Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian

1.1 Latar Belakang

Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada semua orang, baik yang sudah bisa

berenang apalagi yang belum bisa berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang sering terjadi di

kolam renang adalah tenggelam dan merupakan salah satu resiko terbesar dalam aktivitas

renang. Berawal dari kegiatan berenang ini terjadi kemungkinan cedera, kram, tenggelam

hingga sampai pada kematian. Mengurangi kemungkinan tenggelam atau jenis cedera air

lainnya merupakan tanggung jawab bersama antara guru pendidikan jasmani, instruktur renang,

orang tua, orang dewasa, dan lifeguard. Namun demikian membekali diri dengan kemampuan

pengetahuan keamanan dan penyelamatan merupakan sebuah tindakan bijaksana. Mengapa

demikian, karena kecelakaan air seperti tenggelam dapat diatasi dengan standart minimal

penyelamatan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia. Pada

kenyataannya rekreasi berenang ini diikuti oleh banyak orang mulai anak-anak, dewasa, bahkan

orang tua laki maupun perempuan. Sebagai tambahan, kolam renang dapat menjadi sangat

terkenal sebagai pusat fitness dan rehabilitasi (Clement, 1997). Oleh karena itu guru pendidikan

jasmani, pelatih renang, dan para perenang (pengunjung umum) harus merencanakan sebuah

langkah antisipasi akan keadaan bahaya dalam olahraga berenang.

Tenggelam (drowning) merupakan cedera oleh karena perendaman

(submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 24 jam.

Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari 24 jam maka disebut dengan istilah
near drowning. Dalam sepuluh tahun terakhir, lebih dari 50.000 orang meninggal akibat

tenggelam di Amerika Serikat, dan merupakan penyebab kematian terbanyak ke-4 akibat

kecelakaan secara umum (novita, 2009)

Menurut World Health Organization (WHO) 0,7% dari seluruh kematian didunia atau

lebih dari 500.000 kematian setiap tahun disebabkan karena tenggelam. Pada tahun 2004

diseluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal karena tenggelam, angka ini menempati

urutan ke-3 kematian didunia akibat cedera tidak disengaja dan menurut Global Burden of

Disease (GBD) bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat

tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan transportasi laut, dan bencana lainnya

(novita, 2009)

Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah pernapasan dan

kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong kehidupan jantung dasar dengan

menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari luar melalui resusitasi, dan mencegah

insufisiensi. Penanganan kegawatdaruratan korban tenggelam sebaiknya memastikan terlebih

dahulu kesadaran, system pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi dan interaksi yang

konstan dengan korban. Korban tenggelam merupakan salah satu kegawatdaruratan yang perlu

penanganan segera (novita, 2009).

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan mencapai 3,25 juta

km2 atau sekitar 63% wilayah Indonesia dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km hal

ini menjadikan Negara Indonesia sangat berpotensi untuk terjadinya kecelakaan transportasi

di laut khususnya pada masyarakat pesisir yang mayoritas bekerja di laut dan wisatawan pantai

yang berpotensi terhadap kejadian tenggelam. (Naskah Akademis. 2015).

Di Indonesia angka korban meninggal tenggelam akibat bencana alam menurut Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 44 orang selama tahun 2013, angka itu

relatif sedikit dibandingkan dengan korban meninggal tenggelam di laut menurut Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada tahun 2013 sebanyak 65 korban jiwa,

sementara korban meninggal akibat tenggelam di kota Manado, sesuai data Tim Badan Sar

Manado angka kematian korban tenggelam tahun 2013 sebanyak 12 orang. Berdasarkan

uraian diatas, mengenai jumlah korban tenggelam serta pentingnya penanganan pertama pada

korban tenggelam maka peneliti tertarik untuk melihat pengaruh bantuan hidup dasar terhadap

kemampuan penjaga kolam renang dalam melakukan pertolongan pertama pada korban

tenggelam di kolam renang Kota Malang mengingat bahwa daerah ini merupakan daerah yang

memiliki wisata perairan yang sangat banyak, dengan mata pencaharian utama penjaga kolam

renang di Kota Malang serta belum pernah dilakukannya pendataan tentang korban tenggelam

baik dari kepolisian maupun Dinas Kesehatan dan belum pernah dilakukannya penelitian

maupun sosialisasi terhadap pengetahuan penjaga kolam renang tentang penanganan pertama

korban tenggelam dan bantuan hidup dasar sehingga penelitian ini dianggap perlu guna

meningkatkan kualitas kemampuan dan pemahamanpenjaga kolam renang tentang kasus

kegawatdaruratan di air.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang menjadi fokus

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh bantuan hidup dasar terhadap

kemampuan penjaga kolam renang dalam melakukan pertolongan pertama pada korban

tenggelam”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kemampuan penjaga kolam renang tentang pertolongan

pertama pada kejadian korban tenggelam di kolam renang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat kemampuan penjaga kolam renang berdasarkan tingkat tanggap

darurat pada pertolongan pertama pada kejadian korban tenggelam di air dan di darat.

b. Mengetahui tingkat kemampuan penjaga kolam renang berdasarkan tingkat


memahami mengenai pertolongan pertama pada kejadian tenggelam dia air dan di
darat.
c. Mengetahui tingkat kemampuan penjaga kolam renang berdasarkan tingkat aplikasi

mengenai pertolongan pertama pada kejadian tenggelam di air dan di darat.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan bacaan di

perpustakaan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Malang Prodi Lawang


dan memberikan sumbangan khususnya dalam bidang kepustakaan yang terkait

dengan kegawat daruratan tenggelam.

b. Bagi Peneliti

Untuk menambah dan memberikan pengetahuan agar terwujud pengetahuan

baik tentang pertolongan pertama pada kejadian tenggelam sehingga mengurangi

angka kejadian kematian dan cidera akibat tenggelam.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Pendiri Kolam.

Meningkatkan kemampuan penjaga kolam renang tentang pertolongan pertama

pada kejadian tenggelam.

b. Bagi Responden.

Meningkatkan kemampuan responden agar terbentuk perilaku menghindari

faktor resiko terjadinya kematian akibat tenggelam.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Sebagai referensi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan tentang

pertolongan pertama pada kejadian tenggelam di air dan di darat

Anda mungkin juga menyukai