com
BAB 1
LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI
Peta Konsep
Limit
Fungsi Trigonometri
Grafik
fungsi trigonometri
Kata Kunci :
bukusakolak13.blogspot.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
bukusakolak13.blogspot.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 1
Ada dua macam cara untuk memahami pengertian limit fungsi di suatu titik, yaitu :
1) Pengamatan grafik di sekitar titik yang di tinjau. Dapat diseskripsikan menggunakan
alat peraga dua buah potongan kawat dan satu lembar film tipis. Film ini ditempatkan
vertikal/tegak lurus terhadap sumbu x dengan arah permukaaannya menghadap ke
kanan dan ke kiri.
2) Perhitungan nilai-nilai fungsi di sekitar titik yang ditinjau. Dapat dipahami dengan
cara menghitung nilai-nilai fungsi di sekitar titik yang ditinjau.
Pada pokok bahasan ini kita akan membicarakan cara Limit fungsi trigonometri
terutama menjelaskan, menentukan dan menyelesaikan limit fungsi trigonometri. Kami
menganggap pembaca telah mengenal trigonometri dan akraf dengan definisi fungsi
trigonometri yang berdasarkan sudut dan segitiga siku-siku.
Mengingat petingnya memahami limit trigonometri alangkah baiknya kita
dingingatkan kembali dengan sifat-sifat dasar sinus dan cosinus serta grafik fungsi
trigonometri berikut ini:
sin(x 2 ) sin x , cos(x 2 ) cos x
sin(x) sin x , cos(x) cos x
sin( x) cos x , cos( x) sin x
2 2
Sketsa grafik fungsi trigonometri y = f(x). Pasangan-pasangan (x, f(x)) merupakan koordinat
titik-titik yang dilalui oleh grafik fungsi f. Koordinat titik-titik yang diperoleh dihubungkan
sehingga terbentuk kurva mulus.
Berikut ini adalah grafik fungsi di bawah ini untuk syarat 0 ≤ x ≤ 360o!
a. y = sin x b. y = cos x c. y = tan x
Penyelesaian :
a. y = sin x
Gambar 1.1
b. y = cos x
Gambar 1.2
c. y = tan x
Gambar 1.3
Bahkan dengan pengamatan sekilas saja kita dapat melihat empat hal tentang grafik-grafik ini:
1) Sin x dan cos x keduanya berkisar antara -1 dan 1
2) Kedua grafik berulang dengan sendirinya pada selang yang berdampingan sepanjang 2π.
3) Grafik y = sin x simetris terhadap titik asal, y = cos x simetris terhadap sumbu y
4) Grafik y = sin x sama seperti y = cos x, tetapi digeser satuan ke kanan
2
3 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII Di download dari:
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Percobaan sebuah film tipis ditempatkan tegak lurus (vertikal) terhadap sumbu x dengan
arah permukaan menghadap kekanan dan kekiri. Kawat 1 berada disebelah kiri film dan kawat 2
berada disebelah kanan film. Kedua kawat ini digerakan vertikal ke atas dan ke bawah atau
horizontal ke kanan dan ke kiri mendekati film, seperti gambar berikut ini:
a) lim f (x) L1 , lim f (x) L2 dan L1 L2 b) lim f (x) L1 , lim f (x) L2 & L1 L2
xa xa xa xa
Gambar 1.4
penjelasan point :
a. maka limit fungsi f(x) untuk x mendekati a ada dan nilai limit itu sama dengan L
b. maka limit fungsi f(x) untuk x mendekati a tidak ada
lim
xa
f (x) L1, tetapi lim f (x) tidak ada maka limit fungsi f(x) untuk x mendekati a tidak ada
xa
Gambar 1.5
lim f (x) tidak ada, tetapi lim f (x) L2 maka limit fungsi f(x) untuk x mendekati a tidak ada
xa xa
Gambar 1.6
4 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII Di download dari:
Di unduh dari : www.webedukasi.com
lim f (x) tidak ada, tetapi lim f (x) tidak ada maka limit f(x) untuk x mendekati a tidak ada
xa xa
Gambar 1.7
Suatu seketika titik ujung kawat menyatukan film, sehingga dapat diperkirakan
berapa tinggi titik ujung kawat terhadap sumbu x. Untuk memperkirakan ketinggian itu,
bentuk kawat dapat dianggap sebagai grafik fungsi y = f (x) dalam daerah asal x < a, x >a
dan posisi film sebagai garis tegak dengan persamaan x = a.
Dalam matematika, perkiraan ketinggian ujung kawat terhadap sumbu x di
ucapkan sebagai limit fungsi f(x) untuk x mendekati a dari arah kanan maupun kiri
(tergantung titik ujung kawat yg digerakan dari arah mana). Misalkan bahwa ketinggian
yang diperkirakan itu adalah L1 dan L2 , maka notasi singkat limit dapat dirangkum dengan
daftar seperti diperlihatkan pada tabel 1.1 berikut ini:
Kegiatan 1.1
Menjelaskan dengan mencermati gambaran berkaitan dengan limit
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan grafik diatas dapat dirangkum pada tabel 1.1 berikut :
No Limit kiri lim f (x) Limit Kanan lim f (x) lim f (x)
Gambar xa
xa xa
Definisi :
Suatu fungsi f(x) di definisikan untuk x di sekitar a, maka lim f (x) L jika dan hanya
xa
Pengertian limit fungsi trigonometri di suatu titik dapat pula di pahami dengan cara
menhitung nilai-nilai fungsi di sekitar titik yang ditinjau. Misal suatu fungsi f (x), akan ditentukan
nilai limit fungsi f(x) untuk x mendekati a. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara membuat
daftar nilai-nilai fungsi f(x) untuk nilai-nilai x mendekati a. Perhatikan soal berikut ini:
Kegiatan 1.2
Menentukan dan menjelaskan limit fungsi trigonometri di sekitar titik
Tentukan nilai limit fungsi trigonometri soal dibawah ini:
sin x
1) Cari lim ...
x0 x
Penyelesaian :
Tidak ada muslihat aljabar yang akan menyederhanakan penyelesaian persamaan ini, tentu saja
kita tidak bisa mencoret x. Kalkulator akan menolong kita memperoleh gagasan tentang limit itu,
Gunakan kalkulator anda (mode radian) untuk memeriksa nilai-nilai pada tabel 1.2berikut ini:
X 1 0,5 0,1 0,01 → 0 ← -0,01 -0,1 -0,5 -1
sin x
... ... ... ... ... ? ... 0,99998 0,99833 0,95885 0,84147
x
sin x
Kesimpulan yang diperoleh bahwa : lim ....
x 0 x
Ternyata keadaan tidak semudah apa yang kelihatan. Kalkulator mungkin mengecoh kita,
demikian juga dengan intuisi kita. Perhatikan contoh berikut :
2 cos x
2) Cari lim x ...
x0 10.000
Penyelesaian :
Dengan mengkuti prosedur sebelumnya , kita susun tabel yang diperlihatkan pada tabel dibawah
ini. Kesimpulan yang disarankan adalah bahwa limit yang diinginkan adalah 0. Tetapi itu salah, Jika
kita ingat kembali grafik y = cos x, kita sadari bahwa cos x mendekati 1 untuk x mendekati 0. Jadi
nilai limit fungsi trigonometri dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini:
x ±1 ±0,5 ±0,1 ±0,01 → 0
x 2 cos x
0,99995 0,24991 0,009990 0,000000005 ... ?
10.000
Kesimpulan yang diperoleh bahwa :
cos x ....
lim x2 lim ....2 lim ...
x 0
10.000 x 0
x 0 .....
Perhatikan contoh berikut ini yang mengetengahkan pertanyaan rumit tentang limit. Anda
di minta menentukan penyelesaian limit fungsi trigonometri dengan menentukan nilai-nilai x yang
mendekati 0 (gunakan kalkulator.
1
3) Cari lim sin ...
x0
x
Penyelesaian :
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
1
Dengan mengkuti prosedur sebelumnya , kita susun tabel untuk menghitung nilai sin( ) pada
x
semua nilai x pada tabel 1.4 yang diperlihatkanberikut ini:
X 2 2 2 2 2 2 2 2
→ 0
2 3 4 5 6 7 8
1
sin
1 0 -1 0 ... ... ... ... ... ?
x
Berdasarkan tabel menunjukan bahwa nilai selalu berulang antara -1 dan 1 banyak sekali secara
1
tak berhingga. Jelas sin tidak berada dekat suatu bilangan unik L bilamana x mendekati 0.
x
1
Kesimpulannya lim sin ....
x0
x
D. Menyelesaikan Limit Fungsi Trigonometri
perbandingan trigonometri. Bentuk limit fungsi semacam itu disebut limit fungsi trigonometri.
Dalam beberapa kasus pada prinsipnya sama seperti cara menentukan limit fungsi aljabar.
Pertama anda menyelesaikan soal limit tersebut dengan cara substitusi langsung, jika hasil yang
0
diperoleh bukan bentuk tak tentu , hasil tersebut merupakan nilai limit yang dicari. Jika hasilnya
0
0
bentuk taktentu , anda dapat menggunakan rumus-rumus trigonometri yang telah anda kenal,
0
baik pada pembilang maupun penyebut untuk menyederhanakannya. Dengan demikia, pembilang
0
dan penyebut tersebut tidak lagi melibatkan Fungsi trigonometri yang menyebabkan bentuk .
0
Pada pembahasan limit fungsi trigonometri dapat diselesaikan menggunakan rumus dasar
limit fungsi trigonometri dibawah ini:
x sin x x tan x
lim lim 1 lim lim 1
x 0 sin x x 0 x x 0 tan x x 0 x
x
Berikut ini pembuktian rumus lim lim sin x 1
x 0 sin x x 0 x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Pada gambar 1.8 di perlihatkan lingkaran berpusat o dan jari-jari (r) = 1 satuan dengan
besar sudut AOP = x radian. Jika besar sudut x mendekati nol, maka titik P (cos x, sin x) akan
mendekati A (1,0). Dalam keadaan demikian diperoleh hubungan :
x tan x
lim lim 1
x 0 tan x x 0 x
Bukti:
x x 1 lim sin x (....)(...) ...
lim lim lim
x0 tan x x0 sin x x0 ........ x0 ...
cos x
ax sin ax a ax tan ax a
lim lim atau lim lim
x0 sin bx x0 bx b x0 tan bx x0 bx b
Bukti :
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Bukti :
sin ax sin ax .... .... .... .... ....
lim lim x x lim x lim x lim
x 0tan bx x 0 tan bx .... .... x 0 .... x 0 .... x 0 ....
sin ax ...
lim x...x...
x 0 tan bx ...
3) Metode Menyederhanakan
Kegiatan 1.4
Menentukan Limit trigonometri dengan cara Menyederhanakan Secara Mandiri
1 sin x 1
1)Tentukan Limit : lim
x
cos2 x 2
2
Langkah 1 :
1 sin ... 1 ...
