Pendahuluan.. • Tetanus adalah infeksi bakteri akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang bermanifestasi sebagai disfungsi neuromuskuler. • Pintu masuk ke dalam tubuh dapat disebabkan oleh luka luar yang terkontaminasi spora • C. tetani menghasilkan eksotoksin yang kuat, Tetanospasmin yang mengikat jaringan secara permanen menyebabkan kejang otot rangka tonik dan kontraksi paroksismal mulai dari trismus hingga opisthotonus. • Meski Infeksi C. tetani karena prosedur dental jarang terjadi, terdapat laporan tetanus oleh karena pencabutan gigi, terapi saluran akar, karies gigi, abses periodontal dan trauma jaringan lunak intraoral. Laporan kasus
• Seorang pria 27 tahun datang ke departemen bedah mulut dan
maksilofasial, dengan keluhan utama trismus sejak 2 hari, disfagia, leher dan punggung kaku sejak 24 jam terakhir. Pasien melaporkan tidak ada komorbiditas sistemik atau alergi. • Pasien adalah seorang pekerja di toko perkakas dan tidak memberikan riwayat cedera luar. Pasien sedang menjalani perawatan gigi untuk gigi premolar 2 rahang atas kiri sejak 5 hari lalu di klinik swasta. Dia menginformasikan bahwa anestesi lokal disuntikkan di bagian depan bukal rahang atas kiri dan pembukaan akses dilakukan di mahkota gigi • Pemeriksaan umum menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan sadar, kooperatif dan berorientasi pada lingkungannya. Pasien demam dan takikardik ringan. Kekakuan kuduk dan punggung hadir tanpa rasa nyeri. Badan dan ekstremitas tidak menunjukkan adanya luka. • Trismus, dengan bukaan interinsisal nol dan masseter clenching (risus sardonicus) tampak jelas. Evaluasi intra-oral tidak menunjukkan ada nya tanda-tanda infeksi atau pembengkakan di regio premolar rahang atas kiri. Tidak ada nyeri tekan atau krepitasi yang terlihat pada palpasi. Berdasarkan pemeriksaan klinis, diagnosis tetanus dibuat dan pasien segera dilarikan ke unit gawat darurat dimana Tetanus Immunoglobulin (TIG) 3000 IU IM, Tetanus Toxoid (TT) 2cc IM diberikan. • Pasien kemudian dipndah ke isolasi intensive care unit • Meskipun diagnosis cepat dan pengobatan segera dimulai, kondisi pasien terus memburuk dan mengalami serangan pernapasan. Kultur darah dan cairan serebrospinal diambil di unit perawatan intensif tidak menunjukkan pertumbuhan apapun setelah 7 hari. • Alur penatalaksanaan pasien adalah sbb: Gambar presentasi Risus Sardonicus pada pasien • Tetanus adalah infeksi bakteri yang fatal yang dapat menyebabkan kematian • Terjadi di seluruh dunia setiap tahun termasuk tetanus dewasa dan ibu serta 1.80.000 kematian yang dilaporkan pada neonatus. • Tingkat kematian dilaporkan menjadi 45% hingga 55% tergantung pada akses ke perawatan kesehatan. • Manajemen umum pada pasien tetanus termasuk isolasi di tempat yang tenang dan teduh dan perlindungan dari rangsangan taktil dan pendengaran dengan sebaik mungkin. • Semua luka yang dapat diidentifikasi dan terinfeksi harus dibersihkan dan didebridemen secara menyeluruh. • Tidak ada kekebalan alami terhadap tetanus; imunisasi aktif dapat diperoleh melalui imunisasi dengan dosis vaksinasi 3x lipat dari Difteri Pertusis Tetanus (DPT) dan dosis penguat dari inaktivasi TT atau pemberian antibodi anti-tetanus, TIG. Dalam kasus tetanus, TT dan TIG menyebabkan netralisasi tetanospasmin bersirkulasi bebas yang tidak terikat. Komplikasi tetanus
termasuk yang secara langsung disebabkan oleh toksin
(kelumpuhan saraf laring dan frenikus dan kardiomiopati), dan yang sekunder akibat kejang (gangguan pernapasan, orolisis rhabdomy, dan fraktur kompresi vertebra) dan rhabdomyolysis (gagal ginjal akut) Kesimpulan
• Sterilisasi instrumen yang memadai, pembersihan luka secara menyeluruh
dan menahan diri dari penggunaan kembali jarum suntik sekali pakai dapat menjadi langkah awal dalam pencegahan penyakit dalam praktik kedokteran gigi. • Pengetahuan tentang gambaran penyakit, identifikasi dan pengobatan segera sangat penting pada layanan kesehatan dan terutama pada praktek kedokteran gigi. Thank you