Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN KROMIUM UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA

DARAH (DIABETES)

OLEH

NI LUH PUTU AGUSTINA PUTRI 1713081015

 Latar Belakang

Diabetes merupakan penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai
dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang
menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak di kontrol dengan
baik, maka dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang dapat
membahayakan nyawa seseorang yang terserang diabetes. Glukosa sendiri merupakan
sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Kadar gula dalam darah dikendalikan
oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di
belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan
mengolah glukosa menjadi energi.

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan
tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 ini dikenal dengan diabetes autoimun. Diabetes tipe 2 merupakan jenis
diabetes yang paling sering terjadi. Diabetes ini disebebkan oleh sel-sel tubuh yang
menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat
dipergunakan dengan baik. Gejala-gejala yang terjadi apabila seseorang terserang
diabetes adalah sering merasa haus, sering buang air kecil terutama di malam hari,
sering sangat merasa lapar, turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas, berkurangnya
massa otot, terdapat keton dalam urine.
Karena penyakit diabetes itu cukup berbahaya maka penyakit tersebut harus
diatasi atau dikontrol agar tidak memberikan dampak yang buruk kedepannya. Salah
satu yang dapat digunakan untuk mengatasi diabetes sendiri adalah mineral kromium.
Pada artikel ini sendiri akan membahas lebih lanjut terkait manfaat kromium untuk
menurunkan kadar gula darah. Mineral kromium ini ternyata memiliki peran yang
sangat penting dalam mengontrol kadar glukosa darah pada penderita diabetes.
Beberapa peneliti juga menunjukan bahwa mineral kromium ini mampu menurunkan
kadar insulin dan meningkatkan metobolisme glukosa darah pada penderita diabetes.
Kromium ini mampu membantu kerja hormon insulin, tepatnya dengan cara mengubah
glukosa pada darah untuk kemudian dijadikan energi tubuh. Sehingga glukosa darah
pada penderita diabetes yang sering kali meningkat, bisa jadi menurun karena bantuan
dari kerja mineral ini. Maka dari itu pengidap penyakit diabetes akan sangat terbantu
dengan hadirnya kromium di dalam tubuh.

 Pengertian Kromium

Kromium merupakan salah satu unsur kimia yang memiliki nomor atom 24
dengan simbol Cr. Kromium juga merupakan mineral esensial yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat dan lipida. Kromium paling mudah diabsorpsi dan paling
efektif bila berada dalam bentuk Cr3+. Kromium trivalent ( Cr (III) atau Cr3+)
diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kromium
terdapat di alam dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk kromium yang
sering dijumpai adalah dalam bentuk trivalent dan heksavalent. Kromium trivalent
terdapat di alam secara alamiah dan merupakan salah satu unsur nutrisi yang penting
bagi manusia. Seperti terdapat di berbagai sayuran, buah-buahan, daging, ragi, dan biji-
bijian. Sedangkan pada kromium heksavalen digunakan dalam bidang industri.

 Sifat-sifat Kromium

Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, dan keras.
Kromium terdapat 0,00003 % dari berat badan tubuh. Kromium tidak ditemukan dalam
bentuk logam bebas di alam. Kromium banyak digunakan dalam berbagai bidang.
Misalnya dalam bidang biologi, kromium memiliki fungsi dalam metabolisme glukosa.
Dalam bidang kimia, kromium digunakan sebagai katalis seperti K2Cr2O7 yang
merupakan agen oksidasi dan digunakan dalam analisis kuantitatif. Kromium yang
digunakan dalam bidang medis seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur volume
darah dan kelangsungan hidup sel darah merah. Sifat – sifat kromium:

a. Merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam
keadaan murninya.
b. Tahan terhadap korosi karena reaksi dengan udara menghasilkan Cr2O3
yang bersifat nonpori.
c. Warna oksidanya berbeda – beda tergantung jenis dan jumlah atom yang
diikatnya.
d. Titik leleh : 1900 C
e. Titik didih : 2690 C
f. Mempunyai tingkat oksidasi +3, +2, +6

Dalam makanan, kromium berbentu trivalent (Cr3+) masuk ke dalam mulut dan
dicerna secara mekanik oleh gigi dan secara kimiawi oleh saliva. Setelah mengalami
penernaan awal di mulut, makanan melewati faring dan masuk ke dalam lambung dan
dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim lambung dan oleh gerakan lambung. Setelah
selesai dicerna di dalam lambung, masuk ke dalam usus halus. Di dalam usus, Cr3+
diserap, utamanya di duodenum dan illeum.