... Karena hasil 0 (Bukan penyelesaian)
Substitusi x , diperoleh lim 2
2 cos ... (cos ...) 2
... 0
x
2
Langkah 2 :
Anda harus merubah penyebut cos2 x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Langkah 3 :
Menyederhakan faktor penyebut 0 pada pembilang dan penyebut
1 sin x ...
lim 2
lim
cos x.
x x ...
2 2
Langkah 4 :
Mensubstitusi x = µ/2 ke fungsi yang tersisa
1 sin x ... 1
lim
x
cos2 x............... 2
2
1 cos x
2) Tentukan Limit : lim ...
x0 2x sin 3x
Jika kita substitusikan x = 0 diperoleh bentuk 0/0. Maka perlu mengubahnya lewat identitas
trigonometri.
1 1 1 1
1 (cos 2 x sin 2 x) 1 cos 2 x sin 2 x
1 cos x 2 2 lim 2 2
lim lim
x0 2x sin 3x x0 ... x0 ...
1 1
sin 2 x sin 2 x
= lim 2 2 lim ...
x0 ... x0 ...
1 1 11
2.( x).(sin
x)( x).(sin x).3x
...
= lim 2 2 2 2 lim
x0 1 1 x0 ...
2x.( x).( x).(sin 3x)(3x)
2 2
1 1 1 1
2.( ).(sin x)( x).(sin x).3x
2 2 2 2 ...
= lim lim
x0 1 1 x0 ...
2.( x).( x).(sin 3x)(3x)
2 2
1 1 1
= .1.1.1.
2 6 12
Untuk lebih memahami konsep menyederhanakan limit trigonometri perhatikan soal dibawah ini :
tan 2x cos 8x tan 2x tan 2x(.............. ) tan 2x(2 sin 2 4x)
lim lim lim
x0 16x 3 x0 16x3 x0 16x3
...
...
lim(2)( )( ) (...)(....)( ....) 4
x0 2x 8x 2 ....
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
2
lim 1 cos 2x lim 1 (1 2 sin x) lim ................... lim sin2 x
x0 1 cos 4x x0 1 (1 2 sin2 2x) x0 ................... x0 (2 sin x cos x)2
1 1
lim ................. lim
x0 ............................ x0 4 cos2 x 4
Sudut rangkap
sin( x) sin[(x )]
lim cos x lim lim 2 1
2
x
x
x x x
[(x )]
cos 2a = cos2a ‒ sin2a
2 2 2 cos 2a = 2 cos2a ‒ 1
2 2 2 cos 2a = 1 ‒ 2 sin2a
1 1 tan2a 2 tan2 a
lim sin(x 2) lim 1 sin(x 2) .(1)
1tan a
x2 x2 x2 x 2 x 2 22 4
sin(x )
4 ... (3x 1).sin(x 1)
4) lim 11) lim ...
x (x
4
) x1 x 2x 3
2
4
sin(x )
3 ... 12) lim cos(x ) ...
5) lim
x (x
x 3
3
) 2
3
lim sin(2x ) ... 13) lim sin (x )
2
6)
x x 4
2 2
(x2 1) sin 6x x sin(x 3) 3
7) lim 3
... 14) lim )
x 3x 2
x0 x3 x 3
Uji Kompetensi 1.2
Kesamaan setengah sudut
Sederhanakanlah dan selesaikanlah limit-limit dibawah ini:
1 x 1 cos x
sin x tan 2 x sin( )
2 2
1. lim 2 ...(1) x 1 cos x
x0 xx cos( )
2 2
2 n
(cos 2x 1) cos nx 1 2sin ( x), nR
2. lim ... sifat identitas [‒ 2 sin2a] 2
x0 x2
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
1 1
3. lim 1 cos x .. cos x cos2 x sin2 x
x0 2x sin 3x 2 2
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 2
LIMIT KETAKHINGGAAN
FUNGSI ALJABAR DAN TRIGONOMETRI
Peta Konsep
Limit Ketakhinggaan
Fungsi Aljabar &
Trigonometri
Pengertian dan
Nilai Limit Ketakhinggaan
f (x)
Bentuk lim
x g(x)
Bentuk
lim f (x) g(x)
x
Aplikas
Limit Fungsi
lim Trigonometri
lim Aljabar x
x
Kata Kunci :
Limit Fungsi Ketakhinggaan, Limit bentuk ∞/∞ , Limit ∞-∞ dan Aplikasi Limit ∞
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 2
Materi
Kompetensi Dasar
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Tak hingga adalah
3.2 Menjelaskan dan Limit Mencermati pengertian yang suatu nilai yang
menentukan fungsi berkaitan dengan limit fungsi demikian besar.
limit di trigonometri trigonometri dan limit di Saking besarnya nilai
ketakhinggaan ketakhinggaan fungsi aljabar.
tak hingga sehingga
fungsi aljabar Menyelesaikan masalah yang
dan fungsi berkaitan dengan limit di bilangan apapun akan
trigonometri ketakhinggaan fungsi trigonometri dianggap kecil
dan fungsi aljabar. dibandingkan dengan
4.2 Menyelesaikan Menggunakan limit di nilai ∞. Untuk
masalah ketakhinggaan fungsi aljabar dan
berkaitan dengan fungsi trigonometri dalam
memahami limit tak
eksistensi limit di pemecahan masalah hingga ini kita baca
ketak-hinggaan Menyajikan penyelesaian masalah dulu paradok filsuf
fungsi aljabar berkaitan dengan eksistensi limitdi Zeno dan Elen tentang
dan fungsi ketak-hinggaan fungsi aljabar dan
trigonometri perlombaan kelinci
fungsi trigonometri
dan kura-kura.
Seekor kelinci akan berlomba dengan seekor kura-kura dengan syarat pada detik pertama
jarak yang ditempuh 1/10 jarak sebelumnya. kelinci berlari dengan kelajuan 10m/s dan kura-kura
hanya 1 m/s. Oleh kura-kura lebih lambat diputuskan kura-kura start 10 m didepan anjing.
Pertanyaan yang muncul siapakah yang menjadi pemenang lomba tersebut?
Oleh karena kelinci berlari jauh lebih cepat daripada kura-kura, kelinci merasa akan dapat
menangkap kura-kura. Masalahnya, begitu kelinci telah menempuh jarak 10 m pertama dan tiba
ditempat kura-kura mula-mula berada, kura-kura telah maju 1 m, dan masih memimpin didepan
kelinci. Saat kelinci telah menempuh jarak 1 m, kura-kura telah maju lagi 0,1 m sehingga masih
tetap memimpin didepan.Demikian seterusnya, kelinci terus mendekat dan lebih mendekat dan
lebih mendekat ke kura-kura, tetapi tidak pernah berhasil menangkap kura-kura.
Kelinci kura-kura
kec 10 m/s kec 1 m/s
10 meter
Kita dapat menghitung total jarak yang ditempuh kelinci dari sebelah kiri dan kura-kura
dari sebelah kanan, dengan t menyatakan selang waktu (s) ketika kelinci berhasil menangkap kura-
kura sebagai berikut: (10 m/s) t = (1 m/s) t + 10 m
Penyelesaiannya adalah t = 11 m/s dimana kelinci telah berlari sejauh (10 m/s) 10
( s) = 100 m
9 9 9
Teka-teki yang diajukan zeno cerita paradoksnya adalah bisa terjadi bahwa :
1 1 100 ................*)
10 1 ...
10 100 9
Ruas kiri dari persamaan *) menyatkan penjumlahan bilangan-bilangan dengan karakteristik
tertentu tanpa batas, sedangkan ruas kanannya menyatakan hasil tertentu. Coba perhatikan ruas
kiri persamaan *) yaitu : 10 1 1 1 ... (deret geometri)
10 100
14 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di download dari:
www.webedukasi.com
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
U2 1
U1 = 10 dan r (banyak suku n tak hingga)
U1 10
Sesuai dengan rumus deret geometri tak hingga :
1 n
1 1 )
U1 (1
10 1 ... = lim 10 ,
10 100 n 1
1
10
Sekarang bagaimana menghitung
1 n
)
U 1(1
10 100
lim
1
11 ...*)
n 1 9 9
1
10
Kegiatan 2.1
Pengertian dan nilai limit fungsi ketakhinggaan
x
Pandanglah fungsi f (x) digambarkan grafikya secara agak cermat pada gambar 2.1.
(1 x 2 )
Kita mengajukan pertanyaan ini: apa yang terjadi pada f (x) bila x menjadi semakin lama semakin
besar? Dalam lambang kita menanyakan nilai lim f (x)
x
Tabel 2.1
x
f (x)
X (1 x 2 )
10 ...
100 ....
1000 .....
↓ ↓
∞ .... Gambar 2.1
Bilamana kita menuliskan x →∞, kita tidak mengatakan bahwa pada suatu tempat jauh ke
arah kanan pada sumbu x, terdapat suatu bilangan lebih besar dari pada semua bilangan
lain yang didekati oleh x. Melainkan, kita menggunkan x →∞ sebagai cara singkat untuk
mengatakan bahwa x menjadi semakin besar tanpa batas.
x
Dalam tabel 2.1, kita telah mendaftarkan nilai-nilai f (x) untuk beberapa nilai x.
(1 x 2 )
Kelihatan bahwa f(x) menjadi semakin kecil bilamana x menjadi semakin besar. Kita tuliskan
x
lim f (x) lim ....
x x 1x 2
Dari pengalaman dengan bilangan-bilangan negatif besar akan mengantarkan kita bahwa
x
lim f (x) lim ....
2
x x 1 x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Definisi Cermat Limit x → ± ∞, Dalam analogi dengan definisi ε, σ kita untuk limit-limit biasa,
kita membuat definisi berikut :
Gambar 2.1
(Limit bila x →∞). Andai f terdefinisi pada [c,∞) untuk suatu bilangan c. Kita katakan
bahwa lim f (x) L jika untuk masing-masing ε > 0, terdapat bilangan M yang berpadanan
x
(Limit bila x →-∞). Andai f terdefinisi pada [-∞, c) untuk suatu bilangan c. Kita katakan
bahwa lim f (x) L jika untuk masing-masing ε > 0, terdapat bilangan M yang berpadanan
x
1 1
lim f (x) lim 0 lim f (x) lim 0
x
x x xk x xk
f (x)
B. Menyelesaikan Bentuk lim
x g(x)
x
Buktikan bahwa lim 0
x 1 x 2
Penyelesaian :
Di sini kita menggunakan trik baku yaitu dengan membagi pembilang dan penyebut dengan
pangkat tertinggi yang muncul di penyebut, yakni x2
x 1 1
lim
x x 2 lim x x x 0
lim lim 0
x 1 x 2 x 1 x 2 x 1 1
1 lim lim1 0 1
x2 x2 x x 2 x
Kegiatan 2.2
Memahami dan mengetahui cara penyelesaian bentuk limit taktentu ∞/∞
4x3 2x2 5
Tentukan Limit : lim 3
...
x 8x x 2
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Langkah 1 :
Tentukan pangkat tertinggi dari x yang terdapat pada fungsi pecahan polinomial tersebut.
