Kelompok Tutorial 7
Eki Azzaky 160110160092
Arina Al Khaq 160110160093
Kamilah Winda 160110160094
W. Rifqa Nurfaidah 160110160095
Salma Nisrina Primastuti 160110160097
Zaimi Ginanjar 160110160098
Fadhila Putri 160110160099
Joanita 160110160100
Putri Widdya Utami 160110160101
Domdom Nathalia Panjaitan 160110160102
Dini Larasati 160110160103
Muhammad Farhan 160110160104
Krismontana 160110160105
Amatul Aulia Pratiwi 160110160106
Nabila Mahrusah 160110160107
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah blok Dental Science 6 di
Penulis telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun, apabila
masih terdapat kekurangan penulis bersedia menerima kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Overview Kasus ..................................................................................................................... 1
1.2 Termiologi ............................................................................................................................. 2
1.3 Identifikasi Masalah............................................................................................................... 2
1.4 Hipotesis ................................................................................................................................ 2
1.5 Mekanisme............................................................................................................................. 3
1.6 More Info ............................................................................................................................... 3
1.7 I Don’t Know ......................................................................................................................... 4
1.8 Learning Issue........................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
Rampant Dental Caries .............................................................................................................. 5
2.1.1 Definisi .............................................................................................................................. 5
2.1.2 Etiologi .............................................................................................................................. 5
2.1.3 Karakteristik ...................................................................................................................... 6
2.1.4 Prevalensi Rampan Karies ................................................................................................. 7
2.1.5 Manajemen perawatan dapat dilakukan dibawah pengawasan .......................................... 7
Manajemen Tingkah Laku ......................................................................................................... 8
2.2.1 Definisi .............................................................................................................................. 8
2.2.2 Dasar manajemen perilaku pada anak ............................................................................... 8
2.2.3 Klasifikasi Perilaku Anak .................................................................................................. 9
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Anak ............................................................................. 11
Pulpektomi ............................................................................................................................... 16
Pulpotomi ................................................................................................................................. 18
Restorasi Gigi Posterior ........................................................................................................... 22
2.6.1 Restorasi Amalgam Kelas I ............................................................................................. 22
2.6.2 Restorasi Amalgam Kelas II ............................................................................................ 25
2.6.3 Restorasi Stainless Steel Crown (SSC) ........................................................................... 27
Restorasi pada Anterior Gigi Sulung........................................................................................ 31
iii
iv
iv
v
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1Rampant dental caries and evidence of dental neglect in a preschool child
....................................................................................................................................... 5
Gambar 2. 5 Sedapat mungkin tidak memotong tonjol transversal ridge ............ Error!
Gambar 2. 9 Penumpatan Klas III dengan Menggunakan Matriks dan Wedge .......... 65
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Pilihan perawatan pada gigi primer ........................................................... 18
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian 1
orangtuanya datang ke klinik kedokteran gigi anak RSGM dengan keluhan gigi
belakang kanan bawah berlubang besar, sering sakit berdenyut hingga tidak bisa tidur.
Orang tua pasien juga menyampaikan anaknya sering mengeluhkan mengenai gigi
lainnya yang banyak berlubang dan sering sakit. Pada kunjungan pertama pasien tidak
Bagian 2
Beberapa bulan yang lalu Rindi menderita sakit gigi yang hebat berdenyut
hampir setiap saat terutama pada malam hari pada gigi belakang kanan bawah, hingga
bengkak ke daerah pipi kanan kemudian ke dokter gigi diberi obat. Tiga hari yang lalu
Riwayat medis
1
2
Pada pemeriksaan intra oral terdapat karies media pada gigi 51,52,55,61,63,74,75
keterlibatan pulpa pada gigi 54,62,64,65,84, dan sisa akar pada gigi 85.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan radiologis menunjukan pada region kanan bawah terdapat sisa akar gigi
85, keterlibatan furkasi pada gigi 75. Gigi 74 dan 84 jaringan periapikal masih dalam
batas normal.
