Anda di halaman 1dari 5

Penyusunan Gigi Artifisial

Gigi anterior perlu diperhatikan dan dipilih untuk mendapatkan fungsi estetika,
sedangkan gigi posterior dipilih untuk mendapatkan fungsi pengunyahan. Keduanya harus
berfungsi selaras satu sama lain dengan lingkungan mulut sekitarnya. Pemilihan gigi harus
memenuhi persyaratan warna, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gigi yang masih ada.
Pemilihan bentuk gigi dan warna gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin, serta gigi
yang tersisa.
Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas dan
bawah, selanjutnya gigi posterior atas dan bawah dengan berpedoman dan menyesuaikan dengan
gigi rahang bawah yang tersisa, midline serta oklusi yang baik, sampai tercapai estetik, retensi,
dan fonetik yang baik. Gigi artifisial buatan pabrik tidak selalu cocok dengan keadaan rahang
dan oklusi dengan gigi lawan.
Dokter gigi atau operator dapat memodifikasi gigi yang tersedia sesuai dengan keadaan
dengan cara menggerinda gigi artifisial yang tersedia. Bidang oklusal dapat digerinda sesuai
kontak dengan gigi lawan. Bagian servikal digerinda miring agar sesuai dengan tepi gusi gigi asli
disebelahnya dan sesuai dengan ruangan yang tersedia.
Cara Pemilihan Gigi
a. Pemilihan gigi posterior
1. Ukuran mesio-distal gigi harus sesuai dengan daerah yang tidak bergigi dan sesuai
dengan oklusi gigi lawan. Pada kasus free end, digunakan patokan jarak dari tepi distal
gigi asli terakhir yang masih ada ke mesial retromolar pad.
2. Ukuran buko-lingual gigi buatan harus sama atau lebih kecil dari gigi yang diganti. Hal
ini dimaksudkan agar gigi buatan tidak menerima beban terlalu besat.
3. Ukuran oklusohgingival ditentukan oleh besarnya ruangan intermaksiler (Interoklusal)
menyesuaikan dengan gigi tetangganya
b. Pemilihan gigi anterior
1. Ukuran
Ukuran gigi artifisial harus menyesuaikan dengan ukuran gigi dan inklinasi gigi
sebelahnya.

2. Bentuk
Pada pemilihan bentuk gigi, dapat diperhatikan:

 Bentuk permukaan labial gigi depan yaitu kombinasi lekukan, tonjolan, flek dan
pigmentasi yang disebut tekstur permukaan. Permukaan labial yang konveks
membuat gigi terlihat lebih kecil.
 Garis luar distal gigi. Makin besar sudut distal gigi akan tampakk makin kecil dan
sebaliknya.
 Garis luar mesial gigi. Garis luar mesial gigi yang konkaf akan membuat gigi terlihat
lebih kecil.
 Bentuk permukaan labial gigi depan dipilih sesuai dengan bentul profil wajah pasien.
Menurut Leon William terdapat 3 tipe yaitu lonjong, lancip dan persegi.

3. Warna
Warna gigi dapat disesuaikan dengan warna gigi asli yang masih ada. Hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan warna gigi adalah background saat memilih gigi harus
netral, shade guide dalam keadaan basah dan gigi asli terbasahi oleh saliva serta
pencahayaan (memakai perpaduan antara lampu fluoresens dan candelila light)

B. Cara Penyusunan gigi


1. Penyusunan gigi anterior RA:
 Bentuk dan ukuran gigi artifisial sesuai dengan gigi kodrat yang tersisa
 Gigi artifisial diletakkan di puncak linggir
 Permukaan labial gigi disesuaikan dengan permukaan labial gigi sebelahnya.
 Tepi insisal disesuaikan dengan tepi insisal gigi kontra lateralnya.
 Inklinasi gigi disesuaikan dengan inklinasi gigi kontra lateralnya. Apabila tidak
terdapat gigi kodrat anterior yang tersisa, maka inklinasi gigi I1 dan I2 RA adalah
miring ke labial dan ke mesial, dimana inklinasi I2 ke arah mesial lebih miring
dibandingkan inklinasi I1. Gigi C RA tegak dalam arah lateral dan labio-lingual.
 Titik kontak antara gigi 11 dan 21 terletak tepat di median line
 Lengkung gigi disesusaikan dengan lengkung gigi kodrat. Dilihat dari arah insisal
 Terdapat kontak dengan gigi anterior RB di palatal gigi anterior RA

