PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian
Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada semua orang, baik yang sudah bisa
berenang apalagi yang belum bisa berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang sering terjadi di
kolam renang adalah tenggelam dan merupakan salah satu resiko terbesar dalam aktivitas
renang. Berawal dari kegiatan berenang ini terjadi kemungkinan cedera, kram, tenggelam
hingga sampai pada kematian. Mengurangi kemungkinan tenggelam atau jenis cedera air
lainnya merupakan tanggung jawab bersama antara guru pendidikan jasmani, instruktur renang,
orang tua, orang dewasa, dan lifeguard. Namun demikian membekali diri dengan kemampuan
demikian, karena kecelakaan air seperti tenggelam dapat diatasi dengan standart minimal
Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia. Pada
kenyataannya rekreasi berenang ini diikuti oleh banyak orang mulai anak-anak, dewasa, bahkan
orang tua laki maupun perempuan. Sebagai tambahan, kolam renang dapat menjadi sangat
terkenal sebagai pusat fitness dan rehabilitasi (Clement, 1997). Oleh karena itu guru pendidikan
jasmani, pelatih renang, dan para perenang (pengunjung umum) harus merencanakan sebuah
(submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 24 jam.
Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari 24 jam maka disebut dengan istilah
near drowning. Dalam sepuluh tahun terakhir, lebih dari 50.000 orang meninggal akibat
tenggelam di Amerika Serikat, dan merupakan penyebab kematian terbanyak ke-4 akibat
Menurut World Health Organization (WHO) 0,7% dari seluruh kematian didunia atau
lebih dari 500.000 kematian setiap tahun disebabkan karena tenggelam. Pada tahun 2004
diseluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal karena tenggelam, angka ini menempati
urutan ke-3 kematian didunia akibat cedera tidak disengaja dan menurut Global Burden of
Disease (GBD) bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat
tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan transportasi laut, dan bencana lainnya
(novita, 2009)
Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah pernapasan dan
menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari luar melalui resusitasi, dan mencegah
dahulu kesadaran, system pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi dan interaksi yang
konstan dengan korban. Korban tenggelam merupakan salah satu kegawatdaruratan yang perlu
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan mencapai 3,25 juta
km2 atau sekitar 63% wilayah Indonesia dan memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km hal
ini menjadikan Negara Indonesia sangat berpotensi untuk terjadinya kecelakaan transportasi
di laut khususnya pada masyarakat pesisir yang mayoritas bekerja di laut dan wisatawan pantai
Di Indonesia angka korban meninggal tenggelam akibat bencana alam menurut Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 44 orang selama tahun 2013, angka itu
relatif sedikit dibandingkan dengan korban meninggal tenggelam di laut menurut Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada tahun 2013 sebanyak 65 korban jiwa,
sementara korban meninggal akibat tenggelam di kota Manado, sesuai data Tim Badan Sar
Manado angka kematian korban tenggelam tahun 2013 sebanyak 12 orang. Berdasarkan
uraian diatas, mengenai jumlah korban tenggelam serta pentingnya penanganan pertama pada
korban tenggelam maka peneliti tertarik untuk melihat pengaruh bantuan hidup dasar terhadap
kemampuan penjaga kolam renang dalam melakukan pertolongan pertama pada korban
tenggelam di kolam renang Kota Malang mengingat bahwa daerah ini merupakan daerah yang
memiliki wisata perairan yang sangat banyak, dengan mata pencaharian utama penjaga kolam
renang di Kota Malang serta belum pernah dilakukannya pendataan tentang korban tenggelam
baik dari kepolisian maupun Dinas Kesehatan dan belum pernah dilakukannya penelitian
maupun sosialisasi terhadap pengetahuan penjaga kolam renang tentang penanganan pertama
korban tenggelam dan bantuan hidup dasar sehingga penelitian ini dianggap perlu guna
kegawatdaruratan di air.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh bantuan hidup dasar terhadap
kemampuan penjaga kolam renang dalam melakukan pertolongan pertama pada korban
tenggelam”?
darurat pada pertolongan pertama pada kejadian korban tenggelam di air dan di darat.
1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan bacaan di
b. Bagi Peneliti
b. Bagi Responden.