1.2 Termiologi
1. Gigi belakang bawah kanan berlubang besar, sering sakit berdenyut sehingga
4. Tiga hari yang lalu Rindi sakit gigi pada rahang atas kiri
1.4 Hipotesis
1.5 Mekanisme
Pulpotomi
Space
Pulpektomi
Maintainer dan
space regainer
Restorasi (bahan GIC,
Amalgam dan Komposit)
Restorasi SSC
3. Apa dan bagaimana itu perawatan saluran akar pada gigi sulung ?
4. Apa dan bagaimana itu restorasi gigi sulung anterior dan posterior?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Karakteristik
Jumlah Karies yang banyak pada rongga mulut dapat berasal dari :
adekuat
✓ Tidak ada bukti yang menunjukkan Rampant Caries hanya terjadi pada
✓ Onset : Dapat terjadi secara tiba-tiba pada gigi sehat akibat kondisi
Selain pada remaja : defisiensi saliva pada pasien yang sedang menjalani terapi
Rampan karies dapat mengenai 5-8% populasi. Rampan karies dapat mengenai 5%
dari 2.842 anak 14-17 tahun dan 8% pada anak 17-21 tahun. Dengan perempuan
Faktor resiko
- Xerostomia
- Genetik
- Terapi radiasi
- Emosional
- Pediatrician
- Dietician
- Pedodontist
- Kontrol karies
2.2.1 Definisi
Pelaksanaan perawatan secara efektif dan efisien bagi seorang penderita sekaligus
puncak segitiga dan posisi orang tua dan dokter gigi pada masing-masing sudut
komponen dan merupakan hubungan timbal balik. Anak menjadi fokus dari
dokter gigi dan dibantu oleh orang tua. Perawatan gigi anak akan dipusatkan
pada orientasi anak sebagai pasien dan orangtuanya, dokter gigi akan bertindak
anaknya. Pada usia bayi sampai dengan 18 tahun diperlukan komunikasi dan
kerja sama dari dokter gigi dengan anak dan orang tua dalam perawatan gigi
anak.
1. Kooperatif
Sikap kooperatif ini ditunjukkan dengan sikap anak yang cukup tenang,
memiliki rasa takut yang minimal, dan antusias terhadap perawatan gigi dan
Kategori ini terdapat pada anak-anak yang masih sangat muda misalnya
adalah mereka dengan keterbatasan fisik maupun mental. Oleh karena itu,
umum.
pasien yang kooperatif potensial, perilaku anak tersebut bisa diubah menjadi
kooperatif.
belum ada penjelasan mendetail tentang ciri khas pasien anak yang
berpotensi kooperatif. Hal ini menyebabkan para ahli terus mengkaji dan
Menurut Frankl lewat skala Frankl Behavioral Rating Scale, perilaku anak
dibagi menjadi:
1. Sangat negative (--) : Anak menolak perawatan gigi yang akan dilakukan.
Penolakan ini ditunjukkan dengan cara menangis keras, penuh rasa takut,
4. Sangat positif (++) : Anak menjalin hubungan yang baik dengan dokter gigi,
anak tertarik dengan prosedur perawatan gigi, anak juga merasa senang,
tidak baik.
pada ukuran dan besarnya. Pada umur intelektual tiga tahun terlihat progress
menunjukkan perilaku atau masalah sosiologis, tipe pasien seperti ini dapat
otak.
12
perawatan gigi dan mulut. Anak dengan usia sangat muda sering
yang lebih kecil. Sikap orang tua yang membentuk perilaku anak secara
13
Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah cenderung takut
perilaku anak, dari dalam rumah yang ditimpa perselisihan anak dapat
Rasa takut dan cemas orang tua atau anggota keluarga yang ditularkan anak.
kandung, sanak saudara) yang dianggapnya sebagai model. Rasa takut dan
cemas terhadap dokter gigi atau perawatan gigi dan mulut yang
dapat menular pada anak. Terdapat korelasi yang kuat anatara rasa takut ibu
dan rasa takut anak. Tindakan orang tua yang mengancam anak dengan
kurang tepat oleh tim dokter gigi. Sikap tim dokter gigi yang kaku atau
terhadap perilaku anak sehingga dia tidak menangani pasien anak secara
tepat.
Pasien anak akan memperhatikan perilaku dokter gigi setiap kali mereka
berkunjung ke dokter gigi. Kunjungan pasien anak pada saat itu akan
dokter gigi harus mampu menjalin komunikasi dan hubungan yang baik
dengan pasien anak untuk memperoleh perawatan gigi dan mulut yang
optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan bersikap
motivasi lisan seperti membujuk dan berempati, pasien anak juga dapat
pungggung.
