Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah
Intitut Teknologi Nasional Yogyakarta, mahasiswa jurusan Teknik Pertambangan
yang menempuh semester III diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah Lapangan I
(Ekskursi Indusri Tambang) dengan kegiatan utama adalah melakukan kunjungan ke
beberapa industri pertambangan yang ada di Indonesia. Kegiatan Ekskursi Industri
Tambang ini berbobot 1 SKS.
Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional berupaya
memberikan bekal kepada mahasiswa khususnya pengetahuan tentang industri
pertambangan, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga Sarjana Teknik
Pertambangan yang profesional, maju dan memiliki daya saing, sesuai dengan
perkembangan industri pertambangan saat ini.
Kegiatan Kuliah Lapangan I ini, mahasiswa di perkenalkan secara langsung
kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami penerapan
ilmu dan mata kuliah secara langsung di lapangan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Ekskursi industri tambang ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan
memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa tentang berbagai macam
pekerjaan di perusahaan-perusahaan tambang sehingga mahasiswa mengetahui cara
penggalian, pemuatan, pengangkutan, pengolahan serta pemasaran beberapa jenis
bahan galian sesuai dengan ilmu dan teori yang didapat dari perkuliahan.
Kegiatan ini juga memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa
tentang pekerjaan sarjara tambang dilapangan, sehingga dapat menumbuhkan obsesi
pada diri mereka dan dapat menentukan sikap dalam menekuni pendidikan dibidang

1
pertambangan. Dengan adanya ekskursi, diharapkan mahasiswa dapat
membandingkan antara teori-teori yang diperoleh diperkuliahan dengan keadaan
sebenarnya dilapangan, juga melatih menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta
kerjasama diantara mahasiswa dalam menghadapi persoalan dan menumbuhkan jiwa-
jiwa kreatif pada diri mahasiswa.

1.3. Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Ekskursi Industri Tambang tahun 2019 ini dilaksanakan pada bulan
Februari 2019 dengan kunjungan ke unit penambangan dan pengolahan batu
gamping dan pengolahan semen di PT.Semen Indonsia Kabupaten Tuban,
Pengolahan silica di PT. Jara Silika, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dan
Penambangan dan pengolahan andesit di PT. Argawastu Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah.

1.4. Manfaat Kegiatan

Kegiatan Kuliah Lapangan 1 memiliki manfaat, diantaranya seperti :

1. Mahasiswa dapat lebih mengenal tentang industri pertambangan di lapangan.


2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang kegiatan-kegiatan
penambangan di lapangan secara langsung.
3. Mahasiswa dapat memahami tentang setiap fungsi kerja alat-alat di industri
pertambangan secara langsung.
4. Mahasiswa dapat memahami tentang pengolahan bahan galian menjadi
produk yang akan dipasarkan dipasaran.
5. Mahasiswa dapat lebih memahami tentang bahan galian yang ditambang di
industri pertambangan tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban

Gambar 2.1. Foto Bersama di PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban

2.1.1. Profil Perusahaan


PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, yang sebelumnya bernama PT Semen
Gresik (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
di bidang industri bahan bangunan. Perseroan berperan sebagai Strategic Holding
Company dengan berbagai lini usaha yang menawarkan solusi lengkap dalam
pembangunan.

Diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Ir Soekarno Presiden pertama


Republik Indonesia, Perseroan menjadi penopang pembangunan Indonesia pada masa
awal kemerdekaan hingga saat ini. Pada tahun 1991, Perseroan mencatatkan diri
sebagai perusahaan BUMN pertama yang Go Public di Bursa Efek Surabaya dan
Bursa Efek Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia), dengan kode emiten
SMGR.

3
Dalam perkembangannya, Perseroan melakukan langkah strategis dengan
mengakuisisi dua perusahaan BUMN lain, PT Semen Padang (Persero) dan PT
Semen Tonasa (Persero) dan menjadi perusahaan persemenan terbesar di Indonesia.
Seiring dengan visi perusahaan, tahun 2012 Perseroan melakukan langkah korporasi
dengan mengakuisisi Thang Long Cement Company (TLCC) Vietnam. Dalam upaya
untuk memperkuat posisi, pada tanggal 7 Januari 2013 Perseroan bertransformasi
menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Dalam industri persemenan, kapasitas produksi Perseroan terus mengalami


pertumbuhan. Saat ini, Perseroan memiliki 14 Integrated Cement Plant yang tersebar
di Indarung (Sumatera Barat), Tuban (Jawa Timur), Pangkep (Sulawesi Selatan),
Rembang (Jawa Tengah) dan Quang Ninh (Vietnam) dengan total kapasitas terpasang
sebesar 31,8 juta Ton semen per tahun.

