Anda di halaman 1dari 27

1.

1 LATAR BELAKANG
1.1.1 Parasitologi
Parasitologi adalah ilmu yang mengkaji mengenai segala sesuatu yang
menyebabakan penyakit atau infeksi oleh parasit, baik macam parasit atau cara
menginfeksi kepada induk semang atau hospes Parasitme adalah hubungan
interaksi antar dua individu dimana salah satu pihak dirugikan yaitu inangnya, dan
pihak lain diuntungkan. Parasit adalah organisme yang hidup pada atau didalam
tubuh beberapa organisme lain. Parasit dapat berupa hewan atau tumbuhan yaitu
virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing dan arthropoda. Parasit terdiri dari dua
macam yaitu, endoparasit dan ektoparasit. Endoparasit adalah parasit yang hidup
di dalam tubuh inangnya. Contohnya protozoa. Sedangkan ektoparasit yaitu
parasit yang hidup pada bagian luar inangnya. Contohnya insekta.
Parasitologi mempelajari parasit, inangnya, dan hubungan di antara keduanya.
Sebagai salah satu bidang studi biologi, cakupan parasitologi tak ditentukan oleh
organisme atau lingkungan terkait, namun dengan cara hidupnya, yang berarti
bidang ini bersintesis dengan bidang lain, dan menggunakan teknik seperti biologi
sel, bioinformatika, biokimia, biologi molekuler, imunologi, genetika, evolusi dan
ekologi.

1.1.2 Inang
Inang, dalam biologi, adalah Organisme yang ditumpangi oleh parasit disebut
inang. atauorganisme yang menampung virus, parasit, partner mutualisme, atau
partner komensalisme, umumnya dengan menyediakan makanan dan tempat
berlindung. Contohnya suatu sel dapat menjadi inang bagi virus, gulma dapat
menjadi inang bagi bakteri pengikat nitrogen, dan hewan dapat menjadi inang
bagi cacing parasitik seperti nematoda.
Inang terdiri dari dua macam, yaitu inang definitif dan inang perantara. Inang
definitif adalah inang yang didalamnya terdapat parasit yang mengalami
perkembangbiakan seksual, umunnya terdiri dari hewan vertebrata dan manusia.
Inang perantara adalah inang yang didalamnya terdapat parasit pada stadium
muda atau aseksual. Contohnya molusca dan nyamuk anopheles.
Perjuangan manusia melawan gangguan serangga (Arthropoda pengganggu)
sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian serangga
menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap
darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau
sebagai pengganggu dengan caranya “nimbrung”/ menempel pada inangnya
sehingga menimbulkan gangguan fisik pada inangnya. Beberapa jenis serangga
diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain.

1.1.3 Vektor (Biologi)


Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi menyebarkannya
dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Berbagai jenis nyamuk,
sebagai contoh, berperan sebagai vektor penyakit malaria yang mematikan.
Pengertian tradisional dalam kedokteran ini sering disebut "vektor biologi" dalam
epidemiologi dan pembicaraan umum. Dalam terapi gen, virus dapat dianggap
sebagai vektor jika telah di-rekayasa ulang dan digunakan untuk mengirimkan
suatu gen ke sel targetnya. "Vektor" dalam pengertian ini berfungsi sebagai
kendaraan untuk menyampaikan materi genetik seperti DNA ke suatu sel.

1.1.4 Parasit Tungau


Parasit merupakan salah satu makhluk hidup yang mungkin tidak bisa lepas
hubungannya dengan manusia maupun makhluk hidup lain, merupakan salah satu
makhluk hidup yang kehidupannya tak bisa lepas dari rantai makhluk hidup
manusia.
Parasit merupakan makhluk yang merugikan bagi makhluk hidup lainnya yang
ditumpanginnya, berbagai macam kerugian didapat oleh inang yang
ditumpanginya, karena parasit tersebut mengambil keuntungan dari inangnya
namun banyak mengganggu kehidupan makhluk hidup yang ditumpanginya,
mulai dari nutrisi makanan, merusak sel dan jaringan, dan hal-hal lainnya.
Terdapat berbagai macam parasit dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan
jenis. Dari mulai parasit yang berbentuk seluler/mikro yang tidak dapat terlihat
dengan mata secara langsung, hingga parasit yang berukuran makro. Salah satu
parasit yang sering berhubungan dengan kegidupan manusia adalah “tungau”,
parasit dari jenis arthropoda. Parasit tersebut sangat sering ditemui dikehidupan
sehari-hari dan salah satu parasitnya mengganggu kehidupan manusia.

