Anda di halaman 1dari 79

Kebisingan Industri

Penyebab kehilangan/gangguan pendengaran

• Kebisingan industri

• Luka pada telinga akibat ledakan, shock pukulan


pada kepala dan benda asing atau infeksi pada
telinga.
Kebisingan

Sumber: Indian Institute of


Technology, 2013

• Suara yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan


 subyektif, untuk: Who, Where, When and Why
Properties of noise?
SUARA/SOUND
Sumber:
Getaran  variasi (fluktuasi) tekanan pada
atmosfir  terdeteksi oleh telinga 
diterjemahkan oleh otak
Karakteristik bising
1. Frekuensi
2. Intensitas/tekanan (I/P)
3. Durasi eksposur terhadap bising (T)

Faktor penting dalam mengevaluasi


efek kebisingan pada pendengaran
manusia
Karakteristik Bising
• Semakin keras suara, semakin tinggi intensitas.

• Semakin tinggi frekuensi, semakin berbahaya.

• Telinga manusia lebih sensitif terhadap frekuensi


tinggi.

• Semakin lama durasi eksposur, semakin besar


kerusakan alat dengar.
Frekuensi
• Laju/kecepatan sumber menghasilkan gelombang suara

• Jumlah siklus getaran suara per detik (siklus perdetik)

• Orang muda normal dapat mendengar frekuensi 20 –


20000Hz
Frekuensi
• Suara percakapan manusia 300 to 3,000 Hz.

• Frekuensi tinggi: suara treble

• Frekuensi rendah : suara bass


Frekuensi
 Dibagi dalam 8 oktaf (octave bands): 37,5, 75, 150, 300,
600, 1200, 2400, 4800, 9600 Hz

 Telinga manusia bereaksi beda terhadap berbagai


frekuensi

 Kebisingan ‘rata-rata’ mencakup seluruh taraf kebisingan


dari setiap frekuensi  dihitung Leq
Leq = ekuivalen noise level/ekuivalen energi level
Leq = 10 log10 (Σ 10 Lpi/10)
Tekanan Suara (Sound Pressure Level (SPL))
• Jumlah fluktuasi tekanan udara yang dihasilkan sumber
bising

• Satuan sound pressure leve (SPL): dB pada skala A, B, dan


C

• Satuan: Pascal , tekanan suara yang dapat didengar


manusia: 0.00002 Pa – 20 Pa atau 0,0002 – 2000 dynes/cm2

• Percakapan normal: menghasilkan suara 0,02 Pa

• Kebisingan beribu kali lipat (120-140)dB ambang sakit


Sound Pressure Level vs Sound Intensity
• dB: logaritma dari rasio power/power (dB tanpa satuan)

• A Bel: logaritma 10 dari rasio power, deciBel membagi


setiap Bel dalam 10 bagian

• "dB”= rasio terhadap 'X’= reference level= ambang batas


pendengaran manusia. Suara dengan kekuatan 10 kali
terhadap POWER pd reference level  10 dBA, Power
dengan kekuatan 100 kali dari reference level  20 dB

•  Sound pressure meningkat dengan faktor 10 


menaikkan Power dengan faktor: 10^2 = 100
Perhitungan dB
I1
dB = 10 log10 di mana I = intensitas
I0
P1
dB = 20 log10 , P0= 0.0002 dynes/cm2
P0

Bila I1 = 2x I0  dB = 3, dan

Bila P1 = 2x P0  dB = 6
Skala dB
• tiga skala: A,B, dan C.
• Skala A lebih peka terhadap frekuensi tinggi, =
respons paling cocok dengan alat dengar
manusia selalu digunakan untuk penilaian
eksposur pekerja terhadap kebisingan.
• Skala B dan C digunakan untuk evaluasi
kebisingan mesin dalam rangka pengendalian
kebisingan, lebih baik mengukur kebisingan
pada frekuensi rendah.
Sound Pressure Level
SOUND INTENSITY
SOUND SOURCE LINEAR UNITS LOGARITHMIC UNITS
Bel Decibel
Lowest limit of hearing 1 0 0
Rustling leaf 10 1 10
Quiet farm setting 100 2 20
Whisper (5 feet) 1,000 3 30
Dripping faucet, quite office 10,000 4 40
Low conversation, residence 100,000 5 50
Ordinary conversation 1,000,000 6 60
Idling car 10,000,000 7 70
Silenced compressor, very noisy restaurant 100,000,000 8 80
Backhoe 1,000,000,000 9 90
Unsilenced compressor 10,000,000,000 10 100
Rock dril, woodworking 100,000,000,000 11 110
Pile driver* 1,000,000,000,000 12 120
Rivet gun* 10,000,000,000,000 13 130
Explosive-actuated tool*, jet plane 100,000,000,000,000 14 140
*Intermittent or "impulse" sound

