Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad
SAW, beserta para keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman,
aamiin. Penulisan laporan kasus yang berjudul “Kanker Paru“ ini dimaksudkan
untuk memenuhi tugas dalam menempuh kepanitraan klinik di bagian ilmu
radiologi di RSUD dr. Drajat Prawiranegara.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu, terutama kepada dr. Ida Widayanti, Sp. Rad yang telah
memberikan arahan serta bimbingan ditengah kesibukan dan padatnya aktivitas
beliau.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
guna perbaikan di kemudian hari. Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran.
Farah Zahida
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Neoplasma atau tumor dikenal dalam 2 macam yaitu jinak dan ganas
(Kanker). Tumor ganas (Kanker) adalah sel tumor yang berkembang biak secara tidak
terkontrol dan menginvasi jaringan sekitar serta dapat bermetastasis atau melakukan
penyebaran ke organ lain. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kanker paru
merupakan kanker yang terjadi pada paru baik unilateral maupun bilateral. Metastasis
pada kanker paru sering dan cepat mengenai tulang, otak, hepar serta jaringan tubuh
lain karena paru memiliki akses langsung ke sirkulasi besar/sistemi (Benyamin,
2010).
2.2 Epidemiologi
Kanker paru merupakan penyakit keganasan dan penyebab utama kematian
di seluruh dunia. Kira-kira 1/3 kematian karena kanker pada laki-laki ternyata
disebabkan kanker paru.1 Menurut World Health Organization (WHO) terdapat
sekitar 1,2 juta kasus baru setiap tahun dan merupakan 17,8% penyebab kematian
karena kanker. The American Cancer Society, 2015 menyebutkan bahwa Kanker paru
merupakan keganasan terbanyak kedua setelah kanker prostat pada laki-laki dan
merupakan keganasan terbanyak kedua setelah kanker payudara pada wanita.
(Kalantari, 2011)
Kanker paru memiliki angka mortalitas yang tinggi, 28% dari seluruh
kematian akibat kanker. Di Indonesia, prevalensi kanker paru berada di urutan ke-3
terbanyak setelah kanker payudara dan leher rahim. Kanker paru jarang ditemui pada
usia dibawah 40 tahun dan insidensnya terus meningkat hingga usia 80 tahun.
3
2.3 Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti dari pada kanker
paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain
seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain. (Sudoyo, 2010)
Laporan beberapa penelitian terakhir ini mengatakan bahwa perokok pasif
pun akan berisiko terkena kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama
25 tahun pada usia dewasa akan terkena risiko kanker paru dua kali lipat
dibandingkan dengan yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup dengan
suami/pasangan perokok juga terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan
25 % kanker paru dari bukan perokok adalah berasal dari perokok pasif.
2. Invasi lokal
a. Nyeri dada
b. Sesak karena cairan pada rongga pleura
c. Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau aritmia
d. Sindrom vena cara superior
e. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
f. Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
g. Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf
simpatis servikalis
4
3. Gejala Penyakit Metastasis
a. Pada otak, tulang, hati, adrenal
b. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis)
5
g. Dermatologik : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
h. Renal: Syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
2.5 Klasifikasi
Berdasarkan level penyebarannya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam
dua kriteria:
1. Kanker paru primer
Secara garis besar kanker paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu Small Cell Lung
Cancer (SCLC) dan Non Small Cell Lung Cancer (NCLC).
6
darah. Tipe ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan
cukup berespon baik melalui tindakan kemoterapi dan radioterapi.
Stadium (Stage) SCLC ada 2 yaitu:
Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru
(hemitoraks)
Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks
atau menyebar ke organ lain
b. Non-small cell lung cancer (NSCLC).
NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sel tunggal, tetapi
seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru, mencakup
adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar
(Large Cell Ca) dan karsinoma adenoskuamosa. (Makoto,2010)
Adenokarsinoma : Khas dengan bentuk formasi glandular dan
kecenderungan kea rah pembentukan konfigurasi papilari.
Biaanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas luka
jaringan paru (Scar).
Karsinoma sel skuamosa : Berciri khas memiliki proses
keratinisasi dan pembentukan “bridge” intraseluler. Studi
sitology memperlihatkan perubahan nyata dari dysplasia
skuamosa ke karsinoma in situ.
Karsinoma sel besar : Termasuk NSCLC tapi tak ada gambaran
diferensiasi sel skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplastic,
tak berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel netrofil.
7
lung cancer, SCLC) atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil
(KPKBSK, non small cell lung cancer, NSCLC).
Stage NSLCLC dibagi atas : Stage IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IIIC, IVA dan
IVB yang ditentukan menurut The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery
tahun 2018.
