Anda di halaman 1dari 40

PERLAKUAN

INDUK
SAPI BRAHMAN CROSS

Bimbingan Teknis
Manajemen Induk Sapi BX
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
2020
Ruang Lingkup Materi
1. Tentang Brahman
2. infrastruktur perkandangan
3. Seleksi induk - Grading
4. Perlakuan Induk sebelum melahirkan
5. Kelahiran penanganan yang benar
6. Penanganan pasca kelahiran
7. Persiapan program kebuntingan
8. Perlakuan pedet (pasca lahir-sapih)
9. Perlakuan pedet untuk penyiapan menjadi indukan
10.Program kebuntingan dengan orientasi Calving Interval
tentang
BRAHMAN
KELEBIHAN SOLUSI
1. Seleksi yang ketat thd anatomi reproduksi
1. Banyak terdapat di Australia dan ovariumnya
2. Tahan Panas & Parasit 2. Pengelompokan sapi berdasar fase
3. ADG Tinggi dan pedagingannya banyak reproduksinya
3. Sistem kawin alam (INKA)

KELEMAHAN 4. Pakan yang mencukupi


5. Pengamatan menjelang partus agar saat
partus tidak masalah dan meningkat
1. Sub Fertil krn hasil cross antara bos indicus mothering abilitynya
dan bos Taurus. 6. Pemeliharaan pedet sd lepas sapih
2. Banyak kelainan organ reproduksi dan 7. Pemeliharaan lepas sapih untuk indukan
ovarium (Spaying) atau bakalan
3. Mothering Ability Rendah 8. Lay out , sarana dan prasarana kandang
4. Butuh Pakan yang banyak + berkualitas untuk perkembang biakan
5. Tidak biasa di keluh  kendang komunal
dan kawin alam
6. Kematian pedet tinggi
4
Kebutuhan Kandang
Kandang lepas sapih dan persiapan
Kandang Melahirkan Kandang karantina Induk
induk/bakalan
( terdapat atap dan bawah beton)
Bentuk kendang Shelter

Kandang Bunting Tua

Kandang kawin perbandingan


Kandang Pedet lepas
sapih sd 5 bln 1 pejantan ; 15-30 betina
Tempat pakan dan tertutup atap Tempat pakan dan tertutup atap dan
Kandang Karantina dan bawah beton bawah beton
pedet
Peddock yaitu tanah terbuka dan pada bagian pakan yang ada atap nya
Kandang Karantina
Digunakan untuk :
1. Sapi Baru datang
2. Sapi Sakit
3. Pemeriksaan

Fasilitas :
4. Kandang Shelter/Terbuka
5. Tersedia tempat/palungan
pakan dan tempat minum
3. Kandang Jepit
Kandang Kawin
1. Digunakan perkawinan alam
2. Perbandingan Jantan dan betina =
1 : 15-30 ekor

Fasilitas :
3. Kandang Terbuka
4. Tersedia tempat /palungan
pakan dan empat minum
yang tertutup atap dan
bawahnya beton
Kandang pedet
Kandang Karantina Pedet
1. Pedet yang tidak mendapat kolostrum
2. Pedet yang tidak mau menyusui ke
induknya

Fasilitas :
3. Tertutup dan diatur ventilasinya
4. Dikasih Susu dengan Dot apabila belum
bisa minum sendiri
5. Pengawasan melekat
6. Penghangat
Kandang Pedet
Kandang Lepas sapih

Digunakan untuk :
1. Sapi lepas sapih

Fasilitas :
2. Kandang Shelter/terbuka
3. Tersedia tempat /palungan
pakan dan tempat minum
Kandang Bunting Tua - Melahirkan
1. Digunakan sapi yang telah bunting 8 bulan
2. Dibutuhkan pakan tambahan konsentrat

Fasilitas :
3. Kandang shelter
4. Tersedia tempat /palungan pakan dan tempat
minum yang tertutup atap dan bawahnya beton

Catatan :
Sapi Brahman Dara mempunyai sifat ke-Indukan Rendah
Perhatikan…!!!
Sapi Brahman Cross Liar
sehingga bahan baku kandang
harus kuat yaitu dari beton besi
atau kayu yang kuat

palungan pakan dari beton


Seleksi Induk
1. Status reproduksi (PKB) :
a. Bunting atau kosong
b. Organ reproduksi normal atau abnormal
2. Penilaian Body Condition Score (BCS) untuk menentukan
satatus kesehatan dan perlakuan pakan
2. Pengelompokan induk bunting dan tidak bunting, dan
organ reproduksi normal dan abnormal
3. Pengelompokan ternak sehat dan tidak sehat, dan indukan
yang perlu perlakuan pakan
Sapi betina BX (baru Import)