Source: Construction Safety Association of Ontario, Hearing Protection for the Construction Industry, 1985, page 3
The decibel

• dB = 10 log10 (I1/I0) I = Intensitas


dB = 20 log10 (P1/P0) P= Tekanan = 0,0002 dynes/cm2

SP (microbar) SPL (dB) Ratio Intensitas


0,0002 0 100
0,002 20 102

Jadi bila SP berubah 10x, maka dB bertambah +20


As the distance from the noise source increases, the pressure
(or intensity) of the noise decreases faster than its sound level.
Jumlah beberapa sumber suara
n SPLi
SPLtotal  10 log 10  10 10
i 1

Hitunglah jumlah deciBel dari tiga sumber suara sbb:


60, 65 dan 70 dB
Sumber > 1…..
• dB=L=20 log(P1/P2)=10 log(P1/P2)2
L/10= log(P1/P2)2
10L/10= 10log(P1/P2)^2=(P1/P2)2

• L=10 log(P1/P2)2
=10 log 10L/10 (satu sumber)
=10 log (Σ10Li/10)
=10 log (10L1/10+10L2/10+…)
Sumber > 1….. (Contoh)
• Hitung tingkat tekanan suara dari dua sumber:
90 dB dan 95 dB ?

=10 log10 (10 90/10


+10 94/10
) = 95
Skala Tekanan Suara

 Skala A, B, dan C  sesuai dengan berbagai


kegunaan

 Skala A digunakan karena merupakan respons


yang paling cocok dengan telinga manusia (peka
terhadap frekuensi tinggi)

 Skala B dan C untuk evaluasi kebisingan mesin,


dan cocok untuk kebisingan frekuensi rendah
A-weighting
SOUND POWER
• Enerji suara yang dillepaskan perdetik oleh sumber udara ke
udara

• Satuan: Watt (W), contoh: bisikan = 0,0000001 W, klakson


truk=0,1 W mesin jet turbo= 100.000 W

• Dinyatakan dalam bentuk Sound Power Level:


Lw = 10 log (Sound Power Level / Reference Power Level )
Reference power = one trillionth of a watt (0.000000000001 W)
Lw = 10 log (Sound Power Level / 0.000000000001)

Bisikan (0,0000001 W):


Lw = 10 log (0.0000001/ 0.000000000001) = 50 dB
• Intensitas: Laju enerji rata yang ditransfer
per satuan luas

𝑊 2
𝐼= 𝑊/𝑚
4 𝜋𝑟 2
Jenis Bising
Tergantung pada durasi dan frekuensi

• Steady wide band noise, bising yang meliputi suatu jelajah frekuensi
yang lebar (bising dalam ruang mesin)

• Steady narrow band noise, bising dari sebagian besar energi bunyi
yang terpusat pada beberapa frekuensi saja, contoh gergaji bundar.

• Impact noise, kejutan singkat berulang, contoh riveting

• Intermitten noise, bising terputus, contoh lalu lintas pesawat


FREKUENSI (f)
• fluktuasi /variasi tekanan udara per unit waktu , merupakan
siklus/second=Hertz.

• Bising industri terdiri atas banyak frekuensi, tergantung


ukuran, bentuk, dan action-nya.

• Setiap frekuensi suatu suara kontribusi terhadap tekanan


suara total/intensitas secara keseluruhan.

• Siulan/ screeching kebanyakan terdiri atas frekuensi tinggi.


Rumbles dan Booms sebaliknya, terdiri atas frekuensi rendah.

