Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 8

KEPERAWATAN KELUARGA SKENARIO 1 “IDEAL FAMILY”

FASILITATOR : ROHNI TAUFIKASARI, NS., M.KEP

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AJAR 2018/2019


NAMA ANGGOTA KELOMPOK

NO. NAMA NPM


1. Wahyu Ariyadi 1614201110118 ( KETUA )
2. Yuni Khairunisa 1614201110120 ( SEKRETARIS )
3. Ribka Yuliana 1614201110106
4. Nor Indriani 1614201110101
5. Edi Kusmiransyah 1614201110114
6. Muqorrobin Hafiezh 1614201110095
7. Nazrul Fuadi 1614201110097
8. Rike Dwi Pandani 1614201110108
9. Husna Widia Atma 1614201110081
10. Hanifa Ilmiati 1614201110080
11. Khairunnisa 1614201110086
12. Siti Hamsyiah 1614201110114
13. Nor Muliani 1614201110102

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Keperawatan Keluaga yang
berjudul”Ideal Family” dengan tema pengkajian dan penentuan diagnosa ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik membangun serta saran dari fasilitator untuk laporan ini,
supaya laporan dalam bentuk makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banjarmasin, 21 Mei 2019

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 8..........................................................................1


KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Skenario Kasus.......................................................................................................1
B. Analisa Kasus.........................................................................................................3
1. Langkah 1 : Daftar kata sulit & jawaban kata sulit.............................................3
2. Langkah 2 : Daftar pertanyaan dari kata-kata sulit.............................................4
3. Langkah 3 : Jawaban dari pertanyaan.................................................................4
4. Langkah 4 : Skema, pohon masalah, alur pikir sistematis..................................6
5. Langkah 5 : Learning Objective.........................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
PEMBAHASAN...............................................................................................................8
A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga.................................................................8
B. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S dengan Hipertensi.....................................13
C. Islamic Value........................................................................................................24
BAB III...........................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Kesimpulan..........................................................................................................26
B. Saran....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................28

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Skenario Kasus

Ideal Family

Di desa kulit pisang Rt. 02 Rw. 10 terdapat sebuah keluarga dengan nama
kepala keluarga Tn.s berusia 37 tahun dengan latar belakang pendidikan
adalah SMA dan Ny. A berusia 33 tahun dengan latar belakang pendidikan
adalah SD. Tn. Bekerja sebagai petani dengan pendapatan perbulan sebesar
Rp1.000.000,00. Tn.s mempunyai 3 orang anak, dengah anak pertama anak
perempuan bernama cantika berusia 15 tahun dibangku kelas 2 SMP, anak
kedua laki-laki bernama firman berusia 10 tahun dibangku kelas 2 SD, anak
ketiga bernama perempuan bernama Desy berusia 5 tahun di bangku TK. Tns
memiliki 2 orang saudara kandung laki-laki dan perempuan, ayah beliau sudah
lama meninggal dunia. Tn.s berasal dari suku banjar, dan beliau beragama
islam. Kegiatan yang dialkukan keluarga untuk rekreasi hanya menonton
televisi di rumah dan dalam sepekan berkunjung ke sanak saudara atau
tetangga dekatnya. Tn.s menderita penyakit hipertensi ( tekanan daarah
200/100 mmHg ), sebelumnya Tn. S tidak pernah dirawat di rumah sakit, Tn.S
hanya pernah menderita penyakit batuk dan pilek yang diaanggap hanya
penyakit biasa. Tn.s tinggal di suatu rumah yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan di depan rumah ada teras. Bangunan
rumah berbentuk segiempat dengan lantai rumah terbuat dari keramik dengan
kondisi cukup bersih, penerangan dan ventilasi cukup, sumber air dan air untuk
diminum menggunakan sumur, toilet menggunakan safety tank yang terletak
dibelakang rumah, di depan rumah terdapat halaman seluas 4x2 m2. Keluarga
Tn.S tinggal dilingkungan tempat tinggal dengan mayoritas penduduk kerja
sebagai petani, interaksi antar warga banyak dilakukan pada malam hari karena
disiang harinya warga bertani. Keluarga Tn.S menempati rumah yang

