KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : Kamis, 15 Juni 2017
SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT : RSUD KOJA
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Tn. SH Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat / tanggal lahir : Salatiga, 19 May 1958 Suku Bangsa : Sunda
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Pendidikan :
Alamat : Tanggal masuk RS:
A. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 5 Desember 2017 Jam : 06.30
Keluhan utama:
Begah sejak 3 hari SMRS
ANAMNESIS SISTEM
Catat keluhan tambahan positif disamping judul – judul yang bersangkutan
Harap diisi: Bila ya (+), bila tidak (-).
Kulit
( - ) Bisul ( - ) Rambut ( - ) Keringat malam
( - ) Kuku ( - ) Kuning / Ikterus ( - ) Sianosis
( - ) Lain - lain
Kepala
( - ) Trauma ( - ) Sakit kepala
( - ) Sinkop ( + ) Pusing (Pusing Berdenyut)
Mata
( - ) Nyeri ( - ) Radang
( - ) Sekret ( - ) Gangguan penglihatan
Telinga
( - ) Nyeri ( - ) Gangguan pendengaran
( - ) Sekret ( - ) Kehilangan pendengaran
( - ) Tinitus
Hidung
( - ) Trauma ( - ) Gejala penyumbatan
( - ) Nyeri ( - ) Gangguan penciuman
( - ) Sekret ( - ) Pilek
( - ) Epistaksis
Mulut
( - ) Bibir ( - ) Lidah
( - ) Gusi ( - ) Gangguan pengecap
( - ) Selaput ( - ) Stomatisis
Tenggorokan
( - ) Nyeri tenggorokan ( - ) Perubahan suara
Leher
( - ) Benjolan ( - ) Nyeri leher
Dada ( Jantung / Paru – paru)
( - ) Nyeri dada ( + ) Sesak napas
( - ) Berdebar ( - ) Batuk darah
( - ) Ortopnoe ( - ) Batuk
Abdomen (Lambung/ Usus)
( + ) Rasa Penuh ( - ) Wasir
( + ) Mual ( - ) Mencret
( + ) Muntah ( - ) Tinja darah
( - ) Muntah darah ( - ) Tinja berwarna dempul
( - ) Sukar menelan ( - ) Tinja berwarna ter
( + ) Nyeri perut ( - ) Benjolan
( - ) Perut membesar
Saluran kemih / Alat kelamin
( - ) Disuria ( - ) Kencing nanah
( - ) Stranguri ( - ) Kolik
( - ) Polliuria ( - ) Oliguria
( - ) Polakisuria ( - ) Anuria
( - ) Hematuria ( - ) Retensi urin
( - ) Kencing batu ( - ) Kencing menetes
( - ) Ngompol (tidak disadari) ( - ) Penyakit prostat
BERAT BADAN
Berat badan rata-rata (Kg) :-
Berat tertinggi kapan (Kg) :-
Berat badan sekarang (Kg) : 59 kg
Tetap ( )
Turun ( )
Naik (√ )
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : ( ) Di rumah ( √ ) Rumah Bersalin ( ) R.S. Bersalin
Ditolong oleh : ( ) Dokter ( √ ) Bidan ( ) Dukun ( ) lain - lain
Riwayat Imunisasi
( ) Hepatitis ( ) BCG ( ) Campak ( ) DPT ( ) Polio ( ) Tetanus
Pasien tidak tahu
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari : 2 kali/hari
Jumlah / Hari : 2 piring besar/hari
Variasi / Hari : Bervariasi
Nafsu makan : Menurun
Pendidikan
Kesulitan
Keuangan : Tidak ada
Pekerjaan : Tidak ada
Keluarga : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
B. PEMERIKSAAN JASMANI
Tanggal : 5 Desember 2017 Jam : 06.30
Pemeriksaan umum
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 59 kg
Keadaan umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 137/84 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 37°C
Pernapasan (Frekuensi dan tipe) : 24 x/menit
Keadaan gizi : Beresiko (IMT: 23.04)
Sianosis : Tidak ada
Udema umum : Tidak ada
Habitus : Asthenikus
Cara berjalan : Sedikit terganggu dengan perut yang membesar
Mobilisasi (Aktif / Pasif) : Aktif
Umur menurut perkiraan pemeriksa : Sesuai dengan usia seharusnya
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : Biasa
Proses pikir : Wajar
Kulit
Warna : Sawo matang Effloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata Pembuluh darah : Teraba
Suhu raba : Normothermi Lembab / kering : Lembab
Keringat : Umum (+) Turgor : Kembali cepat
Setempat (-) Ikterus : Tidak ada
Lapisan lemak : Merata Edema : Tidak ada
Lain-lain
Kepala
Ekspresi wajah : Kesakitan Sedang Simetri muka : Simetris
Rambut : Hitam, merata Nyeri tekan sinus paranasal : Tidak ada
Mata
Exophthalmus : Tidak ada Enopthalmus : Tidak ada
Kelopak : Edema (-) Lensa : Jernih
