COVER
COVER
SDN 1 SAGULING
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling
Dosen pengampu:
Dr. Nandang Rusmana, M.Pd.
Dodi Suryana, M.Pd.
Disusun Oleh:
Silka Yumna; 1807310; 1D PGSD
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Ismail, 2016,
hlm. 31).
Dalam rangka pengembangan potensi diri, setiap siswa mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa
kesulitan, namun tidak sedikit pula siswa mengalami banyak kesulitan.
Kita sering menemukan beberapa masalah pada siswa, seperti malas,
mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru merupakan
bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak
semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Sebagian orang
mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah
sendiri. Sebagian yang lain tidak tahu apa sebenarnya masalah yang
dihadapi. Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal
telah mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh (Ismail, 2016, hlm
30).
Dalam hal ini seorang guru harus menguasai diagnostik kesulitan
belajar. Bukan hanya guru bimbingan dan konseling yang harus menguasai
hal tersebut, melainkan semua guru SD harus benar-benar memahami dan
menguasai diagnostik kesulitan belajar. Seorang guru juga harus mengenal
dan memahami peserta didik khususnya peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Dengan guru mengetahui hambatan atau kesulitan belajar
pada peserta didik maka guru dapat dengan mudah menentukan langkah
selanjutnya yang akan diambil seperti remedial teaching, konseling dan
referal.
1
2
3
4
3.2 Diagnosis
Identitas siswa
Nama : Sani Apriliani
7
8
SA
10
8
Axis Title
6
4
Series1
2
0
S I A S I A S I A S I A
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
Grafik 1. Absensi
SA
120
100 96
87 91 92 88 90
80 84 78 80 79 84
79
60
40 Pengetahuan
20
0 Keterampilan
3.3 Prognosis
Pemberian bantuan untuk masalah yang dihadapi SA yaitu
dengan cara menggunakan bimbingan kelompok, karena kesulitan
belajar yang dialami SA berasal dari sikap sosial. Proses bimbingan
kelompok dapat melatih SA untuk bersikap social yang memungkinkan
ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain dari pada itu,
pemberian tugas kelompok pun harus dilakukan agar tumbuh rasa saling
membantu pada diri SA dan dalam jangka panjang akan memupuk rasa
sosialnya sehingga permasalahan dalam kesulitan belajar dapat
diselesaikan.
Kemampuan
Siswa memiliki Discussion
dalam
kesadaran terhadap Group Bacaan 1 x 40
menangani
emosi diri dan mampu (Kelompok Umum menit
emosi diri (Self
menanganinya Diskusi)
Management)
Kemampuan
Siswa mampu
untuk memiliki Group
membangkitkan
keinginan Work 1 x 40
semangat Lingkaran
membangkitkan (Kelompok menit
serta dapat
semangat Kerja)
mengaktualisasikannya
(Motivation)
Siswa memiliki Home
kemampuan Work Dyad and 1 x 40
merasakan apa yang berupa Triad menit
dirasakan orang lain sosiodrama
Siswa memiliki
Kemampuan
kemampuan dalam Group
merasakan apa 1 x 40
memelihara kualitas Guidance Lingkaran
yang dirasakan menit
hidup serta hubungan Class
orang lain
dengan orang lain
(Empathy)
Siswa memiliki
kemampuan dalam
Permainan 1 x 40
mendengarkan suara Gerak
kursi putar menit
hati da tidak ragu
dalam bersikap
Kemampuan
Siswa memiliki
menangani
kemampuan dalam
emosi dengan Group
menangani emosi Dyad and 1 x 40
baik ketika Work(Kerja
dengan baik ketika Triad menit
berhubungan kelompok)
berhubungan dengan
dengan
orang lain.
oranglain
12
(Relationship
Management)
Siswa memiliki
kemampuan dalam
Discussion
menangani konflik
Group
batin
(Kelompok
antara dirinya dengan
Diskusi)
yang dirasakan orang
lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap anak memiliki potensi yang sama, namun kompetensi yang
berbeda. Setiap anak memiliki karakteristik dan keunikan yang berdeda.
Begitu pula dalam proses pembelajaran, tidak semua anak dapat mengikuti
pembelajaran tanpa adanya kesulitan. Seperti kasus di atas, anak tersebut
memiliki kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor sosial. Sejatinya
kesulitan belajar dapat timbul dari faktor internal maupun eksternal.
Maka dari itu, sudah seharusnya seorang guru dapat mendiagnosis
kesulitan belajar yang dialami siswa. Khususnya guru bimbingan dan
konseling. Namun karena di Sekolah Dasar jarang ditemukan guru
bimbingan dan konseling, maka pemberian bantuan diberikan oleh guru
wali kelas. Oleh sebab itu, guru di Sekolah Dasar harus menguasai
bimbingan dan konseling, khususnya cara mendiagnostik kesulitan belajar.
4.2 Rekomendasi
Dari permasalahan yang telah penulis jelaskan di atas, maka
penulis menyarankan agar setiap orang tua harus dapat memotivasi anak
untuk dapat menjadi manusia yang lebih baik dikemudian hari. Selain dari
itu, penulis merekomendasikan untuk diadakan guru bimbingan dan
konseling di Sekolah Dasar guna mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul yang akan menghambat ketercapaian prestasi anak.
13
DAFTAR PUSTAKA
ii
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat keterangan telah melaksanakan observasi
Lampiran 2
Sosiogram