1
ditempatinya sejak menikah hingga sekarang Tn.S merupakan anggoota
masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan di lingkungannya, interaksi
dengan warga sekitar dilakukan dengan baik, Tn.S sangat rajin datang ke
PUSKESMAS untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya, keluarga
Tn.S sangat humoris, mereka selalu bermusyawarah dalam setiap masalah di
dalam rumah tangganya, komunikasi dilakukan dengan terbuka dan bijaksana
dalam mengambil setiap keputusan, anggota keluarga saling memperhatikan
satu sama lainnya. Tn.S merupakan kepala keluarga yang sangat bertanggung
jawab terhadap keluarganya, sedangkan Ny.A merupakan seorang ibu rumah
tangga yang senantiasa selalu memelihara rumah dan anggota keluarganya,
keluarga melaksanakan nilai-nilai, norma-norma, agama secara baik, dirumah
selalu melaksanakan ibadah shalat berjamaah, Tn.S menganggap penyakit
hipertensi adalah penyakit yang umum diderita oleh seseorang, seusianya.
Anggota keluarga hidup sangat rukun dimana Tn.S dan Ny.A selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga kurang
menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit hipertensi, keluarga juga
kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah kesehatan karena
tidak mengetahui secara luas tentang hipertensi, keluarga juga kurang
memahami bagaimana penanganan penyakit hipertensi, Ny.A menggunakan
kontrasepsi suntik, Tn.S sering mengeluhkan tentang, gejala-gejala hipertensi
yang dideritanya seperti nyeri kepala parah, pusing, penglihatan burum, mual,
telinga berdengung, detak jantung tidak teratur, dan mudah lelah., sedangkan
Ny.A hanya pasrah kepada tuhan tentang penyakit yang diderita suaminya,
keluarga hanya bisa berdiskusi tentang penyakit dari Tn.S, dalam pengobatan
keluarga hanya membawa Tn.S ke PUSKESMAS terdekat dan hasil dari
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital TD 200/100 mmHg,
RR28x/menit, suhu 36,5˚C, TB 160 cm dan BB : 55 kg pemeriksaan fisik
kepala dan leher tidak ditemukan kelainan bentuk normal tidak ada
peningkatan tekanan vena jugularis dan arteti carotis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, konjungtiva anemis, katarak, penglihatan dan pendengaran baik,
tidak ada masalah dengan hidung, tidak ada kelainan pada mulut, pergerakan

2
dada simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi, tidak
ada suara mur-mur, wheezing ronchi, dan pernapasan cuping hidung, pada
abdomen tidak ada pembesaran hepar, tidak ada kembung, pergerakan
peristaltik usus baik dan tidak ada bekas luka, pada ekstremitas atas dan bawah
tidak ada edema, tidak ada kelumpuhan. Tn.S mampu menggerakkan
persendian serta mampu mengangkat dan melipatnya secara sempurna.
Keluarga sangat berharap Tn.S dapat sembuh tidak ada sakitnya dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.

B. Analisa Kasus
1. Langkah 1 : Daftar kata sulit & jawaban kata sulit
1.1. Safety tank
Savety tank adalah tempat pembuangan yang dibuat dengan bahan
yang kedap air sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke
tanah.Tangki septik berguna untuk pembuangan kotoranyang tidak
boleh disalurkan ke saluran pembuangan umum karena kekotorannya,
dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
1.2. Pergerakan peristaltik
Pergerakan peristaltik adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada
saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang
sehingga menimbulkan efek mendorong makanan.
1.3. Vena jugularis
Vena jugularis terletak di leher yang berfungsi untuk mengalirkan
darah dari kepala, otak, wajah dan leher menuju jantung.
1.4. Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan mengeruhnya
lensa mata, sehingga membuat penglihatan kabur. Kondisi ini
umumnya terjadi pada lansia, dan bisa terjadi pada salah satu atau
kedua mata sekaligus. Meski demikian, katarak bukan jenis penyakit
menular.
1.5. Palpitasi

3
Palpitasi adalah masalah yang muncul kompilasi jantung terasa
berdebar dan berdetak lebih cepat dari biasanya.Penyakit ini juga
dikenal dengan nama takikardi.

