Anda di halaman 1dari 39

DEFINISI BELAJAR

1. Gagne menjelaskan belajar “Learning is a process of which certain


kind of living organisme are capable”
• bahwa belajar tidak hanya terjadi pada manusia melainkan juga
makhluk hidup lain Belajar merupakan perubahan yang relatif
menetap kemudian dipertahankan sampai terjadi interaksi dengan
lingkungan luar.

2. Menurut Robinson belajar adalah : “Learning as knowledge got by


study”
bahwa belajar merupakan adanya kesadaran dan kemauan pada diri
individu untuk belajar, sehingga memperoleh pengetahuan untuk
mengubah tingkah lakunya.
3. Mc.Conn L yang Mengatakan “Learning is a process by which an
individual though his activity become changed in his behaviour.
Learning is the modification of behavior through experiences and
training”.

• Belajar adalah proses dimana seseorang melalui kegiatannya menjadi


berubah tingkah lakunya. Perubahan tingkah laku tersebut karena
pengalaman yang diperoleh seseorang terjadi karena disengaja
artinya secara sadar melakukanya.
4. Harold Spears mengatakan bahwa belajar “Learning is to observe,
to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction”
• belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu.

5. Bernars mendefinisikan “Learning is s relatively permanent change


in behaviour that accurs as a result of practice or experiences”.
• Intinya tetap pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman dan latihan. Apabila ada pengalaman atau kegiatan yang
dialami oleh seseorang baik berupa latihan atau bukan akan tetapi
menimbulkan perubahan yang relatif permanen maka hal tersebut
dapat dikatakan belajar, batapapun kecilnya.
6. Belajar menurut menurut KBBI

• adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,


berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
CIRI BELAJAR
1. Belajar adalah aktivitas individu yang menghasilkan perubahan
pada diri individu pebelajar baik aktual maupun potensial.
2. Perubahan itu berupa kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relatif lama.
3. Perubahan itu terjadi karena usaha yang memerlukan keterlibatan
diri (self involvement) karena tanpa keterlibatan itu belajar tidak
akan terjadi.
• Robert Gagne mengemukakan ciri-ciri penting dari belajar
sebagai berikut:

1. Belajar adalah proses dalam diri manusia


2. Belajar pasti melibatkan interaksi dengan lingkungan
3. Belajar dapat disimpulkan terjadi apabila ada suatu
perubahan tingkah laku si pembelajar
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
1. Belajar merupakan perkembangan yang terus menerus artinya
selama si pembelajar masih hidup dan berinteraksi dengan
lingkunganya.
2. Belajar hendaknya mempunyai tujuan bagi si pebelajar
3. Belajar adalah suatu proses aktif bagi si pebelajar
4. Belajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan panca
indra
5. Belajar hendaknya menantang dan memberikan kepuasan.
6. Belajar hendaknya menghasilkan pengertian fungsional
7. Belajar memerlukan banyak pengalaman
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

1. Bahan atau hal yang harus dipelajari


2. Faktor-faktor lingkungan
3. Faktor-faktor instrumental
4. Kondisi individual si pebelajar
Ada pembagian lain terkait dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar orang dewasa menurut (Tripathi)
sebagai berikut:
1. Kejelasan tujuan antar warga didik dan pendidik
2. Tingkat aspirasi peserta didik
3. Pengetahuan tentang faktor keberhasilan dan kegagalan
4. Tingkat pengertian warga belajar
5. Usia warga belajar
6. Pengaruh lingkungan fisik dan sosial
7. Belajar dipengaruhi oleh emosi
TEORI-TEORI BELAJAR
A. Teori Behavioristik
• Teori prilaku berakar dari pemikiran behaviorisme.
• Dalam perspektif behaviorisme pembelajaran diartikan sebagai
proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan
balas (respon).
• Pembelajaran merupakan proses pembiasaan, hasil pembelajaran
diharapkan adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan.
• Koneksionisme : membentuk kesan panca indra
• Classical Conditioning : menciptakan manipulasi lingkungan
• Systimatic Behaviour : membentuk sikap sistematik
• Contigous Conditioning : menciptakan kondisi pembinaan
B. Teori Kognitif
• Dalam perspektif teori kognitif, Merupakan proses belajar yang sebagian
besar melibatkan proses berpikir atau pembentukan mental serta
intelektual.
• Belajar menurut teori kognitif adalah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan.
• Terdiri dr 3 tahapan yaitu:
1) Asimilasi, proses penyatuan informasi baru ke dalam struktur
kognitif pada benak mahasiswa,
2) Akomodasi, penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru, dan
3) Ekuilibrasi, penyesuain kesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.
C. Teori Konstruktivisme

• Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan dikonstruksikan, bukan


dipersepsikan secara langsung oleh indra.
• Mengedepankan peningkatkan perkembangan logika
• Semua pikiran orang didasarkan pada pengalamanya sendiri sehingga
bersifat subyektif.
• Peran seorang pengajar sangat penting dalam teori pembelajaran
konstruktivisme. Ketimbang memberikan ceramah, seorang pengajar
berfungsi sebagai fasilitator dimana yang membantu pembelajar
dengan pemahamannya.
D. Teori humanism
• Belajar diyakini sebagai motivasi diri, inisiasi diri, dan evaluasi diri.
• Pelajar mengidentifikasi kebutuhan belajar dan mengambil inisiatif
sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Konsep Mengajar
• dibagi menjadi tiga macam pengertian

1. Pengertian kuantitatif, disebut juga penularan pengetahuan.


• Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya.
2. Pengertian institusional, yaitu penataan segala kemampuan
mengajar agar berlangsung efisien.
• Dalam hal ini guru dituntut untuk siap mengadaptasikan berbagai
teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam
tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhannya.
3. Pengertian kualitatif,
• dimana pengajar berupaya mendorong siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri dalam proses belajar, dalam arti siswa diajak
lebih terbuka dalam mengeksplorasi idenya sementara pengajar
hanya sebagai fasilitator.
Domain Belajar

• Domain belajar adalah ranah perubahan tingkah laku menuju


peningkatan pengetahuan dan kemahiran berdasarkan alat indra dan
pengalamannya.
1. Domain Kognitif
• Domain kognitif merupakan domain belajar yang berkaitan dengan
pemikiran rasional yang terkait fakta-fakta dan konsep-konsep.
• Domain kognitif merujuk kepada pengetahuan dan bergerak dari
konsep yang sederhana menuju konsep yang kompleks
• Domain kognitif inilah yang biasa digunakan untuk mengukur
kemampuan intelektual pembelajar karena domain kognitif juga
mencakup kemampuan mengingat kembali materi pembelajaran yang
telah diberikan
• Berikut ini adalah 6 tingkatan dari domain kognitif (bloom) :
1. Mengetahui (Know)
• Mengetahui meliputi kemampuan untuk mengenali, memperoleh,
dan mengingat kembali peristilahan, fakta-fakta, gagasan, pola,
urutan, metedologi, prinsip dasar, dll terkait hal yang baru
diketahuinya.
• Seseorang dikatakan telah mencapai tingkat ini apabila ia dapat
mendefinisikan, menyebutkan, menguraikan, dan menyatakan.
• Contohnya, seseorang dapat menyebutkan tanda-tanda bahaya virus
corona
2. Memahami (Comprehend)
• Memahami meliputi kemampuan untuk menangkap arti atau makna
dari sesuatu hal yang telah dipelajari.
• Contoh hal yang membuktikan bahwa seseorang sudah ada dalam
tahap ini seperti klien mampu menjelaskan secara spesifik bagaimana
obat baru akan meningkatkan kondisi fisik seseorang yang
mengonsumsinya.
3. Aplikasi (Application)
• Pada tingkat ini, seseorang sudah mampu untuk menerapkan kaidah
atau teori yang telah dipelajarinya untuk menyelesaikan masalah yang
ada di kehidupan nyata.
• Tahap ini dapat ditandai pembelajar yang dapat menjawab dan
melaksanakan pertanyaan.
• Contohnya, seseorang klien dapat menerapkan cara mencuci tangan
yang benar.
4. Analisis (Analysis)
• Dalam tingkat ini, seseorang sudah mampu menjabarkan suatu materi atau
objek yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana.
• Tahap analisis memungkinkan seseorang untuk membedakan informasi yang
penting dari informasi yang tidak penting.
• Contoh hal yang membuktikan bahwa seseorang sudah ada dalam tahap ini
adalah klien mampu membedakan antara mitos atau fakta mengenai pola
hidup yang baik dan klien mampu membedakan efek samping yang mungkin
sering terjadi dari suatu obat.
5. Sintesis (Synthesis)
• Pada tingkat sintesis seseorang mampu mengumpulkan beberapa komponen
yang sejenis untuk membentuk suatu pola pemikiran baru yang utuh.
• Tahap sintesis ini ditandai dengan kemampuan untuk menyatukan ide-ide
menjadi solusi atas masalah, merancang rencana tindakannya dan
merumuskan suatu hal yang baru.
• Contoh hal yang membuktikan bahwa seseorang sudah ada dalam tahap ini
adalah klien mengalami efek samping dari suatu obat dan mampu mengambil
langkah-langkah pencegahan yang tepat.
6. Evaluasi (Evaluation)
• Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai suatu objek dengan
membuat pendapat mandiri berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan.
• Tingkatan evaluasi ini dapat ditandai dengan kemampuan menilai
sesuatu berdasarkan nilai, logika dan fungsinya sesuai dengan
pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya.
• Contoh hal yang membuktikan bahwa seseorang sudah ada dalam
tahap ini adalah klien menyadari kebutuhan akan informasi tentang
kesehatan.
2. Domain afektif
• Domain afektif merupakan ranah yang mempelajari hal yang
mengenai pembelajar itu sendiri.
• Hal yang dipelajari ialah seperti mengenai ekspresi perasaan, emosi,
nilai, dan kepercayaan spiritual.
• Semua hal yang dipelajari tersebut akan mendorong berubahnya
sikap perilaku pembelajar dalam mengambil sebuah keputusan
• Tingkatan domain afektif diantaranya ialah:
1. Penerimaan (Receiving)
• Penerimaan merupakan tingkat yang paling awal
• Pada tingkat ini pembelajar bersedia untuk menerima peristiwa yang terjadi
disekitarnya
• Menerima bukan hanya mendengarkan atau melihat namun yang dimaksud
adalah mau untuk memperhatikan stimulus yang diberikan
• contohnya ialah saat berdiskusi seseorang tidak hanya mendengarkan
pendapat orang lain melainkan mau untuk memperhatikan pendapat tersebut.
2. Pemberian tanggapan (Responding)