Pangkat tertingginya adalah x3
Langkah 2 :
1
Kalikan baik pembilang sama penyebut dengan kebalikan pangkat tertinggi yaitu 3
x
5
1 4
lim 4x 2x 5 ... ... lim .................................. lim
3 2
x ............
8x x 2
3
x ... x .................................. x 1 ...
..
x3 ... ...
Langkah 3 :
1
Substitusikan nilai x , kemudian perhatikan bahwa setiap bentuk lim 0 untuk n
x xn
Carilah Nilai limit berikut atau tunjukan bahwa limit tersebut tidak ada bahwa dalam
pengertian tak-terhingga sekalipun.
1) lim 3x 4x 6 ... 7) lim sin ...
2 2
x 2x2 x 5
5
2
2x2 x
2) lim ... 8) lim sin x ...
4x 1
3 x
x
1
3) lim x 4x 6 ...
3 2
9) lim sin ...
x 3x 2 2x 1 xx
2x5 x3 1
6) lim ... 12) lim sin(x ) ...
x x 1
2
x 3 x x
17 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di download dari:
www.webedukasi.com
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Kegiatan 2.3
Menemukan cara singkat penyelesaian bentuk limit taktentu ∞/∞
Perhatikan Uji kompetensi 2.1 sebelumnya telah diperoleh penyelesaian masing-masing soal.
Daftarkan suku tertinggi pembilang f(x), suku tertinggi penyebutnya g(x), Untuk memahami dan
mengetahui cara penyelesaian bentuk limit taktentu ∞/∞
Perhatikan kolom diatas, perhatikan eksponen tertinggi pembilang f(x) maupun penyebut g(x).
Dari pengamatan tersebut bisakah anda menentukan cara singkat untuk menghitung:
a xn b xn n 1 c
lim f (x) lim n ...
x g(x) x p x q x
m
m
m
m 1
r ...
...
Jika pangkat tertinggi n = m maka hasil limit =
...
...
Jika pangkat tertinggi n > m maka hasil limit =
...
...
Jika pangkat tertinggi n < m maka hasil limit =
...
Apa yang bisa anda simpulkan dari hubungan ketiganya tersebut:
................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
Uji Kompetensi 2.2
Tentukan nilai limit dibawah ini:
x3
1. lim ... (1) perhatikan √x2 = x,
x
x 4
2
1 1
Pada pembilang kita kalikan 3 sedangkan penyebut kita kalikan dengan
x x2
2.
lim x3 ... (-1) pangkat tertinggi x6 = - x3 atau 1 1
x
x 4
6 x3 x6
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Kegiatan 2.4
Memahami dan mengetahui cara penyelesaian limit taktentu lim f (x) g(x)
x
.......... .......
lim( 5x 1 3x 7x .
x .......... .......
Langkah 3 : lakukan operasi penyelesaian limit hanya bergantung pada suku yg dimiliki x
dengan pangkat tertinggi baik pembilang maupun penyebut
2x 6 2x
lim
x 5x 1 3x 7 ..... .....
2x
lim lim 2 x lim ...
x .....(.... ...) x (... ...) x
Substitusikan x = ∞, sehingga diperoleh nilai limitnya, yaitu ∞
3. 1
lim (2x 1) 4x 2 6x 5 ...( )
x 2
x2
4. lim ...
1 1 x
2
x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Kegiatan 2.5
Menemukan cara singkat penyelesaian bentuk limit tanda akar
bq
a. Jika a = p, tunjukan bahwa lim f (x) g(x)
x 2 a
b. Jika a > p, tunjukan bahwa lim f (x) g(x)
x
x x 2x x ...
2
1. lim
2. lim (x
3 3
5
2) x 1 ...( )
x3
Klu No 2 : (a b)(a2 ab b 2 ) a 3 b 3 ...
(x 2) a, ,(x 1) b
3 3
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
1. Limit Aljabar
Jumlah penduduk di sebuah desa diperkirakan t tahun dari sekarang akan menjadi :
N 20.000 10.000
(t 2)2
Berapakah jumlah penduduk kota tersebut dalam jangka waktu yang sangat panjang
dimasa depan? (t →∞),Maka:
10.000 10.000
lim N lim 20.000 20.000 lim 20.000 0 20.000orang
t t (t 2) 2 t (t 2) 2
2. Limit Trigonometri
Perpindahan sebuah partikel pada saat t detik diberikan oleh s = 10 sin 2t dengan s
adalah jarak yg dinyatakan dalam m. Tentukan kecepatan partikel pada saat
t det
6
s
Kec = v(t) = lim lim s(t t) s(t)
t t t t
1
sin A sin B 2. cos ( A B) sin A B
1
2 2
Jadi :
lim s lim 20 cos(2t t).sin t lim 20 cos(2t t). lim .sin t
t t t t t t t t
1
20 cos(2t 0).1 20 cos 2t 20 cos 2( ) 20.cos 60 20( ) 10m / det
6 2
Kegiatan 2.6
Memahami dan mengetahui Aplikasi Limit fungsi f (x) lim
x
1. Hubungan antara inang dan jumlah parasit adalah sebagai berikut. Jumlah parasit
untuk kerapatan inang(jumlah inang persatuan luas) x pada satu periode waktu
900x
tertentu bisa dinyatakan oleh : y Jika kerapatan inang terus meningkat
10 45x
tanpa batas?
900x. ...
lim
lim y lim 900x lim
... x ... ... ...
10 ...
x 10 45x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Penyelesaian
1. Bagaimana juga perpindahan partikel s(t) = 5.cos 2t, tentukan kec partikel pada
saat t =1/6 µ dan t =µ
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 3
ASIMTOT FUNGSI ALJABAR
DAN TRIGONOMETRI
Peta Konsep
Asimtot
Fungsi Aljabar dan
Trigonometri
MENENTUKAN
ASIMTOT
FUNGSI
Kata Kunci :
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 3
Kegiatan 3.1
Definisi Asimtot secara geometri
1
Misalkan fungsi f ditentukan dengan rumus f (x) dan daerah asalnya
x2
adalah Df {x, xR dan x 0}.
1
Coba perhatikan tabel yang menyatakan hubungan x dan Tabel 3.1 berikut ini.
x2
1
lim f (x) lim ...
xc x2 x 2
Berdasarkan Tabel diatas tanpa bahwa adalah tidak masuk akal untuk menanyakan limit
1
lim ... , tetapi kita pikirkan adalah beralasan bila kita menulis
x2 x2
1 1
lim f (x) lim
lim f (x) lim
xc
x2 x2 xc x2
x2
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Gambar 3.1
Definisi
(Limit tak terhingga). Kita katakan bahwa f (x) jika untuk tiap bilangan positif M,
berpandangan suatu 0 sedemikian sehingga 0 x c f (x) M
Secara umum limit fungsi f(x) untuk x mendekati ∞ dapat didefinisikan dengan menggunakan
bilangan positif dan M sebagai berikut.
Definisi
Fungsi f(x) mempunyai lim f (x) L jika dan hanya jika untuk setiap bilangan positif
x
Jika lim f (x) L atau lim f (x) L, maka garis mendatar dengan persamaan y = L
x x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Seperti halnya dalam lim f (x) yang dapat menjadi besar tnpa batas ∞ atau menjadi kecil
xc
tanpa batas -∞
Jadi kaitan terhadap asimtot secara ringkas , jika garis y = L atau x = c adalah asimtot
tegak/datar dari grafik y = f(x) jika salah satu pernyataan-pernyataan berikut benar.
lim f (x) lim f (x) lim f (x) lim f (x)
xc xc xc xc
Kegiatan 3.2
Memahami dan mengetahui grafik asimtot
1. Tentukan nilai limit berikut ini :
1
Diketahui fungsi f (x) 2 , dengan daerah asal Df {x, xR dan x 0}.
x
Hitunglah :
a. lim f (x) dan lim f (x)
x0 x0
1 ... ... ... ... ... ...
f (x)
2
x
lim f (x) ... ... ... ... ... ...
x0
1 ... ... ... ... ... ...
f (x)
2
x
lim f (x) ... ... ... ... ... ...
x0
b. Apakah lim f (x) ada? Jika ada tentukan nilai lim f (x)
x0 x0
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
1 1
2. Cari nilai limit menggunakan konsep lim 2
dan lim
(x 1) (x 1)
2
x1 x1
Penyelesaian :
Sama konsepnya seperti diatas maka diperoleh
1 1
lim ... dan lim ...
x1 (x 1) x1 (x 1)
2 2
1
Karena kedua limit adalah ∞, kita dapat menuliskan : lim ...
x1 (x 1)2
y
Grafik fungsiya :
Jadi garis x = 1 adalah asimtot tegak, sementara garis y = 0 adalah asimtot datar
2x
3. Carilah asimtot – asimtot tegak dan datar dari grafik f (x)
(x 1)
Penyelesaian :
Kita harapkan sebuah asimtot tegak pada titik yang penyebutnya nol, dan kita
benar karena
2x
lim 2x
dan lim , sebaliknya
x1 (x 1) x1 (x 1)
2x 2x
2x
lim lim ... ... ... dan lim 2x lim ... ... 2
x (x 1) x x 1 ... ... x (x 1) x x 1 ... ...
... ... ... ...
Sehingga :
f(x) = y = .... merupakan asimtot .........
x = 1 merupakan asimtot ........
Grafik fungsinya :
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
b. Apakah lim f (x) ada? Jika ada tentukan nilai lim f (x)
x0 x0
b. lim(x2 1) dan lim (x2 1) d. lim(4 x 2 ) dan lim (4 x2 )
x x x x
1 cos x
3. lim
x0 sin x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 4
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
Peta Konsep
Turunan
Trigonometri
Definisi
Turunan
Sifat -Sifat
Turunan
Menyelesaikan
Turunan
Aturan
Rantai
Kecepatan
Sudut
Kata Kunci :
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 4
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
Selanjutnya berdasarkan pengamatan menunjukan bahwa limit fungsi trigonometri memiliki nilai.
Untuk itu pada pokok bahasan ini kita membuktikan apakah turunan fungsi aljabar menghasilkan
fungsi aljabar pula. Begitu pula halnya dengan turunan fungsi trigonometri ternyata hasilnya juga
merupakan fungsi trigonometri seperti pada pembahasan berikut.
