Anda di halaman 1dari 15

TEORI ADOPSI DAN DIFUSI

DALAM PELAKSANAAN
PENYULUHAN
4.1 Adopsi, Difusi, Inovasi dalam Penyuluhan
• Setiap upaya pembangunan melalui kegiatan penyuluhan pada dasarnya
adalah bertujuan untuk tercapainya perubahan-perubahan perilaku pada
masyarakat agar terwujud perbaikan harkat dan martabatnya sebagai
manusia.
• Mardikanto (1993) menyatakan, bahwa pesan-pesan pembangunan yang
disuluhkan pada masyarakat sasaran harus mampu mendorong atau
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang memiliki sifat
pembaharuan, yang sering disebutnya dengan istilah innovativeness.
Karena dalam proses adopsi dan difusi dalam penyuluhan selalu dikaitkan
dengan istilah inovasi, maka dalam pembahasan tentang teori adopsi dan
difusi inovasi sebaiknya kita ketahui dahulu Batasan tentang istilah inovasi.
4.2 Pengertian Inovasi
• Inovasi oleh Rogers dan Shoemaker (1971) diartikan sebagai ide-ide baru,
praktik-praktik baru atau obyek-obyek yang dapat dirasakan sebagai
sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan.
Sedangka Lionberger dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar
sesuatu yang baru, namun lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai
baru atau sesuatu yang dapat mendorong terjadinya pembaharuan
dalam masyarakat lokalitas atau komunitas tertentu.
• Inovasi tidak terbatas pada benda, barang atau produk tertentu saja,
namun dapat pula mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup,
informasi, perilaku atau bahkan gerakan-gerakan yang mengarah pada
proses perubahan dalam segala bentuk kehidupan masyarakat pun dapat
disebut inovasi.
4.3 Tahapan Adopsi dalam Penyuluhan
• Adopsi di dalam proses penyuluhan sering kali diartikan sebagai suatu
proses mentalitas pada diri seseorang atau individu, dari mulai
seseorang tersebut menerima ide-ide bru sampai memutuskan
menerima atau menolak ide-ide tersebut.
• Mardikanto (1993) menyebutnya sebagai proses perubahan perilaku,
baik berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun
keterampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima
inovasi yang disampaikan penyuluh pada masyarakat sasarannya.
• Proses adopsi, menurut Samsudin (1984), adalah proses dimulai dari
keluarnya ide-ide dari satu pihak, kemudian disampaikan pada pihak
lain sampai ide tersebut diterima pihak masyarakat sebagai pihak
kedua.
1. Sifat Inovasi
• Sifat instrinsik (sifat dari dalam inovasi itu sendiri)
a. Informasi ilmiah yang melekat pada inovasi tersebut
b. Nilai keunggulan inovasi
c. Tingkat kerumitan inovasi
d. Mudah tidaknya inovasi tersebut dikomunikasikan
e. Mudah tidaknya dicobakan dan mudah tidaknya inovasi tersebut
diamati
• Sifat ekstrinsik (sifat yang datangnya dari luar inovasi itu sendiri)
a. Kesesuaian inovasi dengan lingkungan setempat
b. Tingkat keunggulan relative inovasi dibanding dengan teknologi
yang sudah ada atau yang telah berkembang di daerah tersebut.
2. Sifat sasarannya
• Berdasarkan tingkat kecepatan • Faktor lain yang mempengaruhi adopsi
dalam mengadopsi inovasi : inovasi :
a. Kelompok perintis a. Luas usaha tani
(innovator) b. Tingkat pendapatan
b. Kelompok pelopor (early c. Keberanian mengambil risiko dan umur
adopter) d. Tingkat partisipasi dalam kelompok atau
c. Kelompok penganut dini organisasi diluar lingkungan sendiri
(early majority) e. Aktivitas dalam mencari informasi dan
d. Kelompok penganut lambat ide-ide baru
(late majority) f. Berbagai sumber informasi yang dapat
e. Kelompok kolot (laggard) sampai ke tempat tersebut dan dapat
dimanfaatkan
• Faktor individu atau pribadi sasaran juga memegang peran cukup penting
dalam pengambilan keputusan usaha tani, beberapa ahli berpendapat
bahwa secara psikologis setiap individu aan berbeda dalam menerima atau