• Satuan: Hertz /cps (Cycles per second)
FREKUENSI …
• Frekuensi yang dapat didengar oleh orang
dewasa muda dan sehat : 20-15 000 Hz
• Frekuensi dibagi dalam 8 oktaf (octave
bands)
• Hz: 37.5 75 150 300 600 1200 2400
4800
FREKUENSI…
• Telinga manusia bereaksi beda terhadap berbagai
frekuensi  efek fisiologis dan psikologisnya beda 
perlu diketahui komponen frekuensi bising= spektrum
dinyatakan dalam oktave bands.
• Untuk menghitung kebisingan “rata-rata”, mencakup
seluruh taraf kebisingan pada setiap frekuensi, maka
dapat dihitung Leq
• Leq = equivalent noise level/equivalent energy level

• Leq.Ln, dll.
• NAB kebisingan
Efek bising pada manusia
• Psikologis, terkejut, mengganggu dan memutuskan
konsentrasi, tidur dan saat istirahat

• Fisiologis: menaikkan tekanan darah dan detak jantung,


mengurangi ketajaman pendengaran, sakit telinga, mual,
kendali otot terganggu, dll.

• Gangguan komunikasi yang mempengaruhi kenyamanan


kerja dan keselamatan.
Mekanisme pendengaran
• Terdiri dari 3 bagian: telinga luar
(daun telinga sampai membran
timpani) meneruskan
gelombang ke telinga tengah

• Telinga tengah: membran timpani


(yang melekat pada 3 tulang kecil
sampai membrana ovale) 
getaran diteruskan

• Telinga dalam: tube berspiral seperti rumah siput berisi cairan 


cairan bervibrasi  stimulasi rambut sel  impuls syaraf otak
Mekanisme pendengaran
• Pemaparan pada suara tinggi dan periode/durasi
yang lama akan menyebabkan sel syaraf pendengar
dan rambut pada corti over aktif sehingga
menimbulkan kehilangan pendengaran permanen
Kehilangan pendengaran akibat kebisingan
• Sel rambut mikro pada kohlea terpapar oleh kebisingan selama waktu
tertentu
• Sel rambut lelah dan kurang responsif dan kehilangan kemampuan
untuk pulih
• Kerusakan menjadi permanen dan menyebabkan pergeseran batas
pendengaran secara permanen
• Resiko keilangan pendengaran. Risk of Hearing Loss

Perkiraan resiko kerusakan pendengaran sebagai fungsi dari Paparan


Harian Kebisingan selama 40 tahun kerja (NIOSH):
Paparan rata-rata 90 dBA 29 %
Paparan rata-rata 85 dBA 15 %
Paparan rata-rata 80 dBA 3%
Evaluasi Kebisingan
Evaluasi akibat pemaparan terhadap
kehilangan pendengaran, kenyamanan,
interferensi komunikasi dan mengumpulkan
informasi untuk pengontrolan.
Pengukuran kebisingan
• Mengukur overall level  sound level
meter (satuan dBA)
• Mengukur kebisingan pada setiap level
frekuensi  SLM dengan frequency
analyzer
• Penentuan eksposur kebisingan pada
pekerja  noise dosimeter (satuan dBA)
NOISE
MEASUREMENT
KIT

NOISE KALIBRATOR

SOUND
LEVEL
METER
NOISE DOSIMETER
PENGUKURAN PADA DOSEBADGER
PEKERJA
EVALUASI DAMPAK KEBISINGAN
Audiometric test


Audiometric test


Audiometric test
Current OSHA Standards
•1926.52 Occupational Noise Exposure

TABLE D-2 - PERMISSIBLE NOISE EXPOSURES

Sound Level dBA slow


Duration per day, hours
response
8 90
6 92
4 95
3 97
2 100
1 1/2 102
1 105
1/2 110
1/4 or less 115
KETULIAN
• Berkurangnya ketajaman pendengaran dibandingkan terhadap
orang normal (15 dB)/gol usia
• Terdiri dari 2 macam:
– Permanen: akibat penyakit, usia tua, obat, trauma, dan
kebisingan
– Temporer akibat paparan bising, pulih stlh istirahat beberapa
waktu  tgt tk keparahan
• Tuli temporer  permanen jika terpapar menerus oleh
kebisingan
• Berdasarkan mekanisme, 2 tuli:
– Konduktif: peralatan konduksi suara rusak akibat trauma at
sakit
– Sensorineural : kerusakan syaraf pendengar
KETULIAN
KONDUKTIF
(ALAT KONDUKSI RUSAK)
PENYEBAB
SENSORI-NEURAL
(SARAF RUSAK)
KETULIAN
PERMANEN