1.6. Kelenjar tiroid


Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada
tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher,
sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur
sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya.
1.7. Whezing ronkhi
Wheezing merupakan suara pernapasan berfrekuensi tinggi yang
nyaring, dimana terdengar di akhir ekspirasi. Wheezing terjadi oleh
karena adanya penyempitan saluran pernapasan. Sedangkan ronkhi
merupakan suara napas tambahan yang bernada rendah yang terjadi
akibat adanya penyumbatan jalan napas biasanya akibat adanya lendir.
Ronkhi dapat terjadi pada inspirasi maupun ekspirasi.
1.8. Arteri karotis
Arteri karotis adalah sepasang pembuluh darah yang terletak di bagian
dalam leher yang mengantarkan darah ke otak dan kepala.

2. Langkah 2 : Daftar pertanyaan dari kata-kata sulit


2.1. Apa saja yang data perlu ada dalam pengkajian keperawatan
keluarga?
2.2. Apa saja data DS dan DO yang ada di kasus?
2.3. Diagnosa keperawatan apa yang sesuai dengan kasus diatas?

3. Langkah 3 : Jawaban dari pertanyaan


3.1. Dalam pengkajian keperawatan keluarga banyak yang perlu dikaji
bmulai dari data umum, genogram, riwayat dan perkembangan
keluarga saat ini, data lingkungan rumah dan komunitas, struktur
keluarga, stres dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, sosial, kultural
hingga spiritual dari keluarga tersebut.
3.2. DS :
- Tn. S menganggap penyakit Hipertensi adalah penyakit yang
umum diderita oleh seseorang, seusianya.

4
- Tn. S sering mengeluhkan nyeri kepala parah, pusing, penglihatan
buram, mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur,dan
mudah lelah
- Ny. A hanya bisa pasrah kepada tuhan tentang penyakit yang
diderita Tn. S
- Keluarga hanya bisa berdiskusi, dalam pengobatan keluarga hanya
membawa Tn.S ke Puskesmas terdekat
- Keluarga sangat berharap Tn.S bisa sembuh.
DO :
- Tn. S sangat rajin datang ke Puskesmas untuk mengetahui kondisi
keluarganya
- Keluarga Tn. sangat harmonis, mereka selalu bermusyawarah
dalam setiap masalah di dalam rumah tangganya
- Komunikasi dilakukan secara terbuka dan bijaksana dalam
mengambil setiap keputusan
- Anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya
- Keluarga melaksanakan nilai-nilai, noma-norma dan agamasecara
baik
- Keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi
- Keluarga kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang
masalah kesehatan karena tidak mengetahui secara luas tentang
hipertensi
- Keluarga juga kurang memahami bagaimana penanganan penyakit
hipertensi
- TD : 200/100mmHg
- RR : 28x/menit
- Suhu 36,5oC
- TB : 160 cm
- BB : 50 Kg
- Kepala dan leher : tidak ada kelainan
- Leher : tidak ada peningkatan vena jugularis dan arteri karotis serta
tidak ada kelenjar tiroid
- Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mata : konjungtiva anemis dan katarak
- Telinga : pendengaran baik
- Mulut : tidak ada kelainan
- Dada : pergerakan dada simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,
tidak ada palpitasi, suara murmur, whezing, ronkhi

5
- Abdomen : tidak ada pembesaran hepar,tidak ada kembung,
pergerakan peristaltik usus baik, tidak ada luka
- Ekstremitas : tidak ada kelumpuhan dan edema
3.3. Diagnosa keperawatan
- Difisiensi Pengetahuan
- Gangguan rasa nyaman
- Ketidakefektifan koping

4. Langkah 4 : Skema, pohon masalah, alur pikir sistematis


ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA Tn. S

PENGKAJIAN KELUARGA : PENGKAJIAN ANGGOTA


IDENTIFIKASI DATA, SOSIO, KELUARGA/INDIVIDU:
BUDAYA, LINGKUNGAN, IDENTIFIKASI MENTAL,FISIK,
STRUKTUR, DAN FUNGSI EMOSIONAL DAN SOSIAL

IDENTIFIKASI MASLAH-
MASLAH KELUARGA DAN
INDIVIDU

(Diagnosa keperawatan)

DIFISIENSI PENGETAHUAN

5. Langkah 5 : Learning Objective


5.1. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
5.2. Pengkajian Asuhan keperawatan keluarga
5.3. Menentukan Data Fokus : DS & DO
5.4. Menentukan Diagnosa