1
Tentukan turunan dari fungsi berikut : f(x) = 2x2 & f (x)
x
f (x h) f (x)
A. Definisi Turunan : f '(x) lim
h0 h
Kegiatan 4.1
Menemukan konsep rumus turunan fungsi trigonometri
1. Turunan dari f ( x ) = sin x
Menentukan turunan dari f(x) = sin x, anda harus mengingat kembali identitas trigonometri sudut
rangkap dan limit fungsi trigonometri (hal 19), yaitu : sin (x+y) = sin x cos y + cos x sin y
1 cos x sin x
lim 0 dan lim 1
x0 x x0 x
Langkah 1 :
Tentukan dulu f (x+h), kemudian tuliskan f(x). Terakhir, kurangkan kedua persamaan tersebut
untuk mendapatkan f(x+h) – f(x)
f(x+h) = sin ( x + h) = ...
f(x) = sin x
Langkah 2 :
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
sin x.cosh sin x cos x sinh sin x(1 cosh) cos x sinh
f '(x) lim lim
h0 h h0 h
... ... ...
lim sin x cos x
h0
... ...
kemudian, keluarkan faktor yang tidak mengandung unsur h dari limit, yaitu sin x dan cos x.
... ... ...
f '(x) sin x.lim cos x.lim
...
h0
h0
...
1 cosh sinh
oleh karena, lim 0 dan lim 1
h0 h h0 h
Menentukan turunan dari f(x) = cos x, anda harus mengingat kembali identitas trigonometri sudut
rangkap dan limit fungsi trigonometri (hal 19), yaitu : cos (x+y) = cos x cos y + sin x sin y
1 cos x sin x
lim 0 dan lim 1
x0 x x0 x
Langkah 1 :
Tentukan dulu f (x+h), kemudian tuliskan f(x). Terakhir, kurangkan kedua persamaan tersebut
untuk mendapatkan f(x+h) – f(x)
f(x+h) = cos ( x + h) = ...
f(x) = cos x
Langkah 2 :
Hitunglah f’(x)
............................................................................
f '(x) lim
h0 h
......................................................................................
lim
h0 h
... ... ...
lim cos x sin x
h0
... ...
kemudian, keluarkan faktor yang tidak mengandung unsur h dari limit, yaitu sin x dan cos x.
31 | Matematika
www.webedukasi.com
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
www.webedukasi.com
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Menentukan turunan dari f(x) = tan x, anda harus mengingat kembali identitas trigonometri sudut
rangkap dan limit fungsi trigonometri (hal 19), yaitu :
tan x tan y tanh
tan x dan lim 1
1 tan x tan y x0 h
Langkah 1 :
Tentukan dulu f (x+h), kemudian tuliskan f(x). Terakhir, kurangkan kedua persamaan tersebut
untuk mendapatkan f(x+h) – f(x)
f(x+h) = tan ( x + h) = ...
f(x) = tan x
Langkah 2 :
Hitunglah f’(x)
tanh
lim .lim(1 tan2 x).lim 1
h0 h h0 h0 (1 tan x. tanh)
Oleh karena
tanh 1
lim 1, ↔ lim(1 tan2 x) = (1 + tan2x) dan lim =1
h0 h h0 h0 (1 tan x. tanh)
Maka f ‘ (x) = 1 + tan2x = sec2 x
Jadi turunan dari f(x) = tan x adalah f ‘ (x) = 1 + tan2x = sec2 x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
B. SIFAT-SIFAT TURUNAN
f (x) u(x).v(x) → f ' (x) u' (x).v(x) u(x).v' (x)
u(x) u'(x).v(x) u(x).v'(x)
f (x) → f '(x)
v(x) v(x)2
Kegiatan 4.2
Penggunaan Sifat-sifat Turunan dalam menyelesaikan persamaan Trigonometri
Tentukan turunan sebagai berikut ini (menggunakan sifat2):
1. f(x) = x2.sin x → f(x)’ = (x2cos x + 2x sin x)
cos x 1
2. f (x) → f '(x)
1 cos x 1 sin 2x
x
3. f (x) → f '(x) cos x.sin x 3 x sin x sin x(cos
2
x.sin x x )
2 cot x
Penyelesaian
cos x
2) f (x)
sin x cos x
u(x) ....................... → u' (x) .......................
v(x) ....................... → v' (x) .......................
u'(x).v(x) u(x).v'(x) (.......)(............) (.......)( ...... )
f '(x)
v(x) 2 ( ................ )
............................................... ...............................................
=
(.........)2 ....................
...............................................
.........
............................
x
3) f (x)
2 cot x
u(x) ....................... → u' (x) .......................
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
1 1
f (x) sin1 x f ' (x) ;1 x 1 f (x) tan1 x f ' (x)
1 x 2 1 x2
1 1
f (x) cos1 x f ' (x) ;1 x 1 f (x) sec1 x f ' (x) ;x1
1 x 2
x x2 1
1
Pembuktian : f (x) sin1 x f ' (x) ;1 x 1
1 x2
Bukti :
Sekarang kita diferensialkan kedua ruas menurut x, dengan menggunakan aturan rantai pada ruas
kanan maka : 1 cos y.Dx y cos(sin1 x)Dx (sin1 x)
1
1 1 x2 D (sin
x x)
Pada langkah terahir, kita menggunakan kesamaan pada segitiga :
i) sin(cos1 x) 1 x 2 iii) sec(tan1 x) 1 x2
ii) cos(sin1 x) 1 x 2 iv) tan(sec1 x) x2 1
1 1
Kita simpulkan bahwa f (x) sin x f ' (x) ;1 x 1
1 x2
1
Contoh : f (x) sin (3x 1), f ' (x) ... (gunakan aturan rantai)
1 3
f ' (x) Dx(3x 1)
1 (3x 1) 2
9x2 6x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Jika fungsi y = (fog)(x) = f (g(x) = f (u) dan u = g(x), maka turunan fungsi (fog)(x)tersebut =
dy dy du
(fog)’(x) = f’(g(x). g’(x) atau .
dx du dx
Kegiatan 4.3
Menggunakan konsep sifat-sifat dan aturan rantai fungsi trigonometri
Carilah turunan dibawah ini menggunakan sifat-sifat aturan rantai:
1) F(x) = cos (x2 – 5x) → f’(x) = - (2x – 5) sin (x2 - 5x)
Dik : y = f(x) = cos(x2-5x)
Langkah 1 :
Pemisalan u = x2 – 5x sehingga y = cos u,
Maka du = 2x dan dy = -sin u
dy dy du
Langkah 2 : Substitusi ke rumus aturan rantai ↔ .
dx du dx
d (.cos u) d (.............)
= . = (sinU ).(2x 5) (sin(x2 5x).(2x 5) ...........................
du dx
2) F(X) = sin 4(5x) → f’(x) = - 20 sin3 (5x).cos(5x)
Dik : y = f(x) = cos(x2-5x)
Langkah 1 :
Pemisalan
v = 5x , u = sin v, dan y = u4
Maka dy = 4u3 du, du = cos v dv , dan dv = 5 dx
Langkah 2 :
dy dy du dv
Substitusi ke rumus aturan rantai : . .
dx du dv dx
.d ( ........ ) d
= .......... x x. = 4u3. Cosv.5 = .....................
dv. dx
3) f (x) (1 sin 2 x) 2 → f ' (x) 4 sin x cos x
3
d
f ' (x) 2(1 sin 2 x)21 . (1 sin 2 x)
dx
d (sin x)
f ' (x) 2(1
2
(2 sin x).(
sin x).0
dx
f ' (x) 2(...............). (2sin x).( ....... ) 4 sin x cos3 x
www.webedukasi.c
om
Di unduh dari : www.webedukasi.com
sin 2 3x
4) Tentukan nilai t , dinyatakanfungsi trigonometri sebagai berikut: f (x) , Jika
t2
df (x)
f ' (x) dan f ' 6
dx
36
u(x) u'(x).v(x) v' (x).u(x)
Gunakan sifat turunan fungsi f (x) , bahwa : f ' (x) ,
2
v(x) v(x)
2
sin 3x
maka f (x)
t2
U(x) = sin2 (3x) → u’(x) = 2.(sin 3x).(cos 3x).3 = 3. 2 sin3x cos 3x = 3. Sin 6x
V(x) = .... → v’(x) = ...
3sin 6x.(....) ( ...)(sin 3x) ...
Jadi diperoleh : f ' (x) =
.... ...
Selanjutnya substitusi x , pada f ’(x), maka diperoleh
36
f ' 6 , jadi f '
............. ................ .........
36 36 ............. ................
.... 2
6 = 2 ↔ 6 t = ........
t
1 ...
↔ t2 = , t = ± =
.... ...
...... ......
↔ t1 dan t 2
...... ......
5) F(x) = Tan 2 9x
dy dy du dv d (tan u)2 d (tan v) d (9x)
. = . . (....) tan 9x.(.................)( ..... )
dx du dv dx du dv dx
dy 2
(....) tan9x.(.................)(.......) = 18 tan 9x sec 9x
dx
sin2 x
6) f (x)
1 cot x
U(x) = sin2 x → u’(x) = ...
V(x) = .... → v’(x) = csc2x
u'(x).v(x) v' (x).u(x) (.............)(......................) (..............)(. ............. )
f ' (x) =
v(x) 2 ......................
(.............)(......................) (..............)(.............)
......................
Uji Kompetensi 4.1
Tentukan turunan sebagai berikut ini (aturan rantai):
1. f (x) 5 sin 3 x 3) y sin 4 (2x 2 ) 4) y tan1( x 1)
2. f (x) 2.cos(4x ) → f ' (x) 8.sin(4x )
4 4
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Fungsi yang telah kita turunkaan sebelumnya, variabel terikat y bisa nyatakan dalam
variabel bebas x sebagai fungsi y = f(x), misalnya y = 3.sin2x (bentuk eksplisit)
Sedangkan fungsi seperti x2 + y2 = 4 adalah bentuk implisit, fungsi tersebut bisa diubah menjadi
bentuk eksplisit menjadi:
Y2 = 4 – x2
Bagaimana jika bentuk 2x2+ yx2 + 1 = 0 apakah bisa diubah menjadi bentuk eksplisit y = f(x).
dy
Untuk mendapatkan dari suatu bentuk implisit kita menggnakan aturan rantai. Teknik untuk
dx
dy
mendapatkan dari bentuk implisit ini disebut sebagai turunan fungsi implisit
dx
Kegiatan 4.4
Menggunakan konsep aturan Implisit
1) Cos y = x + sin x , (Turunkan Kedua ruas terhadap x)
d(Cos y) =d( x) + d(sin x)
dy dy dy
sin y( ) 1( ) cos( )
dx dx dx
dy 1 cos x
( )
dx sin x
2) xy sin y 1, (langkahnya sama seperti soal 1)
(xy) sin y 1 , (x.y) sifat aturan perkalian turunan
dx dy dy dy dy
.y x. (......) 0 → y x. cos y 0
dx .dx dx .dx dx
dy dy
y (...... ) ↔ (x cos y) y
dx dx
dy y
dx x cos x
2. cos(xy 2 ) y 2 x
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Persamaan parabola y2 =4px bisa dipenuhioleh persamaan x = pt2 dan y =2pt, dengan t
sebagai parameternya. Oleh karena itu persamaan x = pt2 dan y = 2pt disebut persamaan
parameter dari y2=4px.
dy
Jika kita beri dua persamaan parameter x = x(t) dam y = y(t) dan diminta menentukan , maka
dx
lebih mudah bagi kita menyelesaikan dengan menggunakan aturan rantai, yaitu :
dy
dy dy dt dy dt
. atau
dx dt dx dx dx
dt
Kegiatan 4.5
Menentukan Turunan dari Persamaan Parameter
dy
Jika kurva-kurva didefinisiskan dengan persamaan yang diberikan, tentukan yang dinyatakan
dx
dalam t.
