengan menarik dua garis tegak lurus dan rata-rata nilai
didapat.33
Ratio diameter nukleus sitoplasma : Diameter nukleus
Diameter sitoplasma
eksfoliatif sitologi prosedurnya mudah, atraumatik, relatif tidak mahal, dan dapat
diinterpretasikan dengan cepat dan mudah. Metode eksfoliatif sitologi yang
digunakan salah satunya adalah cytobrush. Cytobrush menggunakan bulu sikat
berbentuk sirkuler yang didesain khusus untuk eksfoliatif sitologi. Sel epitel rongga
mulut dapat diambil dengan memutar bulu sikat sebanyak 10-15 kali sehingga dapat
mengambil sejumlah sel.31
Sebagian besar studi sitologi berinterpretasi kualitatif, namun dengan
teknologi yang semakin maju teknik kuantitatif lebih objektif untuk menegakkan
diagnosa sitopatologi seperti cytomorphometry, histometry. Pada eksfoliatif sitologi
oral dianjurkan menggunakan teknik kuantitatif seperti parameter diameter
sitoplasma, diameter nukleus, ratio perbandingan diameter nukleus dan sitoplasma
untuk meningkatkan sensitifitas mendeteksi transformasi sel ganas. Diameter
sitoplasma dan diameter nukleus diukur dengan menggunakan image analysis
software / cytomorphometry. Sedangkan ratio diameter nukleus sitoplasma dihitung
dengan menggunakan formula = diameter nukleus / diameter sitoplasma. 26,31
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan level hormon estrogen dan
progesteron di dalam darah sehingga ini menyebabkan pengaruh terhadap
metabolisme sel dan proliferasi sel. Pada apusan sel pada wanita hamil terdapat
peningkatan jumlah sel yang tinggi.34,35 Hormon estrogen juga secara langsung
mempengaruhi regulasi sel dan jaringan. Akibat sirkulasi dari estrogen menyebabkan
mukosa vagina mengalami proliferasi dan maturasi dari sel epitel, dimana mukosa
vagina mempunyai epitel yang hampir sama dengan mukosa bukal.22
Mukosa rongga mulut terdiri lapisan epitel dan jaringan ikat. Lapisan epitel
pada rongga mulut adalah stratified squamous epithelium. Dari jaringan ikat yang
mendasari lamina propia ke permukaan, empat lapisan diepitel nonkeratinized adalah
stratum basal (lapisan basal), stratum spinosum (lapisan spinosum), stratum
intermediate (lapisan intermediate), dan stratum superfisial (lapisan superfisial). Pada
lapisan basal memiliki perbandingan 1:3 antara ini dan sitoplasma sedangkan pada
lapisan intermediate memiliki sel yang lebih besar dengan perbandingan inti dan
sitoplasma yaitu 1:6.1,2 Diameter nukleus semakin menurun dan diameter
sitoplasma semakin meningkat dimulai dari lapisan basal sampai lapisan superfisial.
Nukleus pada sel basal relatif besar. Sel intermediate memiliki ukuran yang lebih
besar daripada sel basal tetapi ukuran nuklues sel intermediate lebih kecil daripada
sel basal.36 Pada wanita hamil, terjadi perubahan ukuran diameter nukleus dan
sitoplasma yang disebabkan akibat peningkatan level hormon estrogen dan
progesteron yang menyebabkan meningkatnya perubahan dimensi sel.34
Hipotesa penelitian ini kemungkinan terdapat perbedaan jumlah sel, diameter
nukleus - sitoplasma dan ratio nukleus sitoplasma pada epitel mukosa bukal wanita
hamil dan wanita tidak hamil.
Kehamilan
Hormonal
Mukosa Rongga
Mulut
Sel Epitel
Rongga Mulut
Proliferasi dan
Maturasi Sel
Epitel
Eksfoliatif
Sitologi
Volume Sel
Wanita
hamil
Kehamilan
Metode Cytobrush
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel wanita hamil yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi akan
menjadi sampel penelitian sesuai dengan hitungan besar sampel penelitian. Cara
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara consecutive sampling yaitu
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sampai
mencapai besar sampel yang telah ditentukan.
Penentuan besar sampel menggunakan rumus data proporsi pada satu
populasi. Jumlah sampel yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan melihat
proporsi yang digunakan sebesar 50% dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05.
Besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus30 :
N = 2σ2 ( Zα + Zβ )2
( μ0 – μi )2
Keterangan :
N : Sampel penelitian
Zα : Deviat baku alfa. Nilai Zα yang digunakan adalah 5% (Zα adalah 1,96)
Zβ : Deviat baku beta.Nilai Zβ yang digunakan adalah 10% (Zβ adalah 1,282)
μ0 – μi : Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna yang ditentukan oleh
peneliti ( nilai selisih minimal rerata adalah 40% )
SD : Standar deviasi. ( nilai SD : 0,5 )
Hasil perhitungan :
N = 2 0,52 (1,96+1,282)2
(40%)2
N = 32,84
Dari rumus diatas didapat sampel sebanyak 32,84. Besar sampel dibulatkan
yaitu menjadi 33 sampel untuk masing-masing sampel yaitu wanita hamil dan wanita
tidak hamil.
Variabel terkendali
Siklus kehamilan
Metode cytobrush
Mikroskop Mikrograf
Image analysis software Axiovision Rel 4.8
Keterampilan Operator
pandang dihitung sel yang didapat. Setiap bagian dengan satu lapangan pandang di
foto selnya dengan menggunakan mikroskop Mikrograf dengan pembesaran 100x.
Selanjutnya sel yang telah difoto dihitung jumlah selnya dari masing-masing bagian.
e. Ukuran diameter nukleus – sitoplasma adalah ukuran diameter dari nuklues
dan sitoplasma sel yang dihitung melalui image analysis software, dengan
menggerakkan kursor digital pada sel kemudian sistem akan menghitung diameter sel
epitel.
f. Ratio nukleus sitoplasma adalah ratio ukuran diameter dari nukleus ke
sitoplasma sel yang dihitung dengan menggunakan formula diameter nukleus dibagi
dengan diameter sitoplasma.
g. Metode cytobrush adalah metode eksfoliatif sitologi pada mukosa bukal
yang dilakukan dengan cara dibrush menggunakan alat cytobrush yang memiliki bulu
sikat berdiameter 5mm dan berbentuk sirkuler.
h. Mikroskop Mikrograf adalah alat yang digunakan untuk melihat sel pada
glass slide sekaligus memfoto sel yang terlihat dan dihubungkan dengan komputer.
i. Image analysis software Axiovision Rel 4.8 adalah suatu software yang
digunakan untuk menghitung ukuran diameter sel dalam skala μm (mikrometer).
j. Keterampilan operator adalah keahlian dan ketelitian peneliti dalam
berbagai prosedur penelitian seperti pengambilan sel dengan menggunakan
cytobrush, pemeriksaan mikroskopis dan ketelitian dalam menjumlahkan sel serta
melihat gambaran sel.
Gambar 7. Cytobrush29
2. H2O
3. Acid Alkohol 1%
4. Eosin 1%
5. Alkohol 80%
6. Alkohol 95%
7. Alkohol Absolut
8. Xylol
9. Alkohol 96%
10. Kapas
11. Kain kasa
12. Saline
.
3.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Tahap-tahap pengambilan dan pengumpulan data penelitian ini adalah :
8. Objek glass yang sudah kering dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi dengan
menggunakan kotak penyimpanan.
7. Kemudian objek glass dimounting dengan Canada Balssam dan ditutup dengan
deck glass.
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil uji Mann Whitney U pada jumlah sel epitel wanita hamil dan wanita
tidak hamil
Jumlah sel epitel
Karakteristik Jumlah (orang) Signifikasi p
Mean ±SD
Hamil 33 463,64±144,11
0.00*
Tidak hamil 33 168,27±60,69
Pada tabel 1, hasil analisis uji Mann Whitney U test diperoleh nilai signifikan
p = 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah sel epitel yang
signifikan antara kelompok wanita hamil dan wanita tidak hamil. Kelompok wanita
hamil memiliki jumlah sel epitel yang lebih banyak (463.64±144,11) dibandingkan
kelompok wanita tidak hamil (168.27±60,69).