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
1.1. Data Umum
Data umum meliputi nama kepala keluarga (KK), alamat,
pekerjaan dan pendidikan KK, sssuku bangsa, agama, tife dan
komposisi keluarga serta genogram.
Tife keluarga ada 6 macam menurut effendi (1998), yaitu :
keluarga inti (Nuclear Family) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak ;
keluarga besar (Extended Family) terdiri dari keluaga inti, ditambah
dengan sanak saudara misalnya nenek dan kakek ; keluarga berantai
(Serial Family) terdiri dari wanita dan pria yang meikah lebih dari
satu kali dan merupakan keluarga inti ; keluarga janda/duda (Single
Family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian/kematian ;
keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama ; keluarga
kabitas (Cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluaga.
Komposisi keluarga adalah data yang menjelaskan anggota
keluaga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka
dengan mencantumkan nama anggota keluarga dari usia yang paling
tua, jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga, usia, status
imunisasi dan keterangan kesehatan.
Genogram adalah sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga (pohon keluarga) sebagai alat pengkajian
informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga, riwayat dan
sumber-sumber keluarga. Untuk hal tersebut, maka genogram
keluarga harus memuat informasi tiga generasi (keluarga inti dan
keluarga masing-masing orang tua ). Ada aturan pembuatan genogram
yaitu anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri, umur

7
anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki dan perempuan, tahun
dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki dan
perempuan, serta penggunaan simbol dan keterangan dalam
genogram.
Status sosial ekonomi keluarga adalah data yang ditentukan oleh
pendapatan dan kebutuhan yang dikeluarkan/dimiliki baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Aktivitas rekreasi keluarga adalah data yang tidak hanya dilihat
dari kapan keluarga bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi, namun dengan menonton televisi, mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi yan terlepas dari aktivitas rutinitas
sehari-hari.
1.2. Riwayat dan perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti. Ada beberapa tahap perembangan keluarga
yaitu keluarga yang beru menikah, keluarga dengan anak baru lahir
(sampai usia 30 bulan), keluarga dengan anak pra sekolah(2-6 tahun) ,
keluarga dengan anak usia sekolah (7-12 tahun), keluarga dengan anak
usia remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak usia dewasa,
keluarga dengan usia baya hingga lansia.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
Riwayat keluarga inti menejelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga
terhadap pencegahan penyakit.
Riwayat keluarga sebelumnya menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

1.3. Data Lingkungan

8
Karakteristik rumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan
terlihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak
savety tank dengan sumber air.
Karakteristik tetangga dan komunitas meliputi kabiasaan,
lingkungan fisik, aturan budaya setempat yang memepngaruhi
kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga dengan melihat kebiasaan keluarga
berpindah tempat tinggal.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpulserta perkumpulan keluarga yang ada serta jejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
Sistem pendukung keluarga menjelskan jumlah anggota yang
sehat,fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari
fasilitas sosial atau masyarakat setempat.
1.4. Struktur Keluarga
Struktur peran menjelaskan peran dari anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga menjelaskna mengenai nilai dan
norma ang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
Pola komuikasi keluarga yang perlu dikaji antara lain apakah
anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan
dengan jelas, apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan
renspon dengan baik, bahasa apa yang digunakan keluarga.
Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
keluarga mengenddalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
mengubah perilaku.

1.5. Fungsi Keluarga


Fungsi efektif yaitu pengkajian pada gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadapat anggota keluarga.

9
Fungsi sosialisai yaitu kaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar displin, norma,
budaya.
Fungsi reproduksi, hal yang perlu dikaji: berapa jumlah anak?
Dan apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga?
Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji : sejauh mana keluarga
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan?
Perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana menyediakan
makanan, pakaian, serta merawat anggota keluarga ayang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluaarga melaksanakan perawatan kesehatan dapat
dinilai dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas
kesehatan keluarga.
- Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
- Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit termasuk kemampuan memelihara
lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat, maka perlu dikaji : apakah keluarga mempunyai
sumber daya dan fasilitas yang diperluakan untuk perawatan
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat, maka perlu dikaji : sejauh mana
keluarga mengetahui pentingnya hygene dan sanitasi.
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat
1.6. Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang, stressor jangka pendek
yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlakukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari 6 bulan, sedangkan stresor jangka panjang
yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang lebuh dari 6 bulan.