1) x 4 t dan y 3t 2 5
1
dx 1 ... ( 1) dy
Penyelesaian : 4.t 4.( t
2
) 2t 2 dan ...
dt ... dt
dy
dy dt = ...
Maka : = ....
dx dx ...
dt
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Masalah pertama berkaitan dengan laju perubahan suatu fungsi terhadap variabel bebasnya,
misalnya laju perubahan y = f(x) terhadap x. Laju perubahan fungsi y = f(x) terhadap x
dy
adalah yang dinyatakan dalam x,
dx
Kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi perpindahan. Untuk perpindahan x = x (t), maka :
dx
Kecepatan : v(x)
dt
Percepatan adalah turunan pertama dari fungsi kecepatan atau turunan kedua dari fungsi
dv
perpindahan. Kecepatan : a(x)
dt
Kegiatan 4.6
Aplikasi Turunan dalam kehidupan sehari-hari
Daya nyata P0 (dalam satuan votl amper) suatu rangkaian listrik yang daya aktifnya P (satuan
watt) dan sudut impedansinya θ, diberikan oleh P0 P.sec . Jika P adalah konstan pada 20 W,
tentukan laju perubahan P 0jika θ berubah pada laju 0,050 rad/menit saat θ = 450.
Penyelesaian :
Dik : Laju perubahan sudut θ terhadap waktu adalah
d
0,050 rad/menit saat θ = 450.
dt
dPo
Dit : Laju perubahan daya nyata P0 yaitu ...
dt
Jb : Perhatikan P0 f ( ) , sedangkan f (t), sehingga
dPo dP0 d
laju perubahan . ,
dt d dt
P0 P.sec , P 20 , jadi P0 20.sec
dPo
Dengan demikinan 20 sec. tan
dt
dPo dP0 d
Maka : . = (............................)(........................)
dt d dt
dPo
= .......sec 45 0 . tan 450 = .(.....)(......)( ...... ) = 2
dt
dPo
jadi laju perubahannya 2 Watt/menit
dt
www.m4th-lab.net
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Gerakan sebuah partikel diberikan oleh s 6 cos 2t . Tentukan nilai prpindahan, kecepatan
4
dan percepatan. Tentukan juga waktu tersingkat ketika nilai-nilai maksimum itu terjadi.
Penyelesaian :
Dik : s 6 cos
2t
4
Perpindahan s maksimum = 6 ini tercapai ketika cos 2t 1 ,
4
cos2t cos 0 ↔ 2t 0 n.2
4 4
.... ....
2t ...... ↔ t .n. (*) dengan n = 0, 1, 2, 3, ...
.... ....
Waktu tersingkat untuk perpindahan maksimum ditentukan dengan mensubstitusi n € A yang
memberikan t nilai positif terkecil
n = 0 → t (...). ↔ t .... (Tidak memenuhi)
8 ....
n = 1 → t (...). ↔ t
....
(Memenuhi)
8 ....
7
Jadi, perpindahan s maks = 6 tercapai waktu tersingkat t
8
ds d
Kecepatan partikel v adalah v(x) 6 cos(2t )
dt dt 4
v(x) 6 cos(2t ) ↔ v'(x) 6 (........)(2t ) (...)
4 4
v'(x) 12.....(........ )
...
Kec maks adalah v 12. ini tercapai ketika 1 ,
maks
sin 2t
4
sin 2t sin ↔
4 2
x n.2 atau x 180 0 ) n.2
2t n.2 dan 2t n.2
4 2 4 2
.... ... ....
2t n.2 dan 2t n.2
2 .... ... ....
.... ....
t n. dan t n.
.... ....
www.m4th-lab.net
Di unduh dari : www.webedukasi.com
... ....
n=0→ t (...). ... ↔ t
8 ....
... ... ....
n=1→ t (...). ↔ t
8 ... ....
5
Jadi, Kec maks = 12 tercapai waktu tersingkat t
8
dv d
Percepatan partikel a adalah a(x) 12 sin(2t )
dt dt 4
a(x) 12 sin(2t ) ↔ a(x) ...... (........)(2t )(...)
4 4
v'(x) 24.....(........ )
...
Perc max adalah amaks 24. ini tercapai ketika cos 2t 1,
4
cos ↔ x n.2 atau x ) n.2
cos 2t
4
2t n.2 dan 2t n.2
4 4
.... ...
2t n.2 dan 2t n.2
.... ...
.... ....
t n. dan t n.
.... ....
... ....
n = 0 → t (...). ... ↔ t
8 ....
... ... ...
n=1→ t ↔ t (...).
... 8 ...
3
Jadi, perc maks = 24 tercapai waktu tersingkat t
8
1. Sebuah permainan anak berbentuk kincir raksasa yang memiliki diameter 10 m sedang
dimainkan di sebuah arena bermain. Kincir tersebut berputar dengan kec sudut
radian/det tepat diatas permukaan tanah, tentukan laju perubahan posisi kedudukan
12
terhadap arah vertikal pada kincir tersebut pada ketinggian 7,5 m dari permukaan tanah
www.m4th-lab.net
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Hubungan ketinggian dari permukaan tanah h(t), radius R, dan sudut θ (t) seperti gambar diatas,
dapat dirumuskan sebagai berikut :
h(t) R Rcos( (t)) R1 cos (t): R = 5 m dan h = 7,5 m
2
(.......) (......)1 cos ↔ cos ( ....... ) ......... radian
... →
... 3
d
Diketahui kec sudut rad/det, maka laju perubahan ketinggian dapat dirumuskan sebagai
dt 12
berikut :
dh dh d (R R cos )( ...)
↔ dh d
d dt d
dt dt ...
dh d d
( R (............) (.....) (R ....... )=
dt ... d d
...
dh dh 5sin 2 ...
Rsin ↔
=
3
dt ... dt ... 3 ...
Jadi, laju perubahan posisi kedudukan terhadap arahvertikal pada kincir tersebut pada ketinggian
5
7,5 m dari permukaan tanah ketika dudukan kincir tersebut bergerak naik adalah 3
24
1. Tentukan turunan sebagai berikut ini (aturan rantai): y 3 t an 4x , Jika x berkurang
2
pada laju 0,4 rad/s. Tentkan laju perubahan y terhadap waktu ketika x
48
2. Sebuah partikel sedang bergerak dengan persamaan perpindahan x 5 cos(2t ) , dengan
3
x dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan :
BAB 5
NILAI MAKSIMUM & MINIMUM, SELANG
KEMONOTONAN DAN KEMIRINGAN GARIS
SINGGUNG KURVA FUNGSI TRIGONOMETRI
Peta Konsep
Nilai Maksimum & Nilai
Minimum, Kemonotonan,
Garis Singgung Fungsi
Maksimum
dan Minimum
Nilai
Maksimum dan Minimum
Bentuk Bentuk
A cos x + B sin x = A sin x+ B cos x
k cos ( x- ᾱ )
Kata Kunci :
Nilai Maksium dan Minimum, Selang kemonotonan dan Kemiringan garis singgung
Di download dari:
43 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 5
NILAI MAKSIMUM, NILAI MINIMUM, SELANG KEMONOTONAN DAN KEMIRINGAN GARIS
SINGGUNG KURVA FUNGSI TRIGONOMETRI
Gambar 5.1
Dalam kehidupan ini kita sering menghadapi masalah guna mendapatkan cara terbaik
untuk melalukan sesuatu. Sebagi contoh, seorang petani ingin memiliki kombinasi tanaman yang
dapat menhasilkan keuntungan terbesar. Seorang dokter ingin memilih dosis terkecil obat yang
akan menyembuhkan penyakit tertentu. Seorang kepala pabrik akan menekan sekecil mungkin
biaya penyebaran barangnya. Kadang kala salah satu dari masalah diatas dapat dirumuskan
sehingga melibatkan pemaksimuman atau peminimuman suatu fungsi pada suatu himpunan yang
dirinci
Suatu fungsi y = f(x) dikatakan mempunyai maksimum relatif/minimum relatif pada suatu
interval pada x = Xo, apabila f(xo) adalah nilai terbesar/terkecil dari nilai pendahulu/penyerta dari
fungsi tersebut. Pada gambar 5.1 diatas titik A(a,f(a)) adalah titik maksimum relatif pada kurva
sebab f(a) > f(x) pada setiap sekitar (neighbourhood) sekecil apapun 0 < Ix – aI < θ. Dan dikatan
bahwa y = f(x) mempunyai maksimum relatif {f(x)=f(a)} jika x = a. Dan dengan jalan yang sama titik
C (c,f(c)) adalah minimum relatif dari kurva, dan dikatakan y = f(x) mempunyai nilai minimum
relatif {f(x)=f(c)} jika x = c.
Di download dari:
44 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Definisi
Andai S[a,c], daerah asal f, memuat titik c.Kita katakan bahwa:
1) f (c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c) ≥ f(x) untuk semua x di S
1) f (c) adalah nilai maksimum f pada S jika f(c) ≥ f(x) untuk semua x di S
1) f (c) adalah nilai minimum f pada S jika f(c) ≤ f(x) untuk semua x di S
1) f (c) adalah nilai ekstrim f pada S jika nilai maksimum atau nilai munimum
Untuk titik A, f’(x) berubah tanda dari positif – nol – negatif, dikatakan f mempunyai nilai balik
maksimum f(a) pada x = a
Untuk titik B, f’(x) berubah tanda dari negatif – nol – negatif, dikatakan f mempunyai nilai belok
horizontal f(b) pada x = b
Untuk titik C, f’(x) berubah tanda dari negatif – nol – positif, dikatakan f mempunyai nilai balik
minimum f(c) pada x = c
Kegiatan 5.1
Menemukan konsep nilai maksimum dan minimum fungsi trigonometri
1) Bentuk A cos x + B sin x = k cos ( x - ᾱ )
Bagaimana menentukan Nilai maksimum dan minimum dari fungsi: 3 cos x + 4 sin x
Diperoleh k cos a = 3 (KW I dan IV) dan sin a = 4 (KW I dan II),
b ....
tg , 53,10 (KW I), k a2 b2 (....)2 (....)2 = ...... .....
a ....