Konjungtiva : Anemik (+/+) Visus : Tidak dilakukan
Sklera : Ikterik (+/+) Gerakan mata : Aktif
Lapangan penglihatan : Tidak dilakukan Tekanan bola mata : Tidak dilakukan
Deviatio konjugae : Tidak ada Nystagmus : Tidak ada
Telinga
Tuli : Tidak dilakukan Selaput pendengaran : Tidak dilakukan
Lubang : Tidak dilakukan Penyumbatan : Tidak dilakukan
Serumen : Tidak dilakukan Perdarahan : Tidak dilakukan
Cairan : Tidak dilakukan
Mulut
Bibir : Normal Tonsil : Tidak dilakukan
Langit-langit : Normal Bau pernapasan : Tidak ada
Gigi geligi : Utuh Trismus : Tidak ada
Faring : Tidak hiperemis Selaput lendir : Normal
Lidah : Tidak kotor
Leher
Tekanan vena Jugularis (JVP) : Dilakukan (5 – 2 mmHg)
Kelenjar tiroid : Tidak dilakukan
Kelenjar limfe : Tidak dilakukan
Dada
Bentuk : Simetris, sela iga normal
Pembuluh darah : Tidak ada kelainan
Buah dada : Normal
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, garis midclavicularis kiri
Perkusi : Batas kanan : ICS II linea parasternal kiri
Batas kiri : ICS V, sedikit lebih lateral linea midclavicula kiri
Batas atas : ICS IV, linea sternal kanan
Auskultasi : BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Pembuluh darah
Arteri Temporalis : Tidak dilakukan
Arteri Karotis : Tidak dilakukan
Arteri Brakialis : Tidak dilakukan
Arteri Radialis : Teraba pulsasi
Arteri Femoralis : Tidak dilakukan
Arteri Poplitea : Tidak dilakukan
Arteri Tibialis Posterior : Tidak dilakukan
Arteri Dorsalis Pedis : Tidak dilakukan
Perut
Inspeksi : Perut membuncit
Tidak tampak kelainan, lesi dan bekas operasi
caput medusae ( - ) spider nevi ( - )
Palpasi Dinding perut : Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan
kuadran kiri atas
Hati : Tidak teraba
Limpa : Teraba pembesaran (Schuffner 2)
Ginjal : Ballotement ( - )
Lain-lain : Tidak ada
Undulasi : (+)
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Natrium (Na) 142 mEq/L 135 ~ 147
Kalium (K) 3.82 mEq/L 3,5 ~ 5,0
Clorida (Cl) 103 mEq/L 96 ~ 108
Fungsi Ginjal
Ureum 20.8 mg/dL 16,6 ~ 48,5
EKG
Kesan: Normal
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Laboratorium di RSUD KOJA
Tanggal: 4 Desember 2017 Jam: 14.23
Kesan :
- Asites Masif
- Sirosis Hepatis
- Splenomegali
D. RINGKASAN (RESUME)
Tn. SH 59 tahun, begah sejak 3 hari SMRS. Keluhan begah disertai dengan mual- muntah, dan
sesak napas setelah pasien makan. Nafsu makan pasien menurun. Perut semakin membesar sejak 6
bulan SMRS. Nyeri pada perut kanan-kiri atas, semakin memberat. BAB terlambat 1-2 hari. riwayat
konsumsi alkohol selama lebih dari 10 tahun, frekuensi konsumsi alkohol 4-6x/minggu, dengan
volume 1-2 botol. Pasien mengobati kehuhan dengan obat anti nyeri.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan 24 x/menit. Konjungtiva anemis +/+, sklera
ikterik +/+, perut membuncit, splenomegali (schuffner 2), shifting dullness (+), undulasi (+). Dari
pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan Hb 9.3 /dL, trombosit 78.000 μL, Albumin 3.18 g/Dl,
GDS 198 mg/dL. Hasil USG abdomen didapatkan kesan Sirosis hati, asites masif dan splenomegali.
DAFTAR MASALAH
1. Asites Masif
2. Sirosis Hati
3. Pansitopenia
4. Hiperglikemi Reaktif
1. Asites Masif
Dasar Diagnosis :
Dipikirkan asites masif karena berdasarkan anamnesis di dapatkan perut dirasakan
semakin membesar. Nyeri pada perut kanan-kiri atas, dirasakan semakin memberat. Nyeri
memberat saat perubahan posisi ke arah yang sakit. Begah, mual yang terkadang disertai dengan
muntah, dan sesak napas lebih dirasakan memberat setelah pasien makan. Nafsu makan semakin
menurun. Riwayat konsumsi alkohol selama lebih dari 10 tahun, frekuensi konsumsi alkohol 1-
2x/minggu, dengan volume 1 botol/hari.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pernapasan 24 x/menit, perut membuncit, shifting
dullness (+), undulasi (+).
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Albumin 3.18 g/dL. USG Abdomen dengan kesan
Asites Masif.
