-HIBATUL AZIZI
-RADINNE FAKHRI
Kesadaran manusia akan kodratnya sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial serta
kemauan untuk mengendalikan dirinya itu merupakan modal dan pendorong tumbuhnya
kehendak pribadi manusia Indonesia untuk menghayati dan mengamalkan kelima sila dari
Pancasila itu serta UUD 1945.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, keampuhan dan kesaktiannya sehingga tak ada satu
kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.
1. 1. BIDANG POLITIK
Landasan aksiologis (sumber nilai) system politik Indonesia adalah dalam
pembukaan UUD 1945 alenia IV “….. maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang Berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemasusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia”.Sehingga system politik
Indonesia adalah Demokrasi pancasila .
Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi Pancasila adalah yang berhakikat:
c. Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-
luasnya
d. supremasi hukum.
Perbaikan moral tiap individu yang berimbas pada budaya anti-korupsi serta
melaksanakan tindakan sesuai aturan yang berlaku adalah sedikit contoh aktualisasi
Pancasila secara Subjektif. Aktualisasi secara objektif seperti perbaikan di tingkat
penyelenggara pemerintahan. Lembaga-lembaga negara mesti paham betul
bagaimana bekerja sesuai dengan tatanan Pancasila. Eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif harus terus berubah seiring tantangan zaman.
Ini bisa dilihat betapa banyaknya pejabat yang mengidap penyakit “amoral”
meminjam istilah Sri Mulyani-moral hazard. Hampir tiap komunitas (BUMN maupun
BUMS), birokrasi, menjadi lumbung dan sarang “bandit” yang sehari-hari menghisap
uang negara dengan praktik KKN atau kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Para elit politik dan golongan atas seharusnya konsisten memegang dan
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan. Dalam era globalisasi
saat ini , pemerintah tidak punya banyak pilihan. Karena globalisasi adalah sebuah
kepastian sejarah, maka pemerintah perlu bersikap. ”Take it or Die” atau lebih
dikenal dengan istilah ”The Death of Government”. Kalau kedepan pemerintah masih
ingin bertahan hidup dan berperan dalam paradigma baru ini maka orientasi
birokrasi pemerintahan seharusnya segera diubah menjadi public services
management.
1. 2. BIDANG EKONOMI
Pelaksanaan pancasila dalam bidang ekonomi yaitu dengan menerapkan
sistem ekonomi Pancasila yang menekankan pada harmoni mekanisme harga dan
social (sistem ekonomi campuran), bukan pada mekanisme pasar yang bersasaran
ekonomi kerakyatan agar rakyat bebas dari kemiskinan, keterbelakangan,
penjajahan/ketergantungan, rasa was-was, dan rasa diperlakukan tidak adil yang
memosisikan pemerintah memiliki asset produksi dalam jumlah yang signifikan
terutama dalam kegiatan ekonomi yang penting bagi negara dan yang menyangkut
hidup orang banyak. Sehingga perlu pengembangan Sistem Ekonomi Pancasila
sehingga dapat menjamin dan berpihak pada pemberdayaan koperasi serta usaha
menengah, kecil, dan mikro (UMKM).selain itu ekonomi yang berdasarkan Pancasila
tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya tetapi
manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau
turut campur.
Krisis ekonomi terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia Orde Baru dan
Orde Lama yang dialami sekarang ini telah mencuatkan tuntutan reformasi total dan
mendasar (radically). Bermula dari krisis moneter (depresi rupiah) merambah ke
lingkungan perbankan hingga ke lingkup perindustrian.
Ketiga, pengaruh sikap materialistis dan sekularisme, yaitu sikap yang lebih
mementingkan nilai materi daripada yang lainnya sehingga dapat merusak sendi-
sendi kehidupan yang menjunjung keadilan dan moralitas. Selain itu, sekularisme
perlu juga diwaspadai karena Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi
nilai-nilai Ketuhanan.
1. 4. BIDANG HUKUM
Pengembangan prinsip-prinsip yang berbasis pada filosofi kemanusiaan
dalam nilai-nilai Pancasila, antara lain :
Perdamaian—bukan perang.
Demokrasi—bukan penindasan.
Dialog—bukan konfrontasi.
Kerjasama—bukan eksploitasi.
