Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Operasi yang dilakukan pada hewan kecil pada umumnya memerlukan cairan,
elektrolit dan keseimbangan asam basa untuk mempertahankan perfusi ke dalam
jaringan dan mencapai kondisi homeostasis. Pasien seringkali tidak diberikan
makanan maupun minuman pada persiapan preoperasi, namun hewan terus
mengeluarkan urine, saliva, sekresi gastrointestinal dan kehilangan cairan melalui
evaporasi respirasi. Kekurangan cairan intravaskuler dapat menyebabkan hipotensi,
hipoksia jaringan, dan pelepasan substansi vasoaktif, serta berpotens menyebabkan
kegagalan organ dan kematian. Pasien postoperasi juga dapat mengalami penurunan
kesembuhan luka dan peningkatan resiko komplikasi apabila cairan tidak
dimaintenance. Untuk mengetahui cara menentukan tipe cairan yang tepat untuk
tindakan operasi, maka penting untuk mengetahui distribusi dan perpindahan cairan
dan elektrolit dalam tubuh.

Kompartemen dan Rehidrasi Cairan Tubuh

Air menempati 60 % dari bobot badan anjing dan kucing. Total cairan tubuh
didistribusikan menjadi dua kompartemen yaitu cairan intraseluler dan caiiran
ekstraseluler. Setiap kompartemen mengandung zat terlarut terutama elektrolit dan
seluruh kompartemen memiliki osmolalitas yang sama (290 sampai 310 mOsm/L)

Cairan intraseluler berjumlah 2/3 dari total cairan tubuh dan 40 % dari bobot badan.
Membran sel memisahkan cairan intraseluler dengan cairan ekstraseluler dan sangat
permeable untuk air, namun tidak untuk zat terlarut. Membran sel mengandung jenis
protein yang berbeda, beberapa merupakan protein chanel yang membantu
transportasi zat terlarut melewati membrane. Na+-K+/ATPase merupakan protein
transport yang yang memfasilitasi pengeluaran Na+ dari sel dan transport K+ ke dalam
+ +
sel, menggunakan ATP . Perpindahan Na dan K berkontribusi pada perbedaan
kosentrasi Na+ dan K+ antara cairan intraseluler dancairan ekstraseluler: konsentrasi
Na+ sangat tinggi dalam cairan ekstraseluler dan sangat rendah dalam cairan
intraseluler, sementara konsentrasi K+ sangat tinggi dalam cairan intraseluler dan
sangat rendah dalam cairan ekstraseluler
Cairan ekstraseluler menempati 1/3 dari total cairan tubuh dan 20 % dari
bobot badan yang terdiri dari plasma (25 % cairan ekstraseluler ) dan cairan
interstisial (75% cairan ekstraseluler). Perpindahan cairan dari intravascular ke
ekstravaskular (interstisial dan intraseluler) terjadi melalui kapiler. Membran
endothelium kapiler permeable terhadap air dan partikel dengan berat molekul kecil (
seperti ion, glukosa, asetat, laktat,bikarbonat) dan gas seperti oksigen dan
karbondioksida yang dapat berdifusi landsung melewati membrane kapiler tergantung
gradien tekanan. Kation utama cairan ekstraseluler adalah Na+ dan anion utama
adalah HCO3- .
Hewan normal memiliki kebutuhan cairan harian untuk menggantikan
kehilangan cairan melalui urin, feses, dan saliva serta evaporasi pernapasan dan kulit.
Selama sakit atau tindakan operasi, terjadi peningkatan kehilangan cairan (hipotonik,
isotonik, dan / atau hipertonik) dan intake yang menurun dapat menyebabkan
dehidrasi.
Defisiensi volume di setiap kompartemen cairan tubuh menunjukkan tanda-
tanda klinis yang berbeda. Kehilangan jumlah cairan hipotonik dari tubuh (cairan
ekstraselular) menyebabkan peningkatan tonisitas cairan ekstraseluler dan
perpindahan cairan dari intraseluler ke ekstraseluler untuk membentuk iso-
osmolaritas antara kompartemen. Pengeluaran cairan intraseluler menyebabkan
defisit cairan intraseluler, menyebabkan obtundasi serebral dan hipernatremia /
hiperosmolaritas (dehidrasi hipertonik). Peningkatan atau penurunan kadar sodium
yang parah harus diperbaiki perlahan untuk mencegah gangguan sistem saraf pusat
yang berpotensi menyebabkan kematian. Konsentrasi natrium dalam darah tidak
boleh meningkat lebih dari 0,5 mEq/jam dan tidak boleh menurun lebih dari 1
mEq/jam pada hewan dengan hiponatremia kronis atau hipernatremia.
Kehilangan cairan hipertonik (kehilangan zat terlarut yang berlebihan
menyebabkan cairan intraseluler menjadi hipertonik ke cairan ekstraselular, sehingga
menyebabkan pergerakan air dari cairan ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan
cairan isotonik tidak menyebabkan apapun, kehilangan cairan isotonik tidak
menyebabkan apapun cairan bergeser antara cairan ekstraseluler dan cairan
intraseluler, tetapi dapat menyebabkan dehidrasi dari cairan ekstraseluler.
Dehidrasi interstisial biasanya dikaitkan dengan penurunan turgor kulit
dan selaput lendir yang kering. Turgor kulit menunjukkan terjadinya dehidrasi,
meskipun dapat dikelirukan dengan kekurusan yang parah atau obesitas dapat. Defisit
volume intravaskular umumnya terkait dengan kompensasi vasokonstriksi, membran
mukosa pucat, kualitas nadi buruk, takikardia, waktu pengisian kapiler yang lama,
dan ekstremitas dingin. Tanda-tanda klinis ini menunjukkan perfusi jaringan yang
buruk dan membutuhkan perawatan yang cepat. Selain itu, peningkatan volume sel,
total protein, dan berat jenis urine biasanya terlihat pada hewan dengan dehidrasi
intravascular. Azotemia prerenal yang ditunjukkan dengan kadar nitrogen, urea dan
kreatinin yang meningkat, dan urin pekat (spesifik gravitasi> 1.030), dapat terlihat
pada hewan yang mengalami dehidrasi sedang atau parah.
Tingkat pemberian cairan pada pasien bedah pra operasi dengan pemberian
volume tergantung pada status klinis hewan, berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil
laboratorium. Hewan yang mengalami dehidrasi kronis pada pemeriksaan fisik tetapi
Menunjukkan parameter kardiovaskular yang stabil, defisit cairan biasanya diganti
lebih dari 6 hingga 24 jam. Penggantian cairan isotonik harus diberikan sesuai dengan
tingkat dehidrasi pasien, kebutuhan maintenance, dan cairan tubuh yang akan hilang.
Tanda klinis yang ditunjukkan untuk menentkan tingkat dehidrasi dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Penentuan Tingkat Dehidrasi
Persen Dehidrasi Tanda Klinis
<5 Tidak terdapat tanda abnormalitas
5-8 Penurunan turgor kulit dan membrane mukosa kering
8-10 Penurunan turgor kulit, membrane mukosa kering, orbit mata
cekung, CRT sedikit lebih lambat
10-12 Turgor kulit sangat lambat, CRT lambat, membrane mucus
kering, orbit mata cekung, menunjukkan tanda shock
> 12 Turgor kulit sangat lambat, CRT lambat, membrane mucus
kering, orbit mata cekung, menunjukkan tanda shock, sering
mengancam keselamatan

