Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SURVIVAL PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN

PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS)


Irwan i, Andi Reski Nurafiah ii

i
Program Studi Matematika, UIN Alauddin
ii
Program Studi Matematika, UIN Alauddin
ABSTRAK, Penelitian ini membahas tentang Analisis Adapun penelitian sebelumnya yang
Survival Pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dilakukan oleh (Eta Dian Ayu Sita.A, 2012)
dengan pendekatan Multivariate Adptive Regression dengan judul pendekatan Multivariate Adaptive
Splines untuk mengetahui variabel yang berpengaruh
terhadap penderita penyakit demam berdarah dengue Regression Splines (MARS) pemodelan
(DBD) di Rumah Sakit Labuang Baji. MARS akan penduduk miskin di Indonesia tahun 2008-2012.
membangun suatu model terbaik sebagai model klasifikasi Menyimpulkan dari keenam belas variabel
yang melibatkan beberapa fungsi basis yang memuat prediktor diperoleh tiga variabel penting yang
variabel prediktor yang berpengaruh. MARS difokuskan paling besar pengaruhnya terhadap variabel
untuk mengatasi permasalahan data yang memiliki
variabel data berdimensi tinggi dan berukuran besar serta respon, yaitu persentase perempuan pengguna
mampu mengolah data dengan variabel respon kontinu alat KB di rumah tangga miskin, persentase
ataupun biner. Berdasarkan hasil model terbaik dapat rumah tangga yang pernah membeli raskin, serta
diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi laju persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas
kesembuhan penyakit DBD di Rumah Sakit Labuang Baji yang bekerja di sektor pertanian.[1]
yaitu leukosit, eritrosit, hemoglobin dan umur.
Penerapan metode Multivariate Adaptive
Kata Kunci: Analisis Survival, Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) untuk
Regression Spline (MARS), Demam Berdarah Dengue mengidentifikasi komponen yang berpengaruh
(DBD) terhadap peringkat akreditasi sekolah oleh
(Azzikra Febriyanti,2012). Menyimpulkan Dari
1. PENDAHULUAN delapan variabel prediktor yang diteliti terdapat
tujuh variabel prediktor yang berkontribusi
Demam berdarah dangue (DBD) suatu penyakit terhadap model MARS, yaitu komponen standar
demam akut yang disebabkan oleh virus dangue. sarana dan prasarana, komponen standar
Dimana virus tersebut masuk ke dalam peredaran kompetensi lulusan, komponen standar
darah melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, penilaian, komponen standar isi, komponen
aedes albopictus, aedes Scutellaris, dan empat standar pembiayaan, komponen standar proses,
macam serotipe virus DBD, yaitu Dengue-1, komponen standar pengelolaan dengan tingkat
Dengue-2, Dengue-3 dan Dengue-4. Esteva- kepentingan
Vargas telah mengembangkan model penularan berturut-turut 100%, 83.93%, 56.27%, 54.27%,
DBD menyangkut dinamik dari nyamuk Aedes 45.86%, 23.35%, 22.67%. [2]
aegypty ke dalam bentuk SIR (Susceptible- Penerapan metode Multivariate Adaptive
Infective_Recovery) yang berdasarkan model Regression Spline (MARS) untuk mengetahui
yang diperkenalkan oleh Bayley dan Dietz, faktor yang mempengaruhi masa studi
dengan asumsi bahwa jumlah populasi manusia mahasiswa FMIPA UPI oleh (Mardiah Annur,
adalah konstan. Penyakit demam berdarahjuga 2011) menyimpulkan Analisis klasifikasi yang
penyakit febril akut yang ditemukan di daerah menggunakan metode MARS menyatakan
tropis, dengan penyeberan geografis yang mirip bahwa empat variable yang berpengaruh
dengan malaria. Penyakit ini merupakan salah terhadap masa studi siswa yaitu jalur masuk, IP
satu penyakit menular yang sering menimbulkan semester pertama, jenis kelamin dan program
kejadian luar biasa atau wabah. Dimana studi.[3]
penyeberannya sangat cepat dan dapat Pemodelan multivariate adaptive
mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. regression splines (mars) pada faktor-faktor
Sehingga DBD menjadi salah satu obyek yang resiko angka kesakitan diare oleh (Wasis
menarik untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Wicaksono,2011) menyimpulkan MARS