A B
Gambar 12. Perbandingan jumlah sel epitel dari mukosa oral pada wanita hamil (A)
dan wanita tidak hamil (B) dengan pembesaran 10x10 (dokumentasi)
Tabel 2. Hasil uji Mann Whitney U pada diameter nukleus wanita hamil dan wanita
tidak hamil
Diameter Nukleus
Karakteristik Signifikasi p
Mean ±SD
Hamil 12,57±5,09µm
0,07
Tidak hamil 11,05±1,96µm
Pada tabel 2, hasil analisis uji Mann Whitney U test pada diameter nukleus
wanita hamil dan wanita tidak hamil menunjukkan nilai signifikansi p = 0,07
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan diameter nukleus yang tidak
signifikan (p > 0,05) antara kelompok wanita hamil dan wanita tidak hamil. Pada
kelompok wanita hamil diameter nukleus yang paling besar adalah 31,77 sedangkan
diameter nukleus yang paling rendah adalah 7,82. Pada kelompok wanita tidak hamil
diameter nukleus yang paling besar adalah 19,71 sedangkan diameter nukleus yang
paling rendah adalah 8,91 (lampiran 9). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
wanita hamil memiliki diameter nukleus yang lebih besar (12,57±5,09) dibandingkan
kelompok wanita tidak hamil (11,05±1,96).
A B
Gambar 13. Perbandingan diameter nukleus dari mukosa oral pada wanita hamil (A)
dan wanita tidak hamil (B) dengan pembesaran 40x10 (dokumentasi)
Tabel 3. Hasil uji Mann Whitney U pada diameter sitoplasma wanita hamil dan
wanita tidak hamil
Diameter Sitoplasma
Karakteristik Signifikasi p
Mean ±SD
Hamil 64,65±10,04µm
0,83
Tidak hamil 68,09±20,95µm
Pada tabel 3, hasil analisis uji Mann Whitney U test pada diameter sitoplasma
wanita hamil dan wanita tidak hamil diperoleh nilai signifikan p = 0,83 sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan diameter sitoplasma yang tidak
signifikan (p > 0,05) antara kelompok wanita hamil dan wanita tidak hamil. Pada
kelompok wanita hamil memiliki diameter sitoplasma yang paling besar adalah 80,07
sedangkan diameter sitoplasma yang paling rendah adalah 42,00. Pada kelompok
wanita tidak hamil memiliki diameter sitoplasma yang paling besar adalah 176,43
sedangkan diameter sitoplasma yang paling rendah adalah 52,04 (lampiran 9). Hal ini
menunjukkan bahwa kelompok wanita hamil memiliki diameter sitoplasma yang
lebih kecil (64,65±10,04) dibandingkan kelompok wanita tidak hamil (68,09±20,95).
A B
Gambar 14. Perbandingan diameter sitoplasma dari mukosa oral pada wanita hamil
w( A) dan wanita tidak hamil ( B) dengan pembesaran 40x10 (dokumentasi)
Tabel 4. Hasil uji Mann Whitney U pada ratio nukleus sitoplasma wanita hamil dan
wanita tidak hamil
Ratio nukleus sitoplasma
Karakteristik Signifikasi p
Mean ±SD
Hamil 0,186±0,090 µm
0,728
Tidak hamil 0,170±0,048 µm
Pada tabel 4, hasil analisis uji pada ratio nukleus sitoplasma wanita hamil dan
wanita tidak hamil menunjukkan nilai signifikansi p = 0,728 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ratio nukleus sitoplasma yang tidak signifikan
(p > 0,05) antara kelompok wanita hamil dan wanita tidak hamil. Ratio nukleus
sitoplasma yang paling besar pada wanita hamil adalah 0,510 dan yang paling rendah
adalah 0,023. Sedangkan pada kelompok wanita tidak hamil memiliki ratio nukleus
yang lebih besar adalah 0,378 dan ratio nukleus yang lebih rendah adalah 0,111
(lampiran 9). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok wanita hamil memiliki ratio
nukleus sitoplasma yang lebih besar (0,186±0,090) dibandingkan kelompok wanita
tidak hamil (0,170±0,048). Pada kelompok wanita hamil terdapat perbandingan ratio
nukleus sitoplasma yaitu 1:5 sedangkan pada wanita tidak hamil terdapat
perbandingan ratio nukleus sitoplasma adalah 1:6.