• Pada tahap ini pembelajar akan memberikan respon atau tanggapan terhadap
fenomena yang telah dihadapinya.
• Respon disini meliputi partisipasi aktif yang melibatkan memberikan respon
secara verbal atau nonverbal
• Contoh, setelah calon nasabah bank telah selesai dijelaskan mengenai
produk bank oleh costumer service maka calon nasabah bank
tersebut akan bertanya mengenai hal yang kurang jelas atau ingin
diperdalam lagi.
3. Pemberian nilai (Valuing)
• Pada tingkat ini pembelajar akan memberikan harga atau nilai kepada objek,
fenomena atau tingkah laku yang telah ditunjukkan kepadanya.
• Misalnya, setelah menanyakan lebih lanjut mengenai produk bank yang akan dipilih
maka calon nasabah bank tersebut akan menilai produk bank mana yang
menurutnya paling baik atau cocok untuk dirinya saat ini.
3. Pengorganisasian (Organization)
• Pada tingkat ini pembelajar akan memiliki kemampuan pengorganisasian seperti
menggabungkan nilai-nilai yang berbeda, mengidentifikasi nilai, menyelesaikan
konflik dan membentuk suatu sistem untuk menyelesaikan masalah.
• Setelah itu pembelajar dapat mekonseptualisasikan nilai atau sistem yang telah
didapatkan.
• Contohnya, seseorang yang telah mengalami kecelakaan lalu lintas lalu dia
mendapati kenyataan bahwa kakinya harus diamputasi maka apabila seseorang
tesebut telah mencapai tingkat ini dia akan dapat menerima perubahan yang terjadi.
6. Karakteristik (Characterization)
• Tingkat yang terakhir dalam domain afektif ini dan merupakan tingkat
terkompleks ialah karakteristik (characterization).
• Pembelajar pada tahap ini sudah memiliki sistem nilai yang mengatur sikap
perilaku sampai menjadi suatu gaya hidup yang konsisten.
• Seperti contoh, seseorang yang mengalami DM dan obesitas disarankan
oleh dokter untuk melakukan diit. Maka setelah itu seseorang tersebut
dapat menerima kenyataan bahwa dia harus dan mekonseptualisasikannya
dengan melakukan diit ketat tersebut dengan baik dan benar. Setelah
berlangsung sekian lama makan diet ketat tersebut sudah menjadi bagian
dari gaya hidupnya dan dia dapat menghadapi pola makan teman-
temannya yang sedang tidak diet.
3. Domain psikomotor
• merujuk kepada kemampuan dari motorik individu dalam melakukan
pengaplikasian atas pengetahuannya.
• Domain ini merupakan domain pembelajaran yang melibatkan perolehan
keterampilan dengan melibatkan integrasi dari aktivitas otot dan bekerja sama
dengan pikiran,
• contohnya kemampuan berjalan, kemampuan menggunakan alat tulis,
kemampuan menyendokkan makanan sendiri ke dalam mulut atau bisa
disebut kemampuan menggunakan alat makan
Domain psikomotor
1. Presepsi : menyadari keberadaan suatu objek dengan indra.
2. Penetapan : kesiapan melakukan sesuatu
3. Respon yang dibimbing : melaksanakan sesuatu dengan meniru
pembimbing.
4. Mekanisme : rasa percaya disi individu meningkat sehingga dapat
mengembangkan kegiatannya menjadi lebih komplek dari sebelumnya.
5. Respon terbuka yang kompleks : individu mampu melakukan kegiatan
yang membutuhkan keterampilan motorik komplek dengan lancar.
6. Adaptasi : menyesuaikan respon motoric terhadap kesalahan yang terjadi
selama kegiatan berlangsung.
7. Orsinilasitas : menggunkan kemampuan psikomotor yang telah diperoleh
untuk menciptakan gerak- gerakan baru.
Komunikasi dalam Proses Pembelajaran Klien
1. Komunikasi dalam proses pembelajaran kesehatan -
kepada keluarga dan masyarakat
keluarga
• Interaksi keluarga akan membentuk tingkah laku, strategi, dan proses
serta pola komunikasi keluarga dalam merespon informasi kesehatan.
• Komunikasi keluarga memiliki kekuatan dalam mengubah dan
mengendalikan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
• Ketika berkomunikasi, persepsi, asumsi, dan interpretasi sangat
penting dalam proses pembelajaran.
• Masyarakat
• masyarakat memerlukan edukasi mengenai kesehatan agar tercapai
kesejahteraan kesehatan.
• Edukasi kesehatan dapat disampaikan melalui komunikasi kesehatan.
• Komunikasi yang dapat digunakan yaitu komunikasi massa.
• Pembelajaran melalui komunikasi massa menggunakan media massa, seperti
tv, radio, dan media cetak dalam penyampaian informasi kesehatannya.
• Edukasi kesehatan dalam masyarakat juga dapat dilakukan oleh seorang
komunikator yang berkompeten untuk berbicara di depan masyarakat dan
mampu membayangkan dirinya ketika berbicara di depan masyarakat. Hal ini
dapat disebut sebagai kemampuan khusus
2. Komunikasi dalam proses pembelajaran kesehatan
kepada individu