1. Pada saat dimantabkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada saat 4 kali proses
amandemen
3. Pada saat proses internal di mana The Founding Fathers menentukan urutan
Pancasila.
Beberapa arah kebijakan negara yang tertuang dalam GBHN, dan yang harus
segera direlisasikan, khususnya dalam bidang hukum antara lain:
Namun saat ini betapa rapuhnya sistem dan penegakkan hukum (law
enforcement) di negeri ini dan karena itu merupakan salah satu kendala utama yang
menghambat kemajuan bangsa, sistem hukum yang masih banyak mengacu pada
sistem hukum kolonial, penegakkan hukum yang masih terkesan tebang pilih, belum
konsisten merupakan mega pekerjaan rumah serta jalan panjang yang harus
ditempuh dalam bidang hukum, Kepercayaan masyarakat terhadap supremasi
hukum, termasuk lembaga-lembaga penegak hukum, kian terpuruk . contohnya
setelah putusan Kasasi Akbar Tanjung, sebagian besar masyarakat menganggap
putusan Mahkamah Agung itu mengusik keadilan masyarakat sehingga
menimbulkan rasa kekecewaan yang sangat besar. Akibatnya, kini ada
kecenderungan munculnya sinisme masyarakat terhadap setiap gagasan dan upaya
pembaharuan hukum yang dimunculkan oleh negara maupun civil society.
Patut kita jadikan referensi tersendiri kasus-kasus menarik MA, berawal dari
isu kolusi dalam kasus Ghandi Memorial School (GMS), yang menjadi sangat
menarik karena kasus ini justru berasal dari Hakim Agung Adi Andojo Soetjipto. Dan
kasus korupsi dana non bagiter bulog senilai 40 miliar, yang menjadi tersangka
utama ketua DPR RI, yang sekaligus Ketua Umum Partai yang berlambang pohon
beringin, Akbar Tanjung. Yang kesemuanya itu merupakan representasi dari
berbagai putusan pengadilan atas kasus-kasus korupsi lainnya yang mengabaikan
rasa keadilan masyarakat dan sense of crisis. Sejak komitmen reformasi
dicanangkan tahun 1998, mandat reformasi hukum paling utama adalah “
Membersihkan sapu kotor” agar mampu Membersihkan “lantai kotor”. Sapu kotor
menggambarkan institusi penegak hukum kita kepolisian, kejaksaan, dan peradilan
yang belum steril dari praktek korupsi sehingga menyulitkan untuk melaksanakan
mandat penegakan hukum secara tidak diskriminatif.
Meski secara resmi UUD 1945 digunakan antara tahun 1945 dan 1949 dan antara
1959 dan 1965, namun kita melihat pelaksanaannya tidak dilakukan secara
konsekuen. Bahkan, tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, UUD 1945
tidak dilaksanakan sebagaimana yang seharusnya.
Pancasila dan UUD 1945 secara konsekuen baru dilaksanakan pada masa
pemerintahan Orde Baru, khususnya setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 1971. Hal ini
dapat dimengerti karena visi Orde Baru adalah untuk mewujudkan tatanan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang ingin melaksanakan Pancasila
dan UUD 45 secara murni dan konsekuen.
Dalam menghadapi situasi yang demikian itu, langkah pertama yang dilakukan Orde
Baru adalah mewujudkan situasi keamanan yang dapat mendukung
pemerintahannya. Langkah berikutnya adalah menyusun dan memfungsikan
lembaga-lembaga negara sesuai dengan amanat UUD 1945. Untuk itu diambil
langkah-langkah untuk meningkatkan situasi keamanan dan menciptakan stabilitas,
baik di bidang politik maupun di bidang ekonomi. Untuk menciptakan stabilitas di
bidang politik dalam membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa, membina dan
memperkuat demokrasi Pancasila, serta mengusahakan tegaknya hukum telah
dilakukan berbagai upaya. Di bidang ekonomi dilakukan program-program
rehabilitasi dan stabilitasi. Setelah upaya-upaya itu menunjukkan hasil, maka
diadakan pemilihan umum yang berlangsung pada tahun 1971.
Setelah berhasil menyelenggarakan Pemilu 1971, maka sekali dalam lima tahun
secara teratur selalu dilakukan pemilu.