Keunggulan kompetitif Perseroan juga didukung oleh berbagai fasilitas


distribusi dan pemasaran, meliputi 3 Grinding Plant, 26 Packing Plant, 11 pelabuhan
khusus, 17 gudang penyangga, 651 distributor di seluruh penjuru Nusantara, dan 78
distributor yang tersebar di Vietnam. Di Indonesia, Perseroan memiliki 3 merek yang
telah melekat di hati konsumen yaitu Semen Padang, Semen Gresik dan Semen
Tonasa. Pangsa pasar domestik sebesar 39% yang mencerminkan kekuatan citra dan
reputasi Perseroan.

Perseroan berhasil mengelola fundamental keuangan yang tetap kuat meskipun


dinamika persaingan setiap tahunnya semakin meningkat. Keberhasilan pengelolaan
fundamental keuangan ini mampu memberikan kesempatan lebih luas bagi Perseroan
untuk melakukan perluasan kapasitas produksi serta ekspansi usaha. Hal ini dapat
dibuktikan dalam pertumbuhan keuntungan yang setiap tahunnya mengalami laba.

4
Dengan prinsip “Untuk Kualitas • Untuk Bumi • Untuk Indonesia”, Semen
Indonesia hadir menjadi solusi kebutuhan konsumen dan pembangunan nasional,
dengan senantiasa menjaga tata kelola lingkungan dalam setiap operasional
perseroan, serta terus menjadi BUMN kebanggaan Bangsa Indonesia.

2.1.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah


PT. Semen Indonesia Pabrik Tuban berstatus BUMN pada tanggal 26
September 1994, terletak di Desa Sumberarum, kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban,
Jawa Timur. Lokasi dari kota Tuban mengarah ke barat daya berjarak sekitar 15 km.
PT. Semen Indonesia ditempuh dari Yogyakarta berjarak 250 Km menggunakan jalur
darat dengan estimasi waktu 7 jam.

2.1.3. Keadaan Geologi


Keadaan geologi daerah Tuban biasa disebut dengan formasi tuban, yang
tersusun atas batu lanau, berwarna kelabu hijau dan kelabu kekuningan dengan
selingan batugamping pasiran lempungan. Mengandung kongkresi dan batulempung
gampingan besian, dengan ketebalan diperkirakan 600 meter.

2.1.4. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan


Sifat dari batugamping secara karateristik adalah :
1. Warna : Putih, putih kecoklatan
2. Kilap : Kaca
3. Pecahan : Uneven
4. Bobot isi asli : 2,4 gr/cm3
5. Kuat tekan uniaksial : 35,6 – 40 Mpa
6. Kohesi batuan : ± 5.180 kg/cm2
7. Sudut geser dalam : ±14,85o

5
2.1.5. Genesa Batugamping
Batu gamping adalah batuan sedimen dengan komposisi mineral utama
(CaCo3) yang terbentuk secara organik dan kimia. Sebagian batu gamping yang
terdapat di alam merupakan bentukan secara organik yang berasal dari kumpulan
endapan cangkang kerang, siput, foraminifera. Sedngkan batu gamping yang
terbentuk secara kimia adalah jenis batu gamping yang terjadi dari pengendapan
kalsium karbonat dalam kondisi iklim lingkungan tertentu.

2.1.6. Genesa Tanah Liat (Batulempung)


Batu lempung adalah batuan yang ada pada umumnya bersifat plastis,
bekommposisi hidrous alumunium silikat (SiO2) atu meniral lempung yang memiliki
ukuranbutir halus (batulempung adalah batuan sedimen yang mempunyai ukuran
butir kurang 0,0002 atau 1/256 mm).