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 66 orang dengan 33 orang wanita yang sedang
hamil dan 33 orang wanita yang sedang tidak hamil. Pengamatan dilakukan dengan
pengambilan sampel dari mukosa bukal menggunakan teknik cytobrush, kemudian
diamati dibawah mikroskop mikrograf dengan pembesaran 100x untuk melihat
jumlah sel dan pembesaran 400x untuk melihat diameter sel. Hasil penelitian ini diuji
dengan Saphiro-Wilk sebagai uji normalitas data, kemudian dilanjutkan dengan
analisa berdasarkan uji Mann Whitney U Test. Uji Mann Whitney U Test untuk
melihat perbandingan jumlah sel, diameter nukleus – sitoplasma dan ratio nukleus
sitoplasma pada wanita hamil dan wanita tidak hamil. Hasil yang diperoleh melalui
penelitian ini adalah berupa data jumlah sel, diameter nukleus - sitoplasma dan ratio
nukleus sitoplasma dari wanita hamil dan wanita tidak hamil.
Eksfoliatif sitologi merupakan suatu metode pengambilan sel epitel pada
permukaan mukosa rongga mulut yang terlepas. Pengamatan yang dihasilkan oleh
metode tersebut dapat digunakan untuk mengamati sel pada wanita hamil. Metode
yang sering dipakai pada eksfoliatif sitologi rongga mulut adalah cytobrush. Pada
penelitian ini digunakan metode tersebut untuk pengambilan sel epitel pada mukosa
bukal dari kelompok wanita hamil dan wanita tidak hamil.27
Berdasarkan hasil analisa uji Mann Whitney U test menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan jumlah sel epitel yang signifikan antara kelompok wanita hamil
dan wanita tidak hamil dengan nilai signifikan p = 0,00. Kelompok wanita hamil
memiliki jumlah sel epitel yang lebih banyak (463,64±144,11) dibandingkan
kelompok wanita tidak hamil (168,27±60,69). Maka penelitian ini sesuai dengan
hipotesa bahwa jumlah sel epitel pada wanita hamil lebih banyak dibandingkan
jumlah sel epitel pada wanita tidak hamil (tabel 1). Desmiana tahun 2013 menyatakan
jumlah sel epitel pada mukosa rongga mulut normal didapat 212±36,345.35
memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel basal tetapi ukuran nuklues sel
intermediate lebih kecil daripada sel basal. Semakin maturasi sel epitel rongga mulut,
aktivitas fisiologi dari nukleus menurun menuju ke permukaan.1,32
Pada tabel 2, hasil analisis uji menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
diameter nukleus yang tidak signifikan antara kelompok wanita hamil dan wanita
tidak hamil dengan diperoleh nilai signifikan p = 0,07. Dimana, kelompok wanita
hamil memiliki diameter nukleus yang lebih besar (12,57±5,09) dibandingkan
diameter nukleus kelompok wanita tidak hamil (11,05±1,96). Penelitian yang
dilakukan Pavan dkk tahun 2017 menyatakan diameter nukleus pada normalnya
berukuran 10,36 µm sedangkan Nivia dkk tahun 2015 menyatakan diameter nukleus
pada pasien normal berukuran 9,81µm.32,39
Hasil analisis uji pada tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
diameter sitoplasma yang tidak signifikan antara kelompok wanita hamil dan wanita
tidak hamil pada nilai signifikan p = 0,83. Kelompok wanita hamil memiliki diameter
sitoplasma yang lebih kecil (64,65±10,04) dibandingkan diameter sitoplasma pada
kelompok wanita tidak hamil (68,09±20,95). Nivia dkk tahun 2015 menyatakan
diameter sitoplasma pada normal mukosa berukuran 79,58 µm sedangkan Pavan dkk
tahun 2017 menyatakan diameter sitoplasma pada pasien yang memiliki mukosa
normal berukuran 67,24 µm. Perbedaan ini terjadi karena pemakaian software image
analysis system yang berbeda, yaitu Image-Pro Insight image analysis system.