10
Kemampuan keluaga berespon terhadap stressor, dikaji sejauh
mana keluarga berespons terhadap stresor
Strategi koping yang digunakan, dikaji strategi koping yang
digunakan keluarga bila menghaadapi permasalahan/stress.
Strategi adaptasi disfungsional, kaji cara yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan/sterss.
Harapan keluarga, pada akhir pengkajian, perawat menanyakan
harapan keluaga terhadap petugas kesehatan yang ada.
1.7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu angggota keluarga
Pemeriksaan kesehatan nerupa pemeriksaan fisik dilakukan pada
semua anggota keluarga. Metode yang digunakan sama dengan
pemeriksaan fisik klinik.
2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah


keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian
fungsi perawatan keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa
keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko
(ancaman kesehatan) dan keadaan sejahtera (wellness).

B. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S dengan Hipertensi


1. Pengkajian
1.1. Data Umum
Kepala keluarga (KK) : Tn. S
Alamat : Desa kulit pisang Rt. 02 Rw. 10
Pekerjaan KK : Petani
Pendidikan KK : SMA
Tife keluarga : Keluarga inti
Suku bangsa : Banjar
Agama : Islam
Komposisi keluarga : Ayah, ibu dan 3 orang anak

No Nama JK Hub. Umur Status Imunisasi Ket.


dg

11
klien

B P D H C
C o P e a
G l T p m
i p
o a
k
1. Ny. A Pr. Istri 33 th - - - - - Sehat
2. Cantika Pr. Anak 15 tn - - - - - Sehat
3. Firman Lk. Anak 10 th - - - - - Sehat
4. Desy Pr. Anak 5 tn - - - - - Sehat

Genogram

37 33

15
10 5t

12
Keterangan simbol :
= jenis kelamin laki-laki sudah meninggal

= jenis kelamin laki-laki masih hidup

= klien yang diidentifikasi (Hipertensi)


c
= jenis kelamin perempuan

= menikah
c
= keturunan

= Anggota yang tinggal serumah

Status sosial ekonomi


Pendapatan Tn. S perbulan adalah sebesar Rp.1.000.000
Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi hanya
dengan menonton televisi di rumah dan dalam sepekan bekunjung ke
sanak saudara atau tetangga dekatnya.
1.2. Riwayat dan perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. S memiliki 3 orang anak, anak pertama berusia 15 tahun,
anak kedua berusia 10 tahun, dan anak ketiga berusia 5 tahun, maka
keluarga Tn. S berada pada tahap keluarga dengan anak remaja (13-20
tahun).
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi. Namun, tugas keluarga yang belum dapat dicapai saat ini :
keluarga perlu memberikan figuryang baik bagi anak remajanya yaitu
Cantika yang berusia 15 tahun, sedangkan saat ini keluarga harus

13
merawat Tn. S yang sedang sakit hipertensi yang gejala penyakitya
sering dikeluhkan.
Riwayat Kesehatan keluarga Inti
Tn. S menderita penyakit hipertensi (200/100 mmhg), tidak
mempunyai penyakit keturunan lainnya. Sebelumnya Tn. S hanya
pernah menderita penyakit batuk dan pilek yang dianggap biasa
sehingga tidak pernah dirawat di rumah sakit. Namun, sekarang karena
Tn. S sering mengeluhkan tanda-tanda hipertensi Tn. S rajin datang ke
Puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya. Ny. A
saat ini dalam keadaan sehat dan tiga orang anak-anaknya pun dalam
keadaan sehat.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn.S mempunyai 2 saudara kandung laki-laki dan perempuan, Ayah
dari Tn. S sudah lama meninggal dunia, penyebabnya tidak diketahui.

