2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Keperawatan Keluaga yang
berjudul”Ideal Family” dengan tema pengkajian dan penentuan diagnosa ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik membangun serta saran dari fasilitator untuk laporan ini,
supaya laporan dalam bentuk makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 8
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario Kasus
Ideal Family
Di desa kulit pisang Rt. 02 Rw. 10 terdapat sebuah keluarga dengan nama
kepala keluarga Tn.s berusia 37 tahun dengan latar belakang pendidikan
adalah SMA dan Ny. A berusia 33 tahun dengan latar belakang pendidikan
adalah SD. Tn. Bekerja sebagai petani dengan pendapatan perbulan sebesar
Rp1.000.000,00. Tn.s mempunyai 3 orang anak, dengah anak pertama anak
perempuan bernama cantika berusia 15 tahun dibangku kelas 2 SMP, anak
kedua laki-laki bernama firman berusia 10 tahun dibangku kelas 2 SD, anak
ketiga bernama perempuan bernama Desy berusia 5 tahun di bangku TK. Tns
memiliki 2 orang saudara kandung laki-laki dan perempuan, ayah beliau sudah
lama meninggal dunia. Tn.s berasal dari suku banjar, dan beliau beragama
islam. Kegiatan yang dialkukan keluarga untuk rekreasi hanya menonton
televisi di rumah dan dalam sepekan berkunjung ke sanak saudara atau
tetangga dekatnya. Tn.s menderita penyakit hipertensi ( tekanan daarah
200/100 mmHg ), sebelumnya Tn. S tidak pernah dirawat di rumah sakit, Tn.S
hanya pernah menderita penyakit batuk dan pilek yang diaanggap hanya
penyakit biasa. Tn.s tinggal di suatu rumah yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan di depan rumah ada teras. Bangunan
rumah berbentuk segiempat dengan lantai rumah terbuat dari keramik dengan
kondisi cukup bersih, penerangan dan ventilasi cukup, sumber air dan air untuk
diminum menggunakan sumur, toilet menggunakan safety tank yang terletak
dibelakang rumah, di depan rumah terdapat halaman seluas 4x2 m2. Keluarga
Tn.S tinggal dilingkungan tempat tinggal dengan mayoritas penduduk kerja
sebagai petani, interaksi antar warga banyak dilakukan pada malam hari karena
disiang harinya warga bertani. Keluarga Tn.S menempati rumah yang
1
ditempatinya sejak menikah hingga sekarang Tn.S merupakan anggoota
masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan di lingkungannya, interaksi
dengan warga sekitar dilakukan dengan baik, Tn.S sangat rajin datang ke
PUSKESMAS untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya, keluarga
Tn.S sangat humoris, mereka selalu bermusyawarah dalam setiap masalah di
dalam rumah tangganya, komunikasi dilakukan dengan terbuka dan bijaksana
dalam mengambil setiap keputusan, anggota keluarga saling memperhatikan
satu sama lainnya. Tn.S merupakan kepala keluarga yang sangat bertanggung
jawab terhadap keluarganya, sedangkan Ny.A merupakan seorang ibu rumah
tangga yang senantiasa selalu memelihara rumah dan anggota keluarganya,
keluarga melaksanakan nilai-nilai, norma-norma, agama secara baik, dirumah
selalu melaksanakan ibadah shalat berjamaah, Tn.S menganggap penyakit
hipertensi adalah penyakit yang umum diderita oleh seseorang, seusianya.
Anggota keluarga hidup sangat rukun dimana Tn.S dan Ny.A selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga kurang
menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit hipertensi, keluarga juga
kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah kesehatan karena
tidak mengetahui secara luas tentang hipertensi, keluarga juga kurang
memahami bagaimana penanganan penyakit hipertensi, Ny.A menggunakan
kontrasepsi suntik, Tn.S sering mengeluhkan tentang, gejala-gejala hipertensi
yang dideritanya seperti nyeri kepala parah, pusing, penglihatan burum, mual,
telinga berdengung, detak jantung tidak teratur, dan mudah lelah., sedangkan
Ny.A hanya pasrah kepada tuhan tentang penyakit yang diderita suaminya,
keluarga hanya bisa berdiskusi tentang penyakit dari Tn.S, dalam pengobatan
keluarga hanya membawa Tn.S ke PUSKESMAS terdekat dan hasil dari
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital TD 200/100 mmHg,
RR28x/menit, suhu 36,5˚C, TB 160 cm dan BB : 55 kg pemeriksaan fisik
kepala dan leher tidak ditemukan kelainan bentuk normal tidak ada
peningkatan tekanan vena jugularis dan arteti carotis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, konjungtiva anemis, katarak, penglihatan dan pendengaran baik,
tidak ada masalah dengan hidung, tidak ada kelainan pada mulut, pergerakan
2
dada simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, tidak
ada suara mur-mur, wheezing ronchi, dan pernapasan cuping hidung, pada
abdomen tidak ada pembesaran hepar, tidak ada kembung, pergerakan
peristaltik usus baik dan tidak ada bekas luka, pada ekstremitas atas dan bawah
tidak ada edema, tidak ada kelumpuhan. Tn.S mampu menggerakkan
persendian serta mampu mengangkat dan melipatnya secara sempurna.