2.1.7. Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mengetahui kualitas batugamping dan menghitung
potensi sumberdaya dan cadangannya. Berikut ini adalah tahapan kegitan eksplorasi
batugamping sebagai berikut :
a. Pembuatan peta topografi dan peta situasi
b. Penyelidikan geofisika
c. Pengambilan sampel
d. Pengambilan sampel bor
e. Analisa fisik dan kimia
f. Menghitung sumberdaya dan cadangan

2.1.8. Penambangan
Tambang terbuka merupakan sistem penambangan yang dimana segala kegiatan
atau aktivitas penambangan dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan

6
bumi dan tempat kerja berhubungan langsung dengan dunia luar. Tambang terbuka
berdasarkan jenis endapan secara umum dapat dikelompokan kedalam 4 (empat)
metode yaitu : Open pit, Quarry, Strip mine, dan Alluvial mine. Adapun tahapan yang
dilakukan dalam sistem penambangan sebagai berikut :
2.1.8.1.Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pembersihan lahan bertujuan untuk membersihkan daerah yang akan
ditambang, sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa
adanya gangguan dari tumbuh –tumbuhan yang ada di area lokasi. Dalam kegiatan
land clearing alat yang digunakan adalah bulldozer caterpillar.

Gambar 2.2. Bulldozer Caterpillar

2.1.8.2.Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Over Burden)


Pengupasan tanah penutup bertujuan untuk membersihkan batu gamping dari
material-material pengotor yang menutupi permukaan. Alat yang digunakan pada
kegiatan ini adalah :
Unit bulldozer caterpillar Back hoe

7
Gambar 2.3. Alat-alat Stripping Over Burden

2.1.8.3.Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan
induknya agar material tersebut dapat terlepas atau terbongkar, sehingga
memudahkan untuk dilakukan proses selanjutnya. Di Holcim Tuban Plant,
menggunakan beberapa metode yaitu Drilling Blasting, menggunakan alat Surface
Miner, dan Ripper and Dozing. Pada metode Blasting, bahan peledak yang digunakan
adalah ANFO. Alat-alatnya: Drilling Blasting, ANFO, Surface Miner, dan Ripper
and Dozing.

Gambar 2.4. Alat-alat Pembongkaran

2.1.8.4.Pemuatan
Pemuatan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau
mengisikan material hasil pembongkaran. Pemuatan dapat dilakukan dengan back
hoe atau wheel loader yang diisikan ke dalam alat angkut.

8
Gambar 2.5. Alat-alat Pemuatan

2.1.8.5.Pengangkutan
Pengankutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkat atau
membawa material endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke tempat
pengolahan untuk proses lebih lanjut. Alat yang digunakan adalah Dump Truck.

Gambar 2.6. Dump Truck

2.1.9. Pengolahan Semen Holcim


Proses pengolahan semen pada PT.Holcim Indonesia Tbk Tuban ada beberapa
tahap yaitu :
2.1.9.1 Penyimpanan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku bertujuan untuk tetap memnuhi stock bahan yang
akan diolah .Tempat penyimpanan bahan baku biasa disebut stock pile.

9
Gambar 2.7. Stock Pile

2.1.9.2 Pengumpanan Bahan Baku


Pengumpanan bahan baku mengangkut material dengan panjang tertentu dan
mengatur jumlah bahan baku sehingga jumlah bahan baku yang ada pada belt
conveyor sesuai dengan jumlah yang digunakan.

Gambar 2.8. Belt Conveyor

2.1.9.3 Penggilingan dan pengeringan bahan baku


Proses yang bertujuan untuk menghancurkan batuan yang besar menjadi batu
yang lebih kecil (lembut). Alat utama yang digunakan ada proses
penggilingan adalah vertikal roller mill. Media pengeringannya adalah udara
panas yang berasal dari coller dan pre-heater. Udara panas tersebut juga

10
berfungsi sebagai media pembawa bahan-bahan yang sudah halus menuju alat
proses selanjutnya.

Gambar 2.9. Vertical Roller Mill


2.1.9.4 Pencampuran (Blending)
Proses pencampuran ini bertujuan untuk mencampur bahan-bahan material
menjadi satu. Alat utama yang digunakan untuk proses pencampuran ini
adalah blending silo, dengan media pengaduk adalah udara.

Gambar 2.10. Blending Silo

11
2.2.9.5 Pemanasan awal
Dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air yang terkandung pada bahan
baku. Alat yang digunakan pada pemanasan awal adalah suspension pre-
heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin. Setelah melalui proses
pemanasan material ditampung didalam silo.

Gambar 2.11. Kiln Feed Bin

2.1.9.5 Pembakaran (firring)


Pembakaran bertujuan untuk memperoleh mineral kapur (CaO), dan kalsium
hidroksida (CaOH2). Alat yang digunakan dalam proses pembakaran ini
adalah rotary kiln. Adalah alat yang berbentuk silinder memanjang yang
diletakkan dengan kemiringan tertentu. Jadi material akan mengalami
pembakaran dari temperatur rendah ke temperatur yang tinggi.