KONDISI
TIDAK PERMANEN
Tujuan Tes Audiometrik secara Teratur
• Untuk menngetahui kemampuan pendengaran dari waktu ke
waktu.
– Baseline and annual

• Catatan tes pendengaran ini merupakan data yang dapat


digunakan untuk menentukan apakah program yang
dilakukan dapat mencegah kehilangan permanen akibat
pergeseran ambang batas pendengaran.

• Studi Kasus 1. Remaja Putri


Sumber: American Academy of Family Physicians website,
Rabinowitz article
FIGURE 1. Audiogram findings in the patient in studi
kasus 1.

The area below the curves represents sound levels that the patient could still hear.
(X = left ear; O = right ear)
Kesimpulan Studi Kasus - 1

• Contoh "Temporary threshold shift”


• Banyak terjadi pada seseorang yang terpapar oleh
high noise
• Menunjukkan disfungsi “transient hair cell”
• Dapat terjadi recovery secara utuh
• Jika kondisi demikian berulang maka dapat
menyebabkan pergeseran ambang pendengaran
permanen, karena sel rambut pada kohlea secara
progresif mengalami kerusakan
Studi Kasus 2 Pekerja Pabrik usia 55
Kesimpulan Studi Kasus 2
• Kehilangan pendengaran akibat kebisingan
– Gangguan mendengar percakapan dan fungsi sosial
– Kesulitan dalam menangkap dan membedakan suara konsonan
– Tidak dapat mendengar tangisan bayi dan bunyi telepon

• Tinnitus
– Common symptom of noise overexposure
– Further interferes with hearing acuity, sleep and concentration.

• These impairments have been associated with depression


and an increased risk of accidents.
Carpenter Hearing Losses by Age
Pengendalian kebisingan
SUMBER PATHWAY/MEDIA PENERIMA/RECEIVER

Pengendalian dilakukan di 3 bagian: SUMBER, RUANG


ANTARA sumber dan penerima/pekerja, pada
PENERIMA/PEKERJA
Urutan pengendalian paling efektif:
• Kurangi/hilangkan sumber bising
• Pengendalian pathway: jarak diperjauh dengan
perisai/isolator/automatisasi
• Perlindungan penerima dari bising (APD)
•Cara teknis:
SUMBER PATHWAY PENERIMA
Substitusi Absorpsi/damping Isolasi pekerja
Insulasi sumber Perisai Reduksi waktu
Perpanjang jarak APD

•Cara medis:
Pemeriksaan ketajaman pendengaran secara periodik
Penempatan pekerja sesuai dengan kepekaan thd bising
Monitor ketulian temporer

•Cara manajemen:
Reduksi waktu eksposur
Diklat pemakaian dan pemeliharaan APD
Pengendalian pada Sumber
• Modifikasi atau perancangan ulang:

– Mengganti dengan peralatan yang kurang bising, alat dengan


friksi dan getaran yang lebih rendah
• The modification of compressed air jets for parts ejection, to reduce noise by
altering the jet flow
• Multiple-opening air ejection nozzle: less noise than single-opening.
– Menggeser frekuensi kebisingan pada yang lebih tdk berbahaya

• Pemeliharaan dengan lubrikasi untuk mengurangi friksi.