Keluarga sangat berharap Tn.S dapat sembuh tidak ada sakitnya dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
B. Analisa Kasus
1. Langkah 1 : Daftar kata sulit & jawaban kata sulit
1.1. Safety tank
Savety tank adalah tempat pembuangan yang dibuat dengan bahan
yang kedap air sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke
tanah.Tangki septik berguna untuk pembuangan kotoranyang tidak
boleh disalurkan ke saluran pembuangan umum karena kekotorannya,
dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
1.2. Pergerakan peristaltik
Pergerakan peristaltik adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada
saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang
sehingga menimbulkan efek mendorong makanan.
1.3. Vena jugularis
Vena jugularis terletak di leher yang berfungsi untuk mengalirkan
darah dari kepala, otak, wajah dan leher menuju jantung.
1.4. Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan mengeruhnya
lensa mata, sehingga membuat penglihatan kabur. Kondisi ini
umumnya terjadi pada lansia, dan bisa terjadi pada salah satu atau
kedua mata sekaligus. Meski demikian, katarak bukan jenis penyakit
menular.
1.5. Palpitasi
3
Palpitasi adalah masalah yang muncul kompilasi jantung terasa
berdebar dan berdetak lebih cepat dari biasanya.Penyakit ini juga
dikenal dengan nama takikardi.
4
- Tn. S sering mengeluhkan nyeri kepala parah, pusing, penglihatan
buram, mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur,dan
mudah lelah
- Ny. A hanya bisa pasrah kepada tuhan tentang penyakit yang
diderita Tn. S
- Keluarga hanya bisa berdiskusi, dalam pengobatan keluarga hanya
membawa Tn.S ke Puskesmas terdekat
- Keluarga sangat berharap Tn.S bisa sembuh.
DO :
- Tn. S sangat rajin datang ke Puskesmas untuk mengetahui kondisi
keluarganya
- Keluarga Tn. sangat harmonis, mereka selalu bermusyawarah
dalam setiap masalah di dalam rumah tangganya
- Komunikasi dilakukan secara terbuka dan bijaksana dalam
mengambil setiap keputusan
- Anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya
- Keluarga melaksanakan nilai-nilai, noma-norma dan agamasecara
baik
- Keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi
- Keluarga kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang
masalah kesehatan karena tidak mengetahui secara luas tentang
hipertensi
- Keluarga juga kurang memahami bagaimana penanganan penyakit
hipertensi
- TD : 200/100mmHg
- RR : 28x/menit
- Suhu 36,5oC
- TB : 160 cm
- BB : 50 Kg
- Kepala dan leher : tidak ada kelainan
- Leher : tidak ada peningkatan vena jugularis dan arteri karotis serta
tidak ada kelenjar tiroid
- Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mata : konjungtiva anemis dan katarak
- Telinga : pendengaran baik
- Mulut : tidak ada kelainan
- Dada : pergerakan dada simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,
tidak ada palpitasi, suara murmur, whezing, ronkhi
5
- Abdomen : tidak ada pembesaran hepar,tidak ada kembung,
pergerakan peristaltik usus baik, tidak ada luka
- Ekstremitas : tidak ada kelumpuhan dan edema
3.3. Diagnosa keperawatan
- Difisiensi Pengetahuan
- Gangguan rasa nyaman
- Ketidakefektifan koping
IDENTIFIKASI MASLAH-
MASLAH KELUARGA DAN
INDIVIDU
(Diagnosa keperawatan)
DIFISIENSI PENGETAHUAN
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki dan perempuan, tahun
dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki dan
perempuan, serta penggunaan simbol dan keterangan dalam
genogram.
