Anda di halaman 1dari 25

Kepemimpinan

• Kepemimpinan (leadership) merupakan kemampuan untuk


mempengaruhi suatu keompok menuju pencapaian sebuah visi atau
tujuan yang ditetapkan. Organisasi memerlukan kepempinan dan
manajemen yang kuat untuk efektivitas yang optimal.
sifat kepemimpinan
sifat kepemimpinan berfokus pada kualitas dan karakteristik
personal. Pencarian atas kepribadian, sosial, fisik, intelektual
yang membedakan seorang pemimpin dengan yang bukan
pemimpin menjadi tahap awal dalam riset kepemimpinan.
terdapat 4 (empat) teori pendekatan
kepemimpinan, yaitu:
1. Teori Sifat (Traits Theory)
2. Teori Perilaku (Behaviors Theory)
3. Teori Situasional (Situasional/Contingency Theory)
4. Teori Sifat dalam Kepemimpinan (Traits Theory)
Ciri-Ciri Yang Dimiliki Pemimpin

1. Kecerdasan (Inteligence)
2. Berilmu (Scholarship)
3. Handal dalam pertanggungjawaban (Dependability In Exercising
Responsibilities)
4. Aktivitas dan partisipasi sosial (Activity And Social Participaction)
Status sosial-ekonomi (Social-Economicn Status)
 karakteristik-karakteristik individual yang membedakan pemimpin yang berhasil
dan pemimpin yang gagal :

1. Karakter fisik
2. latar belakang sosial
3. intlegensia
4. kepribadian
5. karakteristig hubungan tugas
6. karakteristik sosial
Teori-teori mengenai perilaku kepemimpinan
(bhvioral theories of leadership)
 memprakarsai struktur dan keramahan.

• Memprakarsai struktur (intiating sttrukture) adalah sampai sejauh mana


sampai sejauh mana seorang pemimpin akan mendefinisikan serta
menstrukturisasi peranan dan para pekerjanya dalam pencapaian tujuan.
Hal ini meliputi perilaku yang berupaya untuk mengorganisi kerja,
hubungan kerja, dan tujuan.

• Keramahan (konsideration) adalah sampai sejauh mana hubungan


pekerjaan seseorang dicirikan oleh rasa saling percaya, menghormati
gagasan dari para perkeja, dan menghargai perasaan mereka.
Grup Michigan, juga mengidentifikasikan dua
tipe perilaku:
• Pemimpin yang berorientasi pada pekerja (employee- oriented
leader) yang menekankan pada hubungan interpersonal dengan
menempatkan kepentingan pribadi dalam kebutuhan dari para
pekerja dan menerima perbedaan individual antara mereka,
• Pemimpin yang berorientasi pada produksi (production-oriented
leader) menekankan pada aspek teksnis atau tugas dalam perkerjaan,
yang berfokus pada pencapaian tugas dari kelompok.
Teori Kontigensi

Ada 3 pendekatan untuk memisahkan variabel-variabel situasi:


 model Fiedler
 teori situasional,
 teori jalur tujuan
 Model pemimpin
 Fiedler
Model kontigensi Fiedler (Fiedler kontigency model) merupakan teori
yang menyatakan kelompok efektiv bergantung pada kecocokan yang
tepat diantara gaya kepemimpinan dalam berinteraksi dengan para
bahawan dan seberapa besar situasi memberikan kendali dan
pengaruh pada pemimpin.
Fildler mengidentifikasikan 3 dimensi kontigensi/
situasional:

