Anda di halaman 1dari 9

A.

Morfologi Dasar Laut

Berdasarkan pada definisi tentang benua dan samudera maka, dalam membicarakan
morfologi dasar laut, secara garis besar morfologi dasar laut dapat dibedakan menjadi
morfologi dasar laut yang berada di tepi benua (continental margin), morfologi dasar laut yang
berasa di cekungan samudera (ocean basin), dan (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan
gunungapi di bawah laut atau titik pemekaran lantai samudra.

(Modified from B. C. Heezen et al., GSA Spec. Pap. 65, 1959)

1. Tepi benua (continental margin)


meliputi bagian dari benua yang tenggelam dan zona transisi antara benua dan cekungan
samudera. Berdasarkan pada kondisi aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran, tepi
benua dapat dibedakan menjadi tepi benua aktif (active margin) yang ditandai oleh banyaknya
aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran. Sebaliknya, tepi benua pasif (pasif margin)
dicirikan oleh sedikitnya aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran.
Perbedaan aktifitas tektonik menghasilkan perbedaan struktur batuan dan sedimentasi
di sepanjang tepi benua. Tepi benua aktif dicirikan dengan perselangan yang sempit
antarabank dan trough, sesar-sesar, paparan (shelf) yang sempit. Palung laut dalam (deep sea
trench) dan busur kepulauan volkanik umum dijumpai disepanjang tepi benua. Sementara itu,
tepi benua pasif memiliki paparan yang lebar, delta-delta yang luas, atau terumbu karang yang
tersebar meluas. Tidak ada pensesaran ataupun volkanisme.
Menurut teori tektonik lempeng, tepi benua aktif terjadi pada batas lempeng konvergen.
Hasil dari dua lempeng yang konvergen adalah zona penunjaman (subduction zone) yang
menghasilkan busur kepulauan volkanik dan palung (trench). Sedimen yang terjebab di antara
dua lempeng konvergen dapat membentuk pegunungan.
Morfologi Tepi Benua
(http://www.harcourtschool.com/glossary/science/define/grb/abyssal_p6c.html) – 10-3-2005
Tepi benua pasif terbentuk di sisi jauh dari lempeng divergen. Seiring dengan lempeng
bergerak menjauhi pusat pemekaran, sedimen diendapkan di dasar laut yang berdampingan
dengan pantai. Pada saat yang bersamaan, kerak samudera mendingin, mengkerut dan
tenggelam. Akumulasi sedimen di sepanjang tepi benua pasif menghasilkan paparan benua
yang lebar. Berdasarkan morfologinya, tepi benua dapat dibedakan menjadi:
1). Paparan Benua (continental shelves) adalah bagian benua yang tenggelam dengan
kemiringan lereng yang sangat kecil (1 meter per 1000 meter). Berbagai kenampakan
yang dijumpai di kawasan ini terjadi karena tujuh proses, yaitu glasiasi (glaciation),
perubahan muka laut (sea level changes), aktifitas berbagai kekuatan alam (seperti
gelombang laut, aliran sungai, pasang surut), sedimentasi, pengendapan karbonat,
pensesaran, dan volkanisme.
2). Lereng Benua (continental slope) adalah tepi benua dengan lereng curam, dimulai dari
tekuk lereng dari paparan benua sampai daerah tinggian benua (continental rise) dengan
lereng sekitar 4 dejarad. Di kawasan ini banyak terjadi proses longsoran bawah laut
(submarine landslide) dan erosi yang menghasilkan berbagai kenampakan. Sedimen-
sedimen di kawasan ini tersesarkan dan terlipat. Kenampakan yang sangat mengesankan
di kawasn ini adalah alur bawah laut (submarine canyon).
3). Tinggian Benua (continental rise) adalah daerah transisi antara benua dan cekungan
samudera. Kawasan ini tersusun oleh
material yang tidak terkonsolidasikan
(unconsolidated materials) yang terdiri
dari lumpur, lanau dan pasir yang
diturunkan dari paparan benua atau
lereng benua oleh mekanisme arus
turbid (turbidity currents), longsoran
bawah laut, atau proses-proses lain.
Pola dari tinggian benua ini berkaitan
dengan gerakan tektonik lempeng.
Pada tepi benua aktif, sedimen-
sedimen telah terubah dan dibawa
masuk ke dalam mantel oleh
mekanisme menunjaman. Pada tepi
benua pasif, sedimen-sedimen
terawetkan dan melampar jauh ke
lantai Penampang Morfologi Tepi Benua samudera (ocean floor).

