Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trigonometri adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan
dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan
tangen.
Trigonometri merupakan ilmu matematika yang sangat penting
dalam kehidupan. Aplikasi ilmu trigonometri dalam kehidupan mencakup
segala bidang seperti astronomi, geografi, teori musik, elektronik, ekonomi,
medical, teknik, dan masih banyak lagi. Dengan trigonometri kita bisa
mengukur jarak suatu bintang di angkasa tanpa harus pergi kesana. Dengan
trigonometri kita bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa harus
memanjatnya. Selain itu, trigonometri juga dapat digunakan oleh seorang
pilot yang ingin mengetahui keberadaannya saat dalam penerbangan,
terletak berapa jauh lagi dari tempat/lokasi yang dituju.
Dalam dunia penerbangan, keselamatan sebuah penerbangan tidak
bisa lepas dari peran menara pengatur lalulintas udara. Disinilah para
petugas menara mengatur dan melayani pilot yang sedang mengudara di
pesawat. Kesibukan di bandar udara tak pernah berhenti untuk melayani
ribuan penumpang domestik maupun mancanegara.
Sebagai penumpang tentu ingin mendapat pelayanan terbaik saat
masih di bandara maupun sudah berada di dalam pesawat. Salah satu
pelayanan wajib yang diberikan pada penumpang adalah keselamatan
penerbangan. Banyak faktor yang berpengaruh pada keselamatan
penerbangan, salah satu yang mungkin terlupakan ketika kita menjadi
penumpang pesawat adalah sang mata kedua pilot yakni para petugas Air
Traffic Control (ATC), dari sinilah salah satu faktor keselamatan sebuah
penerbangan berawal. Sejak akan mengudara hingga mendarat kembali
pilot pesawat tak lepas dari komunikasi dengan para petugas di menara
pengatur lalulintas udara.
Dari uraian di atas penulis mempunyai gagasan untuk membahas
aplikasi trigonometri dalam penerbangan pesawat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi trigonometri dalam penerbangan pesawat?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana aplikasi trigonometri dalam penerbangan
pesawat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka
Semua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi agar pesawat
tidak tersesat dalam melakukan penerbangan. Panel-panel instrumen navigasi
pada kokpit pesawat memberikan berbagai informasi untuk sistem navigasi
mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan
terhadap instrumen sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin.
Segala aktifitas pengaturan lalu lintas udara dikendalikan dari ruang air
traffic control. Pada ruang air traffic control bekerja para petugas pengatur lalu
lintas udara yang bertugas memantau dan mengarahkan lalulintas pergerakan
semua pesawat yang terpantau di angkasa. Dalam menjalankan tugasnya, para
petugas pengatur lalulintas udara memantau pergerakan pesawat dari alat air
traffic control display.
Dalam pendaratan pesawat terdapat suatu sistem yaitu Instrument
Landing System yang digunakan untuk memandu pesawat dalam melakukan
pendaratan dengan aman dan lancar. Instrument Landing System menggunakan
dua transmisi. Transmisi yang pertama berfungsi untuk memandu pesawat
menuju landasan pacu, transmisi yang kedua menginformasikan tentang
ketiggian pesawat dari landasan pacu.
Sebagai seorang insinyur pesawat, pilot, maupun navigator harus
mempunyai basic ilmu matematika, fisika, dan bahasa inggris yang sangat kuat
dan harus tahan terhadap tekanan yang berat karena sangatlah memeras otak
dan tenaga, hidup dengan rumus, dan juga angka. Karena pesawat adalah benda
yang wajib memenuhi zero accident saat terbang, itu tandanya insinyur
pesawat terbang harus meminimalisir galat/error sekecil mungkin bahkan
harus dibuat tidak ada karena sedikit saja kesalahan, maka nyawa taruhannya.
Lain halnya dengan pilot yang dalam hitungan beberapa detik pilot sudah harus
mengambil keputusan jika terjadi error pada pesawatnya.
Dalam ilmu matematika, trigonometri merupakan materi yang harus
dikuasai oleh pilot karena jika seorang pilot ingin mengetahui keberadaannya
saat dalam penerbangan, terletak berapa jauh lagi dari tempat/lokasi yang
dituju, pilot dapat menggunakan rumus-rumus trigonometri untuk mengetahui
hal tersebut.

B. Contoh Soal
1. Dua pesawat bergerak secara bersilangan dengan sudut 60°. Pada saat
tertentu pesawat pertama berada 3 km dari titik silang dan pesawat kedua 2
km dari titik silang. Pada saat tersebut jarak kedua pesawat = ... km
Penyelesaian:
Dik : panjang AC = 3 km
Panjang BC = 2 km
Sudut ACB = 60°
Dit : berapa jarak kedua pesawat tersebut?
Jawab:
AB² = 3² + 2² - 2.3.2. cos 60°
AB² = 9 + 4 – 12 . ½
AB² =13 – 6
AB² = 7
AB = √7
AB = 2,645 km
Jadi, jarak kedua pesawat 2,645 km

2. Seorang pilot menerbangkan pesawat dari Pelabuhan Udara Ahmad Yani


Kota Semarang menuju Bandara Udara Sepingan Kota Balikpapan.
Namun, harus transit terlebih dahulu ke Pelabuhan Udara Juanda Kota
Surabaya. Jarak dari Pelabuhan Udara A Yani Semarang ke Pelabuhan
Juanda Surabaya adalah 350 km. Dilihat pada peta, sudut A kota Semarang
yang mengarah antara arah Surabaya dan Balikpapan adalah 45°.
Sedangkan sudut B kota Surabaya yang mengarah ke Semarang dan
Balikpapan adalah 105°. Berapakah kilometer jarak antara Pelabuhan
Udara Juanda Surabaya ke Pelabuhan Udara Sepingan Balikpapan?
Jawab:
Dik : jarak antara Kota Semarang – Kota Surabaya = AB = 350 km
Sudut A = 45°
Sudut B = 105°
Dit : berapa kilometer jarak Kota Surabaya – Balikpapan (BC)?
Jawab:
Sudut C = 180° - sudut A – sudut B
= 180° - 45° - 105°
= 30°

BC / sin A = AB / sin C
BC = (AB . sin A) / sin C
BC = (350 . sin 45°) / sin 30°
BC = (350 . ½√2) / ½
BC = 350 . √2
BC = 350 . 1,414
BC = 494,9

Jadi, jarak antara Pelabuhan Udara Juanda Surabaya ke Pelabuhan Udara


Sepingan Balikpapan adalah 494,9 km.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pernyataan di atas telah terbukti bahwa trigonometri sangatlah
membantu insinyur pesawat terbang, navigator, dan juga pilot dalam
penerbangan pesawat. Trigonometri juga dapat meminimalisir kecelakaan
dengan mengukur jarak antara dua peswat yang sedang terbang dan
mengukur jarak pesawat dengan tempat landasan.

Anda mungkin juga menyukai