• Perawat dapat mengajari pasien setiap kali adanya pertemuan.


Misalnya, klien bisa mendapatkan pembelajaran tentang mengatasi
luka ketika pakaiannya diganti oleh perawat
• Komunikasi yang terjalin antarindividu disebut komunikasi
interpersonal.
• Untuk berkomunikasi diproses pembelajaran sebaiknya gunakan
bahasa yang sederhana dan proses komunikasi yang jelas.
• Teknik yang dapat digunakan dalam proses komunikasi, sesuai dengan
The Joint Commission (2007, p. 8) ialah:
1. Gunakan Bahasa yang sederhana
2. Gunakan teknik “teach back” dan “show back”
3. Informasi yang terbatas dijangka waktu tertentu
4. Gunakan media (gambar atau model)
• Agar proses pembelajaran klien mencapai hasil yang diinginkan,
komunikasi yang efektif harus ditingkatkan, ada istilah SOLER yang
menjadi panduan perawat untuk aktif mendengarkan klien, yaitu
(Wills, 2014):
1. Duduk berhadapan dengan klien
2. Menggunakan pertanyaan terbuka
3. Mendengarkan dengan simak
4. Kontak mata, jika pasien bersedia
5. Refleksi
Kebutuhan pendidikan kesehatan klien

Menentukan dengan :
1. Pengkajian
➢Kebutuhan : Jumlah klien, Faktor yang mempengaruhi perilaku, lokasi dan
lingkungan
➢Kemampuan: Penguasaan materi, sumberdaya dan prasarana yang ada,
dst

2. Identifikasi Masalah
➢Identifikasi masalah
➢Identifikasi penyebab masalah
3. Topik
➢Analisa masalah kesehatan Judul yang sesuai
4. Sub-pokok Bahasan
➢Yang akan dibahas dalam materi
5. Metode Pendidikan
➢Berdasarkan analisa kebutuhan
6. Alternatif Media Pendidikan
➢Berdasarkan analisa kemampuan

Anda mungkin juga menyukai