1. Hubungan pemimpin anggota adalah derajat kepercayaan diri,


kepercayaan, dan menghormati, yang maa para anggota miliki
dalam diri pemimpin mereka
2. Struktur tugas adalah keadaan yang mana penugasan pekerjaan
dibuatkan prosedur (yaitu,struktur atau tidak tersetruktur
3. Kekuatan posisi adalah derajat dari pengaruh seorang pemimpin
yang memiliki variabel kekuatan yang lebih seperti merekrut,
memecat, disiplin, mempromosikan,dan menaikan gaji .
 Teori kepemimpianan situasional
(situational ledership teory)
Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan yang berhasil akan
bergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan kotigensi yang tepat
terhadap kesiapan kesiapan dari pengikutnya, sampai sejauh mana
mereka bersedia dan mampu untuk menyeleaikan suatu tugas tertentu.
 Teori – tujuan (poth-goal teori)
• Teori ini menyatakan bahwa tugas dari pemimpin untuk menyediakan
informasi, dukungan atau sumber daya lainnya bagi para pengikutnya
untuk mencapai tujuan tujuan . .istilah jalur – tujuan menyiratkan
para pemimpin yang efektif menjelaskan jalur dari para pengkutnya
terhadap tujuan kerja mereka dan membuat pekerjaan menjadi lebih
mudah denga mengurangi hambatan hambatan dalam pekerjaan .
3 prediksi analisis tujuan,
• Kepemimpinan yang mengarahkan ( direktive leadersihip ) akan
menghasilkan kepuasan yang lebih tinggi pada tugas yang bersifat
ambigu atau penuh tekanan di bandingkan pada tugas tuga yang
terstruktur dan di tata dengan baik
• Kepimpinan yang mendukung (suportive leadership) akan
menghasilkan kinerja dan kepuasan yang tinggi ketika para pekerja
mengerjakan tugas yang tersetruktur .
• Kepimpinan yang mengarahkan ( direktive leadership ) lebih
cenderung di pandang sebagai faktor yang mubazir jika berada
anatara para pekerja yang memiliki kemampuan yang tinggi atau
pengalaman yang luas .
Model – pemimpin partisipasi ( leader –
participation mode )
suatu teori mengenal kepemimpinan yang menyediakan serangkaian
aturan untuk menentukan bentuk dan jumlah pengambilan keputusan
ecara partisipatif dalam situasi yang berbeda teori ini menyatakan
bahwa perilaku pemimpin harus di sesuaikan untuk mencerminkan
struktur tugas model ini bersifat normatif memberikan pohon
keputusan yang terdiri atas kontigensi dan 5 gaya kepemimpinan untuk
menentukan bentuk dan jumlah partisispasi dalam pengambilan
keputusan.
Kekuasaan

• Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah


karakteristik. Karakteristik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku
alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut)
gunakan dalam hubungan interpersonal. 2 dasar kekuasaan yaitu
Kekuasaan formal dan kekuasaan pribadi.
kekuasaan Formal dibagi menjadi 3 yaitu :
Kekuasaan paksaan (corrcive power)
Merupakan dasar kekuasaan yang bergantung pada ketakutan atas hasil yang
negativ akibat kegagalan untuk memenuhi. Hal ini bertumpu pada
penerapan, atau ancaman penerapan, atas sanksi fisik seperti timbulnya rasa
sakit, frustasi, atas hambatan pergerakan, atau mengendalikan dengan
kekuatan dasar psikologis atau kebutuhan keamanan.
Kekuasaan Imbalan (reward power)
Merupakan pencapain pepatuhan yang didasarkan pada kemampuan untuk
mendistribusikan imbalan yang mana orang lain akan memandangnya
berharga akan memiliki kekuasaan atas mereka. Pemberian imbalan ini dapat
berupa keuangan misalnya mengendalikan tingkat gaji, kenaikan, dan bonus
atau non keuangan, meliputi penghargaan, promosi, penugasan pekerjaan
yang menarik, para kolega yang ramah, dan sifat kerja atau wilayah
penjualan yang lebih disukai
Kekuasan Legitimasi (Legitimate Power)
Merupakan kekuasaan yang diterima oleh seseorang sebagai hasil dari
posisinya didalam hierarki formal suatu organisasi. Kekuasaan legitimasi
secara spesifik meliputi penerimaan dari para anggota atas wewenang posisi.
kekuasaan pribadi dibagi menjadi 2 yaitru
• Kekuasaan karena keahlian (expert power)
• Merupakan pengaruh yang dikerahkan sebagai hasil dari keahlian,
keterampilan khusus atau pengetahuan.
• Kekuasaan acuan (referent power)
• Merupakan pengaruh yang didasarkan pada identifikasi dengan
seseorang yang memiliki sumber daya atau sifat pribadi yang
diinginkan.
Kekuasaan Memiliki Beberapa Efek menganggu
• Efek berbahaya dari kekuasaan bergantung pada kepribadian
seseorang.Riset menyatakan bahwa jika kita memiliki kepribadian
cemas maka kekuasaan tidak akan merusak kita karena kita kurang
memikirkan untuk menggunakan kekuasaan agar menguntungkan
kita.
• Efek merusak dari kekuasaan dapat dikurangi oleh sistem organisasi.
Sebagai contoh salah satu kajian menemukan bahwa sementara
kekuasaan membuat orang berprilaku dalam sikap yang lebih
mementingkan diri sendiri, maka ketika tanggung jawab perilaku ini
dimulai, perilaku yang mementingkan diri sendiri akan bekerja
Menyalahgunakan kekuasaan
• Prihal kekuasaan para pekerja meremehkan wanita dengan menyoroti
gender secara stereotip tradisonal yang mencerminkan secara negatif
terhadapnya (misalnya ketidakberdayaan, kepasifian atau kurangnya
komitmen atas karir) biasanya dalam upaya untuk memperoleh
kekuasaan atasnya atasuntukmeminimalkanperbedaankekuasaan.
beberapa cara yang dilakukan untuk melindungi
diri dari pelecehan seksual
• Memastikan suatu kebijakan aktif yang mendefenisikan sesuatu yang
mengarah kedalam pelecehan seksual, misalnya dengan mengumukan
pemutusan hubungan kerja bagi orang yang melakukan pelecehan seksual
terhadap pekerja lainnya dan menetapkan prosedur untuk mencapai
keluhan
• Meyakinkan para pekrja bahwa mereka tidak akan berhdapan dengan
pembalasan jika mereka menyampaikan keluhan
• Menginfestigasi seluruh keluhan dan memberithukan kepada depertemen
hukum dan sumber daya manusia
• Memastikan para pelangar diberikan kedisiplinan atau diberhentikan
• Menetapkan seminar-seminar diperusahaan untuk meningkatkan
kewaspadaan dari para pekerja atas persoalan pelecehan seksual.
Politik

• Politik adalah sebagai kegiataan dimana individu atau kelompok terlibat sedemikianrupa
guna memperoleh dan menggunakan kekuasaan untuk mencapai kepentinganyasendiri.

• Faktor-faktor yang memberikan kontribusi bagi perilaku politik

 Faktor-faktor individu
• Pengawan diri sendiri yang tinggi
• Tempat kendali secara internal
• Kepribadian yang tinggi
• Investasi organisasional
• Alternatif pekerjaan yang dipandang
• Ekspestasi atas keberhasilan
Faktor faktor organisasi

• Realokasi sumber daya


• Peluang promosi
• Kepercayaan yang rendah
• Peranan yang tidak jelas
• Sistem evaluasi kinerja yang tidak jelas
• Pelaksanaan pemberian imbalan yang tidak beresiko
• Pengambilan keputusan secara demokratis
• Tekanan kinerja yang tinggi
• Para manajer senior yang mementingkan diri sendiri
politik organisasi dapat mengancam para pekerja
dengan komponen-komponen sikap para pekerja
sebagai berikut :
•Adanya penurunan kepuasan kerja
•Meningkatkan kecemasan dan tekanan
•Meningkatkan tingkat perputaran
pekerja dan Menurunkan kinerja

Anda mungkin juga menyukai