73
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

merupakan suatu metode yang dapat digunakan 𝑆𝑆(𝑡𝑡) = 1 − P(T ≤ t) = 1 − F(t) (1)
untuk mencari model hubungan antara variabel Fungsi hazard digunakan sebagai baseline
respon dan banyak variabel prediktor ( 3 ≤ n ≤ 20 hazard untuk distribusi Weibull-3P adalah
) yang mana bentuk kurva antara variabel respon sebagai berikut :
dan variabel prediktor tidak memiliki pola β(t−γ)β−1
λ0 �t⃒y, η, β� = ,t ≥ γ (2)
tertentu.[4] ηβ
Pemodelan multivariate adaptive regression
spline pada data respon biner melalui metode Cox proportional Hazard (Cox PH) Model
Pemodelan data survival dengan menggunakan
maximum likelihood oleh (Besse Nur
Cox PH model merupakan pemodelan dengan
Alang,2013) menyimpulkan Hasil pendugaan
pengelompokkan desa dengan metode MARS metode parametrik yang digunakan untuk
mengestimasi efek covariate pada data survival.
menghasilkan tiga variabel yang berpengaruh
secara signifikan, yaitu faktor sumber Pemodelan regresi untuk mengetahui factor-
faktor yang mempengaruhi data survival untuk
penerangan petromaks atau pelita, faktor sumber
data tidak tersensor yang disebut dengan Regresi
mata pencaharian di bidang angkutan dan faktor
sumber penerangan berupa PLN.[5] Cox (Cox PH Model). Pemodelan ini merupakan
Pada analisis ketahanan selalu terjadi data hubungan log-linear anatara X dan fungsi umum
tersensor (censored data), yaitu ada informasi hazard pada T adalah sebagai berikut :
mengenai waktu ketahanan individu tetapi tidak 𝜆𝜆(𝑡𝑡|𝑋𝑋 − 𝑥𝑥)
diketahui secara pasti berapa lama waktu 𝑃𝑃(𝑡𝑡 ≤ 𝑇𝑇 ≤ 𝑡𝑡 + 𝛿𝛿|𝑡𝑡 ≤ 𝑇𝑇, 𝑋𝑋 − 𝑥𝑥)
= lim
ketahanannya. Penyebab terjadinya adalah 𝛿𝛿→0 𝛿𝛿
hingga studi berakhir belum muncul kejadian = 𝜆𝜆0 (𝑡𝑡)𝑒𝑒 𝛽𝛽𝛽𝛽 (3)
yang diinginkan, hilang dari pengamatan, atau Untuk variabel X yang ber-covariate,
mengalami kejadian yang tidak berhubungan maka persamaan yang digunakan adalah
dengan substansi yang diteliti. sebagaia berikut :
MARS difokuskan untuk mengatasi 𝜆𝜆𝑖𝑖 (𝑡𝑡) = 𝜆𝜆0 (𝑡𝑡)𝑒𝑒 𝛽𝛽1 𝑥𝑥1 +𝛽𝛽2𝑥𝑥2 +,…+𝛽𝛽𝑘𝑘𝑥𝑥𝑘𝑘
permasalahan data yang memiliki variabel yang (4)
banyak dengan proses pengamatan yang cukup
banyak dan menghasilkan model yang kontinu Dimana :
pada knots. Maka dari itu peneliti memilih Pemodelan dengan menggunakan Cox
pendekatan MARS karena pada kasus Demam Proportional Hazard menghasilkan dua jenis
Berdarah memiliki banyak variabel yang ingin residual, yaitu Martingale Residual dan
diteliti. Penelitian ini betujuan untuk untuk Deviance Residual yang didapatkan dari Cox
mendekskripsikan karakteristik pasien DBD Nul Model. Dalam penelitian ini digunakan
berdasarkan variabel-variabel yang telah Martingale Residual yang berfungsi sebgai
teridentifikasi, dan mendapatkan variabel- variabel respon untuk pemodelan MARS.
variabel yang mempengaruhi laju kesembuhan Persamaan Martingale Residual adalah sebagai
pasien DBD berdasarkan pemodelan dengan berikut :
𝑡𝑡
MARS.[6] 𝑀𝑀𝑖𝑖 (𝑡𝑡) = 𝑁𝑁𝑖𝑖 (𝑡𝑡) − ∫0 𝑌𝑌𝑖𝑖 (𝑠𝑠) 𝜆𝜆(𝑠𝑠)𝑑𝑑𝑑𝑑
= 𝑁𝑁𝑖𝑖 (𝑡𝑡) − Λ𝑖𝑖 (𝑡𝑡) (5)
2. TINJAUAN PUSTAKA Multivariate Adaptive Regression Spline
(MARS)
Fungsi Survival MARS merupakan pendekatan regresi
Survival merupakan asal kata dari to survive yang nonparametric yang dihasilkan dari kombinasi
berarti ketahanan atau kelangsungan hidup. kompleks antara RPR dan pendekatan spline.
Survival analysis akan disebut dengan analisis Model MARS ini secara umum didefinisikan
ketahanan. Secara umum analisis ketahanan sebagai berikut:
dideskripsikan sebagai kumpulan prosedur 𝐾𝐾𝑚𝑚
statistik untuk menganalisis data yang variabel 𝑓𝑓̂(𝑥𝑥 ) = 𝑎𝑎0 + ∑𝑀𝑀 𝑚𝑚=1 𝑎𝑎𝑚𝑚 ∏𝑘𝑘=1�𝑆𝑆𝑘𝑘 . (𝑋𝑋𝑣𝑣(𝑘𝑘𝑘𝑘) −
akhirnya adalah waktu hingga muncul kejadian. 𝑡𝑡𝑘𝑘) � (3)
Adapun persamaanya [7]