Status sosial ekonomi keluarga adalah data yang ditentukan oleh
pendapatan dan kebutuhan yang dikeluarkan/dimiliki baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Aktivitas rekreasi keluarga adalah data yang tidak hanya dilihat
dari kapan keluarga bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi, namun dengan menonton televisi, mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi yan terlepas dari aktivitas rutinitas
sehari-hari.
1.2. Riwayat dan perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti. Ada beberapa tahap perembangan keluarga
yaitu keluarga yang beru menikah, keluarga dengan anak baru lahir
(sampai usia 30 bulan), keluarga dengan anak pra sekolah(2-6 tahun) ,
keluarga dengan anak usia sekolah (7-12 tahun), keluarga dengan anak
usia remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak usia dewasa,
keluarga dengan usia baya hingga lansia.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
Riwayat keluarga inti menejelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga
terhadap pencegahan penyakit.
Riwayat keluarga sebelumnya menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
8
Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan
terlihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak
savety tank dengan sumber air.
Karakteristik tetangga dan komunitas meliputi kabiasaan,
lingkungan fisik, aturan budaya setempat yang memepngaruhi
kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga dengan melihat kebiasaan keluarga
berpindah tempat tinggal.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpulserta perkumpulan keluarga yang ada serta jejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
Sistem pendukung keluarga menjelskan jumlah anggota yang
sehat,fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari
fasilitas sosial atau masyarakat setempat.
1.4. Struktur Keluarga
Struktur peran menjelaskan peran dari anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga menjelaskna mengenai nilai dan
norma ang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
Pola komuikasi keluarga yang perlu dikaji antara lain apakah
anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan
dengan jelas, apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan
renspon dengan baik, bahasa apa yang digunakan keluarga.
Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
keluarga mengenddalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
mengubah perilaku.
9
Fungsi sosialisai yaitu kaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar displin, norma,
budaya.
Fungsi reproduksi, hal yang perlu dikaji: berapa jumlah anak?
Dan apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga?
Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji : sejauh mana keluarga
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan?
Perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana menyediakan
makanan, pakaian, serta merawat anggota keluarga ayang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluaarga melaksanakan perawatan kesehatan dapat
dinilai dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas
kesehatan keluarga.
- Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
- Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara
lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat, maka perlu dikaji : apakah keluarga mempunyai
sumber daya dan fasilitas yang diperluakan untuk perawatan
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji : sejauh mana
keluarga mengetahui pentingnya hygene dan sanitasi.
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat
1.6. Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang, stressor jangka pendek
yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlakukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 6 bulan, sedangkan stresor jangka panjang
yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang lebuh dari 6 bulan.
10
Kemampuan keluaga berespon terhadap stressor, dikaji sejauh
mana keluarga berespons terhadap stresor
Strategi koping yang digunakan, dikaji strategi koping yang
digunakan keluarga bila menghaadapi permasalahan/stress.
Strategi adaptasi disfungsional, kaji cara yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan/sterss.
Harapan keluarga, pada akhir pengkajian, perawat menanyakan
harapan keluaga terhadap petugas kesehatan yang ada.
1.7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu angggota keluarga
Pemeriksaan kesehatan nerupa pemeriksaan fisik dilakukan pada
semua anggota keluarga. Metode yang digunakan sama dengan
pemeriksaan fisik klinik.
2. Diagnosa
11
klien
B P D H C
C o P e a
G l T p m
i p
o a
k
1. Ny. A Pr. Istri 33 th - - - - - Sehat
2. Cantika Pr. Anak 15 tn - - - - - Sehat
3. Firman Lk. Anak 10 th - - - - - Sehat
4. Desy Pr. Anak 5 tn - - - - - Sehat
Genogram
37 33
15
10 5t
12
Keterangan simbol :
= jenis kelamin laki-laki sudah meninggal
= menikah
c
= keturunan
13
merawat Tn. S yang sedang sakit hipertensi yang gejala penyakitya
sering dikeluhkan.
Riwayat Kesehatan keluarga Inti
Tn. S menderita penyakit hipertensi (200/100 mmhg), tidak
mempunyai penyakit keturunan lainnya. Sebelumnya Tn. S hanya
pernah menderita penyakit batuk dan pilek yang dianggap biasa
sehingga tidak pernah dirawat di rumah sakit. Namun, sekarang karena
Tn. S sering mengeluhkan tanda-tanda hipertensi Tn. S rajin datang ke
Puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya. Ny. A
saat ini dalam keadaan sehat dan tiga orang anak-anaknya pun dalam
keadaan sehat.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn.S mempunyai 2 saudara kandung laki-laki dan perempuan, Ayah
dari Tn. S sudah lama meninggal dunia, penyebabnya tidak diketahui.