PKB atau pemeriksaan dengan USG dan bagian telinga

Normal Organ Reproduksi Ovarium Terdapat implant HGPs


BCS > 3 Tidak Normal Hipofungsi Ovary bentuk segitiga
Berat Badan >350 Kg atau corpus
luteum persisten
Afkir
Afkir
Dimasukkan Kandang Kawin alam
Terapi Hormon

Setelah 3 bulan di lakukan pemeriksaan kebuntingan


Persiapan
Apabila bunting masuk
kandang bunting
Apabila tidak bunting di cek
USG , dapat diterapi atau afkir
Kebuntingan
PERLAKUAN INDUK
SEBELUM MELAHIRKAN
Seminggu sebelum melahirkan suntik vitamin
ADE
Kandangkan tersendiri
Magnesium 40gram/hari setiap hari
Monitor di min 3 plus 5
Kalau sudah ada perejanan dan keluar ketuban
lapor dokter hewan atau mantri
Susu sudah turun
TANDA TANDA KELAHIRAN
YANG HARUS DICERMATI

Susu sudah turun

Kadang diikuti prolap vagina

Keluar lendir kebuntingan


Usahakan
Lahir
Normal
Penanganan Kelahiran
Pastikan lahir normal (-3 +5)

1 2 3 4
SEGERA LAPOR
Dokter Hewan
kalau terjadi DISTOKIA…
laporkan ke dokter hewan dan mantri hewan secepatnya.

JANGAN
menolong
sendiri
Penanganan Distokia
• Tarik Paksa
• Reposisi
• Fetotomi
• Operasi Sesar
SEBAGIAN
BESAR
MASALAH GANGGUAN REPRODUKSI BERAWAL DARI
PROSEDUR KELAHIRAN YANG BURUK
Induk
• Membuka serviks
Reflex Lahir
• Melonggarkan otot pelvis
• Merejan
• Melepaskan plasenta
Pedet
• muntah
Kondisi Induk
saat melahirkan

1.Kekurangan Energi
2.Kekurangan Mineral
3.Dehidrasi
4.Stress
5.Mikroba Rumen
Mati
Berikan Induk Minum
yang…


Ber-Energi
Ber-Mineral
3-5
 Ber-Elektrolit HARI
 Ber-Anti-Stress
 Ber-Mikroba Rumen
Pasca Melahirkan
PASTIKAN..!!
Anak bisa menyusu ke induknya
Ambing induk tidak sakit dan bisa
untuk menyusui
Tidak ada retensio plasenta
Induk mau makan setelah
melahirkan dan tidak ambruk
Tidak Hipocalsemia
Koordinasi dgn dokter hewan
penanganan PEDET
Pastikan tali pusar putus dengan baik
dan kasih obat luar (IODINE)
Langsung disusukan dengan induknya
Monitor selama sepuluh hari kedepan
Tidak demam (diatas 40 derajat)
Tidak Diare
Mau minum susu (Kolostrum)
PEDET

A
bagaimana menyiapkan

menjadi calon INDUKAN

Pedet
a. Pengelompokan bobot lahir
b. Pakan berdasarkan kelompok
bobot lahir
PEDET

B
bagaimana menyiapkan

menjadi calon INDUKAN

Sapih
a. Pengelompokan bobot sapih
b. Pakan berdasarkan kelompok bobot sapih
c. Monitoring pertumbuhan, kesehatan dan
sifat kualitatif
PEDET

C
bagaimana menyiapkan

menjadi calon INDUKAN


Dara
a. Pengelompokan bobot umur 1 tahun
b. Penilaian BCS
c. Pemeriksaan organ reproduksi
d. Perlakuan pakan berdasarkan BCS
e. Pemilihan calon induk berdasarkan bobot, status
kesehatan, organ reproduksi dan sifat kualitatif
Metrichecking
1 2 3 4 5
Sapi betina BX (baru Import)

PKB atau pemeriksaan dengan USG dan bagian telinga

Normal Organ Reproduksi Ovarium Terdapat implant HGPs


BCS > 3 Tidak Normal Hipofungsi Ovary bentuk segitiga
Berat Badan >350 Kg atau corpus
luteum persisten
Afkir
Afkir
Dimasukkan Kandang Kawin alam
Terapi Hormon

Setelah 3 bulan di lakukan pemeriksaan kebuntingan


Persiapan
Apabila bunting masuk
kandang bunting
Apabila tidak bunting di cek
USG , dapat diterapi atau afkir
Kebuntingan
Kawin alam Jantan lokal atau persilangan Jantan Import