2. Cekungan Samudera
Cekungan samudera (ocean basin)
didefinisikan sebagai lantai samudera (ocean floor)
yang luas yang terletak pada kedalaman lebih dari
2000 meter. Benua (continent) didefiniskan
sebagai daratan menerus yang besar (Ingmanson
dan Wallace, 1985). Definisi ini meletakkan
cekungan samudera sebagai lawan dari benua. Bila
benua terlihat jelas memiliki gunung-gunung dan
lembah-lembah, maka, demikian pula dengan
cekungan samudera. Berbagai kenampakan dari
cekungan samudera yang utama adalah:
1). Pematang samudera (oceanic ridges) yang keberadaannya berkaitan dengan
pembentukan sistem retakan (rifting) karena dua blok kerak samudera yang bergerak
saling menjauh. Kehadirannya berkaitan dengan proses pembentukan kerak samudera
yang baru. Contohnya: Mid-Atlantic Ridge di Samudera Atlantik dan Mid-Indian Ridge
di Samudera Hindia.
2). Dataran abisal (abyssal plain) adalah kawasan yang luas dan agak datar dengan
kedalaman dengan kedalaman berkisar dari 4000 sampai 5000 meter yang dibatasi oleh
pematang samudera atau benua. Dataran abisal umumnya tertutup oleh sedimen pelagis.
Di kawasan yang berbatasan dengan lereng benua, bila terdapat alur bawah laut di lereng
benua, maka, akan terbentuk kipas bawah laut (submarine fan) atau kipas laut dalam
(deep-sea fan).
3). Pulau-pulau terumbu (coral islands) yaitu pulau yang terbentuk karena pertumbuhan
koral.
4). Palung (trences), terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik.
5). Gunung-laut (seamounts) adalah gubungapi bawah laut yang telah mati. Bila gunung-
gunung tersebut muncul maka, menjadi pulau.
6). Rangkaian pulau-pulau (island chains).

3. MOR (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut yang
mengelilingi bumi dimana kerak bumi
baru terbentuk dari leleran magma dan
aktifitas gunung berapi, panjangnya
lebih dari 40.000 mil (60.000 km).
MOR terbentuk oleh aktivitas tektonik
lempeng yang bergerak secara
divergen, sehingga kekosongan pada
batas dua lempeng samudera yang
terpisah terisi oleh lava/magma yang
menghasilkan sebuah kerak baru.
Struktur yang paling menonjol di
dasar samudera adalah punggungan
tengah samudera (Mid-Ocean Ridge).
Punggungan ini berupa tinggian yang memanjang di dasar samudera dengan puncak
hingga ada yang mencapai 3.000 m di atas lantai samudera. Di bagian tengah punggungan
biasanya terdapat lembah yang aktif diisi oleh lelehan magma secara terus-menerus. Di
beberapa tempat atau segmen, punggungan tengah samudera terlihat mengalami
pergeseran (offset), disebabkan terpotong oleh pensesaran yang terjadi kemudian, yang
disebut sebagai sesar alih/transform (transform faults). Benua-benua yang ada sekarang
pernah bersatu dalam super continental Pangea.
Dengan demikian dasar samudra Atlantik terbentuk sejak benua-benua tersebut
memberai, pecah dan terpisah. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa dasar samudera
dibentuk oleh kerak samudra yang relatif muda diperlihatkan oleh batuan sedimen yang
tidak lebih tua dari 200 juta tahun. Punggungan tengah samudra merupakan satu kawasan
yang dibentuk oleh kerak bumi yang baru. Dengan demikian dasar samudra secara
menerus berkembang dengan punggungan tengah samudera sebagai tempat dan pusat
naiknya magma baru, yang kemudian mendingin dan membeku membentuk kerak benua
yang baru.

B. Macam-macam Sedimen Laut

1. .Sedimen laut daerah perairan dangkal


Seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Continental Shelf) dan
lereng benua (Continental Slope). Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) b
ahwa adalah “Continental Shelf” adalah suatu daerah yang mempunyai lereng landai
kurang lebih0,4% dan berbatasan langsung dengan daerah daratan, lebar dari pantai
50– 70 km,kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya di antara 100– 100
meter.

Pada umumnya „Glacial Continental Shelf‟ dicirikan dengan susunan


utamanyacampuran antara pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sedangkan
„Non Glacial ContinentalShelf ‟‟endapannya biasanya mengandung lumpur yang
berasal dari sungai. Di tempatlain (continental shelf) dimana pada dasar laut gelombang
dan arus cukup kuat, sehinggamaterial batuan kasar dan kerikil biasanya akan
diendapkan.