Stadium TNM
IA
T1 N0 M0
IB
T2a N0 M0
IIA
T2b N0 M0
IIB
T1 N1 M0, T2 N1 M0, T3 N0 M0
IIIA T1 N2 M0, T2 N2 M0, T3 N1 M0, T4 N0
M0, T4 N1 M0
IIIB T1 N3 M0, T2 N3 M0, T3 N2 M0, T4 N2
M0
IIIC T3 N3 M0, T4 N3 M0
IVA T berapapun N berapapun M1a dan M1b
IVB T berapapun N berapapun M1c
Tumor yang dimaksud disini adalah seberapa besar massa tumor primernya
dan seberapa jauh daerah sekitarnya diinfiltrasi. Hal ini dapat dilihat dari pemeriksaan
imaging foto toraks dan CT scan. Walaupun tumor dapat dilihat dengan foto polos
toraks, tapi ada banyak kekurangan dari pemeriksaan ini. Misalnya hanya bisa
melihat massa yang sudah besar dan tidak dapat melihat dari berbagai potongan. Hal
ini dapat dilengkapi oleh CT-Scan. Modalitas lain yang dapat dipakai adalah
bronkoskopi.
8
Kategori T Keterangan
9
Kategori N Keterangan
N0 Tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening
(KGB)
N1 Metastasis ke kelenjar getah bening hilus, pulmonal
ipsilateral
N2 Metastasis ke kelenjar getah bening mediastinum
ipsilateral dan/atau subkarina
N3 Metastasis ke kelenjar getah bening (KGB) hilus,
mediastinum kontralateral dan atau KGB supra
klavikula
Kategori Keterangan
M
M0 Tidak ditemukan metastasis
10
Gambar 2.3 Klasifikasi Ca Paru
11
2. Kanker Paru Sekunder
Golden S sign
Golden S sign merupakan gambaran dari tumor yang terletak pada hilus
yang mengakibatkan atelektasis perifer (umumnya sumbatan berada di
lobus kanan atas). Dengan adanya atelektasi maka secara normal lobus atas
paru kanan akan kolaps dan diikuti dengan melipatnya fisura minor ke atas
yang muncul dari hilus ke aspek lateral dada. Dengan adanya massa yang
terletak di dekat hilus, lipatan tadi akan terlihat di dekat hilus mengelilingi
massa sehingga membentuk “S” sebagai batas inferior dari paru yang
kolaps.
12
Tumor Pancoast
Tumor Pancoast merupakan kanker pada lobus atas yang telah mengenai
pleura dan struktur yang berdekatan seperti iga. Gambar di bawah ini
menunjukan gambaran tumor pancoast pada bagian apeks paru kanan.
13
Pneumonic form pada karsinoma
Karsinoma invasif
Tanda pada foto polos yang dapat menunjukan adanya karsinoma invasif
adalah invasi pada iga dan vertebra yang mengakibatkan osteolisis dan
fraktur patologis, paralisis diafragmatika yang disebabkan oleh infiltrasi
pada saraf frenikus, striktur esofagus, dan efusi pleura.
14
Pembesaran nodus limfa mediastinum
16
Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal
kanan dengan penebalan garis paratracheal kanan. Pengurangan volume
juga terlihat pada lobus bawah paru kanan. SCLC sering muncul sebagai
massa pada hilus atau mediastinal.
NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh
carcinoma endobronchial brokhogenik.
17
NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma
bronkhogenik pada bronkus utama kiri.
CT Scan
metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut. 5
Nodul paru soliter dapat diidentifikasi lebih lanjut dengan CT scan
berdasarkan ukuran, kalsifikasi, atenuasi, batas, morfologi, dan kecepatan
pertumbuhan
Kanan :CT scan posisi mediastinal pria 68 tahun dengan gejala batuk produktif dan hemoptysis.
Gambaran hiperdens, carcinoid endobonchial pada bronchus intermedius. Kiri, CT scan potongan
paru memperlihatkan kistik postobstuktif bronkiektasis yang berat
19
Staging Tumor berdasarkan gambaran CT
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Ronan Joseph Kelly, Elad Sharon, Raffit Hassa. Chemotherapy and targeted
therapies for unresectable malignant mesothelioma. Lung Cancer, Volume 73,
Issue 3, September 2011, Pages 256-263
2. Makoto et al., Gefitinib or Chemotherapy for Non–Small-Cell Lung Cancer
with Mutated EGFR. N Engl J Med 2010;362:2380-8.
3. *Azwar, bahar. 2009. Suara Dokter.com. Kanker Paru. 12 Juni 2009
4. Kalantari Farhad, Sarami Abdollah, Shahba Nariman, Marashi seyed Kamal,
Reza Shafiezadeh. Prevalence of cancers in the National Oil Company
employees referred to Ahwaz health and industrial medicine in 5 years
(Ministry of oil). Life Science Journal. 2011;8(4):698-700] (ISSN:1097-
8135).
5. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis
dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta
6. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N.
Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk
diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta,
2005.
7. National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis
and treatment of lung cancer. Clinical Effectiveness Unit, London, 2010.
8. Wilson, L.D., Detterbeck, F.C., and Yahalom, J. 2007. The New England
Journal of Medicine 356;1862-9. Superior Vena Cava Syndrome with
Malignant Case.
9. Suyono, Slamet, (2010), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3,
Balai Penerbit FKUI,Jakarta
22