Dokter gigi dan staf harus memberi pengaruh positif dengan praktek
dental. Secara tidak langsung, dental team dapat menganjurkan sikap positif
secara positif oleh cara bijaksana keluarga dan prosedur perilaku yang
perawatan gigi pada anak timbul terutama pada alat yang dilihatnya, yang
contoh ruang tunggu yang pengap atau panas berbeda dengan ruang tunggu
gigi anak adalah keadaan lingkungan kamar praktik, seperti bau obat-obatan,
1. Electrosurgery
burn dengan nekrosis pulpa radicular dan diikuti oleh resorpsi akar internal.
pulpotomy dan diaktivasi. Lokasi tersebut harus segera diisi dengan air
bergantian.
bereaksi dengan air untuk membentuk pasta yang bersifat alkalin tinggi (pH
= 13) saat fase setting dan kemudian set membentuk inert mass.
dilapisi dengan bahan base yang sesuai sebelum dilakukan restorasi. Pasta
Pulpektomi
gigi. Pulpektomi hanya dapat dilakukan pada gigi sulung yang memiliki
dari apeks radiograf dan umumnya terjadi pada permukaan lateral akar
instrumentation kanal akar gigi sulung memiliki potensi dalam merusak gigi
permanen di bawahnya.
eksfoliasi normal dari gigi permanen. Hal ini membutuhkan pasta pengisi
antara lain semen zinc oxide eugenol, pasta kalsium hidkrosit dan pasta
iodoform.
vital
- Gigi restorative
non-resorbed
b. Teknik
hipoklorit
Pulpotomi
adalah 'memotong saluran akar'. Tujuan pulpotomi pada gigi sulung adalah untuk
-Pengangkatan karies
19
Gigi yang dirawat harus benar-benar bebas karies sebelum melanjutkan dengan
juga mengurangi risiko paparan pulpa yang tidak disengaja. Akses ke pulpa koronal
membutuhkan potongan yang bersih pada bagian dasar pulpa. Jaringan sisa di
pemotongan optimal. Jika lantai ruang pulpa berlubang, gigi harus diekstraksi.
-Hemostasis
Hal ini dicapai dengan irigasi terus menerus dan pengolesan lembut dengan pelet
kapas dan akan terjadi dalam 5 menit. Jika perdarahan tidak dapat dihentikan,
kasus ini.
-Teknik pulpotomi
atas).
pulpotomi).
8. Tempatkan inti.
9. Kembalikan gigi dengan segel koronal yang adekuat. Cakupan penuh dengan
mahkota logam yang dibentuk sebelumnya atau mahkota komposit) lebih disukai.
1. Formocresol
Formocresol telah digunakan dalam kedokteran gigi selama lebih dari 100 tahun,
dan untuk pulpotomi vital pada gigi sulung selama lebih dari 80 tahun.
mulai dari 70% hingga 100%, menjadikannya standar yang dibandingkan dengan
(memperbaiki) semua jaringan pulpa residual dan bahan nekrotik di dalam saluran
akar. Namun teknik saat ini, bertujuan untuk membuat lapisan fiksasi yang sangat
22
pulpitis radikuler atau nekrosis pulpa. Formocresol diterapkan pada situs pulpotomi
pada pledget wol kapas. Setiap bahan berlebih harus dihapuskan dari pledget
2. Ferric sulphate
Ferric sulphate banyak digunakan dalam kedokteran gigi sebagai agen hemostatik
1. Preparasi dibuat meluas sampai daerah yang rentan karies perlu diambil atau
dilibatkan, dengan menggunakan fissure bur. Kedalaman kavitas sampai ± 0,5
mm dari dentino enamel junction. Untuk pengambilan jaringan karies sebaiknya
menggunakan bur dengan putaran lambat, sedang untuk tujuan preparsi atau
23
2. Sedapat mungkin jangan memotong tonjol gigi, kecuali memang tonjol gigi
sudah terlibat karies.
4. Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding
preparasi dihaluskan.
5. Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton rool, untuk rahang atas
tempatkan pada sebelah bukal, untuk rahang bawah pada sebelah bukal dan
lingual (dibawah lidah)
6. Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau bahan lain
seperti semen seng phospat, semen ionomer kaca, semen polikarboksilat.
9. Siapkan amalgam
10. Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol dan padatkan dengan
amalgam condenser. Tahapan ini diulangi sampai kavitas penuh.
11. Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam karver sesual anatomis gigi, dan tidak
traumatik dengan gigi antagonis. Haluskan dengan burnisher
a. Oklusal boks: preparsi okiusal dengan menggunakan fissure bur meluas sampai
pit dan fisur, dinding preparasi konvergen ke arah okiusal. Tepi preparasi sejajar
dengan ridge, sedapat mungkin tidak memotong tonjol, kecuali memang tonjol
sudah terlibat datam karies
c. Isthmus lebarnya ± 1/3 jarak inter tonjol (> 1,5 mm), retensi berbentuk groove
pada bukoaksial dan linguoaksial line angle
Outline oklusal boks, Axial wall pada preparasi kelas II bentuknya mengikuti
permukaan proksimal
Bentuk preparasi proksimal boks dan lebar isthmus 1/3 inter tonjo
e. Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding
preparasi dihaluskan.
f. lsolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk rahang atas tempatkan
pada sebelah bukal, untuk rahang bawah pada sebelah bukal dan lingual
(dibawah lidah)
g. Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau bahan lain
seperti semen seng phospat, semen ionomer kaca, semen polikarboksilat
26
h. Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidrokside (Ca(OH)2).
i. Pasang matriks dan mahkota sampai melewati dinding gingival, pasang wedge
untuk stabilisasi matriks dan membetuk bagian proksimal
j. Siapkan amalgam
n. Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam karver sesuai anatoms gigi, dan tidak
traumatik dengan gigi antagonis. Haluskan dengan burniser.
StanIess Steel Crown atau yang sering disingkat SSC, merupakan restorasi
untuk gigi molar desidui atau permanen muda yang sudah tidak memungkinkan
dirawat dengan restorasi amalgam.
Indikasi SSC
1. Gigi molar desidui atau permanen muda yang sudah mengalami karies yang
luas.
7. Sebagai attachment pada perawatan space maintainer atau sebagai retensi alat
pada pararatan dengan alat orthodonsi lepasan.
3. Letekkan SSC pada preparasi gi. Ben tanda pada permukaan bukal dan lingual
pada free gingival margin. Kurangi baian dibawah tanda ± 0,5 – 1 mm. Dengan
gunting, sehingga crown masuk ke sulcus gingiva ± 1 mm.
4. Haluskan permukaan crown dengan stone bur dan rubber wheel polish
6. Pasang, lihal tepi-tepi gingival, bila sudah pas, ambil SSC dan lakukan
sementasi.
7. Cek dengan artikulating paper, untuk belihat bila terdapat traumatik oklusi.
8. Bersihkan ekses/kelebihan semen pada margin dengan sonde dan dental floss
30
perawatan.
melakukan restorasi.
32
5. Gigi sulung mempunyai proksimal kontak yang lebih datar dan lebar.
1. Outline form.
tipis.
ekskavator atau bur bulat kecepatan rendah. Pada kavitas yang dangkal
b. Line angle harus dibulatkan dan enamel harus didukung dentin sehat.
c. Selain itu perlu dibuat bevel atau dibulatkan pada line angle
3. Convenience form.
dikeluarkan.
mengisi tumpatan.
A. Usia anak
anak tersebut dapat dipasangkan rubber dam dan jenis anastesi lokal
apa yang dapat digunakan. Usia anak juga menentukan berapa lama
B. Caries risk
mulut anak tersebut tinggi, tetapi glass ionomer dapat dipakai untuk
crown dapat digunakan untuk anak dengan risiko karies yang tinggi.
a. Kelebihan komposit
37
• Adhesif
• Estetik
b. Kekurangan komposit
• Technique sensitive
• Lebih mahal
c. Metode
kalsium hidroksida
Sudah Di Preparasi
Crown
2.7.4 Kompomer
ahli pada awal tahun 90-an, yang merupakan suatu bahan restorasi
carboxylic dan filler, sama dengan semen ionomer kaca yang dapat
melepaskan ion.. Bahan ini akan mengeras oleh radikal bebas dari
diisi oleh serbuk inorganik non reaktif seperti quartz atau silicate
reaksi antara glass filler dengan bahan asam yang dipicu oleh
daerah lembab untuk memicu reaksi asam basa antara filler dan
monomer
46
a. Kelas I desidui
b. Kelas II desidui
c. Kelas III
d. Kelas V
cocok
7. Preparasi Kavitas
47
Gunakan bur bulat besar dengan kecepatan rendah untuk membuang kelebihan
kompomer dan untuk membentuk permukaan oklusal dari gigi yang di preparasi.
