Berdasarkan pada definisi tentang benua dan samudera maka, dalam membicarakan
morfologi dasar laut, secara garis besar morfologi dasar laut dapat dibedakan menjadi
morfologi dasar laut yang berada di tepi benua (continental margin), morfologi dasar laut yang
berasa di cekungan samudera (ocean basin), dan (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan
gunungapi di bawah laut atau titik pemekaran lantai samudra.
2. Cekungan Samudera
Cekungan samudera (ocean basin)
didefinisikan sebagai lantai samudera (ocean floor)
yang luas yang terletak pada kedalaman lebih dari
2000 meter. Benua (continent) didefiniskan
sebagai daratan menerus yang besar (Ingmanson
dan Wallace, 1985). Definisi ini meletakkan
cekungan samudera sebagai lawan dari benua. Bila
benua terlihat jelas memiliki gunung-gunung dan
lembah-lembah, maka, demikian pula dengan
cekungan samudera. Berbagai kenampakan dari
cekungan samudera yang utama adalah:
1). Pematang samudera (oceanic ridges) yang keberadaannya berkaitan dengan
pembentukan sistem retakan (rifting) karena dua blok kerak samudera yang bergerak
saling menjauh. Kehadirannya berkaitan dengan proses pembentukan kerak samudera
yang baru. Contohnya: Mid-Atlantic Ridge di Samudera Atlantik dan Mid-Indian Ridge
di Samudera Hindia.
2). Dataran abisal (abyssal plain) adalah kawasan yang luas dan agak datar dengan
kedalaman dengan kedalaman berkisar dari 4000 sampai 5000 meter yang dibatasi oleh
pematang samudera atau benua. Dataran abisal umumnya tertutup oleh sedimen pelagis.
Di kawasan yang berbatasan dengan lereng benua, bila terdapat alur bawah laut di lereng
benua, maka, akan terbentuk kipas bawah laut (submarine fan) atau kipas laut dalam
(deep-sea fan).
3). Pulau-pulau terumbu (coral islands) yaitu pulau yang terbentuk karena pertumbuhan
koral.
4). Palung (trences), terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik.
5). Gunung-laut (seamounts) adalah gubungapi bawah laut yang telah mati. Bila gunung-
gunung tersebut muncul maka, menjadi pulau.
6). Rangkaian pulau-pulau (island chains).
3. MOR (Mid-Ocean Ridge) adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut yang
mengelilingi bumi dimana kerak bumi
baru terbentuk dari leleran magma dan
aktifitas gunung berapi, panjangnya
lebih dari 40.000 mil (60.000 km).
MOR terbentuk oleh aktivitas tektonik
lempeng yang bergerak secara
divergen, sehingga kekosongan pada
batas dua lempeng samudera yang
terpisah terisi oleh lava/magma yang
menghasilkan sebuah kerak baru.
Struktur yang paling menonjol di
dasar samudera adalah punggungan
tengah samudera (Mid-Ocean Ridge).
Punggungan ini berupa tinggian yang memanjang di dasar samudera dengan puncak
hingga ada yang mencapai 3.000 m di atas lantai samudera. Di bagian tengah punggungan
biasanya terdapat lembah yang aktif diisi oleh lelehan magma secara terus-menerus. Di
beberapa tempat atau segmen, punggungan tengah samudera terlihat mengalami
pergeseran (offset), disebabkan terpotong oleh pensesaran yang terjadi kemudian, yang
disebut sebagai sesar alih/transform (transform faults). Benua-benua yang ada sekarang
pernah bersatu dalam super continental Pangea.
Dengan demikian dasar samudra Atlantik terbentuk sejak benua-benua tersebut
memberai, pecah dan terpisah. Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa dasar samudera
dibentuk oleh kerak samudra yang relatif muda diperlihatkan oleh batuan sedimen yang
tidak lebih tua dari 200 juta tahun. Punggungan tengah samudra merupakan satu kawasan
yang dibentuk oleh kerak bumi yang baru. Dengan demikian dasar samudra secara
menerus berkembang dengan punggungan tengah samudera sebagai tempat dan pusat
naiknya magma baru, yang kemudian mendingin dan membeku membentuk kerak benua
yang baru.
Continental Slope‟ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari
continental shelf, kemiringannya anatara 3– 6 %. Sebagian besar pada
„Continentalslope‟ kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan
dengan ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan
berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan lumpur. Kad
ang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir.
1. Berdasarkan Asalnya
1) Sedimen Lithogenous(Sedimen Terigin)
Jenis sedimen ini berasal dari hasil pengikisan batuan di darat. Batuan beku
atau batuan sediment telah mengalami proses desintegrasi
(proses pecahnya batuan secara mekanis menjadi batuan yang lebih kecil), maupun p
rosesdecomposii (proses perubahan susunan kimiawi dari batuan sehungga
lapukakibat pengerjaan air maupun udara). Partikel-partikel dari hasil
prosesdesintegrasi maupun proses decomposisi itu diangkut baik oleh air sungai,
anginke laut.