Betina Brahman Cross 1. Pengadaan dari industri


1. Pejantan < 36 bulan
sapi potong dalam negeri
2. Bobot Minimum 500 Kg
2. Bebas dari penyakit dan 3. Telah Tes VBBSE
1. Organ Reproduksi baik, rahang dan kakinya telah diperiksa 4. Performan menunjukkan

baik 3. Pernah mengawini dan kemampuan untuk mengawini


5. Telah di vaksin Vibriosis,
2. Pastikan tidak di steril tanda pada telinga dan bunting atau uji kualitas
pneumonia,
tidak ada implant HGPs dengan motilitas >70% IBR,BVD,lleptospirosis, penyakit
3. Adaptasikan 3- 5 bulan dengan konsentrasi 1-10 clostridial, deman ephemeral.
x1000 juta spermatozoa Penyakit penyakit ini
4. Umur 2 tahun dengan berat >350 kg, bila mempengaruhi reproduksi dan
kurang maka perlakukan perbaikan pakan 4. Performan menunjukkan vaksinnya tidak ada di Indonesia
5. Tahun pertama kawin alam, apabila sudah kemampuan untuk 6. Ear tag erdapat insektisida bila

tidak liar dan sdh dapat di tali keluh bisa di IB mengawini tidak ada diberiri back rubber
(pelindng punggung) agar tidak
6. Apabila sudah tahun kedua/ sudah tidak liar 5. Umumnya tidak sebaik terhindar dari gigitan serangga
dikeluh dan dapat di IB pejantan yg import 7. Adaptasi 10 minggu
ONE
Calf
Cow
Year
Calving Interval satu tahun satu kali
Pertama kali melahirkan umur 2 tahun
Setiap tahun melahirkan satu kali sehingga 11 tahun anaknya harus 9 ekor

12 bulan
5 bln setelah melahirkan
60 - 90 hari stlh partus Atau 3 bulan setelah masuk
Pedet
Kawin dan jadi Kandang kawin
disapih
Bulan ke 11 Bulan ke 12

9 bunting
Lahir

Cek kebuntingan
Melahirkan 40 hari
Persiapan Melahirkan
Involusi uterus melahirkan anak
Siap Bunting
Deteksi Berahi
PENENTUAN WAKTU BERAHI/KAWIN
1. Keluar lendir
2. Vulva bengkak
3. Menaiki temannya atau diam dinaiki
4. Gelisah ( bengah bengoh )
5. Tidak mau makan
• Sapi Setelah Melahirkan
• Induk menyusui pedet
• 40 hari setelah melahirkan  di IB
Jarak Beranak : 12 bulan
doble dosis waktu berbeda INSEMINASI BUATAN
• Hari ke 19-21 diamati, bila berahi di IB
kembali
• 3 Bulan bila bunting  Masuk • 3 Bulan bila tidak bunting
kandang bunting  di terapi sembuh di
• Sebulan sebelum melahirkan masuk IB kembali
kandang khusus untuk perbaikan Pakan • 3 bulan berikutnya bila
• Saat akan melahirkan dimasukkan tidak bunting maka afkir
kandang melahirkan
• Sapi Setelah Melahirkan
• Induk menyusui pedet
• 40 hari setelah melahirkan  di Jarak Beranak : 12 bulan
KAWIN ALAM
Masukkan kandang kawin
• 3 Bulan di PKB bila bunting 
Masuk kandang bunting • 3 Bulan bila tidak bunting
• Sebulan sebelum melahirkan masuk  di terapi sembuh di
kandang khusus untuk perbaikan IB kembali
Pakan • 3 bulan berikutnya bila
• Saat akan melahirkan dimasukkan tidak bunting maka afkir
kandang melahirkan
• Sapi Setelah Melahirkan
• Induk menyusui pedet
Jarak Beranak : 12 bulan
• 4 bulan setelah melahirkan  di KAWIN ALAM
Masukkan kandang kawin
• 3 Bulan di PKB bila bunting  Masuk
kandang bunting • 3 Bulan bila tidak bunting
• Sebulan sebelum melahirkan masuk  di terapi sembuh di
kandang khusus untuk perbaikan Pakan IB kembali
• Saat akan melahirkan dimasukkan • 3 bulan berikutnya bila
kandang melahirkan tidak bunting maka afkir
Pencatatan ( Recording )
1. Rumpun
2. Silsilah
3. Perkawinan (pejanan, tanggal, Kawin
alam/Inseminasi Buatan)
4. Kelahiran (tanggal lahir dan Bobot Lahir)
5. Penyapihan (tanggal dan bobot sapih)
6. Yearling (tanggal dan bobot 365 hari)
7. Perlakuan pakan
8. Mutasi (masuk dan keluar)
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai