UNIVERSITAS PASUNDAN
2015
1. Judul: Kerapatan Populasi dan Pola Distribusi Cacing Tanah Pantai
Cipatujah Tasik Malaya
2. Pendahuluan
2.1. Latar Belakang Permasalahan
Dalam suatu daerah biasanya tinggal sekumpulan makhluk hidup baik yang
sejenis maupun yang berbeda jenisnya. Organisme tersebut melakukan interaksi
baik dengan faktor biotik (makhluk hidup) maupun faktor abiotik.
Tanah adalah salah satu faktor abiotik. Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan dibumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Tanah juga menjadi
habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat tanah
menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Cacing tanah adalah organisme yang tinggal di dalam tanah. Lahan yang
mengandung banyak cacing tanah akan menjadi subur, sebab kotoran cacing
tanah yang bercampur dengan tanah telah siap untuk diserap oleh akar tumbuh-
tumbuhan. Cacing tanah juga dapat meningkatkan daya serap air permukaan.
Lubang-lubang yang dibuat cacing tanah meningkatkan konsentrasi udara dalam
tanah. Disamping itu pada saat musim hujan lubang tersebut akan
melipatgandakan kemampuan tanah menyerap air. Secara singkat dapat
dikatakan cacing tanah berperan memperbaiki dan mempertahankan struktur
tanah agar tetap gembur.
Pantai merupakan daratan sepanjang tepi laut. Tanah di kawasan pantai
didominasi fraksi pasir yang mencapai 95 persen. Pantai berpasir tidak
menyediakan subatrat tetap untuk melekat bagi organisme, karena aksi
gelombang secara terus menerus menggerakan partikel substrat. Dua kelompok
ukuran organisme yang mampu beradaptasi pada kondisi substrat pasir :
organisme infauna makro (berukuran 1-10 cm) yang mampu menggali liang di
dalam pasir dan organisme meiofauna mikro (berukuran 0,1-1 mm) yang hidup
di antara butiran pasir.
Organisme dapat tubuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan
tertentu. Kondisi lingkungan yang sesuai dapat mengoptimalkan kehidupan
suatu organisme. Kelimpahan cacing tanah pada suatu lahan di pengaruhi oleh
ketersediaan materi organik, keasaman tanah, kelembaban tanah, suhu, atau
temperatur. Cacing tanah akan berkembang dengan baik apabila faktor
lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu mengetahui
kerapatan populasi cacing pada suatu daerah akan membantu menentukan
kondisi dan kesuburan dari tanah tersebut.
2.2. Tujuan
1. Mengetahui cara pengambilan sampel dengan metode cuplikan kuadrat
2. Mengetahui kerapatan populasi cacing tanah
4. Cara Kerja
4.1. Pengerjaan di Lapangan
1. Buatlah catatan singkat mengenai area studi yang akan digunakan
2. Buatlah garis sepanjang 100 meter dari pantai ke arah daratan
3. Tentukan 5 kuadrat di sepanjang garis tadi.
4. Letakkan kuadrat dengan luas 30cm x 30cm di kuadrat tersebut
5. Buatlah sebanyak 5 buah kuadrat dengan jarak antara masing-masing
kuadrat kurang lebih 20 meter.
6. Pada kuadrat ke-1 gemburkanlah tanah dan ukur suhunya dengan
menggunakan thermometer, diamkan selama 15 menit dan catat hasilnya
7. Ukurlah kelembapan tanah menggunakan soil tester, diamkan selama 15
menit dan catat hasilnya
8. Ukurlah pH tanah dengan soil tester, diamkan selama 15 menit dan catat
hasilnya
9. Gali tanah sedalam 20 cm.
10. Carilah keberadaan cacing tanah pada tanah yang dikeluarkan dari dalam
lubang atau dengan metode hand sorting
11. Apabila terdapat cacing masukkanlah cacing yang didapat ke dalam aqua
gelas yang telah diberi label “kuadrat 1”
12. Lakukan langkah yang sama untuk kuadrat lainnya
13. Timbanglah massa cacing yang didapat pada masing-masing kuadrat dan
catat hasilnya
14. Ambil masing-masing satu genggam tanah dari masing-masing kuadrat ke
dalam kantong plastik yang telah diberikan label
5. Kepustakaan
6.2. Pembahasan
6.2.1. Kerapatan:
x=
∑x
N
Keterangan: x = kerapatan
N = jumlah kuadrat
0
Kerapatan : x= =0
5
6.2.2. Variansi
2
2
s=
∑ ( x 2 )−(∑ x) / N
N−1
2
Keterangan: s / x = 1 menunjukkan penyebaran acak
2
s / x ¿ 1 menunjukkan penyebaran
mengelompok
( 0 )−0/5
s 2= =
4
0
s 2= =0
4
0
Jadi variansinya : =0 (penyebaran seragam)
0
6.3. bnHasil Pengamatan C2
Habitat : Pesisir pantai
Tempat : Pantai Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya
Pencuplikan tanggal : 31 Januari 2016
Waktu : Pukul 08.00 s.d. 10.00 WIB
Cuaca : Cerah
Persentasi penutupan vegetasi : 50%
6.4. Pembahasan
6.4.1. Kerapatan:
x=
∑x
N
Keterangan: x = kerapatan
N = jumlah kuadrat
3+2+3
Kerapatan : x= =1,6
5
6.4.2. Variansi
2
2
s=
∑ ( x 2 )−(∑ x) / N
N−1
2
Keterangan: s / x = 1 menunjukkan penyebaran acak
2
s / x ¿ 1 menunjukkan penyebaran
mengelompok
2
s / x< ¿ 1 menunjukkan penyebaran seragam
(uniform)
34−12,8
s 2= =5,3
4
5,3
Jadi variansinya : =3,312 (penyebaran mengelompok)
1,6
7. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada garis C1 tidak ditemukan cacing, pH
pada wilayah C1 dapat dikatakan netral pada kisaran 6,6-7. Kelembapan tanah
sangat rendah dan Kandungan Materi Organik dapat dikatakan sedikit. Untuk
garis C1 letaknya dekat dengan pemukiman warga sehingga vegetasi penutupan
tanaman rendah. Diduga letak garis C1 yang dekat dengan pemukiman
menyebabkan tekstur tanah yang padat sehingga tidak temukannya cacing.
Pada garis C2 ditemukan cacing pada kuadran ke 3, 4 dan 5. Dari terkstur
tanah kuadran 1 dan 2 berbeda dengan tanah pada kuadran 3,4 dan 5. Pada
kuadran 1 dan 2 tanahnya berpasir sedangkan 3, 4 dan 5 tanah biasa. pH pada
kuadran 1, 2 dan 3 cenderung netral sedangkan pada kuadran 4 dan 5 pH tanah
cenderung asam. Suhu pada kuadran 1,2 dan 3 cukup tinggi sedangkan pada
kuadran 4 dan 5 lebih rendah. Cacing ditemukan pada kuadran 4 dan 5 karena
sesuai dengan faktor klimatik dapat mendukung kehidupan cacing pada kuadran
tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pola distribusi cacing tanah pada Pantai Cipatujah
dapat dikatakan berkelompok. Jumlah cacing yang ditemukan hanya sedikit
disebabkan oleh perbedaan struktur tanah, perbedaan suhu dan pada C1 tidak
ditemukan cacing tanah karena kuadran berada di antara pemukiman warga.
Pada semua kuadran tidak ditemukan adanya telur cacing.
8. Daftar Pustaka