memutuskan sesuatu. Dibawah ini ada beberapa faktor pribadi individu
yang berperanan.
a. Prasangka interpersonal
b. Sikap terhadap penguasa
c. Sikap kekeluargaan
d. Fatalisme
e. Kelemahan aspirasi
f. Sikap keterbukaan (kosmopolitan)
g. Kemampuan berfikir kritis
h. Tingkat kemajuan peradaban
4.4 Difusi Inovasi Dalam Penyuluhan
• Difusi adalah perembesan adopsi inovasi dari satu individu yang telah
mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran
yang sama.
• Beberapa usaha yang bisa dilakukan oleh penyuluh untuk dapat
mempercepat proses difusi adalah sebagai berikut.
a. Melakukan diagnosis terhadap masalah dan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat.
b. Mengkondisikan masyarakat sasaran agar tidak puas terhadap kondisi saat
sekarang
c. Menjalin hubungan erat dengan masyarakat sasaran
d. Mendukung dan membantu masyarakat sasaran melakukan perubahan
e. Mendorong masyarakat berswakarya dan berswadaya melakukan
perubahan tanpa tergantung bantuan dari luar sistem masyarakat yang
ada.
METODE BELAJAR ORANG DEWASA
5.1 Pendidikan Penyuluhan
• Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses Pendidikan, maka
keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang
dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan
• Margono Slamet (1978) menekankan pentingnya pemahaman
terhadap beberapa hal yang menyangkut proses belajar, diantaranya
sebagai berikut.
a. Jenis belajar
b. Cara-cara belajar
c. Prinsip-prinsip belajar
d. Ciri-ciri belajar
e. Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar.
JENIS BELAJAR
Ada beberapa jenis belajar, menurut tahapan yaitu sebagai berikut.
1. Belajar mengidentifikasi berbagai ragam stimulus
2. Belajar dengan konsep
3. Belajar prinsip
4. Belajar memecahkan masalah
• Cara-cara belajar • Cara-cara belajar bentuk
1. Learning by doing, lainnya adalah
2. Learning by experience 1. Belajar dengan kesadaran
penuh
3. Learning by problem solving
2. Belajar dengan peniruan
4. Learning by participation
3. Belajar dengan kondisi atau
5. Learning by multimedia kebiasaan
4. Belajar dengan mengartikan
• Prinsip-prinsip belajar
Prinsip belajar merupakan kebijaksanaan yang berlaku umum dan
diyakini keberadaannya dari berbagai pengamatan yang beragam.
Prinsip belajar tersebut antara lain
1. Prinsip Latihan
2. Prinsip menghubung-hubungkan
3. Prinsip akibat
4. Prinsip kesiapan
• Ciri-ciri belajar
Menurut Madikanto (1993) ada beberapa ciri belajar yang dapat digunakan sebagai
patokan dalam proses belajar, yaitu
1. Proses belajar adalah proses aktif, artinya setiap individu yang terlibat di dalamnya
harus melakukan aktivitas.
2. Balajar adalah proses yang harus dialami sendiri oleh warga belajar sebagai individu
yang memiliki kemampuan belajar.
3. Belajar merupakan proses yang hasilnya sangat diperngaruhi oleh kemampuan
belajar dari warga belajar.
4. Proses belajar dipengaruhi pengalaman
5. Proses belajar juga akan lebih efektif jika seseorang belajar menggunakan seluruh
inderanya.
6. Proses belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang benar-benar dirasakan oleh sasaran.
7. Proses belajar dapat pula didorong atu dihambat oleh hasil belajar yang pernah
diraih.
8. Proses belajar umumnya juga tergantug pada kondisi lingkungan.
5.2 Pendidikan Orang Dewasa
• Adalah proses Pendidikan yang diorganisasikan isi atau pesannya
sedemikian rupa di mana metode penyampaiannya maupun
pelaksanaannya dilapangan, terutama ditujukan untuk dapat
melanjutkan maupun menggantikan Pendidikan sekolah.
• Faktor yang mempengaruhi belajar
1. Faktor yang berasal dari luar sasaran belajar, yaitu faktor nonsosial
dan faktor social.
2. Faktor yang berasal dari dalam diri sasaran, yaitu faktor psiologis dan
faktor psikologis.

Anda mungkin juga menyukai