Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN MID-OCEANIC RIDGE BERKAITAN DENGAN

MAGMATISME DAN VULKANISME.

Kelompok 2
Program Studi Teknik Geologi S1
Departemen Teknik, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Korespondensi : mhyudit@gmail.com

Abstrak

Mid-Oceanic Ridge (MOR) terjadi akibat dari pergerakan dua lempeng saling
menjauh (divergen) yang berkaitan dengan arus konveksi yang mendorong lapisan
di atasnya. dan menyebabkan magma keluar ke permukaan bumi dan terbentuk
gunung api di dasar samudera (seamount) yang menghasilkan kandungan magma
bersifat basaltik, berviskositas rendah. Mid-Oceanic Ridges menghasilkan gunung
berapi yang memanjang di dasar samudera dari letusan celah magma berviskositas
rendah dan pemekaran yang terjadi. Hal ini pula memicu pergerakan perpindahan
Mid-Oceanic Ridge secara luas dengan kecepatan yang bervariasi. Punggungan
yang bermigrasi cepat adalah Pasifik Antartika, Punggung Indian Tengah,
Punggung Indian Tenggara, Juan de Fuca, Pasifik-Nazca, Antartika-Nazca, dan
pegunungan Australia-Antartika, bermigrasi dengan kecepatan antara 3,3 dan 5,5
cm/tahun. Mid-Oceanic Ridge yang bermigrasi lambat adalah Atlantik Tengah
dan pegunungan India Barat Daya, bermigrasi dengan kecepatan antara 0,3 dan
2,0 cm/tahun yang telah terjadi 83 juta tahun terakhir. Hal tersebut membuktikan
bahwa bumi selalu mengalami pergerekan lempeng setiap tahunnya.

Kata kunci : magmatisme, MOR, konveksi, perpindahan, vulkanisme

Abstract

Mid-Oceanic Ridge (MOR) occurs as a result of the movement of two divergent


plates that are related to convection currents that push the layer above it. and
cause magma to come out to the surface of the earth and form volcanoes on the
ocean floor (seamount) that produce basaltic, low viscosity magma content. Mid-
Oceanic Ridges produce volcanoes extending on the ocean floor from low
viscosity magma slit eruptions that occur. This also triggered the Mid-Oceanic
Ridge's movement widely with varying speeds. Presently, the fast-migrating
ridges are the Pacific-Antarctic, Central Indian Ridge, Southeast Indian Ridge,
Juan de Fuca, Pacific-Nazca, Antarctic-Nazca, and the Australia-Antarctic ridges,
migrating at velocities of between 3.3 and 5.5 cm/year. The slow-migrating ridges
are the Mid-Atlantic and the Southwest Indian ridges, migrating at velocities
between 0.3 and 2.0 cm/year which have occurred 83 million years ago. This
proves that the earth always experiences plate wrapping every year.

Keywords: magmatism, MOR, convection, displacement, volcanism


PENDAHULUAN

Mid-Oceanic Ridge (MOR) merupakan wilayah vulkanik dan tektonik, yang


menandai batas konstruktif antara dua lempeng tektonik. Hal ini akibat dari
pergerakan lempeng yang saling menjauh (divergen). Dimana menyebabkan
magma keluar ke permukaan bumi dan terbentuk gunung api di dasar samudra,
semua itu berkaitan dengan arus konveksi yang mendorong lapisan di atasnya.

Magmatisme pada mid-oceanic ridge adalah salah satu proses geologis


terpenting planet kita, dimana terbentuk kerak baru, dan membentuk batuan padat
hampir dua pertiga dari permukaan Bumi. Untuk sebagian besar sejarah geologis,
jumlah terbesar dan volume letusan gunung berapi di Bumi telah terjadi di
samudera, di sepanjang mid-ocean ridge. Banyak orang tidak menyadarinya
karena sistem global mid-ocean ridge sebagian besar terletak di bawah laut.

Letusan gunung berapi di mid-oceanic ridge bervariasi dalam gaya,


intensitas, dan durasi di seluruh dunia dengan parameter seperti kedalaman dapur
magma, tingkat pasokan magma dalam bumi, dan kedalaman erupsi di bawah
permukaan laut.

Dari beberapa artikel mengemukakan bahwa banyak hal yang belum


diketahui tentang vulkanisme, magmatisme dan penyebaran dasar laut di mid-
oceanic ridge. Sehingga memicu banyak penelitian yang berkaitan dengan mid-
oceanic ridge dalam berbagai bidang. Termasuk bagaimana mobilitas mid oceanic
ridge selama ini serta kaitannya dengan mantel dinamik. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tentang kajian hal-hal tersebut berdasarkan artikel-artikel yang telah ada.