Continental Slope‟ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari
continental shelf, kemiringannya anatara 3– 6 %. Sebagian besar pada
„Continentalslope‟ kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan
dengan ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan
berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan lumpur. Kad
ang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir.

2. Sedimen laut daerah perairan dalam


Seperti endapan yang terjadi pada laut dalam. Sedimen laut dalam dapat
dibagimenjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.

1) Sedimen Biogenik Pelagis


Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiriatas
berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa
fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau
dua minggu, terjadi suatu bentuk „hujan‟ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan,
tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisansedimen. Pembentukan
sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal sepertikimia air dan kedalaman serta
jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi,keberadan mikrofil dalam sedimen
laut dapat digunakan untuk menentukankedalaman air dan produktifitas permukaan laut
pada zaman dulu.
2) Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi
yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai kelingkungan
pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi.Kedua melalui
gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es kelaut lepas dan
mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecildan pasir dapat
ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratuskilometer dari daerah
gletser atau tempat asalnya.

C. Pengklasifikasian Sedimen Laut

1. Berdasarkan Asalnya
1) Sedimen Lithogenous(Sedimen Terigin)
Jenis sedimen ini berasal dari hasil pengikisan batuan di darat. Batuan beku
atau batuan sediment telah mengalami proses desintegrasi
(proses pecahnya batuan secara mekanis menjadi batuan yang lebih kecil), maupun p
rosesdecomposii (proses perubahan susunan kimiawi dari batuan sehungga
lapukakibat pengerjaan air maupun udara). Partikel-partikel dari hasil
prosesdesintegrasi maupun proses decomposisi itu diangkut baik oleh air sungai,
anginke laut.
Contoh bahan sediment dari proses desintegrasi; mineral kwarsa, mica,feldspar,
pyroxenes, ampobol dan mineral berat lainnya. Sedangkan dari
hasil proses decomposisi; clay (lempung), hidroksida besi yang bebas, alumina,collo
idal silica, dll.
Sedimen asal darat ini diendapkan di sekitar pantai, dimulai dari endapanyang
kasar (pasir) kemudian diikuti oleh partikel-partikel halus. Kecepatantenggelam
partikel-partikel ini telah dihitung, dimana partikel pasir hanya memerlukan waktu
sekitar 1,8 hari untuk tenggelam ke dasar laut yangkedalamannya 4.000 meter,
sedangkan partikel lumpur sekitar 185 hari dan partikel liat 51 tahun.
Endapan lumpur dan tanah liat diangkut lebih jauh ke tengah laut
dankebanyakan akan mengendap pada daerah continental shelf. Partikel-partikel
yanglebih halus diendapkan pada dasar laut yang dalam.
2) Sedimen Biogenous
Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperticangkang
dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalamidekomposisi. Sedimen
ini berasal dari sisa-sisa kerangka organisme hidup yangakan membentuk endapan
partikel-partikel halus yang dinamakan Ooze yang mengendap pada daerah yang jauh
dari pantai. Sedimen ini digolongkan menjadi 2 tipe. yaitu: Calcareous dan Siliseous
Ooze. Hal ini tergantung oleh organismedarimana mereka berasal.
a Tipe Calcareous
a) Globerigina ooze
Globerigina adalah dari salah satu group organisme
yang bersel tunggal yang dikenal sebagai poraminifera. Sisa-sisaorganisme
ini membentuk ooze yang menutupi 35%
bagian permukaan dasar laut yang kebanyakan dijumpai pada daerah-daerah
panas di dunia.
b) Pteropod ooze
Pteropod adalah golongan mollusca yang bersifat sebgai plankton
dimana tubuh mereka meiliki kulit yang mengandung zatkapur. Ooze ini
menutupi hanya 1% permukaan laut walaupunterkadang mereka sudah
tercampur dengan ooze yang dari jenislain.
b.Tipe Silleceous