2. Penyusunan gigi anterior RB:


 Bentuk dan ukuran gigi artifisial sesuai dengan gigi kodrat yang tersisa
 Gigi artifisial diletakkan di puncak linggir
 Permukaan labial gigi disesuaikan dengan permukaan labial gigi sebelahnya.
 Tepi insisal disesuaikan dengan tepi insisal gigi kontra lateralnya.
 Inklinasi gigi disesuaikan dengan inklinasi gigi kontra lateralnya. Apabila tidak
terdapat gigi kodrat anterior, inklinasi gigi I1 dan I2 RB tegak dalam arah
mesiodistal dan miring ke arah labial. Inklinasi Gigi C RB miring ke arah mesial
dan labial.
 Titik kontak antara gigi 31 dan 41 terletak tepat di median line
 Lengkung gigi disesusaikan dengan lengkung gigi kodrat. Dilihat dari arah insisal
 Terdapat kontak dengan gigi anterior RA
 Overbite dibuat sepertiga insisal gigi anterior rahang bawah atau mengikuti gigi-
gigi yang masih ada
 Overjet dibuat 1-3mm atau disesuaikan dengan gigi kodrat

2. Penyusunan gigi posterior RA


 Bentuk dan ukuran gigi artifisial sesuai dengan gigi kodrat yang tersisa
 Gigi artifisial diletakkan di puncak linggir
 Permukaan bukal gigi disesuaikan dengan permukaan bukal gigi sebelahnya.
 Inklinasi gigi disesuaikan dengan inklinasi gigi kodrat di sebelahnya. Apabila tidak
terdapat gigi kodrat posterior, inklinasi gigi P1 dan P2 RA tegak dalam arah
mesiodistal dan arah labio palatal. Inklinasi Gigi M1 dan M2 RA miring ke arah
distal.
 Gigi posterior disusun hingga berkontak dengan gigi antagonisnya dalam hubungan
cups to fossa. Apabila tidak terdapat gigi kodrat antagonis, penyusunan gigi
posterior adalah sbb:
 puncak cups bukal dan palatal gigi P1 dan P2 menyentuh tanggul gigit RB.
 Untuk gigi M1 RA,hanya puncak bonjol mesiopalatal yang menyentuh tanggul
gigitan RB. Puncak bonjol mesiobukal, distobukal dan distopalatal tidak menyentuh
tanggul gigitan (melayang). Dilihat dari arah bukal bonjol distobukal terletak lebih
tinggi dari bonjol mesiobukal jika ditarik garis dengan bonjol bukal premolar
pertama dan kedua membentuk suatu kurva yang disebut kurva Spee. Dilihat dari
potongan frontal bonjol bukal lebih tinggi dari bonjol palatal sehingga bila ditarik
garis dari molar pertama kiri ke molar pertama kanan membentuk suatu kurva yang
disebut kurva Monson.
 Untuk M2 RA, seluruh ujung cusp tidak menyentuh tanggul gigitan (semua
melayang). Dilihat dari arah bukal cusp distobukal dan cusp mesiobukal jika ditarik
garis dengan cusp bukal premolar pertama, kedua dan molar pertama merupakan
perpanjangan kurva Spee. Dilihat dari potongan frontal cusp bukal lebih tinggi dari
cusp palatal juga membentuk kurva Monson.
 Lengkung gigi disesusaikan dengan lengkung gigi kodrat, dilihat dari oklusal
2. Penyusunan gigi posterior RB:
 Bentuk dan ukuran gigi artifisial sesuai dengan gigi kodrat yang tersisa
 Gigi artifisial diletakkan di puncak linggir
 Permukaan bukal gigi disesuaikan dengan permukaan bukal gigi sebelahnya.
 Inklinasi gigi posterior RB tegak dalam arah mesiodistal. Apabila tidak terdapat
gigi kodrat posterior RB, gigi M1 RB disusun pertama kali. Cups mesiobukal RA
berada pada bucal groove M1 RB.
 Gigi posterior disusun hingga berkontak dengan gigi antagonisnya dalam hubungan
cups to fossa.
 Lengkung gigi disesusaikan dengan lengkung gigi kodrat, dilihat dari oklusal
Referensi

Phoenix, R. D., Cagna, D. R., & DeFreest, C. F. (2008). Stewart’s Clinical Removable Partial
Prosthodontics (Phoenix, Stewart’s Clinical Removable Partial Prosthodontics) (4th ed.).
Quintessence Pub Co.

Rangarajan, V., & Padmanabhan, T. V. (2017). Textbook of Prosthodontics (2nd ed.).


ELSEVIER.

Anda mungkin juga menyukai