• Insulasi mesin: pada lantai dan dinding, mengurangi


transmisi vibrasi transmisi/radiasi suara ↓.
ISOLASI PEKERJA/MESIN DI TEMPAT BISING

BAHAN ABSORBER BAHAN BARRIER


Pengendalian pada Pathway
• Suara akan menyebar ke seluruh arah, dan
direfleksikan kembali jika menemui dinding

• Paparan kebisingan total di dalam ruang kerja =


langsung + bising yang direfleksikan

• Penggunaan panel peredam suara pada dinding atau


ceiling ruang kerja atau sekeliling mesin yang bising

• Panel absorber bising ini hanya hanya mengurangi


suara yg direfleksikan dinding bukan sumber
langsung
BARRIER-BARIER ATAU PANEL
Teknik Pengendalian Kebisingan
Sederhana
• Penggunaan materi peredam pada saluran atau
pelindung mesin menurunkan 5-25 dB
• Kebisingan dalam ruang dapat diturunkan
sebesar 10-12 dB dengan pemasangan materi
penyerap pada dinding dan pembatas pada
lantai.
• Penurunan kecepatan kipas sebesar 30% dpt
menurunkan kebisingan 8 dB.
Pengendalian pada Receiver (pekerja)
• Pengoperasian peralatan bising dilakukan di luar jam kerja,
untuk menurunkan jumlah pekerja yg terpapar
• Pengendalian pada pekerja:
– Administratif: modifikasi pekerjaan , pengurangan waktu
kerja, rotasi pekerja
– Alat pelindung diri

• Jika tidak dapat diatasi dengan berbagai metoda, maka ear


plus dan ear muff dapat digunakan.

• Insulasi pekerja pada ruang khusus (dapat menurunkan


sampai 30 dB)
NAB Kebisingan di lingkungan kerja
INDONESIA Permen 51/1999
USA (TLV ACGHI)
t dBA
t (eksposur) jam dB(A)
8 85
8 90
4 88
6 92
2 91
4 95
1 94
3 97
30 mnt 97
2 100
15 mnt 100
1,5 102
7,5 mnt 103
1 105
3,75 mnt 106
0,5 110
1,88 mnt 109
<0,25 115
kebisingan impulsif < 140 dB
dst
dilarang > 140 dB
Paparan tingkat kebisingan berbeda pada waktu
tertentu:

n Ci

i 1 Ti

C/t > 1  melewati ambang batas aman


Contoh Perhitungan

• Durasi tingkat bising yang diijinkan Durasi Tingkat


dapat dilihat dari tabel di bawah ini: perhari bising
8 90
6 92
• Kebisingan yang terukur di suatu 4 95
area adalah 90 dB selama 2 jam 3 97
sehari, 97 dB selama 2 jam, dan sisa 2 100
4 jam berikutnya terdapat variasi 1,5 102
tingkat bising secara bergantian 95 1 105
dB selama 10 menit dan 80 dB ¾ 107
selama 10 menit. Tentukan apakah ½ 110
tingkat kebisingan yang terukur ¼ 115
masih dalam batas yang diijinkan
atau tidak.
APD terhadap kebisingan
• Jika digunakan dengan benar menurunka pada
25 – 400 dB
• Tingkat ketidak nyamanan : pengetahuan
pekrja terbatas.
Pelindung pendengaran
• Pemilihan: sesuai dengan keinginan pengguna
dan pekerjaan

• Diperlukan informasi, instruksi, pelatihan,


pengawasan dan motivasi

• Hanya berfungsi jika digunakan sepanjang


waktu dengan benar
Peringkat pelindung pendengan
Sound level conversion (SLC80 ) rating of a hearing
protector, ear plugs or headset: is a simple number and
class rating that is derived from a test procedure as
outlined in the Australian/New Zealand Standard AS/NZS
1270:2002
Jenis dan spesifikasi dari pelindung telinga
May be used up to this
SLC80 Class noise exposure level

10 to 13 1 90 dB(A)
14 to 17 2 95 dB(A)
18 to 21 3 100 dB(A)
22 to 25 4 105 dB(A)
26 or
5 110 dB(A)
greater

SLC80= sound level conversion


Australian/New Zealand Standard AS/NZS 1270:2002
Ear plugs

Properly fitted Wrongly fitted


Ear muffs

Proper clamping force Worn-out head band


Reduction in protection provided by hearing
protectors with decreased wearing time

Effective
Wear time
attenuation
Example:
Effectiveness of 60 minutes 30 dB
wearing an ear
muff with a rating 55 minutes 11 dB
of 30 dB for an
exposure time of 50 minutes 8 dB
one hour
45 minutes 6 dB
Noise control can be complex

Engage employees in
process

Use noise control


consultants to help
solve your problems
if complex

Anda mungkin juga menyukai