Maksud dari pembuatan paper ini adalah untuk mengkaji bagaimana proses
magmatisme, vulkanisme serta pergerakan mid-oceanic ridge yang telah diteliti
sebelumnya, sedangkan tujuan dari kajian ini ada untuk memperoleh data-data
geologi tentang mid-oceanic ridge di dunia.

TINJAUAN PUSTAKA

Paper ini diperlukan dukungan dari beberapa artikel yang telah ada
sebelumnya yang berkaitan dengan mid-oceanic ridge.

Dari artikel Ken H. Rubin di Department of Geology & Geophysics, SOEST,


University of Hawaii, Honolulu, HI, USA yang berjudul “Mid-Oceanic Ridge
Magmatism adn Volcanism” menjelaskan tentang magmatisme dan vulkanisme
yang bekerja pada mid-oceanic ridge, dimana magmatisme di bumi sebagian besar
menghasilkan magma bersifat basaltik yang dipengaruhi dari bagaimana
komposisi batuan induk dalam sumber mantel, kedalaman leleh, dan sejauh mana
batuan sumber meleleh sebagian. Vulkanisme pada mid-oceanic ridge masih
banyak dilakukan penelitian oleh para peneliti hingga saat ini. Sistem global mid-
ocean ridge adalah rangkaian gunung berapi yang luas dan rumit, sebagian besar
belum dikunjungi dan jarang diambil sampelnya.

Sedangkan dari artikel D.C.P. Masalu di Institute of Marine Sciences,


University of Dar es Salaam, P.O. Box 668, Zanzibar, Tanzania yang berjudul
“Mobility and immobility of mid-ocean ridges and their implications to mantle
dynamics” menjelaskan tentang pergerakan atau migrasi dari mid-oceanic ridges
dengan kecepatan yang bervariasi di masing-masing lokasinya, hal tersebut juga
mempengaruhi keragaman basal di punggungan. Kaitannya pergerakan tersebut
dengan dinamika mantel di bumi.

Dengan demikian pembuatan paper ini ditujukan untuk mengkaji bagaimana


magmatisme, vulkanisme, serta pergerakan di mid-oceanic ridge sebagai ilmu
pengetahuan sehingga dapat memeberikan manfaat bagi para pembaca.

PEMBAHASAN

Pergerakan lempeng yang saling menjauh (divergen) akibat adanya gaya


tarikan (ekstensional) menyebabkan terbentuknya Mid-Oceanic Ridge yang mana
berkaitan dengan magmatisme dan vulkanisme didalamnya. Pergerakan lempeng
yang berlangsung menyebabkan lempeng menjadi tipis dan memicu magma di
dalam permukaan bumi keluar.

Gambar 1. Peta benua dunia (hijau) dan lautan (biru) dengan batas lempeng utama
(garis hitam) dan beberapa jenis letusan gunung berapi dan data pengambilan
sampel.

Magmatisme dan vulkanisme di mid-oceanic ridge telah diteliti kurang lebih


setengah abad, dan menghasilkan data (Gambar 1). Magmatisme merupakan
segala hal yang berkaitan dengan magma, yang merupakan silikat pijar bersifat
cair yang diproduksi dari peleburan sebagian atau seluruhnya bahan padat di
dalam permukaan bumi. Magma yang keluar ke permukaan, dikenal sebagai lava.

Magma pada mid-oceanic ridge ini umumnya bersifat basaltik, komposisi


elemen utama magma MORB adalah sebagian besar diatur oleh komposisi batuan
induk dalam sumber mantel, kedalaman leleh, dan sejauh mana batuan sumber
meleleh sebagian. Komposisi elemen utama MORB kurang bervariasi karena
komposisi relatif homogen sehingga memberikan variasi kimia yang lebih sedikit.
MORB sudah banyak digunakan untuk mengidentifikasi variasi komposisi mantel
atas meskipun mantel tersebut ada pada MORB, masih perlu dibedakan dari
variasi yang diberikan pada magma dengan peleburan, transportasi magma, reaksi
batuan lelehan, pencampuran, dan diferensiasi magma.

Mid-oceanic ridges menghasilkan gunung berapi yang memanjang di dasar


samudera dari letusan celah magma berviskositas rendah dan pemekaran yang
konstan jauh dari endapan erupsi karena adanya pemisahan lempeng. Gunung
berapi menghasilkan aktifitas vulkanik dimana erupsinya menghasilkan suatu
letusan gunung berapi bawah laut dan endapan yang mereka hasilkan
dikendalikan oleh kimia magma dan sifat fisik, serta tingkat erupsi magma. Erupsi
gunung berapi dibedakan menjadi dua gaya letusan, yaitu efusif dan eksplosif
yang diamati di mid-oceanic ridge, meskipun aliran lava efusif sejauh ini
merupakan produk vulkanik yang dominan.

