Anda di halaman 1dari 5

Ameloblastoma

1.1 Pengertian Ameloblastoma

Definisi ameloblastoma itu sendiri (amel: yang berarti enamel dan blastos: yang berarti

kuman). Jadi ameloblastoma adalah suatu tumor odontogenik berasal dari sel – sel embrional

dan terbentuk dari sel – sel berpontesial bagi pembentukan enamel. Tumor ini biasanya tumbuh

dengan lambat tetapi locally invasive dengan tingkat rekurensi yang tinggi. Ameloblastoma

terjadi lebih sering pada badan atau ramus mandibula dibanding pada maksila dan dapat

berkapsul atau tidak berkapsul.

1.2 Klasifikasi Ameloblastoma

Ada tiga tipe subtipe secara klinis untuk tujuan perawatan antara lain, tipe

solid/multikistik, tipe unikistik, dan tipe ekstraosseus/periferal.

1. Konvensional solid atau Multicystic Ameloblastoma

Tumor ini akan menyerang pasien pada seluruh lapisan umur. Tumor ini jarang

terjadi pada anak yang usianya lebih kecil dari 10 tahun dan relatif jarang terjadi pada

usia 10 sampai 19 tahun. Tidak ada prediksi jenis kelamin yag signifikan. Sekitar 85%
tumor ini terjadi pada mandibula, paling sering terjadi pada daerah molar di sekitar

ramus asendens. Sekitar 15% tumor ini terjadi pada maksila biasanya pada regio

posterior.

Tumor ini biasanya asimptomatik dan lesi yang kecil ditemukan pada saat

pemeriksaan radiografis. Gambaran klinis yang sering muncul adalah pembengkakan

atau ekspansi rahang yang tidak terasa sakit. Jika tidak dirawat, lesi akan tumbuh lambat

membentuk massa yang masif. Rasa sakit dan parastesis jarang terjadi bahkan pada

tumor besar.

Tumor ini muncul dengan berbagai macam gambaran histologis antara lain

variasi dalam bentuk :

a. Folikular pattern

b. Fleksiform pattern

c. Granular pattern

d. Desmoplastic pattern

e. Basal pattern

Walaupun terdapat bermacam tipe histologis tapi hal ini tidak

mempengaruhi perawatan maupun prognosis.

Tipe solid atau multikistik tumbuh pasif secara lokal memiliki angka kejadian

rekuransi yang tinggi bila tidak diangkat secara tepat tapi dari sisi lain tumor ini

memiliki kecenderungan yang rendah untuk bermetastasis.

2. Unicystic Ameloblastoma

Ameloblastoma unikistik sering terjadi pada pasien muda. Lebih dari 90%

ameloblastoma unikisik ditemukan pada mandibula pada regio posterior.


Ameloblastoma tipe unikistik umumnya membentuk kista dentigerous secara

klinis maupun secara radiografis walaupun beberapa diantaranya tidak berhubungan

dengan gigi yang erupsi.

Tipe ini sulit didiagnosa karena kebanyakan ameloblastoma memiliki

komponen kista. Tipe ini umumnya menyerang bagian posterior mandibula diikuti

dengan regio parasimfisis dan anterior maksila. Perawatan yang sesuai dengan tumor

ini dengan osteotomi periferal atau terapi kiro dengan cairan atau dengan cairan

nitrogen atau keduanya.

Secara histologis, unicystic ameloblastoma terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Intraluminal amelobastoma

b. Mural amelobastoma

3. Periferal/Ekstraosseous (1%)

Periferal ameloblastoma juga dikenal dengan nama ekstraosseus ameloblastoma

atau ameloblastoma jaringan lunak. Biasanya terjadi pada gingiva atau mukosa

alveolar. Tipe ini menginfiltrasi jaringan di sekelilingnya yaitu jaringan ikat gingiva

dan tidak ada keterlibatan tulang dibawahnya. Periferal ameloblastoma ini umumnya

tidak sakit.

Tujuh puluh persen dari ameloblastoma tipe periferal ini terjadi pada

mandibula, dari bagian ramus. Perawatan yang direkomendasikan untuk tumor ini

berbeda dengan perawatan tumor tipe lainnya karena tumor ini biasanya kecil dan

bersifat lokal pada jaringan lunak superfisial. Kebanyakan lesi berhasil dirawat dengan

eksisi lokal dengan mengikutsertakan sebagian kecil dari margin jaringan yang normal.

Margin inferior harus diikutkan periosteoum untuk meyakinkan penetrasi sel tumor ke

tulang tidak terjadi.


1.3 Etiologi Ameloblastoma

Etiologi ameloblastoma sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa

ahli mengatakan bahwa ameloblastoma dapat terjadi setelah pencabutan gigi, pengangkatan

kista dan iritasi lokal dalam rongga mulut. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi prediksi

pada golongan penderita kulit berwarna. Ameloblastoma dapat mengenai mandibula maupun

maksila, paling sering pada mandibula sekitar, predileksi di daerah mandibula; 60% terjadi di

regio molar dan ramus, 15% regiopremolar dan 10% regio simpisis.

Tumor ini tumbuh dari berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari proses

pembentukan tumor ini belum diketahui. Tumor ini dapat berasal dari:

a. Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina. Struktur mikroskopis

dari beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada

perifer berbentuk kolumnar dan berhubungan dengan ameloblast yang pada

bagian tengah mengalami degenerasi serta menyerupai retikulum stelata.

b. Sisa-sisa dari epitel Malassez. Terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat

pada membran periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang

spongiosa yang mungkin menyebabkan pergeseran gigi dan menstimulasi

terbentuknya kista odontogenik

c. Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan odontoma.

Pada kasus yang dilaporkan oleh Cahn (1933), Ivy (1958), Hodson (1957)

mengenai ameloblastoma yang berkembang dari kista periodontal atau kista

dentigerous tapi hal ini sangat jarang terjadi. Setelah perawatan dari kista

odontogenik, terjadi perkembangan dan rekurensi menjadi ameloblastoma.

d. Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang. Siegmund dan Weber

(1926) pada beberapa kasus ameloblastoma menemukan adanya hubungan

dengan epiteluim oral


1.4 Variasi Keganasan

Frekuensi terjadinya variasi keganasan pada ameloblastoma sangat

sulit ditentukan, tetapi kemungkinannya terjadi pada kurang dari 1%

keseluruhan kasus ameloblastoma.

Istilah malignant ameloblastoma digunakan untuk tumor yang

memperlihatkan tampilan histopatologi ameloblastoma, baik pada

tumor primer dan deposit metastasisnya. Sedangkan istilah ameloblastic

carcinoma digunakan untuk ameloblastomsa yang memperlihatkan

gambaran sitologis keganasan, baik pada tumor primer, rekurensi, atau

deposit metastasisnya.

Gambaran histopatologis ameloblastoma malignan tidak

memperlihatkan adanya perbedaan dengan ameloblastoma. Namun

pada ameloblastoma karsinoma ditemukan perbedaan gambaran

histopatologis berupa peningkatan rasio sitoplasma, nuclear

hipercromatism, dan adanya mitosis.

Neville, B. W.. Oral and maxillofacial pathology. 4th ed. St. Louis, Mo:

Saunders/Elsevier; 2016.

Anda mungkin juga menyukai