Software ini dapat mengukur ukuran diameter sel dengan presisi yang tepat.32,39
Pada hasil analisis uji tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ratio
nukleus sitoplasma yang tidak signifikan antara kelompok wanita hamil dan wanita
tidak hamil dengan nilai signifikan p= 0,728. Kelompok wanita hamil memiliki ratio
nukleus sitoplasma yang lebih besar (0,186±0,090) dibandingkan kelompok wanita
tidak hamil (0,170±0,048). Nivia dkk tahun 2015 menyatakan ratio nukleus
sitoplasma pada mukosa oral normal berukuran 0,168. Pada kelompok wanita hamil
terdapat perbandingan nukleus dan sitoplasma 1:5 sedangkan pada kelompok wanita
tidak hamil terdapat perbandingan nukleus dan sitoplasma adalah 1:6. Normalnya
perbandingan nukleus dan sitoplasma pada sel yang normal sekitar 1:4 sampai 1:6.32
Secara teoritis, pada sitologi vagina yang diambil selama kehamilan terdapat
dominan sel intermediate dan sedikit sel superfisial. Dimana diameter nukleus pada
sel intermediate lebih besar dibandingkan sel superfisial dan diameter sitoplasma
pada sel intermediate lebih kecil daripada sel superfisial. Ini sesuai dengan hasil uji
penelitian pada tabel 2 dan tabel 3.41
Menurut Singh dkk tahun 2014 menyatakan peningkatan aktivitas sel ditandai
dengan perubahan morfologi seperfi hiperkromatin, pembesaran nukleus dan
meningkatnya mitosis. Ukuran diameter nukleus yang meningkat dan diameter
sitoplasma yang menurun merupakan dua perubahan morfologi yang terjadi selama
proliferasi sel aktif. Peningkatan ukuran diameter nukleus berhubungan dengan
meningkatnya jumlah deoxyribonucleic acid (DNA) yang berfungsi sebagai replikasi
sel. Sehingga, ratio nukleus sitoplasma semakin meningkat.42
Penelitian mengenai diameter nukleus-sitoplasma dan ratio nukleus
sitoplasma pada wanita hamil sebelumnya belum pernah dilakukan, namun dalam
penelitian ini terdapat perubahan selain jumlah sel epitel yang meningkat pada wanita
hamil yaitu terdapat perbedaan diameter nukleus-sitoplasma dan ratio nukleus
sitoplasma pada kelompok wanita hamil dan wanita tidak hamil walaupun tidak
signifikan. Ini dapat disebabkan akibat tingginya level hormon estrogen dan
progesteron didalam darah selama masa kehamilan yang mengakibatkan
pertumbuhan sel sehingga meningkatkan dimensi ukuran nukleus dan sitoplasma.35
Pada penelitian selanjutnya dapat diamati lebih lanjut mengenai gambaran sel epitel
dari mukosa oral wanita hamil dengan distribusi yang lebih luas. Balan dkk tahun
2006 menyatakan bahwa reseptor hormon yang terdapat pada mukosa oral dapat
mempengaruhi perubahan morfologi sel pada perempuan.43
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat lebih banyak jumlah sel epitel mukosa oral pada wanita hamil
dibandingkan pada wanita tidak hamil p = 0,00 (p<0,05).
2. Pada wanita hamil memiliki diameter nukleus yang lebih besar
dibandingkan pada wanita tidak hamil namun tidak signifikan p = 0,07 (p>0,05)
3. Pada wanita hamil memiliki diameter sitoplasma yang lebih kecil
dibandingkan pada wanita tidak hamil namun tidak signifikan p = 0,83 (p>0,05)
4. Ratio nukleus sitoplasma pada wanita hamil lebih besar dibandingkan
pada wanita hamil namun tidak signifikan p= 0,728 (p>0,05)
6.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut mengenai gambaran sel epitel dari mukosa oral
pada wanita hamil dengan distribusi usia lebih luas dari usia remaja, dewasa muda
dan usia lanjut.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan software
image analysis system Image-Pro Insight.
DAFTAR PUSTAKA
13. Prawirohardjo, S. Fisiologi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Edisi
4. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Parwirohardjo, 2008: 174-87.
14. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC. 2006:
1070-88.
15. Ganong, W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta : EGC, 2005:
465-68.
16. The American College of Obstetricians and Gynecologist. Your pregnancy and
birth. 4th ed. Washington DC : Meredith Books. 2005 : 21-9.