Lempeng-lempeng pada mid-oceanic ridge mengalami perpindahan. Dalam


suatu studi kasus pada dua dekade terakhir, mobilitas mid-oceanic ridge relatif
terhadap mantel. Mid-oceanic ridge global telah bermigrasi secara luas dengan
kecepatan yang bervariasi selama periode itu. Saat ini, punggungan yang
bermigrasi cepat adalah Pasifik Antartika, Punggung Indian Tengah, Punggung
Indian Tenggara, Juan de Fuca, Pasifik-Nazca, Antartika-Nazca, dan pegunungan
Australia-Antartika, bermigrasi dengan kecepatan antara 3,3 dan 5,5 cm/tahun.
Mid-oceanic ridge yang bermigrasi lambat adalah Atlantik Tengah dan
pegunungan India Barat Daya, bermigrasi dengan kecepatan antara 0,3 dan 2,0
cm/tahun.

Namun, secara global mid-oceanic ridge telah ditafsirkan bahwa telah


mengalami perpindahan secara luas dalam 83 juta tahun terakhir (Tabel 1). Semua
punggungan yang tampak bermigrasi: East Pacific Rise (EPR) telah diputar searah
jarum jam sekitar 50º sejak 83 juta tahun terakhir. Punggungan Atlantik Tengah
Selatan (SMAR) menunjukkan migrasi menuju utara.Demikian pula, EPR utara
dan punggungan segmen Juan de Fuca tampaknya telah bermigrasi ke utara
setidaknya sejak sekitar 83 juta tahun terakhir.
Tabel 1. Migrasi global Mid-Oceanic Ridge
Distance Migrated Time to Present
Identifier Ridge
(km) (million years)
JUAN Juan de Fuca 3900 83
PacAnt Pacific-Antarctic 2400 73
PacNazca Pacific-Nazca 200 12
AntNaz Antarctic-Nazca 1010 20
SMAR South Mid-Atlantic Ridge 1300 83
CMAR Centra Mid-Atlantic Ridge 1200 83
NMAR North Mid-Atlantic Ridge 1550 83
SEIR Southeast Indian Ridge 3900 83
CIR Central Indian Ridge 3100 83
SWIR Southwest Indian Ridge 1250 64
AustAntar Australia-Antarctic 1400 43

Gambar 2 . Global mid-ocean ridges (ditunjukkan dengan garis hitam tipis).

Mekanisme pergerakan lempeng akibat distribusi panas tidak merata yang


menyebabkan terjadinya arus konveksi yang besar dalam mantel bumi. Material
yang panas dan lebih kecil densitasnya, yang berasal dari mantel bagian bawah,
secara perlahan-lahan akan bergerak naik ke daerah pegunungan samudera. Pada
saat material ini menyebar secara lateral, suhunya akan turun dan densitasnya
bertambah, setelah itu material tersebut akan masuk kembali ke dalam mantel dan
suhunya naik kembali.

KESIMPULAN

Pergerakan lempeng yang saling menjauh atau divergen menghasilkan Mid-


oceanic ridge dengan kandungan magma bersifat basaltik, berviskositas rendah,
dan membentuk gugusan gunung api dasar laut (seamount) yang memanjang yang
secara global telah terjadi perpindahan pergerakan pada mid-oceanic ridge yang
telah terjadi 83 juta tahun terakhir. Punggungan yang bermigrasi cepat adalah
Pasifik Antartika, Punggung Indian Tengah, Punggung Indian Tenggara, Juan de
Fuca, Pasifik-Nazca, Antartika-Nazca, dan pegunungan Australia-Antartika,
bermigrasi dengan kecepatan antara 3,3 dan 5,5 cm/tahun. Mid-oceanic ridge yang
bermigrasi lambat adalah Atlantik Tengah dan pegunungan India Barat Daya,
bermigrasi dengan kecepatan antara 0,3 dan 2,0 cm/tahun. Hal tersebut
membuktikan bahwa bumi selalu mengalami pergerekan lempeng setiap tahunnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kan H Rubin, 2016, Mid-Ocean Ridge Magmatism and Volcanism , University of


Hawaiʻi at Mānoa.

D.C.P. Masalu, Mobility and immobility of mid-ocean ridges and their


implications to mantle dynamics, Institute of Marine Sciences, University of Dar
es Salaam, Zanzibar, Tanzania.

Anda mungkin juga menyukai