polishing.
komposit
pasta).
cusp gigi..
gigi anterior dikarenakan warna yang mirip dengan warna gigi, juga
1. Biokompatibilitas
ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari semen ionomer
kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya
dapat dikurangi
52
5. Sebagai fissure sealant -> untuk fissure dan pit yang dalam
fraktur
(Craig, 2004).
b. Type II – Restorasi
1. Restorative aesthetic
2. Restorative Reinforced
(Anusavice, 2009).
(Powers, 2008)
55
2008).
karena kekuatan kunyah dan usia gigi. Pada awal tahun 1977,
servikal.
58
10. Powder dan liquid dikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper
pad.
4 menit.
hari gigi susu, mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan
gigi premolar pertama dan kedua. Gigi susu lebih sedikit dari pada
perawatan.
d. Waktunya tanggal
preparasi yaitu:
c. Convenience form
2.7.7.1 Penumpatan
penumpatan.
pabrik.
skapel.
2.7.7.2 Finishing
kandungan air.
Preparasi
mengenai dentin).
kavitas.
2.7.7.4 Penumpatan
penumpatan.
dapat dilepas.
2.7.7.5 Finishing
2.7.8 Compoglass F
sekunder pada gigi yang sedang tumbuh kembang: gigi desidui dan
flow.
Indikasi:
- Restorasi intermediate
setting:
metacrylate
dari polymer
metacrylate
dari polymer
set dengan reaksi asam basa dan light cured serta polimerasi self
hybird glass ionomers atau dalam kasus tipe II dan tipe III sebagai
dentin yang lebih baik dari resin komposit. Ikatan RMGIC dengan
servikal, kelas III, kelas V, kelas I gigi susu), dan pasien dengan
a) Adhesive
b) Aesthetic
c) Mudah diapliasikan
g) Menyerap air
• Restorasi transisi
pada mixing pad dengan menekan pasta 2-3 detik, biasa penekanan
selama 2 detik, pasta akan keluar dalam jumlah yang sama (rasio
lebih dari 2 mm. Sinari RMGIC ini selama kira-kira 20-30 detik dan
instrument.
2.7.10.1 Preparasi
kavitas.
74
ditambal.
2.7.10.2 Manipulasi
menggunakan spatula.
tersebar.
2.7.10.3 Penumpatan :
8. Periksa gigitan
75
76
9. Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam
Space Maintainer
Space maintainer adalah alat cekat atau lepasan yang berfungsi untuk
mempertahankan ruang yang terbentuk karena hilangnya gigi secara prematur, baik
berdampak pada terjadinya maloklusi pada gigi permanen. Hal-hal yang perlu
dentition lalu permanent dentition dan functional, esthetic and stable ooclusion.
• Jika terdapat tahapan yang terganggu maka dapat menimbulkan problem serta
• Anak dengan premature loss pada gigi C dan M jika tidak dilakukan perawatan,
Space loss biasanya terjadi setelah 6 bulan setelah hilangnya gigi. Oleh karena
Space loss akan terlihat signifikan ketika disamping ruang premature loss
3. Amount of Bone
Jika tulang yang berada di atas gigi permanen rusak karena infeksi
mengakibatkan tooth emergence lebih cepat, sehingga erupsi gigi tidak mudah
untuk di prediksi. Panduan prediksi: premolar butuh waktu 4-6 bulan untuk
Jika otot sekitar rahang terdapat abnormalitas ketegangan, hal ini dapat
mengetahui adanya gigi successor. Jika tidak ada permanent successor maka
prosthesis. Selain itu juga dapat dibiarkan terjadi space closure dengan
Perkembangan oklusi gigi geligi sulung (primary dentition) melalui masa gigi
dentition) merupakan rangkain peristiwa yang terjadi secara teratur dan pada waktu
tertentu. Peristiwa ini akan menghasilkan oklusi yang fungsional, estetis dan stabil.