Perhitungan Jumlah cairan yang dibutuhkan :


Rehidrasi = Berat Badan (kg) x % dehidrasi
Maintenance = Cairan yang diberikan selama 6- 24 jam
Perkiraan cairan yang hilang (urine, feses, muntah, demam, luka terbuka dll.)

Jumlah cairan yang diberikan = Rehidrasi + maintenance + Perkiraan cairan


yang hilang

Cairan untuk maintenance terdiri dari beberapa formula untuk menentukan kebutuhan
cairan harian, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Formula Kebutuhan Cairan Harian


Terapi Cairan Selama Operasi
Hewan yang akan dioperasi memerlukan terapi cairan sebelum diberikan
anestesi umum. Hal ini penting untuk diperhatikan agar selama persiapan preoperasi,
pasien terhidrasi dengan baik dengan sistem kardiovaskular yang stabil. Abnormalitas
atau kekurangan elektrolit dan asam basa harus diperbaiki sebelum operasi. Perbaikan
terhadap kondisi anemia klinis, kekurangan cairan atau elektrolit dan asam basa
penting dalam persiapan pre operasi pasien karena obat anestesi pada umumnya
memberikan efek negative terhadap jantung, tekanan darah dan respon baroreseptor.
Selain itu perdarahan selama operasi akan memperparah efek obat terhadap
kardiovaskular dan hewan tidak dapat mengimbangi kondisi hipovolemia.
Selama anestesi, 5-10 mL/kg/jam cairan isotonic (tanpa tambahan elektrolit)
secara intravena untuk menjaga volume dan tekanan intravascular. Anjing diberikan
cairan kristaloid denganvolume awal 5 mL/kg/jam dan kucing 3 mL/kg/jam. Terapi
cairan lanjutan harus diberikan pada pasien geriatric yang seringan mengalami
kehilngan cairan selama post operasi dan pasien dengan ketidakstabilan
kardiovaskular.
Jenis- Jenis Cairan dan Kegunaannya

Anda mungkin juga menyukai