Gambar 5.2
Di download dari:
45 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
..............
y A2 B2
Karena A2> 0 dan B2> 0, maka pastilah :
Nilai minimum ymin A B ,
2 2
Nilai maksimum dari fungsi: f (x) 4cos2 x 14sin2 x 24sin x.cos x 10
Perhatikan 19 adalah bilangan tetap sehingga f(x) maksimum jika (5 cos 2x 12 sin 2x) juga
maksimum. Bentuk : (5 cos 2x 12 sin 2x) atau (12 sin 2x 5 cos 2x) sudah identik sama
A Sin nx + B Cos nx
Di download dari:
47 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
1. Kemonotonan
Gambar 5.5
Titik stasioner terjadi jika terpenuhi f’(x) = 0, yaitu titik dimana gradiennya kurva = nol
Perhatikan Gambar 5.5 bahwa jika suatu titik bergerak sepanjang kurva dari a ke b, maka
nilai fungsi bertambah apabila absis bertambah. Dan juga jika titik bergerak sepanjang kurva dari
Di download dari:
48 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
b ke c maka nilai fungsi berkurang apabila absis bertambah. Dikatakan bahwa f naik pada selang
tertutup [a,b] dan f turun pada selang tertutup [b,c]. Bila fungsi f naik atau turun ada suatu selang
maka f dikatakan monoton pada selang tersebut.
Gambar 5.6
Kurva grafik fungsi y = f(x) (gambar 5.6) terlihat bahwa untuk x < a, gradien garis singgung
g1 positif, yang berarti f’(x) > 0, dan f naik pada interval itu. Untuk x > 0, gradien garis singgung
selalu negatif sehingga f’(x) < 0, dan f turun pada interval tersebut.Sedang untuk x = a, gradien
garis singgung di titik tersebut = 0, garis singgung sejajar sumbu x, sehingga f’(x) = 0, dalam hal ini f
tidak naik dan tidak turun dan dikatakan f stasioner di x = a, Sehingga kurva y = f (x) akan: Naik
jika f’(x) > 0, Turun Jika f’(x) < 0, Stasioner Jika f’(x) = 0
Contoh soal :
1) Jika f(x) = 2x3 - 3x2 - 12x + 7 tunjukan dimana f naik dan f turun
Penyelesaian :
f(x) = 2x3 - 3x2 - 12x + 7 → f’(x) = 6x2 – 6x -12 = 6 (x+1)(x-2), kita perlu menentukan :
Naik jika f’(x) > 0, Turun Jika f’(x) < 0 ↔ (x+1)(x-2) > 0 dan (x+1)(x-2) < 0
Titik pemisah adalah -1 dan 2 ; titik-titik ini membagi sumbu-x menjadi tiga selang
(-∞, 1),(-1,2) dan (2,∞).
Menurut Teorema :
2) Tentukan titik stasioner, nilai stasioner, serta jenisnya untuk fungsi trigonometri
Di download dari:
49 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Penyelesaian :
Kegiatan 5.2
Menentukan Titik Stasioner dan Jenisnya
Budi berjalan di sebuah lintasan yang dinyatakan fungsi: f (x) 2 sin(2x ) 2 , dimana f(x)
2
merupakan ketinggian dari permukaan tanah yang dinyatakan dengan satuan m dan x merupakan
waktu yang dinyatakan dalam detik. Jika budi mulai berjalan dari x = 0 det dan berhenti pada x
=1,5 π det, tunjukan manakah interval budi saat menanjak dan menuruni lintasan.
Penyelesaian :
f (x) 2 sin(2x ) 2 → f ' (x) 4 cos(2x )
2 2
Syarat stasioner f ' (x) 0 ↔ 4 cos(2x ) 0
2
...
cos(2x ) cos ↔
2 ...
x n.2 atau x ) n.2
... ...
(2x ) n.2 atau (2x ) n.2
2 ... 2 ...
... ... ... ...
2x n.2 atau 2x n.2
... ... ... ...
...
x n. atau x ... n.
...
ambil n = bil bulat
n = -1 maka
...
x (...)n. ... x ... (...). ...
...
n = 0 maka
...
x (...)n. ... x ... (...). ...
...
n = -1 maka
...
x (...)n. ... x ... (...). ...
...
3
Sehingga diperoleh nilai x yang memenuhi interval : 0 x
2
Adalah x ..., x ......, x ......, x ........
Tunjukan Uji tanda absis stasioner (interval budi saat menanjak dan menurun)
Gambar 5.7
f (x 2 ) f (x1 )
Gradien AB = mAB , Ambil
x2 x1
x2 x1 h atau x2 x1 h ,
sehingga
mAB f (x1 h)
f (x1 )
h
Apabila yang terjadi jika B kita geser sepanjang kurva y = f(x) mendekati A/ dengan kata lain jika
kita ambil h → 0 ? tampak garis AB makin mendekati garis singgung di titik A. Dengan demikian
gradien garis ab mendekati gradien garis singgung kurva/garis g di titik A (x1 , f (x1 ))
Definisi Turunan
f (x1 h) f (x1 )
m lim m AB lim
h0 h0 h
Menentukan persamaan garis singgung pada kurva y = f(x) dan titik singgung A (x1, y1), maka
y y1
m AB Atau y y1 m(x x1 )
x x1
Di download dari:
52 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Kegiatan 5.3
Garis singgung Kurva Fungsi Trigonometri
Sebuah kurva memiliki persamaan y = sin3 – 3 sin x. Tentukan persamaan garis singgung pada titik
dimana x
3
Penyelesaian :
d
y = sin3 – 3 sin x → y' 3(sin x) 31 (sin x) 3 cos x
dx
2...
m ↔ y' 3sin x (cos x) 3cos x
↔ m 3cos x{..........................} dengan x , maka m
3
m 3cos {...............................} 3(....){(........) }
3
Selanjutnya titik singgung y1 = substirusi x1
3 3
y ... 3 ...
1 (sin ) sin ( ...) 3( ...) .............. .........
3 3 ... ...
Diperoleh titik (x1 , y1 ) (..........,........... ) Pers grs singgungnya: y y1 m(x x1) →
y (.....)1 .......(x 1 )
y ........ .......x .........
.........................................
Persm grs singgungnya adalah 3x 8y 9 3 0
Uji Kompetensi 5.2
Tentukn persamaan garis singgung f (x) cos 2 x 2 cos x , pada titik dengan x = π
Penyelesaian :
f (x) cos 2 x 2 cos x ↔ f ' (x) .........................
BAB 6
DIFERENSIAL LANJUT FUNGSI TRIGONOMETRI
Peta Konsep
Diferensial Lanjut
Trigonometri
Teorema
Nilai Balik
Kata Kunci :
Di download dari:
54 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 6
DIFERENSIAL LANJUT
Dalam materi matematika wajib telah dinyatakan bahwa ada kaitan antara tanda dari
kedua fungsi pada titik stasioner *f’’(x) dengan x = c adalah absis titik stasioner+ dengan jenis titik
stasionernya. Ini dinyatakan dalam teorema berikut :
Teorema Nilai Balik
Misalkan y = f(x) terdefinisi pada selang a < x < b yang muat c, f’(x) dan f”(x) ada untuk setiap
titik pada selang a < x < b. Misal juga f’(c) = 0, yang berarti x = c adalah absis titik stasioner.
1) Jika f”(c) < 0 atau negatif → f(c) adalah nilai balik maksimum
2) Jika f”(c) > 0 atau positif → f(c) adalah nilai balik minimum
Mari kita terapkan teorema metode 2 ini menentukan mana dari kedua absis stasioner
yang telah dihitung sebelumnya, yang merupakan absis titik maks dan minimum (lihat uraian
dibawah ini). Karena metode2 adalah metode uji tanda turunan kedua, maka kita perlu
menentukan dahulu turunan kedua f” (x) sebelum mengujinya.
Penyelesaian metode 1 :
f(x) = sin 2x, 0 ≤ x ≤ π
f’(x) = 2 cos 2x = 2. Cos 2x
d (cos u) d (2x)
f”(x)= 2 2.(sin 2x)(2) 4sin 2x
u x
Dalam menentukan absisnya sebelumnya Metode 1 diperoleh:
1 3
Untuk k = 0, diperoleh x dan x yang absis stasioner
4 4
1 1 1 1
x → f (x) sin 1
sin 2
4 4 4 2
Di download dari:
55 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
3 3 3 3
x → f (x) sin 2 sin 1
4 4 4 2
1 3
Jadi titik stasionernya : ( ,1) dengan nilai stasioner 1 (Maksimum) atau ( ,1) dengan nilai
4 4
stasioner -1 (Minimum)
Metode ke 2:
Jadi, untuk menentukan nilai maksimum dan minimum, kita harus membandingkan kedua diatas
dengan ujung selang yaitu 0 ≤ x ≤ π
Nilai maksimum dan minimum f(x) =sin 2x untuk kedua titik maksimum dan minimum,
1 1
1 → f ( 1 ) sin 2 sin
Nilai Max, x 1
4 4 4 2
3
3 → f ( 3 ) sin 2 sin
3
Nilai Max, x 1
4 4 4 2
Untuk kedua ttik ujung-ujung selang
x (0) =0 → f (0) sin 20 sin 0 0
x → f ( ) sin 2 sin 2 0 ,
Jika keempat nilai ini kita bandingkan, maka jelas terbukti :
nilai maksimum adalah 1 dan nilai minimum adalah -1 (Terbukti Benar)
Kegiatan 6.1
Menentukan Nilai balik maks dan minimum menggunakan Teorema Nilai Balik
Tentukan Nilai minimum mutlak f(x) = 2 sin x + cos 2x , 0 ≤ x ≤2 π
Penyelesaian :
f(x) = 2 sin x + cos 2x , 0 ≤ x ≤2 π
f’(x) = .............................................
titik stasionernya f’(x) = 0, maka 2 (cos x –sin 2x) = 0
cos x – sin 2x = 0 ↔ cos x = sin 2x ↔
1 1
cos x cos( 2x) → x ( 2x)
2 2
Di download dari:
56 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Untuk n = 0, diperoleh
n 0 → x 1 .... 1
atau x ....
.. ..
1 1
n 1→ x .2 ...
1 x (...).2 ... (TM)
... ... ...
1
n ...→ x .2 ...
1
... ...
1
n ...→ x .2 ... (TM)
1
... ...
Jadi ada empat absis titik stasioner yang diperoleh {....,....,....,. .. }
Mari selanjutnya kita terapkan metode 2 ini untuk menentukan mana keempat absis stasioner
yang telah dihitung sebelumnya, yang merupakan abisi titik minimum. Karena metode ke 2
adalah metode uji tanda turunan kedua, mari kita perlu menentukan dahulu turunan kedua f”(x)
sebelum mengujinya.
f’(x) = .............................................