12
Gambar 2.12. Rotary Kiln

2.1.9.6 Pendinginan (Cooling)


Bertujuan untuk mendinginkan material yang keluar dari proses pembakaran
sebelumnya. Alat yang digunakan untuk pendinginan ini adalah cooler.
Dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran udara
pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker (clinker breaker).

Gambar 2.13. Cooler dilengkapi Clinker Breaker

2.1.9.7 Penggilingan akhir


Penggilingan akhir adalah proses untuk menghaluskan material sampai siap
jual. Alat yang digunakan pada proses penggilingan akhir ini adalah ball mill.

Gambar 2.14. Ball Mill

13
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN BATU GAMPING PT. Semen Indonesia Tuban

Penggilingan Pengumpulan Penyimpanan


dan Bahan Baku Bahan Baku
Pengeringan
Bahan Baku

Pemanasan Pembakaran
Pencampuran Awal

Penggilingan Pendiinginan
Akhir

Gambar 2.15. Diagram Alir Pembuatan Semen


Tujuan dari pengolahan ini adalah mengolah batugamping dan batulempung
menjadi semen berkualitas yang siap dijual di pasaran.produk yang dihasilkan ada 3,
Holcim serbaguna, PowerMax dan WallMax.

2.1.10. Reklamasi
Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia, dan biologi, seperti
pada bentuk bahan, kondisi tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan vegetasi dan
fauna, dan lain sebagainya. Reklamasi bertujuan untuk mencegah dan mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan pertambangan.

14
2.2.PT.Jara Silica

Gambar 2.16 PT.Jara Silica

2.2.1. Profil Perusahaan


PT. Jara Silica adalah perusahaan yang bergerak dibidang pemurnian pasir
silika atau pengolahan pasir silica, perusahaan yang berlokasi di JL. Raya Semarang
KM 8 No.222, Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa
Timur. PT Jara Silica berdiri pada tanggal 2 Desember 1987 dengan akta notaris no.
18 oleh Suyati Subadi,SH Surabaya dan diperbarui oleh akta notaris no. 4 tanggal 6
Januari 2014 oleh Antoni Halim, SH Jakarta.

2.2.2. Karakteristik Silica


Secara umum pasir silika di indonesia mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut :
SiO2 : 55,30%-99,89%
FeO3 : 0,1%-9,14%
AlO : 0,1%-18%
TiO : 0,1%-0,49%
CaO : 0,1%-3,24%
MgO : 0,1%-0,26%
K2O : 0,1%-17%
Sifat-sifat mineral kuarsa (pasir silika) antara lain adalah :

15
1. Warna : Bening, keputihan atau warna lain tergantung pengotornya
2. Kekerasan : 7 (Skala mosh)
3. Berat Jenis : 2,65
4. Titik Lebur : 1715C
5. Bentuk Kristal : Hexagonal

2.2.3. Genesa Pasir Silica


Batuan asam yang banyak mengandung mineral kuarsa dan feldspar merupakan
sumber utama bagi endapan pasir silika. Mineral feldspar yang lebih mudah lapuk,
akan melepaskan ikatan antara kristal kuarsa dan feldspar, menghasilkan bahan
residu mineral kuarsa. Hasil dari pelapukan ini kemudian tercuci dan terbawa oleh air
dan angin yang diendapkan ditepi-tepi sungai danau dan laut.
Di alam, pasir silica ditemukan dengan kemurnian bervariasi,tergantung pada
proses terbentuknya, disamping adanya mineral lain yang ikut dalam proses
pengendapan. Pada umumnya senyawa pengotor tersebut terdiri atas oksidasi besi,
oksidasi kalsium, oksidasi alkali, oksidasi magnesium, lempung dan zat organik hasil
pelapukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan. Material pengotor ini akan memberikan
warna tertentu pada pasir silika, dan dengan warna tersebut dapat diperkiran tingkat
kemurniannya. Pasir silika yang memiliki tingkat kemurnian tinggi warnanya tidak
terlalu putih.