a) Diatom ooze
Diatom adalah golongan tumbuhan yang bersel tunggalmemiliki kulit
yang mengandung silica, ooze yang terbentuk menutupi 9% dasar laut. Mereka
banyak dijumpai pada daerahdingin yang bersalinitas rendah seperti daerah laut
Hindia pada bagian paling selatan.
c) Radiolaria ooze
Merupakan golongan protozoa bersel satu yang endapannyamenutupi 1-
2% permukaan dasar laut.
d) Red Clay ooze
Bentuk ooze ini mempunyai kandungan silica yang tinggi,tapi
asalnya sampai saat ini belum diketahui. Diduga butiran halusooze yang
terdapat di laut dalam berasal dari sedimen biogenoustetapi mengalami
perubahan yang besar di dalam laut karena pengaruh tinggi tekanan dan
konsentrasi Carbon acid. Endapan redclay ini banyak dijumpai di timur laut
Hindia.
3) Sedimen Hidreogenous
Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan
membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam kedasar
laut. Sebagai contoh manganese nodules (bongkahan-bongkahan
mangan) berasal dari endapan lapisan oksida dan hidroksida dari besi dan mangan yan
gterdapat di dalam sebuah rangkaian lapisan konsentris di sekitar pecahan batu
atauruntuhan puing-puing. Jenis logam-logam lain seperti copper (tembaga), cobaltdan
nikel juga tergabung di dalamnya. Reaksi kimia yang terjadi di sini bersifatsangat
lambat, di mana untuk membentuk sebuah nodule yang besar diperlukanwaktu berjuta-
juta tahun dan proses ini akan berhenti sama sekali jika noduletelah terkubur dalam
sedimen. Sebagai akibatnya nodule-nodule ini
menjadi begitu banyak dijumpai di Lautan Pasifik daripada di Lautan Atlantik. Hal ini
disebabkan karena tingkat kecepatan proses sedimentasi untuk mengukur nodule-
nodule yang terjadi di Lautan Pasifik lebih lambat jika dibandingkan dengan diLautan
Atlantik.
4) Sedimen Cosmogenous
Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut
melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa,
aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Materialyang
berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak diatmosfir dan
jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi
dapat berukuran halus berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-
fragmen aglomerat.Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan terbawa
angin banyakterjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian
dapat juga terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat.Dal
am hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkansumber-
sumber yang lain. (Sugeng Widada).

2. Berdasarkan Ukuran Butir


Dapat dibagi menjadi 7 tipe sediment
1) boulders, memiliki ukuran butir > 256 mm
2) cobbles, memiliki ukuran butir 64-256 mm
3) pebbles, memiliki ukuran butir 4-64 mm
4) granules, memiliki ukuran butir 2-4 mm
5) sand, memiliki ukuran butir 0,062-2 mm
6) silt, memiliki ukuran butir 0,004-0,062 mm
7) clay, memiliki ukuran butir <0,004 mm

Wentworth (1922) mengklasifikasikan jenis sedimen berdasarkan ukurannyamenjadi 6 jenis.

Klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran butir (Wentworth, 1922)

3.Berdasarkan Lokasi Persebarannya


Sedimen laut berdasarkan lokasi persebarannya dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu:
1) Neritik sedimen
Yang tersebar pada paparan benua, lereng benua, kaki benua yangmemiliki
sumber material dari lithogenous, biogenous, hydrogenous
dankosmogenous. Neritik sedimen komposisi utamanya berasal dari material terrige
nousyang dibawa kelaut dengan aliran sungai maupun aliran permukaan.
Neritiksedimen memiliki variasi ukuran butir yang besar sehingga dapat
dijumpaiendapan dari yang berbutir kasar sampai yang terhalus.
2) Pelagic sedimen
Yang tersebar pada perairan laut dalam yang memiliki sumber materialdari
lithogenius, biogenius, hidrogenius dan kosmogenius. Pelagic sedimenmemiliki
variasi ukuran butir yang sangat kecil sehingga hanya dapat dijumpaimaterial yang
berbutir halus dan tersebar secara merata pada perairan laut dalam.
3) BathyalSedimen
yang tersebar pada perairan dengan kedalaman 200-3700 mdengan sumber
material dari terrigenous, biogenous, hydrogenous.
4) AbyssalSedimen
yang berada pada kedalaman 3700-6000 m dengan sumbermaterial beraasal
dari terrigenous, biogenous, hydrogenous dan cosmogenous.
5) HadalSedimen
yang berada pada kedalaman 6000 m dengan sumber material berasal dari
terrigenous yang berupa lempung dan debu.
Daftar Pustaka

Landoala Tasrif. 2013. Mid Ocean Ridge MOR.


http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/11/mid-ocean-ridge-mor.html

geomacorner.com.2017.Morfologi dasar laut tepi benua cekungan samudra dan cekungan


laut.
https://www.geomacorner.com/2017/08/morfologi-dasar-laut-tepi-benua-cekungan-
samudera-dan-sedimen-laut.html

Rahmawarti Rini. 2013. Sedimen Laut.


https://www.scribd.com/doc/200805162/Pembahasan-Sedimen-Laut 31-03-2018

Mukhsin Aziz .2015.Distribusi Sedimen Laut.


http://aziz-mukhsin.blogspot.co.id/2015/01/distribusi-sedimen-laut.html

Anda mungkin juga menyukai