... ... 6
f "( ) 2.sin( ) 4 cos( ) 2( ...) 4(...) ...
... .. .. ... ...
Karena Jika f”(c) < 0 → ... > 0 ( ................. )
Nilai minimum f(x) = 2 sin x + cos 2x, untuk kedua titik balik minimum.
Jika nilai minimum dari fungsi f (x) 1 2cos 2x dalam selang 0 x adalah 1,
4 2
tentukan nilai dari x
3 cos x
Tentukan nilai x dalam selang 0 < x < 2π dimana f (x) adalah stasioner. Tentukan nilai
2 sin x
maksimum mutlak dan minimum mutlak dalam selang yang di berikan
Di download dari:
58 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 7
STATISTIK INFERENSIAL
Peta Konsep
Statistik
Inferensial
Konsep
Variabel Acak
Fungsi
Probabilitas
Fungsi
Distribusi Binomial
Kata Kunci :
Di download dari:
59 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 7
STATISTIK INFERENSIAL
Dalam statistik inferensial diadakan pendugaan parameter, mebuat hipotesis serta melakukan
pengujian hipotesis tersebut sehingga sampai pada kesimpulan yang berlaku umum. Metode
seperti ini disebut juga sattistik induktif, karena kesimpulan yang diambil ditarik berdasarkan pada
informasi dari sebagian data saja. Pengambilan kesimpuln dari statistik inferensial yang hanya
didasarkan pada sebagian data saja yang menyebabkan sifat data tak pasti, memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengetahuan mengenai teori
peluang mutlak diperlukan dalam melakukan metode –metode satistik inferensial.
Di download dari:
60 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Suatu kejadian disebu acak (random event), kalu kejadian tersebut tak dapat ditentukan dengan
pasti sebelumnya.
Kegiatan 7.1
Mencermati konsep variabel acak dan fungsi probabilitas
Perhatikan kegiatan berikut ini :
Pelembaran mata uang logam Rp. 500 dilempar 3 kali. Dimana B = muncul gambar burung, dan B’
= muncul Angka. Hasil pelemparan tersebut :
Pelemparan
Probabilitas Hasil perlemparan
Mungkin
... ...
... ...
Ada .....kemungkinan,
... ...
masing-masing dengan probabilitas .....
... ...
Misal x = banyaknya B setiap pelemparan, maka nilai x = 0,1,2,3.
... ...
X disebut variabel acak diskrit yaitu hasil suatu ekperiment atau
... ... variabel yang nilainya tak dapat ditentukan dengan pasti,
sebelum terjadi.
... ...
... ...
X = 0, berasal B’B’B ’→ P (X = 0) = 18
B. FUNGSI PROBABILITAS
Fungsi probabilitas ialah fungsi acak yang dapat dipergunakan untuk menghitung probabilitas
suatu kejadian acak atau variabel acak. Dalam sub ini kiata hanya membahas fungsi probabilitas
diskrit.
p (x) merupakan fungsi probabilitas diskrit kalau memenuhi dua syarat berikut :
Pertama : 0 ≤ p(x) ≤ 1, paling sedikit nol, tak pernah negatif dan paling besar 1
Mari kita buktikan pelemparan mata uang Rp.500 diatas memenuhi sebagai fungsi probabilitas,
yang memebuhi syarat :
Pertama : 0 ≤ p(x) ≤ 1, paling sedikit nol, tak pernah negatif dan paling besar 1
Nilai p(x) tersebut adalah ....., ......., ......., dan .......
Maka
Sedangkan kalau X variabel kontinu f(x) disebut fungsi kepadatan/densitas/desity function, f (x) ≥ 0
dan f (x)dx 1 , yaitu integral untuk keseluruhan nilai sebesar 1 sampai ∞, sehingga dalam sub
Probabilitas P( X ≤ x ) dengan x adlah bil real (-∞ < x < ∞) Fungsi distribusi dapat diperoleh dari
fungsi probabilitas, yaitu
F(X) = P (X ≤ x) = X x
f (x)
Dengan jumlah pada ruas kanan diambil pada semua nilai u dengan u ≤ x
Kegiatan 7.2
Melakukan penarikan Kesimpulan dengan Fungsi Binomial
Jika X diambil hanya pada suatu bilangan tertentu dari nilai-nilai x1, x2 ,..., xn maka fungsi
distribusi diberikan oleh :
0 -∞ < x < 0
... 2≤x<3
... =
D. FUNGSI BINOMIAL
n!
P(x) . p x .(1 p)n x x = 0, 1, 2, ..., n
x!(n x)!
x = banyaknya sukses atau banyaknya elemen sampel dengan karakteristik yang sedang diamati
atau diperhatikan.
x = banyak gambar burung (=B) yang diperoleh: Nilai x = 0,atau 1, atau 2, atau 3,
n = 3 , dan p = 1 2 , x = 0, 1, 2, 3
Di download dari:
63 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Maka :
10 3! 1 0 1
. .(1 )30 . .( )3
3! 1 3x2x1 1 1
p(0) .1.( )
0!(3 0)! 2 2 3! 2 2 3x2x1 8 8
3! 11 1
p(1) . .(1 )31 ...
1!(3 1)! 2 2
p(2) ..
3
=... =
8
p(3) ...
..
=... =
...
Kegiatan 7.3
Menyelesaikan dan Menyajikan Masalah Fungsi Binomial
1) 10 % dari semacam benda tergolong ke dalam Kategori A. Sebuah sampel berukuran 30 telah
diambil secara acak. Berapa peluang sampel itu akan berisikan kategori A:
a. Semuanya d. Paling sedikit sebuah
b. Sebuah e. Paling banyak dua buah
c. Dua buah
Penyelesaian :
Kita artikan X = banyak kategori A, maka P = peluang benda ternasuk kategori A = 10 % = 0,10.
a. Semua tergolong kategori A berarti X = 30, n = 30
n!
P(x) . p x .(1 p)n x x = 0, 1, 2, ..., n
x!(n x)!
30!
P(x 30) .0,1030.(1 0,10)3030
30!(30 30)!
...
0 ......
... 10
30! 30
P(x 30) 30!(0)! .0,10 .(0,90)
30
b. Sebuah kategori A berarti X = 1, n = 30
30!
P(x 1) .0,101.(1 0,10)301
30!(30 1)!
=......................
=......................... 0,1409
Di download dari:
64 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
2) Sebuah dadu digelindingkan empat kali. Jika X ditetapkan sebagai variabel acak untuk
menampilkan banyak muncul sisi berangka 6, tentukanlah X :
Jika variabel acak X untuk menampilkan banyak munculnya mata dadu 6, maka untuk percobaan 4:
X = 0, menyatakan tidak muncul mata dadu 6
X = 1, menyatakan muncul mata dadu 6 sebanyak satu kali
X = ..., menyatakan muncul mata dadu 6 sebanyak ....... kali
X = ..., menyatakan muncul mata dadu 6 sebanyak ...... kali
X = .... , menyatakan muncul mata dadu 6 sebanyak empat kali
1
Peluang muncul mata dadu 6 = P(6) ,
6
1 5
Peluang muncul mata dadu bukan 6 = P(6)c 1 p 1 ,
6 6
n!
Maka : P(x) . px .(1 p)n x
x!(n x)!
Di download dari:
65 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
P(x) ...
P(x) ...
P(x) ...
P(x) ...
P(x) ...
Di download dari:
42 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
BAB 8
DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
Peta Konsep
Kata Kunci :
BAB 8
DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
Jika variabel acak kontinu X mempunyai fungsi densitas pada X = x dengan persamaan :
1 x 2
1 ( )
f (x) 2
2 e
Dengan
π = nilai konstan yang bila ditulis hingga 4 desimal, π = 3,1416
e = bilangan konstan, bila ditulis hingga 4 desimal, e = 2,7183
µ = parameter, ternyata merupakan rata-rata distribusi
σ = parameter, merupakan simpangan baku untuk distribusi
dan nilai x mempunyai batas -∞ < x < ∞, maka dikatakan bahwa variabel acak X berdistribusi
normal. Sifat-sifat penting distribusi normal :
1) Grafiknya selalu ada di atas sumbu datar x
2) Bentuknya simetrik terhadap x = µ
0,3989
3) Mempunyai satu modus, jika kurva uniimodal, tercapai pada x = µ sebesar
4) Grafiknya mendekati (berasimtotkan) sumbu datar x dimulai dari x = µ + 3 σ ke kanan dan
x = µ - 3 σ ke kiri
5) Luas daerah grafik selalu sama dengan satuan persegi.
Untuk tiap pasang µ dan σ, sifat-sifat di atas selalu di penuhi, hanya bentuk kurvanya saja yang
berlainan. Jika σ makin besar, kurva makin rendah (platikurtik) dan untuk σ makin kecil, kurva
makin tinggi (leptokurtik)
Di download dari:
44 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
www.webedukasi.com
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Jika X sebuah variabel acak kontinu Karena ada hubungan dengan sifat fungsi probabilitas bilitas
1 x 2
1 ( )
Di download dari:
45 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Fungsi normal, mempunyai bentuk kurva yang simetris terhadap rata-ratanya. Luas kurva
disebelah kiri sama dengan di sebelah kanan rata-ratanya yaitu 0,5 atau 50%. Apabila x mengikuti
fungsi normal , maka menurut teorema normal ada fenomena tersebut :
1) ±68,27% dari kasus ada dalam daerah satu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara
µ - σ dan µ + σ (observasi mempunyai nilai X berjarak 1σ dari rata-ratanya)
2) ±95,45% dari kasus ada dalam daerah satu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara
µ - 2σ dan µ + 2σ (observasi mempunyai nilai X berjarak 2σ dari rata-ratanya)
3) ±99,37% dari kasus ada dalam daerah satu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara
µ - 3σ dan µ + 3σ (observasi mempunyai nilai X berjarak 3σ dari rata-ratanya)
Perhatikan, bahwa setiap nilai dalam tabel menunjukkan luas daerah di bawah kurva yang dibatasi
oleh nilai Z = 0 sampai dengan Z = tertentu (maksudnya jarak terhadap rata-rata) seperti contoh
dibawah ini.
Kalau nilai variabel yang diberikan belum berupa standar normal harus di standarkan
X
dahulu dengan rumus Z , ingat bahwa luas seluruh kurva = 1 artinya probabilitas Z
mengambil antara = -∞ s/d +Z sebesar 1 (luas seluruh kurva) yaitu Pr (-∞ < Z < ∞) = 1 dan
Pr (-∞ < Z < 0) = Pr (0 < Z < ∞) = 0,5 (karena simetris terhadap titik 0, tempat rata-rata Z)
Kegiatan 8.1
Mecermati dan Memahami Kurva Normal
Perhatikan Soal berikut ini :
Di dalam persoalan khusus d dalam pengujian hipotesis (testing hypotesis) dan teori
perkiraan interval (interval estimation theory) kita sering harus mencari berapa besarnya nilai Z
apabila luas daerah dibawah kurva sudah diketahui.