2.2.4. Eksplorasi
Eksplorasi endapan pasir silika dilakukan untuk menentukan letak, penyebaran
dan ketebalan melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi, geofisika (tahapan
jenis, potensial diri, seismik) dan lain-lain.
Untuk eksplorasi rinci dapat dilakukan dengan melakukan pemboran, sumur uji,
atau kanal. penyelidikan dilakukan untuk Tempat Berbeda di lembah purba, sungai,
Danau atau laut. hasil dari kegiatan ini antara lain berupa contoh pasir silika untuk
dianalisis guna menentukan kualitas endapan.

16
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan Perkalian antara luas sebaran
endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat dihitung dengan
menggunakan metode Poligon atau triangular grouting.

2.2.5. Penambangan
Penambangan pasir silica dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
sederhana, peralatan mekanis ataupun dengan tambang semprot, tergantung pada
letak dan penyebaran endapan. Adapun tahap-tahap penambangan meliputi
pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan.

2.2.5.1 Pengupasan (Stripping)


Proses pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup
dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, belincong, dan lain
sebagainya, tetapi bisa juga dengan menggunakan bantuan peralatan mekanis seperti
bulldozer yang di lengkapi garu, scrapper, shovel, dan lain-lain. Pemilihan jenis
peralatan ini tergantung pada kondisi lapangan dan skala produksi yang diinginkan.

Gambar 2.17. Bulldozer

17
2.2.5.2 Pembongkaran
Pembongkaran ini bertujuan untuk membebaskan atau memisahkan endapan
dari batuan induknya yang padat/keras. Namun pada pasir kuarsa umumnya
merupakan endapan lepas yg mudah dibongkar, sehingga selain peralatan manual
maupun mekanis, tekanan air tinggi juga bisa digunakan pompa hidrolik (tambang
semprot).

Gambar 2.18. Alat-alat yang digunakan untuk pembongkaran

2.2.5.3 Pemuatan dan Pengangkutan


Alat muat sederhana dengan tenaga manusia seperti cangkul, sekop, dan ikrak
bisa digunakan untuk produksi kecil, sedangkan untuk produksi skala yang lebih
besar dapat menggunakan wheel loader dan back hoe. Untuk proses pengangkutan
sendiri dapat menggunakan dump truck, pikulan, gerobak, lori, dan lain-lain.

Gambar 2.19. Dump Truck

18
2.2.6. Pengolahan Pasir Silica

rotary silo Pengangkutan


pasir silika

Pompa air crusher scraper

rotary

Gambar 2.20. Diagram Alir Pengolahan Pasir Silika

Proses pengelolahan pasir silikas dapat bermacam-macam, sesuai spesifikasi


yang diinginkan tahap pengelolaan yang umum antara lain adalah: pencucian,
pengecilan ukuran dan pengayakan. Namun demikian terkadang pasir silika ada juga
yang dapat digunakan tanpa pengecilan ukuran butiran. Beberapa jenis peralatan
yang digunakan dalam pengelolaan pasir silika antara lain:
a. loader : sebagai alat bantu penumpahan material ke
hopper.
b. hopper : untuk penampungan sementara dan
pengumpan ke unit pencucian.
c. screen : digunakan untuk menyaring kotoran pada unit
pencucian.
d. classifier : untuk mencuci pasir silika, yang dilengkapi
dengan screw.
f. pompa dan pipa : digunakan untuk mengalirkan air, pulp( air
dan pasir silika) dan lumpur( lempung).
g. rotary drier : untuk mengeringkan pasir silika dari unit
pencucian.
h. belt conveyor dan bucket elevator : untuk mengangkat material

19
2.3. PT. Argawastu

Gambar 2.21. Foto Bersama di PT. Argawastu

2.3.1. Profil Perusahaan


PT. Amir Hajar Kilsi adalah perusahaan tambang andesit yang berada di Desa
Sanetan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah

2.3.2. Karateristik Andesit


Karekteristik Andesit sebagai berikut:
1. Warna : abu – abu tua dengan fenokris hornblande
2. Struktur : Scoria, Vesikular, Pillow atau Columnar
3. Tekstur : Porphyritic
4. Minera : Biotit

20
2.3.3. Genesa Andesit
Merupakan jenis batuan beku luar, merupakan hasil pembekuan magma yang
bersifat intermediet sampai basa dipermukaan bumi. Jenis batuan ini bertekstur
porifiritik afanitik, komposisi mineral utama jenis plagioklas, mineral mefik adalah
piroksen dan amfibol sedangkan mineral tambahan adalah apatit dan zircon.