17. Bonillas C.A, Feehan R. Normalizing the changes experienced during each three
trimester of pregnancy. J Perinatal Edu 2008; 17:(1): 39-43.
18. Fournier T, Guibourdenche J, Evain-Brion D. hCGs : Different sources of
production, different glycoforms and functions. J Placenta 2015; 1:(6): 1-6.
19. Oratz S. The hormone of the placenta. Res, 2014: 35-41.
20. Agoreyo F.O, Okeke O.G. Estrogen level in the three trimesters of pregnancy in
albino rat. Jos J of the Med 2014; 8:(1): 30-3.
21. Grover M.C, More P.V, Grover S. Crosstalk between hormones and oral health in
the mid-life of women: A comprehensive review. J Int Soc Prev Community Dent
2014; 4:(1): 5-10..
22. Leimola-Virtaren R, Pennanen R, Syrjanen K, Syrjanen S. Estrogen response in
buccal mucosa - a cytologival and immunohistological assay. J of the Climateric
Post Menopause 1997: 41-5.
23. Masood R, Jaffar R, Zaib N, et al. Oral cytomorphometry of smokers and non
smokers. J the Islamic Inter Med College 2015; 10:(3): 219-23.
24. Kabiraj A, Khaitan T, Bhowmick D, et al. Screening of oral potentially malignant
disorders using exfoliative cytology : A diagnostic modality. J of Cancer of
Epidemiology 2016; 4: 1-4.
25. Babuta S, Garg R, Morga K, Dagal N. Cytomorphometrical analysis of exfoliated
buccal mucosal cells : Effect of smoking. Acta Media Inter 2014; 1:(1): 22-6.
Lampiran 1:
Lampiran 2:
1. Jaringan lunak rongga mulut dilindungi oleh mukosa yang merupakan lapisan
terluar rongga mulut. Mukosa rongga mulut dilapisi oleh jaringan yang terdiri
dari dua lapisan, yaitu epitel dan jaringan ikat. Lapisan epitel pada rongga
mulut adalah stratified squamous epithelium yang terdiri dari sel-sel epitel
yang melekat satu sama lain dan tersusun pada masing-masing lapisannya
sedangkan jaringan ikat adalah lamina propia. (Jose M, 2010)
2. Apusan pada bukal pasien terdapat sel-sel yang terdiri dari sel intermediate,
sel superfisial, dan sel basal. Aktivitas proliferasi sel paling banyak terjadi
pada sel intermediate dibandingkan sel superfisial maupun sel basal.
(Maidhof F, Hornstein O.P, 1979)
3. Pada sel yang normal, proliferasi sel harus seimbang dengan kematian sel.
Keseimbangan antara proliferasi sel dengan kematian sel yang dapat
mempertahankan homeostatis. (Maidhof F, Hornstein O.P, 1979)
4. Pada wanita hamil, perkembangan normal kehamilan terdapat peningkatan
sekresi hormon estrogen 10 kali lipat dan progesteron 30 kali lipat. Perubahan
hormonal yang meningkat ini mengakibatkan adanya perubahan fisik lokal
termasuk rongga mulut. (Herve B, Marie L, Luc E, et al, 2016)
5. Masa kehamilan normalnya adalah 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari
pertama haid. Kehamilan terbagi atas trimester pertama (dari bulan pertama
sampai bulan ketiga), trimester kedua (dari bulan keempat sampai bulan
keenam), dan trimester ketiga (dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan).
(Hasibuan S, 2004)
6. Kadar hormon estrogen dan progesteron mencapai puncak yang tinggi dan
stabil pada bulan kelima , keenam dan sebelum parturisi. (Hasibuan S, 2004)
7. Pada hormon estrogen yang tinggi, dilakukan apusan pada mukosa bukal
pasien terdapat dominan sel intermediate dan sel superfisial dan
Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan jumlah sel epitel mukosa bukal yang diperoleh pada
wanita hamil dan wanita tidak hamil?
2. Apakah terdapat perubahan ukuran diameter nukleus dan diameter sel epitel
mukosa bukal pada wanita hamil dan wanita tidak hamil?
3. Apakah terdapat perbedaan volume sel epitel mukosa bukal pada wanita hamil
dan wanita tidak hamil?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah sel epitel mukosa bukal pada wanita hamil.
2. Untuk mengetahui perubahan diameter inti dan diameter sel epitel mukosa bukal
pada wanita hamil.
3. Untuk mengetahui perbedaan volume sel epitel mukosa bukal pada wanita hamil
dan wanita tidak hamil
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai
perubahan ukuran diameter sel epitel mukosa bukal pada wanita hamil bagi dokter
gigi.
2. Penelitian ini diharpkan dapat menjadi referensi pengetahuan dan bahan ajar bagi
Departemen Biologi Oral mengenai perubahan ukuran diameter sel epitel mukosa
bukal pada wanita hamil.
Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui perubahan ukuran diameter sel
epitel mukosa bukal yang terjadi pada wanita hamil.
2. Mempergunakan eksfoliatif sitologi sebagai suatu metode skrining rongga mulut.
Hipotesis Penelitian
1. H0 : Tidak terdapat perubahan jumlah sel epitel mukosa jumlah sel epitel
mukosa bukal pada wanita hamil dan wanita tidak hamil.
Hα : Terdapat perubahan jumlah sel epitel mukosa bukal pada wanita hamil
dan wanita tidak hamil.
2. H0 : Tidak terdapat perubahan ukuran diameter nukleus dan diameter sel
epitel mukosa bukal pada wanita hamil dan wanita tidak hamil.
Hα : Terdapat perubahan ukuran diameter nukleus dan diameter sel epitel
mukosa bukal pada wanita hamil dan wanita tidak hamil.
3. H0 : Tidak terdapat perbedaan volume sel epitel mukosa bukal pada wanita
hamil dan wanita tidak hamil.
Hα : Terdapat perbedaan volume sel epitel mukosa bukal pada wanita hamil
dan wanita tidak hamil.
Kepada Yth :
Saudari
………………..
Bersama ini saya, Cynthia yang sedang menjalani program sarjana pada
Fakultas Kedokteran Gigi USU, memohon kesediaan saudari untuk berpartisipasi
sebagai subjek penelitian saya yang berjudul “ PERUBAHAN SEL EPITEL YANG
TERJADI PADA PERMUKAAN MUKOSA BUKAL WANITA HAMIL ”.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan sel epitel yang
terjadi pada permukaan mukosa bukal wanita hamil dan tidak hamil dengan
melakukan pengambilan swab mukosa bukal.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang
perubahan sel epitel yang terjadi pada permukaan mukosa bukal wanita hamil dan
tidak hamil.
Saudari sekalian, tingginya kadara hormon selama masa kehamilan
mempengaruhi sel pada mukosa rongga mulut. Pada penelitian ini, saudari akan
menjalani prosedur penelitian. Saudari akan diberi kuesioner dan memilih jawab yang
telah disediakan. Setelah pengisian kuesioner selesai, saya akan melakukan
pengambilan sel epitel pada mukosa pipi dengan menggunakan cytobrush. Penelitian
ini tidak menimbulkan efek samping. Semua tindakan membutuhkan waktu sekitar 5-
10 menit. Selama penelitian, pemeriksaan ini tidak akan menimbulkan rasa sakit
maupun masalah/komplikasi pada rongga mulut sendiri.
Partisipasi saudara/I untuk melakukan penelitian ini bersifat sukarela tanpa
paksaan. Jika saudari sudah mengerti isi dari lembar persetujuan ini dan bersedia
menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya saudari untuk mengisi dan
Peneliti,
Cynthia
Dengan ini saya mengakui bahwa saya memahami sepenuhnya tentang penelitian ini
dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Saya
mengerti bahwa saya telah dijamin terhadap setiap kerugian yang timbul. Nama saya
tidak akan diumumkan dan akan diperlakukan secara rahasia oleh peneliti.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat digunakan sepenuhnya.
Medan, 2017
Mahasiswa Peneliti, Yang Menyetujui,
Cynthia .............................................