Contoh bahan sediment dari proses desintegrasi; mineral kwarsa, mica,feldspar,
pyroxenes, ampobol dan mineral berat lainnya. Sedangkan dari
hasil proses decomposisi; clay (lempung), hidroksida besi yang bebas, alumina,collo
idal silica, dll.
Sedimen asal darat ini diendapkan di sekitar pantai, dimulai dari endapanyang
kasar (pasir) kemudian diikuti oleh partikel-partikel halus. Kecepatantenggelam
partikel-partikel ini telah dihitung, dimana partikel pasir hanya memerlukan waktu
sekitar 1,8 hari untuk tenggelam ke dasar laut yangkedalamannya 4.000 meter,
sedangkan partikel lumpur sekitar 185 hari dan partikel liat 51 tahun.
Endapan lumpur dan tanah liat diangkut lebih jauh ke tengah laut
dankebanyakan akan mengendap pada daerah continental shelf. Partikel-partikel
yanglebih halus diendapkan pada dasar laut yang dalam.
2) Sedimen Biogenous
Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperticangkang
dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang mengalamidekomposisi. Sedimen
ini berasal dari sisa-sisa kerangka organisme hidup yangakan membentuk endapan
partikel-partikel halus yang dinamakan Ooze yang mengendap pada daerah yang jauh
dari pantai. Sedimen ini digolongkan menjadi 2 tipe. yaitu: Calcareous dan Siliseous
Ooze. Hal ini tergantung oleh organismedarimana mereka berasal.
a Tipe Calcareous
a) Globerigina ooze
Globerigina adalah dari salah satu group organisme
yang bersel tunggal yang dikenal sebagai poraminifera. Sisa-sisaorganisme
ini membentuk ooze yang menutupi 35%
bagian permukaan dasar laut yang kebanyakan dijumpai pada daerah-daerah
panas di dunia.
b) Pteropod ooze
Pteropod adalah golongan mollusca yang bersifat sebgai plankton
dimana tubuh mereka meiliki kulit yang mengandung zatkapur. Ooze ini
menutupi hanya 1% permukaan laut walaupunterkadang mereka sudah
tercampur dengan ooze yang dari jenislain.
b.Tipe Silleceous
a) Diatom ooze
Diatom adalah golongan tumbuhan yang bersel tunggalmemiliki kulit
yang mengandung silica, ooze yang terbentuk menutupi 9% dasar laut. Mereka
banyak dijumpai pada daerahdingin yang bersalinitas rendah seperti daerah laut
Hindia pada bagian paling selatan.
c) Radiolaria ooze
Merupakan golongan protozoa bersel satu yang endapannyamenutupi 1-
2% permukaan dasar laut.
d) Red Clay ooze
Bentuk ooze ini mempunyai kandungan silica yang tinggi,tapi
asalnya sampai saat ini belum diketahui. Diduga butiran halusooze yang
terdapat di laut dalam berasal dari sedimen biogenoustetapi mengalami
perubahan yang besar di dalam laut karena pengaruh tinggi tekanan dan
konsentrasi Carbon acid. Endapan redclay ini banyak dijumpai di timur laut
Hindia.
3) Sedimen Hidreogenous
Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan
membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam kedasar
laut. Sebagai contoh manganese nodules (bongkahan-bongkahan
mangan) berasal dari endapan lapisan oksida dan hidroksida dari besi dan mangan yan
gterdapat di dalam sebuah rangkaian lapisan konsentris di sekitar pecahan batu
atauruntuhan puing-puing. Jenis logam-logam lain seperti copper (tembaga), cobaltdan
nikel juga tergabung di dalamnya. Reaksi kimia yang terjadi di sini bersifatsangat
lambat, di mana untuk membentuk sebuah nodule yang besar diperlukanwaktu berjuta-
juta tahun dan proses ini akan berhenti sama sekali jika noduletelah terkubur dalam
sedimen. Sebagai akibatnya nodule-nodule ini
menjadi begitu banyak dijumpai di Lautan Pasifik daripada di Lautan Atlantik. Hal ini
disebabkan karena tingkat kecepatan proses sedimentasi untuk mengukur nodule-
nodule yang terjadi di Lautan Pasifik lebih lambat jika dibandingkan dengan diLautan
Atlantik.
4) Sedimen Cosmogenous
Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut
melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa,
aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat yang terbawa angin. Materialyang
berasal dari luar angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak diatmosfir dan
jatuh di laut. Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi
dapat berukuran halus berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-
fragmen aglomerat.Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan terbawa
angin banyakterjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian
dapat juga terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan angin bertiup kuat.Dal
am hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkansumber-
sumber yang lain. (Sugeng Widada).