2.3.4. Eksplorasi
Eksplorasi endapan andesit diawali dengan melakukan pemetaan geologi, dapat
melihat peta geologi regional. Kemudian untuk mengetahui penyebaran area potensi
andesit dapat menggunakan metode eksporasi tidak langsung yaitu menggunakan
geolistrik untuk mendapatkan nilai tahanan jenis (resistivity) andesit. Untuk tingkat
keyakinan yang lebih dapat menggunakan metode eksplorasi langsung kegiatan
pemboran

2.3.5. Penambangan
Penambangan yang dilakukan PT.Argawastu menggunakan sistem
penambangan terbuka dengan metode Quaarry. Dimana kegiatan dimulai dengan
pembersihan lahan (Land Clearing). Kemudian pemindahan tanah penutup dan
kegiatan pembongkaran, penggalian pemuatan serta pengangkutan.

Gambar 2.22. Daerah Penambangan Andesit PT. Argawastu

21
2.3.5.1.Pengupasan (Stripping)
Proses pengupasan bertujuan untuk membersihkan lapisan tanah penutup
dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, sekop, belincong, dan lain
sebagainya, tetapi bisa juga dengan menggunakan bantuan peralatan mekanis seperti
bulldozer yang di lengkapi garu, scrapper, shovel, dan lain-lain.

Gambar 2.23. Bulldozer


2.3.5.2.Pembongkaran
Pembongkaran ini bertujuan untuk membebaskan atau memisahkan endapan
dari batuan induknya yang padat/keras.

Gambar 2.24. Alat-alat yang digunakan untuk pembongkaran

2.3.5.3.Pemuatan dan Pengangkutan


Alat muat sederhana dengan tenaga manusia seperti cangkul, sekop, dan ikrak
bisa digunakan untuk produksi kecil, sedangkan untuk produksi skala yang lebih
besar dapat menggunakan wheel loader dan back hoe. Untuk proses pengangkutan
sendiri dapat menggunakan dump truck, pikulan, gerobak, lori, dan lain-lain.

22
Gambar 2.25. Dump Truck

2.3.6. Pengolahan Andesit

Gambar 2.26. Pengolahan Andesit PT. Argawastu

Andesit merupakan bahan galian termasuk komoditas batuan yang banyak


dimanfaatkan dalam industry pembangunan infrastruktur. Dalam proses pengolahan
andesit dimulai dengan memperkecil ukuran butir, alat yang digunakan crusher.
Kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran butir menggunakan screen atau ayakan.
Setelah ditumpuk sesuai dengan ukurannya maka andesit siap dipasarkan.

23
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tulisan yang dikemukakan pada buku ini merupakan sebagian kecil dan
merupakan sebagian model dari beberapa kegiatan penambangan, pengolahan
maupun penggunaan dari beberapa komoditas bahan galian, dan sebatas memberikan
gambaran umum dalam kegiatan pertambangan dan pengolahan bahan galian yang
bersangkutan. Data penting dan spesifik dalam kegiatan penambangan,
pengangkutan, pengolahan maupun pemanfaatan beberapa bahan galian seperti
dalam tulisan di buku ini dapat dicari dan ditemukan pada saat kunjungan ekskursi.
Harapan Jurusan Teknik Pertambangan, mahasiswa harus dapat memanfaatkan
waktu yang baik ini untuk mendapatkan data dan pengalaman dari kegiatan ekskursi,
sehingga kegiatan ini dapat menambah bekal mahasiswa dalam menekuni dunia
pertambangan.
Manakala mahasiswa telah mantap akan menekuni dunia pertambangan, di dalam
hati setiap mahasiswa harus ada semangat yang kuat dan tidak cepat putus asa.

3.2.Saran
Kegiatan kuliah lapangan 1 sangat bermanfaat sekai bagi mahasiswa dan ilmu
yang didapatkan bermanfaat sekali dilapangan di depannya,disini mahasiwa dapat
langsung melihat bagaimana kegiatan pertambangan di lapangan secara langsung
.untuk kedepannya semoga kuliah lapangan semakin baik lagi dan melalui
pembelajaran ini semoga jurusan Teknik Pertambangan menjadi lebih baik lagi
kedepannya .

24
DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, (2019),”Buku


Panduan dan Buku Catatan Kuliah Lapangan I Ekskursi Industri Tambang”,
Yogyakarta

25

Anda mungkin juga menyukai