14
Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. S tinggal di lingkungan tempat tinggal dengan mayoritas
penduduk kerja sebagai petani.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. S menempati rumah yang ditempati sejak menikah
hingga sekarang.
15
Keluarga Tn. S melaksanakan nilai-nilai, norma-norma, dan agama
secara baik, di rumah selalu melaksanakan ibadah sholat berjamaah,
Tn. S menganggap penyakit hipertensi adalah penyakit yang umum
diderita oleh seseorang, seusianya.
Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. S sangat harmonis, mereka selalu bermusyawarah dalam
setiap masalah didalam rumah tangganya, komunikasi dilakukan
dengan cara terbuka dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan.
1.5. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif
Anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya.
Fungsi sosialisasi
keluarga hidup sangat rukun dimana Tn.S dan Ny. A selalu
mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial yang baik.
Fungsi repoduksi
Jumlah anak Tn. S dan Ny. A ada 3 orang, saat ini Ny.A menggunakan
kontrasepsi suntik untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi
Tn. S sangat rajin datang ke PUSKESMAS dalam memanfaatkan
sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarganya agar diketahui kondisi kesehatan keluarganya.
Perawatan kesehatan
Keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi, keluarga juga kurang mampu untuk mengambil
keputusan tentang masalah kesehatan karena tidak mengetahui secara
luas tentang hipertensi, keluarga juga kurang memahami bagaimana
penanganan penyakit hipertensi.
Tn.S sering mengeluhkan tentang gejala-gejala hipertensi yang
dideritanya seperti nyeri kepala parah, pusing, penglihatan burum,
mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur, dan mudah lelah.
Dalam pengobatan keluarga hanya membawa Tn.S ke PUSKESMAS
terdekat.
1.6. Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor yang dimiliki oleh keluarga Tn. S adalah adanya tanda-tanda
hipertensi yang sering dikeluhkan oleh Tn. S, sehingga Tn. S tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
16
Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny.A hanya pasrah kepada tuhan tentang penyakit yang diderita
suaminya.
Strategi koping yang digunakan
Keluarga hanya bisa berdiskusi tentang penyakit dari Tn.S.
Strategi adaptasi disfungsional
Sementara ini tidak ada terlihat tindakan keluarga yang mengarah pada
strategi adaptasi disfungsional.
Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan
sehingga Tn. S dapat sembuh dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan
nyaman.
17
6. Dada pergerakan dada N N N N
simetris, suara
jantung S1 dan
S2 tunggal, tidak
ada palpitasi,
suara murmur,
whezing, ronkhi
7. Mulut tidak ada N N N N
kelainan
7. Abdomen tidak ada N N N N
pembesaran
hepar,tidak ada
kembung,
pergerakan
peristaltik usus
baik, tidak ada
luka
8. Ekstremita tidak ada N N N N
s kelumpuhan dan
edema
Cat. : N = Normal
2. Data Fokus
DS :
- Tn. S menganggap penyakit Hipertensi adalah penyakit yang umum
diderita oleh seseorang, seusianya.
- Tn. S sering mengeluhkan nyeri kepala parah, pusing, penglihatan
buram, mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur, dan
mudah lelah.
- Ny. A hanya bisa pasrah kepada Tuhan tentang penyakit yang diderita
Tn. S
- Keluarga hanya bisa berdiskusi, dalam pengobatan keluarga hanya
membawa Tn.S ke Puskesmas terdekat
- Keluarga Tn. S selalu bermusyawarah dalam setiap masalah di dalam
rumah tangganya
18
- Komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan bijaksana dalam
mengambil setiap keputusan
- Anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya.
DO :
- Keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit
hipertensi
- Keluarga kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah
kesehatan karena tidak mengetahui secara luas tentang hipertensi
19
kepada Tuhan tentang
penyakit yang diderita
Tn. S
- Keluarga hanya bisa
berdiskusi, dalam
pengobatan keluarga
hanya membawa Tn.S ke
Puskesmas terdekat.
