Anda di halaman 1dari 24

Ameloblastoma

Andi Winda Puspitasari


Ameloblastoma

Amel – Enamel
Blastos – Sel basal

Ameloblastoma adalah tumor jinak


odontogenik yang berasal dari sisa
epitel pada masa pembentukan gigi
yang dapat tumbuh dari berbagai
macam epitel odontogenik yang
tersisa diantara jaringan lunak dan
tulang alveolar
Sumber:
Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MAT. Oral and maxillofacial surgery. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.; 2010.
Vasconcelos BC, et al. Treatment of large ameloblastic fibroma: a case report. Journal of Oral Science. 2009; 51(2):293-6.
Epidemiologi Ameloblastoma

Lesi ini merupakan neoplasma odontogenik yang paling umum terjadi pada mandibula dan
maksila setelah odontoma, yaitu sekitar 10% dari kasus tumor dengan 8% kasus diantaranya
terjadi di mandibula, biasanya di daerah ramus dan sering berhubungan dengan gigi molar

Ameloblastoma paling sering terjadi di mandibula posterior, terutama pada regio gigi molar
ketiga. Sekitar 15-20% kasus dilaporkan berasal dari maxilla dengan hanya sekitar 2% yang
berasal dari anterior dari premolar.

Pada maxilla, area yang paling sering terkena yaitu area molar, namun kadang dapat juga
dijumpai pada regio anterior, sinus maksilaris, cavum nasi, orbita dan kadang hingga ke
basis cranii.
Etiologi Ameloblastoma

Menurut Shafer 1974, etiologi ameloblastoma yakni:


(a) Sisa-sisa sel organ enamel, sisa lamina dental atau sisa lapisan
hertwig’s, sisa epitel malassez
(b) Epitel odontogenik, terutama kista dentigerus dan odontoma,
(c) Gangguan perkembangan organ enamel,
(d) Sel-sel basal dari epitel permukaan rahang,
(e) Epitel heterotopik dalam bagian lain tubuh, khususnya glandula
pituitary.
Faktor Kausatif/Pemicu Ameloblastoma

(1) Faktor iritatif non spesifik seperti tindakan ekstraksi, karies,


trauma, infeksi, inflamasi, atau erupsi gigi,
(2) Kelainan defisit nutrisi
(3) Patogenesis viral
Gejala Klinis Ameloblastoma

1. Asimtomatik
2. Ekspansif
3. Nyeri apabila terdapat infeksi sekunder
4. Meresorpsi akar gigi
5. Parastesia apabila mengenai kanalis alveolar inferior
6. Pada kasus yang sangat jarang terjadi ulser mukosa
Gejala Klinis Ameloblastoma

Secara umum ameloblastoma adalah jinak namun invasif lokal,


sedangkan ameloblastoma maksilar nampak sebagai lesi yang lebih
agresif dan persisten.

Sedangkan pada pasien-pasien dengan ameloblastoma sinonasal


primer pada sebuah penelitian menampakkan adanya lesi massa dan
obstruksi nasal, sinusitis, epistaksis, bengkak pada wajah, dizziness,
dan nyeri kepala.
Klasifikasi Ameloblastoma

Menurut klasifikasi WHO tahun 2017, Ameloblastoma dibedakan


menjadi 4 jenis, yakni:
1. Solid/Multicystic/Konvensional (86%)
2. Unicystic (13%)
3. Extraosseus/Peripheral (1%)
4. Ameloblastoma Metastasis
Klasifikasi Ameloblastoma

AMELOBLASTOMA KONVENSIONAL
Gambaran klinis ameloblastoma konvensional biasanya menunjukkan
ekspansi lambat dan tidak nyeri pada area posterior mandibula yang
menjadi lokasi paling umum dari lesi tersebut. Tipe ini cenderung
tumbuh dalam arah bukolingual, menghasilkan ekspansi yang
signifikan, disertai oleh tanda dan gejala yang bervariasi; termasuk
maloklusi, deformitas wajah, invasi jaringan lunak atau mobilitas gigi,
tergantung dari ukuran lesi. Pemeriksaan radiografi tampak
radiolusensi multilokular yang kortikal, namun dapat pula terlihat
unilokuler
Ameloblastoma Multicystic
Klasifikasi Ameloblastoma