 Absorbsi Kromium

Absorbsi kromium sangat dipengaruhi oleh jumlah intake kromium. Absorbsi


kromium ketika intake rendah, lebih besar dibandingkan ketika intake kromium tinggi.
Ketika intake kromium sebesar 10μg maka kromium yang diabsorbsi sekitar 2%, ketika
intake kromium meningkat menjadi 40μg maka absorbsi kromium akan menurun
menjadi 0,5%, dan ketika intake kromium >40μg per hari, absorbsi kromium konstan
sekitar 0,4%. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti mekanisme penyerapan
kromium.
Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap
dalam media alkali usus halus. Setelah diserap di mukosa intestinal, selanjutnya
kromium akan diangkut oleh transferin. Karena transferin juga mengangkut zat besi,
maka mekanisme pengangkutan kromium juga sangat dipengaruhi kadar zat besi dalam
tubuh. Ketika kadar zat besi dalam darah lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
kromium, maka transferin cenderung mengangkut zat besi, sedangkan ketika kadar
kromium dalam darah lebih banyak dibandingkan kadar zat besi, maka transferin akan
cenderung mengangkut zat besi. Hal ini terjadi dikarenakan kromium dan zat besi
sama-sama dalam bentuk trivalen sehingga berkompetisi dalam berikatan dengan
transferin.

 Fungsi Kromium di Dalam Tubuh

Fungsi dari kromium di dalam tubuh adalah berperan dalam metabolisme


karbohidrat, lemak dan protein dalam percepatan pembentukan energi. Kromium
berpotensi meningkatkan kerja insulin dalam memindahkan glukosa kedalam sel.
Selain itu diketahui bahwa kromium meningkatkan keterikatan insulin, jumlah reseptor
insulin dan sensitivitas insulin pada tingkat seluler. Hasil dari penelitian menunjukkan
manfaat kromium dalam meningkatkan massa otot, penurunan lemak dan memperbaiki
metabolism glukosa dan kadar serum lemak pada pasien dengan atau tanpa diabetes.
Kromium ini besar peranannya dalam meningkatkan sensitivitas insulin sehingga
kemampuannya dalam mengendalikan kadar glukosa sudah terbukti secara ilmiah.
Kromium dalam bentuk oksidasi terdiri dari 0, 2+, 3+, dan 6+. Kromium dalam bahan
pangan ditemukan hanya dalam dua bentuk yaitu kromium trivalen (3+) dan kromium
yang terikat dengan senyawa kompleks lainnya. Kromium trivalen adalah komponen
integral dari glucose tolerance factor (GTF), yang mana senyawa ini berberat molekul
rendah dengan trivalen sebagai koordinat dua asam nikotinat dan koordinat lain yang
dilindungi oleh asam amino. Selain itu kromium merupakan kofaktor untuk hormon
insulin. Kromium bervalensi tiga diketahui mempunyai peranan yang penting dalam
metabolisme karbohidrat, terutama pada metabolisme glukosa dan kerja hormon
insulin. Kromium tersebut merupakan komponen GTF (glucose tolerance factor)
dimana GTF merupakan senyawa berberat molekul rendah dengan trivalen sebagai
koordinat dua asam nikotinat dan koordinat lain yang dilindungi oleh asam amino.
Kromium bervalensi tiga merupakan materi essensial dan memiliki sifat racun yang
rendah dibanding dengan kromium enam valensi yang merupakan pengoksida tinggi.

 Tanda-tanda Kekurangan Kromium

Adapun tanda-tanda dan gejala dari kekurangan kromium adalah penurunan


berat badan, konsentrasi glukosa plasma tinggi atau gangguan penggunaan glukosa,
dan konsentrasi asam lemak bebas plasma yang tinggi. Gangguan glukosa intoleran
meningkat karena faktor usia dan mungkin berhubungan dengan kurangnya asupan
kromium atau menurun dalam konsentrasi jaringan. Kromium juga perlu dapat
ditingkatkan pada penyakit tertentu, seperti diabetes, meskipun hubungan antara
kromium dan penyakit ini tidak konklusif. Jika tanda-tanda tersebut terjadi maka
metabolisme tubuh akan terganggu dan dibutuhkan metabolisme karbohidrat dan
lemak untuk meningkatkan kerja insulin.