1.3. Data Lingkungan


Karakteristik rumah
Tn.s tinggal di suatu rumah yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan di depan rumah ada teras.
Bangunan rumah berbentuk segiempat dengan lantai rumah terbuat
dari keramik dengan kondisi cukup bersih, penerangan dan ventilasi
cukup, sumber air dan air untuk diminum menggunakan sumur, toilet
menggunakan safety tank yang terletak dibelakang rumah, di depan
rumah terdapat halaman seluas 4x2 m2.
Denah

14
Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Tn. S tinggal di lingkungan tempat tinggal dengan mayoritas
penduduk kerja sebagai petani.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. S menempati rumah yang ditempati sejak menikah
hingga sekarang.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Tn. S merupakan anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
kegiatan dilingkungannya, interaksi antar warga banyak dilakukan
pada malam hari karena siang harinya warga bertani dan dilakukan
dengan baik.
Sistem pendukung keluarga
Tn. S dirawat dan didukung oleh Istrinya.
1.4. Struktur Keluarga
Struktur peran
Tn. S tetap sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung jawab
terhadap kehidupankeluarganya walaupun saat ini Tn. S sedang sakit.
Istrinya, Ny. A berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang
senantiasa selalu memelihara rumah dan anggota keluarganya.
Nilai atau norma keluarga

15
Keluarga Tn. S melaksanakan nilai-nilai, norma-norma, dan agama
secara baik, di rumah selalu melaksanakan ibadah sholat berjamaah,
Tn. S menganggap penyakit hipertensi adalah penyakit yang umum
diderita oleh seseorang, seusianya.
Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. S sangat harmonis, mereka selalu bermusyawarah dalam
setiap masalah didalam rumah tangganya, komunikasi dilakukan
dengan cara terbuka dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan.
1.5. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif
Anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya.
Fungsi sosialisasi
keluarga hidup sangat rukun dimana Tn.S dan Ny. A selalu
mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial yang baik.
Fungsi repoduksi
Jumlah anak Tn. S dan Ny. A ada 3 orang, saat ini Ny.A menggunakan
kontrasepsi suntik untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi
Tn. S sangat rajin datang ke PUSKESMAS dalam memanfaatkan
sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarganya agar diketahui kondisi kesehatan keluarganya.
Perawatan kesehatan
Keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi, keluarga juga kurang mampu untuk mengambil
keputusan tentang masalah kesehatan karena tidak mengetahui secara
luas tentang hipertensi, keluarga juga kurang memahami bagaimana
penanganan penyakit hipertensi.
Tn.S sering mengeluhkan tentang gejala-gejala hipertensi yang
dideritanya seperti nyeri kepala parah, pusing, penglihatan burum,
mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur, dan mudah lelah.
Dalam pengobatan keluarga hanya membawa Tn.S ke PUSKESMAS
terdekat.
1.6. Stress dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor yang dimiliki oleh keluarga Tn. S adalah adanya tanda-tanda
hipertensi yang sering dikeluhkan oleh Tn. S, sehingga Tn. S tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.

16
Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny.A hanya pasrah kepada tuhan tentang penyakit yang diderita
suaminya.
Strategi koping yang digunakan
Keluarga hanya bisa berdiskusi tentang penyakit dari Tn.S.
Strategi adaptasi disfungsional
Sementara ini tidak ada terlihat tindakan keluarga yang mengarah pada
strategi adaptasi disfungsional.
Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan
sehingga Tn. S dapat sembuh dan dapat beraktivitas sehari-hari dengan
nyaman.

1.7. Pemeriksaan kesehatan tiap individu angggota keluarga


TD : 200/100 mmhg
RR : 28x/menit
Suhu : 36,5oC
TB : 160 cm
BB : 55 kg

No Kompone Tn. S Ny. A Cantika Firman Desy


. n
1. Kepala tidak ada N N N N
kelainan
2. Mata konjungtiva N N N N
anemis dan
katarak
3. Hidung tidak ada N N N N
pernafasan
cuping hidung
4. Telinga pendengaran N N N N
baik
5. Leher tidak ada N N N N
peningkatan
vena jugularis
dan arteri karotis
serta tidak ada
kelenjar tiroid

17
6. Dada pergerakan dada N N N N
simetris, suara
jantung S1 dan
S2 tunggal, tidak
ada palpitasi,
suara murmur,
whezing, ronkhi
7. Mulut tidak ada N N N N
kelainan
7. Abdomen tidak ada N N N N
pembesaran
hepar,tidak ada
kembung,
pergerakan
peristaltik usus
baik, tidak ada
luka
8. Ekstremita tidak ada N N N N
s kelumpuhan dan
edema
Cat. : N = Normal