Namun, jika rangkaian ini terganggu maka akan muncul masalah yang dapat
mempengaruhi hubungan oklusal gigi permanen. Jika gangguan ini terjadi, maka
Kehilangan gigi susu secara dini atau tanggal prematur gigi sulung dapat
pergeseran gigi tetangga dan gigi antagonis ke arah ruangan yang kosong sehingga
prematur pada gigi sulung juga dapat menyebabkan gangguan pada erupsi gigi
permanen bila didapatkan pengurangan lengkung rahang (Wibowo & Nuraini, 2008).
Tanggal prematur gigi sulung menyebabkan gigi permanen yang akan tumbuh
tidak mempunyai petunjuk sehingga sering salah arah dan mengakibatkan migrasi gigi
tetangga. Rahang juga akan mengalami penyempitan, akibatnya tidak cukup untuk
menampung semua gigi dalam susunan yang teratur. Hal ini menyebabkan gigi menjadi
berjejal atau susunan gigi menjadi tidak beraturan. Selain itu, tanggal prematur juga
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan hubungan oklusi. Jika gigi sulung tanggal
80
terlalu dini, maka gigi permanen penggantinya juga akan erupsi lebih cepat atau lebih
bergeser. Ggi akan cenderung bergeser ke arah mesial karena adanya fenomena “mesial
drifting tendency” dan gaya dari gigi posterior yang akan erupsi pada anak yang sedang
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Akibat dari kehilangan gigi sulung juga
lengkung rahang dan kehilangan ruangan untuk gigi permanen pengganti gigi sulung
(Poerwanto, 2009).
Moyers menyatakan bahwa kehilangan dini gigi sulung terjadi apabila gigi
sulung tanggal sebelum waktu erupsi gigi permanen. Tulang terbentuk kembali di atas
gigi permanen yang belum erupsi sehingga menunda erupsi gigi permanen. Pada
umumnya semakin dini gigi sulung dicabut, semakin besar kemungkinan pergerakan
gigi geligi. Namun erupsi lebih lanjut dari gigi-gigi antagonis akan membatasi
Tanggal prematur gigi sulung insisif akan mempengaruhi estetik dan hanya
sedikit berpengaruh terhadap gigi permanen. Tanggal prematur gigi kaninus dan molar
akan menyebabkan terjadinya mesial drift pada gigi sebelahnya dan distal drift pada
gigi depan, sehingga mengakibatkan gigi permanen tumbuh tidak pada tempatnya
(Poerwanto, 2009). Menurut Hofding dan Kisling (1978), kehilangan dini pada gigi
molar satu sulung pada maksila akan menyebabkan berjejalnya gigi posterior dan
81
kehilangan ruang pada mandibula, sedangkan kehilangan gigi molar dua sulung baik
pada maksila maupun mandibula akan mengakibatkan perubahan arah horizontal dari
Gigi yang paling sering tanggal prematur adalah molar kedua sulung terutama
rahang bawah akibat karies. Dampak yang ditimbulkan adalah gigi-gigi yang
dengan cepat dan kadang-kadang dapat menempati seluruh ruangan bekas molar kedua
sulung. Akibat selanjutnya adalah ruangan bekas molar kedua sulung akan menyempit
sehingga mungkin tidak cukup tempat untuk premolar kedua. Premolar kedua biasanya
erupsi ke arah lingual karena benihnya ada di lingual atau kalau tempatnya sangat
sedikit premolar kedua tidak bisa erupsi (Ngan et al., 1999; Rahardjo, 2009).