1.1.5 BAKTERI

Botani Tumbuhan Rendah merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi
yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuh-
tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi
untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan,
interaksi dengan komponen biotik dan abiotik, serta evolusi tumbuhan.
Sesuai dengan rekomendasi dalam kode Internasional Tata Nama Tumbuhan,
nama ilmiah untuk divisi hendaknya diambil dari kata yang menunjukkan suatu
cirri khas yang berlaku umtuk seluruh warganya, ditambah dengan akhiran, Phyta
maka kelompok ini yang ciri khas seluruh warganya adalah berkembang biak
dengan membelah diri, dinamakan Schizophyta atau tumbuhan belah (dari bahasa
Latin shizere atau Yunani Schuzein artinya membelah, dan phyton (Yunani)
artinya tumbuhan.
Divisi tumbuhan belah, selain berkembang biak dengan cara membelah, juga
mempunyai ciri-ciri berikut yaitu tubuhnya terdiri dari sebuah sel saja, protoplas
belum terdeferensiasi dengan jelas, sehingga inti belum tampak nyata, demikian
pula plastidanya.
Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok tumbuhan dengan tingkat
perkembangan filogenik yang paling rendah, jadi dari segi evolusi merupakan
kelompok tumbuhan yang paling tua dan primitive.
Bakteri merupakan kelompok makhluk hidup bersel tunggal, yang hubungan
kekerabatan nya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka
dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang
amat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang. Studi tentang bakteri
mulai berkembang setelah Anthony Van Leuowenhoek menemukan mikroskop. Ia
pertama kali malihatnya pada tahun 1683, sejak itu studi tokoh-tokoh terkemuka
seperti, Louis Pasteur, Devaine, Koch dan banyak lagi mulai mengenmbangkan
ilmu tentang jasad renik.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah penyebab penyakit Demodisiosis?
2. Bagaimana Morfologi, Siklus hidup, Patologi dan Gejala
klinis,Diangnosis,pengobatan dan epidemiologi Demodex folliculorum?
3. Bagaimana struktur tubuh bakteri secara saksama.
4. Bagaimana bentuk-bentuk bakteri.
5. Bagaimana cara perkembangbiakan bakteri.
6. Bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
7. Bagaimana klasifikasi bakteri.

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui penyebab penyakit Demodisiosis
2. Untuk mengetahui Morfologi, Siklus hidup, Patologi dan Gejala
klinis,Diangnosis,pengobatan dan epidemiologi Demodex folliculorum
3. Untuk mengetahui struktur tubuh bakteri secara saksama.
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk bakteri.
5. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan bakteri.
6. Untuk mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
7. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENYEBAB DEMODISIOSIS


Infestasi Demodex folliculorum disebut demodisiosis. Demodex
folliculorum merupakan salah satu hewan arthropoda, termasuk family
demodicidae. Demodex adalah tungan folikel rambut yang berbentuk panjang
menyerupai cacing, berukuran 0,1-0,3 mm, berkaki 4 pasang yang letaknya
berdekatan serta mempunyai abdomen dengan garis-garis transversal.
Taksonomi Demodex folliculorum
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Subfilum: Chelicerata
Kelas: Arachnida
Subkelas: Acari
Superordo: Acariformes
Ordo: Prostigmata
Subordo: Eleutherengona
Superfamili: Chelyetoidea
Famili: Demodicidae
Genus: Demodex
Spesies: D. folliculorum