2. Data Fokus
DS :
- Tn. S menganggap penyakit Hipertensi adalah penyakit yang umum
diderita oleh seseorang, seusianya.
- Tn. S sering mengeluhkan nyeri kepala parah, pusing, penglihatan
buram, mual, telinga berdengung, detak jantung tidak teratur, dan
mudah lelah.
- Ny. A hanya bisa pasrah kepada Tuhan tentang penyakit yang diderita
Tn. S
- Keluarga hanya bisa berdiskusi, dalam pengobatan keluarga hanya
membawa Tn.S ke Puskesmas terdekat
- Keluarga Tn. S selalu bermusyawarah dalam setiap masalah di dalam
rumah tangganya

18
- Komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan bijaksana dalam
mengambil setiap keputusan
- Anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lainnya.
DO :
- Keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit
hipertensi
- Keluarga kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah
kesehatan karena tidak mengetahui secara luas tentang hipertensi

- Keluarga juga kurang memahami bagaimana penanganan penyakit


hipertensi
- Latar belakang Tn. S adalah SMA
- Latar belakang Ny. A adalah SD
- TD : 200/100 mmHg
- RR : 28x/menit
- Mata : konjungtiva anemis dan katarak
- Keluarga Tn.S sangat harmonis
- Keluarga melaksanakan nilai – nilai, norma-norma, dan agama secara
baik dirumah selalu melaksanakan ibadah sholat berjamaah
3. Diagnosa

No Data Fokus Problem Etiologi


.
1. DS : Difisiensi Kurang sumber
- Tn. S menganggap
pengetahuan pengetahuan
penyakit Hipertensi
pada keluarga
adalah penyakit yang
Tn. S
umum diderita oleh
seseorang, seusianya.
- Tn. S sering
mengeluhkan nyeri
kepala parah, pusing,
penglihatan buram, mual,
telinga berdengung, detak
jantung tidak teratur, dan
mudah lelah.
- Ny. A hanya bisa pasrah

19
kepada Tuhan tentang
penyakit yang diderita
Tn. S
- Keluarga hanya bisa
berdiskusi, dalam
pengobatan keluarga
hanya membawa Tn.S ke
Puskesmas terdekat.

DO :
- Keluarga kurang
menyadari dampak
masalah kesehatan akibat
penyakit hipertensi
- Keluarga kurang mampu
untuk mengambil
keputusan tentang
masalah kesehatan karena
tidak mengetahui secara
luas tentang hipertensi
- Keluarga juga kurang
memahami bagaimana
penanganan penyakit
hipertensi
- Latar belakang Tn. S
adalah SMA
- Latar belakang Ny. A
adalah SD
- TD : 200/100 mmHg
- RR : 28x/menit
- Mata : konjungtiva
anemis dan katarak
2. DS : Kesiapan untuk
- Keluarga Tn. S selalu meningkatkan
bermusyawarah dalam kesejahteraan

20
setiap masalah di dalam spiritual
rumah tangganya
- komunikasi dilakukan
dengan cara terbuka dan
bijaksana dalam
mengambil setiap
keputusan
- anggota keluarga saling
memperhatikan satu sama
lainnya.
DO :
- Keluarga Tn.S sangat
harmoni
- Keluarga melaksanakan
nilai – nilai, norma-
norma, dan agama secara
baik
- dirumah selalu
melaksanakan ibadah
sholat berjamaah

Diagnosa Keperawatan yang muncul :


- Difisiensi pengetahuan pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
kurang sumber pengetahuan
- Kesiapan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual

C. Islamic value

Dalam urusan keluarga , Allah ta’ala menyampaikan dalam firman-NYA


bahwa ada tanggung jawab seseorang kepada keluarganya. Allah ta’ala
berfirman:

21
‫صوُمن ا م‬
َ‫ا مما‬ ْ‫ظ ششمداَدد مل ميعع ص‬ ‫حمجاَمرةصْ معملعيمهاَ ممملشئمكدة شغمل د‬ ْ‫اَ أمييمهاَ اَلاشذيمن آممصْنوُاَ صْقوُاَ أمعنفصْمسصْكعم موُأمعهشليصْكعم مناَرراَ موُصْقوُصْدمهاَ اَلاناَ ص‬
‫س موُاَعل ش‬
‫أممممرصْهعم موُميعفمعصْلوُمن مماَ صْيعؤممصْروُمن‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim: 6)

Dari ayat di atas bahwa menjaga diri dan keluarga adalah dengan beramal,
mentaati Allah ta’ala (bil ‘amali ‘alaa thaa’atiLLah). Lebih rinci lagi, bahwa
menjaga diri adalah dengan melakukan apa yang diperintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarang (bi fi’li maa amarakum bih, wa tarki maa
nahaakum ‘anhu). Jadi, menjaga keluarga adalah dengan menyuruh mereka
(keluarga) untuk taat kepada Allah ta’ala dan melarang mereka dari
maksiat kepada Allah ta’ala (bi amrihim bi thaa’atiLLah, wa nahyihim
‘alaa ma’aashiyyahi). Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wa sallama juga
menyampaikan tentang wajib dan pentingnya perhatian seorang kepala
keluarga kepada keluarganya. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
ujian. Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS al anbiya : 35).

Jadi sakit sebenarnya adalah bila sehat bugar tetapi tidak digunakan untuk
ibadah, malas shalat, malass tahajud, malas dhuha, malas baca al-Qur’an,
malas ke mesjid, sampai berani ma’shiyat, inilah yang disebut “al istidraz”
kesannya ni’mat tetapi sebenarnya azab yang tersembunyi yang akan
diperlihatkan dan dirasakan kelak, naudzubillah min dzaliki.

Seperti kasus diatas keluarga Tn. S sangat harmonis, selalu melaksanakan


norma-norma, nilai-nilai, dan agama dengan baik serta selalu
melaksanakan ibadah sholat berjamaah tujuan nya agar mendapat ridho

22
dari Allah SWT. Keluarga juga saling memperhatikan dan saling menjaga,
salah satunya kesehatan yaitu membawa anggota keluarga ke
PUSKESMAS agar mengetahui kondisi anggota keluarganya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan keluarga Tn. S dengan hipertensi di
Desa Kulit Pisang sesuai dengan format pengkajian dan maka didapatkan data
subjektif dan objektif sehingga dari diskusi kelompok dapat menegakan suatu
problem keperawatan yang dialami oleh keluarga Tn. S yaitu :

1. Difisiensi pengetahuan
2. Kesiapan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual

23
3. Kesiapan meningkatkan kesehatan
4. Ketidakefektifan pemelihaaan kesehatan

Namun karena data DS dan DO tidak boleh ada di semua diagnosa maka 2
diagnosa dihilangkan, diagnosa yang dimaksud adalah kesiapan
meningkatkan kesehatan dan ketidakefektifan pemelihaaan kesehatan.

Difisiensi pengetahuan dengan data intinya adalah keluarga kurang


menyadari dampak masalah kesehatan akibat penyakit hipertensi, keluarga
kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah kesehatan
karena tidak mengetahui secara luas tentang hipertensi, keluarga juga
kurang memahami bagaimana penanganan penyakit hipertensi, sehingga
nantinya dari pihak perawat di PUSKESMAS akan menyusun intervensi
mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga memlalui
eningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat. Diagnosa kedua yaitu Kesiapan untuk meningkatkan kesejahteraan
spiritual dengan data inti Keluarga melaksanakan nilai – nilai, norma-
norma, dan agama secara baik.

B. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengkajian dan penegakan
diagnosa adalah lakukan pengkajian secara terstruktur dan detail agar masalah
kesehatan keluarga bisa muncul dari semua sisi. Pengkajian keluarga sangat
berbeda dengan pengkajian yang berada diklinik yang berfokus pada satu
orang. Untuk penegakan diagnosa, pastikan data DS dan DO sesuai dengan
panduan di Buku NANDA sehingga penegakan diagnosa tidak asal-asalan
dan tidak sia-sia pada saat dilakukannya intervensi dan evaluasi.

24
DAFTAR PUSTAKA
Agustiansyah, Tri A. 2011. Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC

Anna Keliat, Budi.2018. NANDA I Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020.Jakarta: EGC

Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga : Yogyakarta:


Pustaka Assalam

Huda Nurarif, Amin. 2015. NANDA NIC-NOC Jilid 1. Jogyakarta : MediAction

Padila.2012. Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : nuMed

Sudiharto.2017.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC

Suprajitno. 2014.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC

25

Anda mungkin juga menyukai