Misal carilah besaran nilai Z sedemikian rupa sehingga daerah di sebelah kanannya = 10 %
Berat yang lebih dari 4.500 gr pada grafiknya ada disebelah kanan z = 2,31. Luas daerah ini = 0,5 –
0,4896 = 0,0104.
Jadi ada 1,04% dari bayi yang beratnya lebih dari 4.500 gr
0,4896
c) Dengan berat kecil atau sama dengan 4.000 g, maka beratnya harus lebih kecil dari
4.000,5
..... gr 3.750 gr
Z ... (Lihat Daftar F)
325 gr
Daftar F diperoleh 0,2794
Peluang berat bayi lebih kecil atau sama dengan 4.000 gr = 0,5 – ............ = ..............
Jadi banyak bayi = (..............)(.....................)= ........
Sketsa Grafiknya :
..............................................
...........................................
Di download dari:
72 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Sebelum mempelajari cara menarik kesimpulan, kita telah mengenal istilah parameter.
Parameter dapat berupa taksiran dari populasi yang akan ditaksir dan diuraikan dalam bentuk rata-
rata, simpangan baku dan persen. Taksiran atau penafsiran sebaiknya berupa interval atau selang
taksiran yang akan dikenal sebagai arti sempit sebagai derajat kepercayaan/koefisien kepercayaan
merupakan pernyataan dalam bentuk peluang. Berdasarkan penaksiran yang dilakukan, lalu
kesimpulan dibuat bagaimana atau berapa besar harga parameter itu melalui pengujian hipotesis.
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau
dugaan itu dihususkan mengenai populasi, umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi,
maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan
karenanya pelu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Untuk pengujian
hipotesis, peneitian dilakukan sampel acak diambil, nilai-nilai statistik yang perlu dihitung
kemudian dibandingkan menggunakan kriteria tertentu dengan hipotesis.
Jika hasil yang dapat dari penelitian itu, dalam pengertian peluang, jauh berbeda dari hasil
yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya,
hipotesis diterima. Perlu dijelaskan di sini bahwa meskipun berdasarkan penenlitian kita
menerima atau menolak hipotesis, tidak berarti bahwa kita telah membuktikan atau tidak
membuktikan kebenaran hipotesis. Yang kita perlihatkan hanyalah menerima atau menolak
hipotesis saja.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi,
dikenal dengan nama-nama :
Kekeliruan tipe I : ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima
Kekeliruan tipe II : Ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Untuk mengingat hubungan antara hipotesis, kesimpulan dan tipe kekeliruan dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 8. 1 Tipe Kekeliruan Membuat Kesimpulan Tentang Hipotesis
Keadaan Sebenarnya
Kesimpulan
Hipotesis Benar Hipotesis Salah
Terima Hipotesis Benar Keliruan (Tipe II)
Tolak Hipotesis Keliruan (Tipe I) Benar
Agar penelitian dapat dilakukan maka kedua tipe kekeliruan itu kita nyatakan dalam
peluang. Menuat peluang tipe I bisa dinyatakan dengan kekeliruan α dan peluang tipe II
dnyatakan dengan kekeliruan β. Dalam penggunaanya α disebut taraf signifikan atau taraf
nyata/arti. Harga α yang biasa digunakan yaitu α = 0,01 atau α = 0,05. Dengan α = 0,05 arti taraf
nyata 5 %, berarti kira-kira 5 dari 100 kesimpulan bahwa kita akan menoloka hipotesis yang
seharusnya diterima. Dengan kata lain kira-kira 95 % yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan
yang benar. Dalam hal demkian dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada taraf 0,05 yang
berarti kita mungkin salah dengan peluang 0,05.
Untuk setiap pengujian dengan α yang ditentukan, besar β dapat dihitung. Harga (1 – β)
dinamakan kuasa uji. Ternyata nilai β berbeda untuk harga parameter yang berlainan, Jadi β
bergantung pada parameter, katakanlah θ, sehingga didapat β(θ) sebuah fungsi yang bergantung
pada θ. Bentuk β(θ) dinamakan fungsi ciri operasi dan 1 – β(θ) disebut fungsi kuasa.
Di download dari:
73 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Kalau yang sedang diuji itu parameter θ (dalam penggunaannya nanti θ bisa rata-rata μ,
proporsi π, simpangan baku σ dan lain-lain) :
H0 : θ = θ o
H1 : θ ≠ θ o Hipotesis yang perumusannya mengandung pengertian
H0 : θ = θ o sama atau tidak memiliki perbedaan, disebut hipotesis nol
H1 : θ > θ o (Ho) melawan hipotesis tandingan (H1) yang mengandung
H0 : θ = θ o pengertian tidak sama., lebih besar atau lebih kecil.
H1 : θ < θ o
Langkah selanjutnya kita pilih bentuk statistik mana yang harus digunakan, apakah Uji Z, t,
X, F atau lainnya, Harga statistik yang dipilih dihitung dari data sampel yang dianalisis. Kemudian,
berdasarkan pilihan taraf nyata α (ukuran daerah kritis), kriteria pengujian kita tentukan. Peran
hipotesis tandingan (H1) dalam menentukan daerah kritis adalah sebagai berikut:
1) Jika tandingan H1 mempunyai perumusan tidak sama, Maka dalam distribusi statistik yang
digunakan normal untuk angka Z, didapat dua daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap
ujung adalah ½α. Karena adanya dua darah penolakan ini , maka pengujian hipotesis
dinamakan uji dua pihak
2) Untuk tandingan H1 mempunyai perumusan lebih besar , maka dalam distribusi statistik yang
digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kanan. Luas daerah
kritis penolakan ini sama dengan α.
Harga d didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang ditentukan oleh α,
menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan (Ho). Kriteria yang dipakai adalah tolak
Di download dari:
74 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Ho jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel tidak kurang dari d. Dalam Hal lain diterima Ho.
Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kanan
3) Untuk tandingan H1 mempunyai perumusan lebih kecil, maka dalam distribusi statistik yang
digunakan didapat sebuah daerah kritis yang letaknya di ujung sebelah kiri. Luas daerah kritis
penolakan ini sama dengan α.
Harga d didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang ditentukan oleh α,
menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan (Ho). Kriteria yang dipakai adalah
terima Ho jika statistik yang dihitung berdasarkan sampel lebih besar dari d. Dalam Hal lain Ho kita
tolak. Pengujian ini dinamakan uji satu pihak, tepatnya pihak kiri
Kegiatan 8.3
Menguji Hipotesis rata-rata μ, permasalahan berdistribusi Normal dengan rata-rata μ
dan simpangan baku σ
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai sekitar 800 jam. Akhir-
akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai lampu itu telah berubah. Untuk menentukan hal ini,
dilakukan penelitian dengan jalan menuji 50 lampu. Ternyata rata-ratanya 792 jam. Dari
pengalaman, diketahui bahwa simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah dengan taraf
nyata 0,05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau belum.
Penyelesaian :
Dengan memisalkan masa hidup lampu berdistribusi normal, maka kita akan menguji
H0 : μ = 800 jam → Berarti lampu itu masa pakainya sekitar 800 jam
H1 : μ ≠ 800 jam → Berarti kualitas lampu telah berubah dan bukan 800 jam lagi
X
Z , untuk simpangan baku σ diketahui, ẋ =792, n = 50, σ = 60 jam, μo = 800 jam
n
.... ....
Z 0,94
.... ....
...
Kriteria dipakai dari daftar normal baku untuk uji dua pihak dengan θ = 0,05 yang memberikan Z
(0,475) = 1,96 adalah
Di download dari:
75 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Terima Ho jika z hitung terletak antar -1,96 dan 1,96. Dalam hal lain Ho ditolak.
Dari penelitin sudah didapat z = -0,94 dan ini jelas terletak dalam daerah penerimaan Ho.
Jadi Ho diterima
Ini berarti dalam taraf nyata 0,05. Penelitian memperlihatkan bahwa memang masa pakai lampu
masih sekitar 800 jam. Jadi belum berubah.
Jika dari soal diatas simpangan baku populasi tidak diketahui, dari data sampel didapat s = 55 jam
(s = simpangan baku yang dihitung dari sampel) dan n = 50, maka
X
t , untuk simpangan baku σ tidak diketahui (Distribusi Student, dengan dk = n – 1)
s
n
... ... ...
t 1,029 (dengan dk = 49)
... ...
...
Dari daftar distribusi student dengan α = 0,05 dengan dk = 49 untuk uji dua pihak didapat t = 2,01.
Kriteria pengujian terima ho jika t hitung terletak antara -2,01 dan 2,01 Sedangkan dalam hal
lainnya Ho ditolak.
Penelitian menghasilkan t = -1,029 yang jelas terletak dalam daerah penerimaan
Proses pembuatan barang rata-rata meghasilkan 15,7 unit perjam. Hasil produksi mempunyai
varians = 2,3. Metode baru diusulkan untuk menganti yang lama jika rata-rata perjam
menghasilkan paling sedikit 16 buah. Untuk menentukan apakah metode diganti atau tidak,
metode baru dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata perjam menghasilkan 16,9 buah. Pengusaha
bermaksud mengambil resiko 5% untuk mengunakan metode baru apabila metode ini rata-rata
menghasilkan lebih dari 16 buah. Apakah keputusan si pengusaha.
Penyelesaian :
Di download dari:
76 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII
Di unduh dari : www.webedukasi.com
Dengan memisalkan masa hidup lampu berdistribusi normal, maka kita akan menguji
H0 : μ = 16 → Berarti rata-rata hasil metode baru paling tinggi 16. Jika ini terjadi, metode lama
masih dipertahankan.
H1 : μ > 16 → Berarti rata-rata hasil metode baru lebih dari 16.dan karenanya metode lama
dapat diganti.
X
Z , ẋ =16,9, n = 20, σ =2,3, μo = 16 buah
n
.... ....
Z 2,65
.... ....
...
Dari penelitian didapat z = 2,65 yang jelas jatuh pada daerah kritis. Jadi Ho ditolak. Ini
menyimpulkan bahwa metode baru dapat menggantikan metode lama dengan mengambil risiko
5%. Peluang tersebut adalah
P (Z ≥ 2,65 ) = 0,5 – 0,4960 = ...
Ini berarti :
Berdasarkan penelitian yang dilakukan. Kesempatan melakukan kekeliruan ketika memutuskan
mengambil metode baru adalah 4 dari setiap 1000, Dalam hal ini biasanya dituliskan bahwa
peluang P < 0,05 bahkan P < 0,01.
Di download dari:
77 | Matematika Peminatan SMA/MA Kelas XII