Gambar Demodex
folliculorum
2.2 MORFOLOGI Demodex folliculorum

Gambar a.Telur Demodex folliculorum,b. Tungau Demodex folliculorum di


bawah mikroskop, dan c. Tungau Demodex folliculorum

Demodex folliculorum termasuk famili demodicidae. Demodex


folliculorum adalah tungau folikel rambut berbentuk panjang menyerupai
cacing semi transparan dengan 2 gabungan segmen tubuh berukuran 0,1-
0,3 mm dan berkaki empat pasang yang letaknya berdekatan serta
mempunyai abdomen dengan garis-garis transversal. 4 pasang kaki
terdapat pada segmen tubuh bagian pertama. Tubuhnya tertutup rangka
luar dan mempunyai mulut untuk memakan sel kulit, hormon, dan air yang
terdapat di folikel rambut. Demodex folliculorum betina lebih pendek dan
membulat daripada Demodex folliculorum jantan. Tungau ini juga mampu
berjalan di permukaan kulit dengan kecepatan 8-16 cm per jam.

2.3 SIKLUS HIDUP Demodex folliculorum

Siklus hidup Demodex folliculorum berlangsung selama 18-24 hari


dalam tubuh hospes. Baik jantan maupun betina memilki lubang genital
untuk melakukan perkawinan. Perkawinan berlangsung di folikel rambut
dan kelenjar keringat. Betina bertelur dan meletakan telurnya sebanyak 20-
24 di folikel rambut. Larva yang memiliki 6 kaki menetas pada hari ke 3-
4. 7 hari Kemudian, larva berkembang menjadi dewasa.

2.4 PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS


Parasit ini hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat terutama di
sekitar hidung dan kelopak mata sebagai parasit permanen. Kadang-kadang
tungau ini ditemukan di bagian tubuh lain seperti kulit kepala. Demodex
folliculorum dapat menyebabkan kelainan berupa blefaritis, akne, rosasea dan
impetigo kontagiosa yang disertai rasa gatal dan dapat terjadi infeksi
sekunder. Umumnya, rosasea terdiri dari beberapa tahap (tidak semua orang
mengalami semua tahap ini). Tahap ini adalah

 Flushing: timbul kemerah-merahan secara periodik pada wajah


 Inflammatory lesions: papula, pustul
 Edema
 Telangiectasias (pelebaran pembuluh darah) mungkin terjadi beberapa
waktu
 Ocular rosacea mungkin terjadi (rasa panas pada mata dan mata berair )
 Rhinophyma mungkin terjadi pada tinkat lanjut ( hidung bengkak dan
kemerahan)
Tungau yang hidup di saluran kelenjar folikel di pinggir mata dapat mengganggu
penglihatan penderita.

2.5 DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan Demodex folliculorum dari


folikel rambut dan kelenjar keringat.

2.6 PENGOBATAN
Pengobatan demodisiosis pada kulit dapat dilakukan dengan olesan
salep linden atau salep yang mengandung sulfur. Pengobatan lainnya
adalah asam salisilat, metronidazol, krotamiton, lindane, and sublimed
sulphur, oral metronidazole, oral ivermektin dan topical permethrin, and
oral or topical retinoids . Papula pada wajah dapat disembuhkan setelah
pengobatan dengan metronidazol secara sistemik dan topical selama 3
minggu dan terapi prednisolon dosis rendah secara oral.

2.7 EPIDEMIOLOGI Demodex folliculorum


Infestasi Demodex folliculorum adalah kosmopolit dan dianggap tidak
berbahaya.

SCHIZOPHYTA (BAKTERI)

2.1 Sejarah dan Struktur Sel Bakteri


Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil
(mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur
sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih
lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan
prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel
lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk
semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada
gagasan mengenai hubungan mereka.
Gbr. arsitektur suatu sel bakteri yang khas

Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme.


Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis
dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari
mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat
menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi
sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan
flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti)
pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana.
Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif
didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif
memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan
asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar,
lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis
terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela
dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi.
Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu
pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga
memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki
granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.
Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat
mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.

2.2 Struktur Tubuh Bakteri Secara Umum


Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-rata berdiameter
1,25 mikrometer (μm). (mikrometer = 1/1000000 meter). Bakteri yang
terkecil adalah Dialister pneumosintes dengan panjang tubuh 0,15 – 0,30
μm, sedangkan bakteri terbesar adalah Spirillum voluntans, panjang tubuh
13 – 15 μm.
Ukuran bakteri adalah mikroskopis artinya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab. Pada
keadaan kekurangan air, bakteri akan tidak aktif bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan
besar, yaitu:
a. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
1. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
2. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk
bujursangkar
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5. Staphylococcus, jika bergerombol
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Gambar-gambar bakteri
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

Bermacam-macam bentuk bakteri


c. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah
lingkaran
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk bakteri

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan


lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan
bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri
yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah
tua.

Struktur DNA
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
1. Dinding sel
Dinding sel ini tersusun atas mukopolisakarida dan peptidoglikan
(murein) yaitu susunan yang terdiri dari polimerbesar dan terbuat dari N
– asetil glukosamin dan asam N – asetil muramat yang saling berikatan
silang dengan ikatan kovalen.
2. Kapsul
Merupakan selaput licin terdiri dari polisakarida terletak di luar dinding
sel, bakteri yang patogen memiliki kapsul berfungsi mempertahankan
diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.
3. Flagel
Flagel merupakan cambuk getar yang berfungsi untuk bergerak, flagel
melekat pada membran luar di dinding sel. Berdasarkan letak dan
jumlah flagel yang dimiliki maka bakteri dibedakan menjadi:
a. Monotrik, yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu
ujungnya.
b. Lopotrik, yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari
satu flagel.
c. Amfiktrik, yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat
satu buah flagel.
d. Periktirk, yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh
permukaan tubuhnya.

Gambar Jenis-jenis bakteri berdasarkan jumlah flagel yang dimiliki


4. Membran sel
Tersusun atas lemak dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi
untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
5. Mesosom
Terbentuk dari membran sel yang tidak membentuk lipatan. Organel ini
berfungsi sebagai tempat pemisahan dua molekul DNA dan berperan
juga dalam pembentukan dinding sel baru antara kedua sel anak
tersebut.
6. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
7. DNA
DNA berfungsi untuk mengontrol sintesis protein dan pembawaan sifat.
8. Ribosom
Ribosom tersusun atas protein dan RNA, sebagai tempat sintesis
protein.
2.3 Cara Hidup Bakteri
Bakteri pada umumnya bersifat hetotrof. Hidupnya sebagai
safprofit atau sebagai parasit. Namum, demikian, ada pula beberapa jenis
yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasar asalny
energy yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu
dibedakan dalam 2 golongan yaitu :
a. Yang bersifat Kemoautotrof, bila energy untuk asimilasinya
(kemosintesis) diperileh dari reaksi-reaksi Kimia, misalnya dari proses-
proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri nitrit dengan mengoksidasi
NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasi HNO2, Bakteri belerang
dengan mengoksidasikan berbagai senyawa belerang.
b. Yang bersifat Fotoautotrof, bila energy untuk asimilasi (fotosintesis)
diperoleh dari cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri
yang dapat mengadakan fotosintesis adalah bakteri-bakteri yang
memepunyai zat warna, dari golongan Thiothodaceae (bakteri belerang
berzat warna).
Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa
tumbuhan atau hewan substrat dan sumber kebutuhan hidupnya. Oleh
kegiatan fisiologi bakteri yang menempatinya, substrat itu akan
mengalami proses penguraian yang biasanya disertai dengan timbulnya
energy. Proses itu dinamakan pembusukan bila terjadinya menimbulkan
zat-zat yang berbau tidak sedap (busuk), dan dinamakan fermentasi bila
merupakan suatu pernafasan intrataolekular. Dengan demikian bakteri-
bakteri saprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa
makhluk hidup.
Dari segi kebutuhannya akan oksigen bakteri dapat dibedakan
dalam dua golongan yaitu bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan
oksigen bebas, dan anaerob, bila dapat hidup tanpa oksigen bebas. Bakteri
anaerob masih dapat dibedakan lagi dalam yang aerob secara obligat,
artinya untuk kebutuhan terhadap oksigen bebas tidak mutlak, artinya
tidak dapat hidup pula tanpa adanya oksigen bebas, bakteri itu dikatakan
bersifat anaerob fakultatif.
Dalam hubungan dengan cara hidupnya sebagai parasit, kita
membedakan parasit obligat, bila bakteri itu hanya dapat hidup sebagai
parasit saja, dan parasit fakultatif, bila bakteri dapat hidup baik mengenai
bakteri pathogen, yaitu bakteri yang hidup sebagai parasit dan
menimbulkan penyakit bagi inangnya, baik yang berupa tumbuhan
maupun hewandan manusia.
2.4 Cara Perkembangbiakan Bakteri
Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan
membelah diri.
a. Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan
genetik (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:

Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel


bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain.
1. Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri
lain dengan perantaraan virus.
Gambar Transduksi
2. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan
membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.

Gambar Kojugasi

b. Pembelahan diri secara biner (langsung).


Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat
sel induknya.
Gambar Pembelahan diri secara biner (langsung)
Bakteri umumnya berkembang-biak secara vegetative atau aseksual
dengan membelah diri. Setelah selesai pembelahan, sel-sel anakan dapat
tetap bergandengan satu sama lain, dan dengan demikian terbentuklah
koloni bakteri. Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk
koloni itu dpat dijadikan salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang
bersangkutan. Ada koloni yang terdiri dari sepasang sel seperti terdapat
pada marga Diplococous, ada yang berbentuk kubus terdiri dari delapan
sel (pada marga Sarcina), ada yang berbentuk rantai (pada Streptococus),
ada yang seperti setandan buah anggur (pada Staphylococus).
Bakteri berkembangbiak dengan cepat. Dalam keadaan yang serba
mengungtungkan (keadaan optimal), bebrapa jenis bakteri dapat membelah
setiap 20 menit, sehingga dalam waktu sehari saja, suatu sel bakteri dapat
berkembang menjadi berjuta-juta sel. Karena dalam praktet banyak hal
yang menghambat kehidupan bakteri, bahkan banyak pula faktor-faktor
yang menyebabkan kematiannya, perkembangan bakteri tidak pernah
mencapai keadaan seperti tersebut diatas.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan
dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban,
dan cahaya.

1. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3
golongan:
a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu
antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum 15°C.
b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara
15° – 55°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C.
c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu
tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu optimum 25° – 40°C. Pada
tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup
dalam sumber air panas bersuhu 93° – 94°C.
2. Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi,
kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan
pengeringan.
3. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri.
Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil.
Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel
yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan
kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai
dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi,
kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang
aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat
mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel
yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan
protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu
endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan
lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel
bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah
satu ujungnya.
2.5 Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Manusia
2.5.1 Bakteri Menguntungkan
1. Bakteri pengurai

Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang


mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut
menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain
menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih
sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan
dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri
membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.
2. Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang
mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung
secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap
yaitu:
a. Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini
dinamakan nitritasi.
b. Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat.
Prosesnya dinamakan nitratasi.
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat.
Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air
minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan
pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

3. Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat
nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu
senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena
kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri
tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian.
Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis.
Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum
rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang
hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak
digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan
Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan
karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui
kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri
dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat
nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit
sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke
dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian
terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan
tanah.
4. Bakteri usus
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar)
manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan
juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting
dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan
berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu
mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana
sehingga dapat diserap oleh dinding usus.