Lampiran 6: Kuesioner
KUESIONER
A. Identitas Sampel
Nama :
Usia :
Alamat :
No.Telp/HP :
Kelompok : a. Hamil , bulan ke…. b. Tidak hamil
B. Riwayat Sampel
1. Apakah anda memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus ?
a. Ya, sebutkan ………
b. Tidak
2. Apakah anda mengonsumsi obat-obatan secara rutin seperti pil KB, antihistamin?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda pernah menerima radioterapi di sekitar rongga mulut ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda mempunyai keluhan pada daerah rongga mulut ?
a. Ya
b. TIdak
16 11 26
46 31 36
Baik 0 - 1,2
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Group Statistics
Kelompok
Sampel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
a
Test Statistics
Group Statistics
a
Test Statistics
Rasio Nukleus
Sitoplasma
Mann-Whitney U 501.500
Wilcoxon W 1062.500
Z -.348
Data jumlah sel epitel pada 4 lapang pandang kelompok wanita hamil dan
wanita tidak hamil
Kelompok Hamil
No. Lapangan Pandang Total
1 2 3 4
1 80 104 43 60 287
2 106 80 94 70 350
3 76 69 80 142 370
4 121 280 65 42 508
5 130 80 103 70 383
6 62 107 142 115 426
7 170 142 180 175 667
8 150 94 85 89 418
9 69 98 80 105 352
10 88 88 65 66 312
11 96 113 103 90 402
12 120 110 95 100 425
13 150 220 120 190 680
14 110 143 82 91 426
15 142 120 150 148 560
16 168 150 128 110 556
17 135 168 108 84 495
18 128 101 146 152 527
19 131 144 152 125 552
20 153 160 203 238 754
21 184 195 105 141 625
22 240 133 105 121 599
23 95 64 81 65 305
24 69 83 73 96 321
25 72 95 56 60 283
26 148 104 126 138 516
27 96 114 109 82 401
28 89 108 120 94 411
29 148 121 107 97 473
30 49 63 79 89 275
31 62 73 47 36 218
32 165 192 187 210 754
33 116 134 226 193 669
Data ukuran diameter nukleus pada 4 lapang pandang kelompok wanita hamil
dan wanita tidak hamil
Kelompok Hamil
Kelompok Hamil
No. Lapangan Pandang Total Rata-rata
1 2 3 4 Total
1 84,77 71,48 96,96 49,74 302,95 75,74
2 78,39 56,89 77,46 68,84 281,52 76,38
3 92,59 66,57 97,80 77,31 314,27 78,57
4 66,21 66,99 90,85 67,37 291,42 72,85
5 41,82 65,83 85,52 59,72 252,49 63,12
6 85,98 68,29 62,11 49,56 265,94 66,48
7 89,13 84,83 71,27 54,26 299,49 74,87
8 61,76 60,57 60,28 64,86 47,47 61,86
9 71,27 56,91 40,52 58,35 227,05 56,76
10 57,16 61,63 81,07 37,30 277,16 69,29
11 78,17 58,79 92,48 52,27 261,71 65,43
12 66,42 42,27 67,81 37,42 213,92 53,48
13 61,99 64,27 42,65 82,57 251,48 62,87
14 68,31 54,26 56,72 57,61 236,72 59,18
15 59,25 86,31 65,87 57,19 264,52 66,13
16 76,97 36,71 52,56 65,91 232,13 58,03
17 90,87 72,64 76,67 80,13 320,31 80,07
18 73,91 89,58 89,86 62,21 314,66 78,66
19 68,83 70,20 65,95 54,69 259,67 64,92
20 66,40 62,21 43,93 55,84 228,38 57,09
21 73,32 73,42 58,63 71,81 277,18 69,29
22 44,44 13,68 73,08 36,83 168,03 42,00
23 62,10 96,17 38,25 85,40 281,92 70,48
24 64,95 70,48 62,10 76,00 273,17 68,29
25 40,89 36,73 62,49 40,53 180,64 45,16
26 61,11 71,57 75,22 52,69 260,56 65,14
27 60,95 44,12 50,53 63,69 219,29 54,82
28 70,72 35,86 42,57 72,58 221,73 55,43
29 76,84 78,92 79,13 79,89 314,78 78,69
30 65,85 86,65 58,54 69,06 280,1 70,02
31 67,84 77,61 75,21 54,27 274,73 68,68
32 41,23 73,26 57,12 51,10 176,09 44,02
33 64,14 53,75 56,41 64,38 238,68 59,67
Data ratio nukleus sitoplasma pada kelompok wanita hamil dan wanita tidak
hamil