 Alasan Kromium Dijadikan sebagai Alternatif Diabetes

Alasan mengapa kromium dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi


penyakit diabetes karena diabetes itu sendiri disebabkan karena kekurangan
mikronutrien di dalam tubuh, dimana kekurangan mikronutrien ini sendiri termasuk
dari kekurangan mineral kromium. Kromium ini sendiri terlibat dalam metabolisme
karbohidrat dan lemak, serta membantu mengendalikan yang namanya kadar gula
(glukosa) darah. Kekurangan kromium ini sendiri dapat menyebabkan seseorang
mengalami intoleransi karbohidrat. Pada dasarnya diabetes itu sendiri diakibatkan dari
gangguan metabolisme menahan akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi
insulin secara cukup atau tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi
secara efektif. Yang sudah diketahui insulin ini sendiri merupakan hormon yang
memiliki fungsi untuk mengatur keseimbangan gula darah dalam tubuh. Apabila ada
gangguan fungsi pankreas dan insulin otomatis tubuh akan terbebani dengan kadar gula
(glukosa) darah yang tinggi dan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak
mmapu mengatur konsentrasi kadar gula (glukosa) darah di dalam tubuh yang akhirnya
menyebabkan diabetes. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah ini
sendiri memang dengan mineral kromium karena mineral kromium ini sendiri memang
mampu untuk menurunkan yang namanya kadar insulin dan meningkatkan
metabolisme dari kadar gula (glukosa) darah pada penderita diabetes.

Kromium ini sendiri mampu membantu kerja hormon insulin, tepatnya yaitu
dengan cara mengubah glukosa pada darah untuk yang kemudian dijadikan sebagai
energi tubuh. Sehingga kadar gula (glukosa) darah pada penderita diabetes yang sering
kali meningkat, bisa jadi menurun karena bantuan dari kerja mineral kromium ini.
Maka dari itu disarankan untuk pengidap penyakit diabetes harus rutin mengonsumsi
makanan yang kaya akan mineral kromium. Kromium ini dikonsumsi memang untuk
memperbaiki kontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Cara
kerja kromium ini sendiri agar dapat membantu dalam menjaga kadar gula (glukosa)
darah normal dengan cara meningkatkan cairan tubuh dengan menggunakan insulin.
Cara efektif untuk mencegah kekurangan kromium adalah dengan mengkonsumsi
kromium melalui mulut. Hal ini dibuktikan yaitu bahwa mengonsumsi kromium
plikolinat (senyawa kimia yang mengandung kromium) melalui mulut, baik tunggal
ataupun bersamaan dengan biotin dapat menurunkan kadar insulin dan membantu kerja
insulin pada penderita diabetes tipe 2. Selain itu juga suplemen kromium hanya
menguntungkan orang-orang dengan gizi buruk atau kadar kromium rendah.

 Mekanisme Kerja Kromium

Mekanisme kerja kromium sendiri adalah kromium meningkatkan sensivitas


insulin dan jumlah reseptor insulin pada jaringan yang sensitif insulin. Kromium
berikatan dengan senyawa yang tidak ditentukan yang mengaktifkan enzim yang
meningkatkan aktivitas insulin dan menghambat enzim yang menonaktifkan reseptor
insulin. Model yang saat ini diterima adalah bahwa kromium biasanya meninggalkan
plasma sebagai respons terhadap hiperinsulinemia, yang membuat peka jaringan
terhadap insulin. Kekurangan kromium meninggalkan sel-sel peka terhadap insulin,
atau resistensi terhadap insulin, dimana suatu kondisi sekarang pada seseorang yang
menderita diabetes tipe 2. Asam plikonat yang ditemukan dalam kromium plikonat
adalah isomer asam nikotinat yang meningkatkan penyerapan kromium.

Adapun mekanisme kerja kromium terhadap kerja insulin dimana kekurangan


kromium diaplikasikan dalam bentuk penyakit diabetes. Kandungan kromium yang
lebih rendah diduga terjadi akibat pengolahan dan pemurnian pangan, dengan
kehilangan kromium diperkirakan sampai 80 % untuk jenis bahan pangan karena ada
kecenderungan orang lebih menyukai biji-bijian, lemak, dan gula yang telah
dimurnikan dan diolah lebih lanjut dan mengingat bahwa dalam bentuknya yang
dimurnikan bahan-bahan itu adalah sumber kromium.

Hasil kekurangan kromium dalam resistensi insulin yang ditandai dengan


hiperinsulinemia mempunyai faktor risiko untuk penyakit jantung. Resistensi insulin
adalah kondisi dimana tubuh menjadi resisten (menolak/tidak mempan/tidak
merespon) terhadap insulin, khususnya pada fungsinya untuk menjaga kadar gula darah
tetap normal. Diabetes dan resistensi insulin yang timbul sebelum perkembangan
diabetes juga merupakan faktor resiko yang independen dan kuat terhadap gagal
jantung.

Kadar yang lebih rendah umumnya dimiliki oleh individu yang berusia lanjut.
Peran kromium penting bagi tubuh karena kromium sangat membantu melindungi
tubuh terhadap resiko diabetes. Semakin bertambah usia, semakin buruk pula
penyerapan kromium oleh usus dan akibatnya mereka yang berusia lanjut ternyata
beresiko kekurangan kromium di dalam tubuh. Selain faktor penyerapan, kekurangan
kromium disebabkan karena mereka yang berusia lanjut lebih banyak mengalami
kehilangan kromium melalui urine. Kehilangan kromium ini sendiri berhubungan
dengan meningkatnya pengeluaran kromium seiring dengan bertambahnya usia dan
asupan kromium pada mereka yang berusia lanjut juga diketahui lebih rendah. Padahal,
kekurangan kromium dapat mengganggu metabolisme glukosa, metabolisme lemak,
dan kerja hormon insulin. Akibatnya, tingkat risiko penyakit diabetes meningkat.
Kadar kromium menjadi faktor penentu utama dalam sensitivitas insulin,
sebagai pengatur transportasi gula di dalam tubuh. Kromium berperan untuk
mengendalikan metabolisme insulin dalam tubuh, sehingga disebut faktor pengendali
kadar gula darah (glucose tolerance factor / GTF). Kromium terlibat dalam pengaturan
gula darah, baik ketika kekurangan maupun kelebihan gula didalam tubuh. Penyerapan
kromium oleh tubuh cenderung lamban, tetapi keluarnya dari tubuh malah sebaliknya,
sangat mudah. Karena itu resiko kelebihan atau keracunan jarang terjadi.

 Sumber Makanan Kromium

Adapun makanan sumber kromium yang dimana penderita diabetes bisa


mendapatkan manfaat mineral ini dari mengonsumsi makanan yang kaya akan mineral
untuk mencegah terjadinya diabetes maupun alternatif menyembuhkan diabetes selain
dengan mengonsumsi obat. Diantara lainnya adalah makanan laut seperti (kerang, ikan,
dan tiram), roti, beras merah, daging sapi, daging ayam, brokoli, keju, telur, susu,
sayuran segar, kacang hijau, jamur, dan ragi. Kebanyakan seseorang yang terserang
diabetes dianjurkan untuk diabetes diet, dimana diabetes diet inilah dianjurkan untuk
mengonsumsi makanan yang sudah dijelaskan diatas. Selain itu mengonsumsi
makanan yang kaya akan mineral seseorang yang terserang diabetes dianjurkan untuk
terapi insulin juga untuk mengatur gula darah.

Kromium ini sendiri juga tidak perlu dikhawatirkan apabila dikonsumsi oleh
manusia, karena pada dasarnya mineral kromium ini bukan yang berasal dari industri
bahan kimia jelas berbeda dengan yang ada pada bahan makanan sehingga aman untuk
dikonsumsi, ada juga jenis kromium yang memang dibuat dalam bentuk suplemen,
dimana olahan produk ini olahan yang mencampurkan mineral kromium dalam
komposisinya tetapi itu tidak kromium dari industri bahan kimia. Pada intinya saat
mengonsumsi mineral kromium ini dipastikan tidak mengonsumsinya melebihi dosis
yang dianjurkan. Efek yang diakibatkan dari konsumsi mineral ini secara berlebihan
memang jarang terjadi, tetapi jika melebihi dosis dapat menyebabkan masalah perut,
gula darah rendah, kerusakan pada hati, ginjal, saraf, serta dapat mengakibatkan ritmen
detak jantung tidak teratur.
 Kesimpulan

Jadi kesimpulannya kromium ini dapat dikatakan sebagai nutrisi yang dapat
membantu kerja insulin di dalam tubuh. Dimana sudah terlihat jelas bahwa asupan
mineral ini penting untuk metabolisme gula darah. Selain mengatur pola makan,
berolahraga secara teratur, dan rutin mengonsumsi obat diabetes atau rutin suntik
insulin, mengonsumsi sumber mineral kromium ini pada penderita diabetes juga dapat
membantu mengontrol gula darah seseorang. Bukan untuk hanya pengidap diabetes
saja yang dapat merasakan manfaat dari mineral ini, tetapi orang tanpa diabetes juga
menunjukan efek positif jika mengonsumsi mineral kromium ini. Dapat dikatakan
bahwa seseorang yang mendapat asupan kromium baik dari suplemen, produk olahan,
maupun makanan dapat terhindar dari resiko yang namanya penyakit diabetes.

Anda mungkin juga menyukai