5. Bakteri fermentasi

Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme


yang berperan:
No. Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan

1. Yoghurt Susu Lactobacillus


Bulgaricus,
Streptococcus
thermophilus
2. Mentega Susu Streptococcus lactis

3. Terasi Ikan Lactobacillus sp.

4. Asinan buah-buahan Buah-buahan Lactobacillus sp.

5. Sosis Daging Pediococcus cerevisiae

6. Kefin Susu Lactobacillus bulgaricus


dan Srteptococcus
lactis

6. Bakteri penghasil antibiotik


Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan
mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
a. Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
b. Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
c. Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixi
2.5.2 Bakteri Merugikan
1. Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan.
Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme
yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi
kesehatan manusia. Contohnya: Clostridium botulinum,
menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan
kalengan. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan asam
bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek. Leuconostoc
mesenteroides, penyebab pelendiran makanan.

2. Bakteri denitrifikasi

Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung


denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan
akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah
Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.

3. Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
1) Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
a. Salmonella typhosa menyebabkan penyakit Tifus
b. Shigella dysenteriae menyebabkan penyakit Disentri
basiler
c. Vibrio comma menyebabkan penyakit Kolera
d. Haemophilus influenza menyebabkan penyakit Influensa
e. Diplococcus pneumonia Pneumonia menyebabkan
penyakit (radang paru-paru)
f. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penyakit TBC
paru-paru
g. Clostridium tetani menyebabkan penyakit Tetanus
h. Neiseria meningitis menyebabkan penyakit Meningitis
(radang selaput otak)
i. Neiseria gonorrhoeae menyebabkan penyakit Gonorrhaeae
(kencing nanah)
j. Treponema pallidum menyebabkan penyakit Sifilis atau
Lues atau raja singa
k. Mycobacterium leprae menyebabkan penyakit Lepra
(kusta)
l. Treponema pertenue menyebabkan penyakit Puru atau
patek.

2) Bakteri penyebab penyakit pada hewan:


a. Brucella abortus menyebabkan penyakit Brucellosis pada
sapi
b. Streptococcus agalactia menyebabkan penyakit Mastitis
pada sapi (radang payudara)
c. Bacillus anthracis menyebabkan penyakit Antraks
d. Actinomyces bovis menyebabkan penyakit Bengkak
rahang pada sapi
e. Cytophaga columnaris menyebabkan penyakit Penyakit
pada ikan.
3) Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
a. Xanthomonas oryzae menyebabkan penyakit Menyerang
pucuk batang padi
b. Xanthomonas campestris menyebabkan penyakit
Menyerang tanaman kubis
c. Pseudomonas solanacaerum menyebabkan Penyakit layu
pada famili terung-terungan
d. Erwinia amylovora menyebabkan Penyakit bonyok pada
buah-buahan.

2.6 Klasifikasi Bakteri

Klasifikasi ilmiah menunjuk ke bagaimana ahli biologi


mengelompokkan dan mengkategorikan spesies dari organisme yang
punah maupun yang hidup. Klasifikasi modern berakar pada sistem
Carolus Linnaeus, yang mengelompokkan spesies menurut sifat fisik yang
dimiliki bersama. Pengelompokan ini sudah direvisi sejak Linnaeus untuk
menjaga konsistensi dengan asas sifat umum yang diturunkan dari Darwin.
Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara
keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan)
makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan
mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah
untuk mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup.
Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri
pada makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan
perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau
fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama
dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup
adalah :
Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi pohon, perdu, dan semak.
Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan
dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering
(xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan
yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan
menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman
pangan dan sebagainya
Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan
menjadi hewan pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan
(herbivora), dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang
sesuai yang disebabkan karena dalam pengelompokan makhluk hidup
dengan cara demikian dibuat berdasarkan keinginan orang yang
mengelompokkannya.
Adapun contoh pengklasifikasian dalam Divisi Schizophyta
(Bakteri)dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kingdom : Monera
Divisio : Schizophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Eubacteriaceae
Genus : Rhizobium
Spesies : Rhizobium legumicosarum
2. Kingdom : Monera
Divisio : Schizophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Familia : Methanomonadaceae
Genus : Methanomonas
Spesies : Methanomonas methanica
3. Kingdom : Monera
Divisio : Schizophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Chlamydobacteriales
Familia : Cretinochaceae
Genus : Crenothrix
Spesies : Crenothrix polyspora

Anda mungkin juga menyukai