AMELOBLASTOMA UNIKISTIK
Ameloblastoma unikistik adalah subtipe ameloblastoma
intraosseous yang terdiri dari satu kista besar. Pemeriksaan
radiografi terlihat radiolusensi unilokular dan berbatas jelas
yang mengelilingi mahkota gigi yang belum erupsi, menyerupai
kista dentigerous. Tipe ini biasanya muncul sebagai lesi “kista”
dengan disertai proliferasi intraluminal atau mural margin
kista.
AMELOBLASTOMA UNIKISTIK
Klasifikasi Ameloblastoma

AMELOBLASTOMA EKSTRAOSSEUS
Ameloblastoma ekstraosseous (perifer) adalah tipe
konvensional yang hanya terlihat pada jaringan lunak gingiva.
Secara klinis, ameloblastoma tipe ini tidak dapat dibedakan
dengan lesi nodular mukosa lainnya, sebagian besar terjadi di
daerah premolar mandibula dan daerah tuberositas maksila
AMELOBLASTOMA EKSTRAOSSEUS
Klasifikasi Ameloblastoma

AMELOBLASTOMA METASTASIS
Pada klasifikasi WHO 2017, ameloblastoma
metastatik dipindahkan ke subtipe lesi jinak dari
tumor odontogenik ganas. Ameloblastoma jenis ini
hanya bisa didiagnosis setelah mengalami
metastasis, umumnya ke paru-paru.
Ameloblastoma Metastasis
Gambaran Radiografi

Dideskripsikan sebagai gambaran soap bubbles bila lesi besar dan gambaran
honeycomb bila lesi kecil. Sering didapati ekspansi oral dan cortical lingual dan
resorpsi akar gigi yang berdekatan dengan tumor. Sedangkan ameloblastoma
unikistik tampak sebagai lesi lusen unilokular berbatas tegas disekeliling corona
gigi yang tidak erupsi
Penatalaksanaan Ameloblastoma

Reseksi Tindakan Konservatif Dredging


Mandibula (Enukleasi dan Kuretase)
Reseksi Mandibula

Tujuan utama perawatan reseksi adalah untuk mengeksisi seluruh


tumor beserta dindingnya, idealnya sekitar 1 cm dari jaringan
normal sekitar tumor untuk mengantisipasi penyebaran mikroskopis
dan untuk menghilangkan saluran yang berpotensi sebagai
metastasis
Enukleasi dan Kuretase

Enukleasi dan kuretase telah menjadi metode tradisional dan hemat


waktu untuk mengatasi kista odontogenik dan beberapa tumor
rahang. Teknik tersebut menawarkan prosedur minimal invasi
dengan komplikasi minimal. Namun ketika hanya dengan enukleasi,
teknik tersebut kurang adekuat untuk perawatan ameloblastoma,
sehingga harus bersamaan dengan perawatan tambahan seperti
ostektomi perifer, dan cryotheraphy.
Metode Dredging

setelah dilakukan marsupialisasi dan enukleasi terhadap


massa tumornya akan terbentuk ruang kosong yang akan
segera terisi oleh jaringan parut. Kemudian dilakukan
pengambilan jaringan parut yang terbentuk secara
berulang-ulang 2-3 bulan sampai terbentuk tulang baru
yang mengisi ruang secara sempurna.

Pada ameloblastoma unikistik, deflasi


(marsupialisasi) dilakukan untuk mengurangi
ukuran tumor, kemudian diikuti oleh enukleasi
setelah pembentukan tulang yang adekuat.
Kemudian dredging dilakukan berulang setiap 2-
3 bulan.

Pada ameloblastoma tipe solid, perawatan


dimulai dengan enukleasi, yaitu
mengangkat beberapa tulang perifer,
kemudian diikuti dengan dredging
berulang.
Differential Diagnosis Ameloblastoma

1. Dentigerous cyst,
2. Odontogenic Keratocyst,
3. Adenomatoid odontogenic tumor,
4. Kista Radikular
5. Ameloblastic fibroma
Rekonstruksi dengan menggunakan obturator

Obturator (Latin: obturare) adalah sebuah diskus atau lempeng yang


digunakan untuk menutupi pembukaan atau defek pada rahang
akibat pengangkatan sebagian atau seluruh tulang rahang, berfungsi
untuk mengembalikan fungsi dan estetik tulang rahang dan wajah

Anda mungkin juga menyukai