Gigi sulung merupakan space maintainer yang paling baik, ketika space
maintainer alami ini mengalami tanggal prematur, maka perawatan dengan menjaga
ruang tersebut (management space) untuk perkembangan lengkung rahang harus segera
memperhatikan ada atau tidaknya kelebihan ruangan dalam lengkung gigi. Pada
lengkung gigi dengan ruangan yang cukup, perawatan kehilangan prematur gigi sulung
dilakukan dengan pemasangan space maintainer atau gigi tiruan. Waktu yang tepat
untuk penggunaan space maintainer adalah segera setelah kehilangan gigi sulung. Hal
ini disebabkank kebanyakan kasus terjadi penutupan ruang setelah 6 bulan kehilangan
menyempitnya Panjang arkus rahang yang dibutuhkan gigi permanen untuk tumbuh
sehingga mengakibatkan crowding, rotasi dan impaksi dari gigi permanen. Kehilangan
gigi secara dini dapat mengakibatkan erupsi gigi permanen penggantinya yang lebih
cepat yang kemudian menginterfensi keharmonisan dari susunan gigi dewasa (adult
dentition) yang bisa jadi mengakibatkan crowding karena terjadi shifting dan drifting
kearah ruang kosong. Apabila contohnya, erupsi premolar terhambat, akan terjadi
gerakan kearah mesial dari gigi m1 permanen. Efek lain yang bisa ditimbulkan ialah
terjadi perubahan secara vertikal pada gigi oposisi yang hilang, mengakibatkan gigi di
lengkung rahang berlawanan akan lebih ekstruksi. Secara keseluruhan, kehilangan gigi
2.10.1.1 Klasifikasi1
2.10.1.2 Keuntungan1
83
• Mudah dibersihkan
2.10.1.3 Kerugian1
• Masalah retensi (gigi C tidak punya undercut untuk perlekatan clasp; jika
terjadi multiple bilateral teeth loss)
2.10.1.4 Indikasi1
• Estetik penting
• Abutment tooth tidak dapat mendukung (belum erupsi sempurna) fixed appliace
• Pada kondisi rampant caries (unrestorable teeth) seluruh gigi desidui harus
dicabut untuk restorasi fungsi, estetik, memandu gigi permanen pada posisi
yang benar (batas posterior harus berda pada perkiraan permukaan mesial dari
gigi M1 permanen yang belum erupsi)
Space Regainer
2.11.1 Definisi
Peranti cekat atau lepasan yang berfungsi mengembalikan ruang yang menyempit
/ hilang akibat adanya gigi yang tanggal prematur dan tipping gigi - gigi sekitarnya.
2.11.2 Tujuan
⚫ Mencegah terjadinya rotasi gigi geligi di sekitar gigi yang premature loss
⚫ Pada mandibula, mencegah terjadinya relasi molar / caninus kelas III karena
2.11.3 Indikasi
2.11.4 Kontraindikasi
⚫ Pada kasus kekurangan tempat sangat banyak, dengan impaksi atau banyak
a. Intraoral appliances
Terdapat dua jenis yaitu single dan double loop. Peranti ini memiliki
gaya ringan tetapi terus menerus. Peranti ini dapat menggerakkan gigi
dalam 1 hari, selama beberapa hari hingga tidak bisa dibuka lagi,
kemudian tetap dilanjutkan membuka sekrup 1/4 putaran setiap 2-3 hari
➢ Slingshot type
karet elastis yang diganti setiap hari saat peranti di luar mulut.
Lebih diindikasikan pada pasien yang kurang kooperatif, namun lebih sulit
dalam 1 kuadran.
➢ Jaffe’s Appliance
➢ Gerber’s Appliance
88
Dibuat secara direct pada pasien, dengan molar band dan loop U, serta
penggunaan open coil spring di sisi bukal dan lingual. Menggunakan wire
0,7 mm, ukuran pegas lebih panjang daripada lebar space, sehingga ketika
➢ King Appliance
b. Extraoral appliances
89
Digunakan pada kasus yang tidak hanya menggerakkan molar secara horizontal
PEMBAHASAN
Pasien Rindi diketahui mengalami early childhood caries atau ECC atau
disebut juga rampant caries atau baby bottle caries, merupakan kerusakan
gigi yang sangat parah pada gigi anak. Pada kujungan pertama ke dokter
indikasinya. Gigi dengan keterlibatan pulpa pada gigi 54, 62,64,84 dilakukan
90
DAFTAR PUSTAKA
1. Chandak, Pratiksha.dkk. 2015. Space Regainers in Pediatric Dentistry. IDMJAD
2.Ahamed, S. S., Reddy, V. N., Krishnakumar, R., Mohan, M. G., Sugumaran, D. K.,
& Rao, A. P. (2012). Prevalence of early loss of primary teeth in 5-10-year-old school
doi:10.4103/0976-237X.94542
3.Saloom HF. Early loss of deciduous teeth and occlusion. Iraqi Orthod J 2005;1:36-9.
4. Cameron AC, Widmer RP, editors. Handbook of pediatric dentistry. 3rd ed.
Edinburgh: Elsevier.
dentistry. 2008
7. Asnani KH. Essential of Pediatric Dentistry. Vol. 66, עלון הנוטע. Indore: Jaypee
Brothers Medical Publishers; 2012.
91