DO :
- Keluarga kurang
menyadari dampak
masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi
- Keluarga kurang mampu
untuk mengambil
keputusan tentang
masalah kesehatan karena
tidak mengetahui secara
luas tentang hipertensi
- Keluarga juga kurang
memahami bagaimana
penanganan penyakit
hipertensi
- Latar belakang Tn. S
adalah SMA
- Latar belakang Ny. A
adalah SD
- TD : 200/100 mmHg
- RR : 28x/menit
- Mata : konjungtiva
anemis dan katarak
2. DS : Kesiapan untuk
- Keluarga Tn. S selalu meningkatkan
bermusyawarah dalam kesejahteraan
20
setiap masalah di dalam spiritual
rumah tangganya
- komunikasi dilakukan
dengan cara terbuka dan
bijaksana dalam
mengambil setiap
keputusan
- anggota keluarga saling
memperhatikan satu sama
lainnya.
DO :
- Keluarga Tn.S sangat
harmoni
- Keluarga melaksanakan
nilai – nilai, norma-
norma, dan agama secara
baik
- dirumah selalu
melaksanakan ibadah
sholat berjamaah
C. Islamic value
21
صوُمن ا م
َا مما ْظ ششمداَدد مل ميعع ص حمجاَمرةصْ معملعيمهاَ ممملشئمكدة شغمل د ْاَ أمييمهاَ اَلاشذيمن آممصْنوُاَ صْقوُاَ أمعنفصْمسصْكعم موُأمعهشليصْكعم مناَرراَ موُصْقوُصْدمهاَ اَلاناَ ص
س موُاَعل ش
أممممرصْهعم موُميعفمعصْلوُمن مماَ صْيعؤممصْروُمن
Dari ayat di atas bahwa menjaga diri dan keluarga adalah dengan beramal,
mentaati Allah ta’ala (bil ‘amali ‘alaa thaa’atiLLah). Lebih rinci lagi, bahwa
menjaga diri adalah dengan melakukan apa yang diperintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarang (bi fi’li maa amarakum bih, wa tarki maa
nahaakum ‘anhu). Jadi, menjaga keluarga adalah dengan menyuruh mereka
(keluarga) untuk taat kepada Allah ta’ala dan melarang mereka dari
maksiat kepada Allah ta’ala (bi amrihim bi thaa’atiLLah, wa nahyihim
‘alaa ma’aashiyyahi). Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallama juga
menyampaikan tentang wajib dan pentingnya perhatian seorang kepala
keluarga kepada keluarganya. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
ujian. Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS al anbiya : 35).
Jadi sakit sebenarnya adalah bila sehat bugar tetapi tidak digunakan untuk
ibadah, malas shalat, malass tahajud, malas dhuha, malas baca al-Qur’an,
malas ke mesjid, sampai berani ma’shiyat, inilah yang disebut “al istidraz”
kesannya ni’mat tetapi sebenarnya azab yang tersembunyi yang akan
diperlihatkan dan dirasakan kelak, naudzubillah min dzaliki.
22
dari Allah SWT. Keluarga juga saling memperhatikan dan saling menjaga,
salah satunya kesehatan yaitu membawa anggota keluarga ke
PUSKESMAS agar mengetahui kondisi anggota keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga Tn. S dengan hipertensi di
Desa Kulit Pisang sesuai dengan format pengkajian dan maka didapatkan data
subjektif dan objektif sehingga dari diskusi kelompok dapat menegakan suatu
problem keperawatan yang dialami oleh keluarga Tn. S yaitu :
1. Difisiensi pengetahuan
2. Kesiapan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual
23
3. Kesiapan meningkatkan kesehatan
4. Ketidakefektifan pemelihaaan kesehatan
Namun karena data DS dan DO tidak boleh ada di semua diagnosa maka 2
diagnosa dihilangkan, diagnosa yang dimaksud adalah kesiapan
meningkatkan kesehatan dan ketidakefektifan pemelihaaan kesehatan.
B. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengkajian dan penegakan
diagnosa adalah lakukan pengkajian secara terstruktur dan detail agar masalah
kesehatan keluarga bisa muncul dari semua sisi. Pengkajian keluarga sangat
berbeda dengan pengkajian yang berada diklinik yang berfokus pada satu
orang. Untuk penegakan diagnosa, pastikan data DS dan DO sesuai dengan
panduan di Buku NANDA sehingga penegakan diagnosa tidak asal-asalan
dan tidak sia-sia pada saat dilakukannya intervensi dan evaluasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, Tri A. 2011. Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC
25