Diagnosis ini adalah diagnosis pasti karena sesuai dengan klinis, dan USG abdomen
penderita asites.
Rencana Diagnositik
Rencana Pengobatan
1. Diet rendah garam II (600-800 mg Na). Pada pengolahan makanan boleh menggunakan ½
sdt garam dapur (2 g). Hindari bahan makanan yang mengandung kadar natrium yang
tinggi.
Pada pengobatan dengan menggunakan first line treatment dengan restriksi sodium dengan
diuretik (spinorolakton dengan atau tanpa furosemid) harus di mulai dengan pengurangan
sodium di mulai dari 200 mg)
2. Spinorolakton 400mg/hari (4 x 100 mg )
3. Furosemid 160 mg/hari (4 x 40 mg)
4. Rencana Pungsi Asites terapeutik
5. Terapi Simptomatik dengan analgetik : Paracetamol tab 3 x 500 mg
Rencana Edukasi
1. Istirahat yang cukup
2. Mengikuti program Diet Rendah Garam III
Rencana Diagnositik
Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah
a. SGOT dan SGPT
b. PT dan APTT
c. Billirubin indirek dan Bilirubin Total
d. INR
Rencana Pengobatan
1. Diet Hepar III
- Jumlah energi : 2.360 - 2.655 kkal 2.500 kkal
- Lemak : 20-25% 500-750 kkal
- Protein : 73.75-88.5 gram/hari
- suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia
Syarat Diet
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuaikemampuan pasien,
yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudahdicerna atau dalam
bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemakdengan asam lemak rantai sedang.
Pemberian lemak sebanyak 45 kg dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein. Asupan minimal protein
0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karenakandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui feses.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin
B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapatdiuretika, garam
natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuaikemampuan
saluran cerna.
3. Pansitopenia
Dasar Diagnosis :
Dipikirkan splenomegali karena berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis +/+, palpasi limpa (Schuffner 2) Splenomegali. Dari pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 9.3 /dL, trombosit 78.000 μL dan Albumin 3.18 g/dL. USG Abdomen dengan kesan
Splenomegali.
Diagnosis ini adalah diagnosis pasti karena sesuai dengan klinis, laboratorium, dan USG
abdomen menunjukan diagnosis Pansitopenia. Tidak terpikirkan adanya penyebab lain pada kasus
ini, karena tidak didapatkan adanya riwayat penyakit anemia, tranfusi darah, penyakit infeksi,
malaria ataupun penyakit bawaan lainnya. Pansitopenia pada kasus ini juga dapat dicetus akibat
hipersplenisme yang di tandai dengan pembesaran limpa akibat peningkatan aliran darah yang
disebabkan oleh sirosis hati.
Rencana Diagnositik
Rencana Pengobatan
Apabila Hb < 7 mg/dL dengan gejala klinis memburuk dilakukan tranfusi PRC hingga target Hb
10 mg/dL
Rencana Edukasi
4. Hiperglikemi Reaktif
Dasar Diagnosis :
Dipikirkan hiperglikemi reaktif karena pasien tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus
tipe 2, tidak ada gejala klinis yang mendukung DM dan hasil pemeriksaan penunjang didapatkan
GDS : 198 mg/dL.
A. KESIMPULAN
B. PROGNOSIS
1. Ad vitam : malam
2. Ad functionam : malam
3. Ad sanationam : malam
PROGRESS NOTE:
Tanggal 6 Desember 2017, pukul 07.10
1. ASITES
S: Masih terasa nyeri perut di kuadran kiri atas. Begah masih dirasakan dengan intensitas
ringan. Perut dirasakan masih membesar, namun tidak sebesar ukuran sebelum di pungsi.
O: Albumin 3.37 g/dL. Belum ada hasil dari pemeriksaan cairan asites
A: Asites Masif dengan gejala klinis mengalami perbaikan pasca pungsi pertama
P:
- Direncanakan untuk dilakukan pungsi kedua
- Terapi lanjut : Diet Rendah Garam II, Spinorolakton 400 mg/hari, Furosemid 160
mg/hari, analgetik : Paracetamol tab 3 x 500 mg.
2. SIROSIS HATI
S: -
O: -
A: Sirosis Hepatis dengan gejala klinis asites dan hipersplenisme yang ditatalaksana terpisah
dan menjadi masalah pasif
P: Terapi lanjut : Diet Hepar III
3. PANSITOPENIA
S: -
O: Palpasi limpa teraba pada schuffner II, trombocit 84.000/μL, Hb 9.9 g/dL, Albumin 3,37
g/dL
A: Splenomegali, tanpa gejala klinis, trombocitopeni dan anemia pada kasus diatas sudah
mengalami perbaikan, masalah ini menjadi masalah pasif karena penurunan Hb dan
trombosit pada kasus disebabkan oleh hipersplenisme dan anemia bukan disebabkan oleh
manisfentasi perdarahan.
P: -
4.