74
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

Dimana penjumlahan pertama meliputi semua


basis fungsi untuk satu variabel, penjumlahan
kedua meliputi semua basis fungsi untuk 3. METODOLOGI PENELITIAN
interaksi antar dua variabel, penjumlahan
ketiga meliputi semua basis fungsi untuk Data yang digunakan pada penelitian ini adalah
interaksi antara tiga variabel dan seterusnya.[8] jenis data sekunder berupa data lama rawat inap
Hubungan MARS dengan Analisis Survival pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Rumah Sakit Labuang Baji Kota Makassar. Data
Multivariate Adaptive Regressins Splines yang digunakan pada penelitian ini adalah data
(MARS) pada umumnya dapat digunakan pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di
2 tipe variabel respon, yaitu biner dan kontinu. Rumah Sakit Labuang Baji (April 2013 sampai
Variabel respon pada pemodelan MARS dapat dengan Maret 2014) dengan jumlah sampel
menggunkan residual dari pemodelan Cox PH, sebanyak 111 pasien, yang merupakan hasil
yaitu residual Martingaleatau residual pencatatan medis diagnose pasien.
deviance. Sehingga pemodelan MARS dengan Langkah-langkah yang digunakan dalam
variabel responnya adalah residual hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
pemodelan Cox PH. 1. Menentukan data survival tanpa
MARS memiliki beberapa keunggulan, antara menghilangkan data tersensor
lain : 2. Menentukan data survival dengan
1. MARS merupakan metode yang tidak menghilangkan data tersensor.
tergantung pada asumsi bentuk kurva 3. Mendekskripsikan karakteristik pasien
tertentu, sehingga pemodelan ini DBD yang diteliti.
memberikan fleksibilitas lebih besar. 4. Menduga distribusi data survival
2. MARS memiliki sifat yang fleksibel pada 5. Menentukan fungsi baseline hazard
β(t−γ)β−1
pemodelan data yang berdimensi tinggi (λ0 (t⃒γ,η,β)= , t ≥ γ)
ηβ
serta pemodelan dengan menambahkan
6. Mengestimasi fungsi survival dan fungsi
atau melibatkan banyak interaksi dengan
hazard komulatif
sedikit variabel.
7. Mendapatkan martingale residualMi (t) =
Terdapat kelebihan yang didapat pada t
Ni (t) − ∫0 Yi (s) λ(s) ds
pemodelan MARS dengan data survival, antara
= Ni (t) −
lain : Λi (t)
1. Pemodelan MARS dengan data survival 8. Mengidentifikasi pola hubungan antara
dapat digunakan pada data yang memiliki martingale residual dengan variabel
hubungan baik linier, non linier, atau kubik predikator.
antara variabel predikator dengan variabel 9. Pembentukan model MARS dengan
respon atau adanya interaksi antar variabel langkah sebagai berikut :
predikator itu sendiri. a) Menentukan kemungkinan
2. Perbandingan antara penggunaan residual maksimum banyaknya basis function
martingale ataupun residual deviance dari (BF) yaitu 2-4 kali jumlah prediktor
pemodelan Cox PH sebagai variabel yang akan digunakan. Kemungkinan
respon dalam pemodelan MARS secara maksimumnya fungsi basis pada
signifikan menghasilkan nilai variasi yang penelitian ini 14, 21 dan 28
lebih kecil jika dibandingkandengan b) Menentukan jumlah maksimum
pemodelan Cox PH tanpa residual sebagai interaksi (MI) yaitu 1,2 dan 3.
respon. c) Menentukan minimal jumlah
1. Pemodelan MARS pada data survival, pengamatan setiap knots (MO) yaitu
residual yang dihasilkan merupakan hasil 0,1,2 dan 3.
pemodelan Cox PH dengan analisis stepwise, 10. Menetapkan dan mendapatkan model
yang berarti pemodelan Cox PH tanpa MARS terbaik
analisis stepwise. [9]

75
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

11. Melakukan uji signifikan fungsi basis Tabel 2 Deskriptif Pasien Demam Berdarah
model mars yaitu : Dengue (DBD)
a) Pengujian parameter model secara
simultan Jumlah
Umur Kadar hematokrit
trombosit
b) Pengujian parameter model secara Deskriptif (tahun) (%)
(µ)
parsial.
17,24 36.30 121.029
12. Memodelkan Cox Proportional Hazard Rerata
dengan pendekatan MARS. Varians
137.36 50.65
8,862
13. Menginterprestasikan model laju Minimum
kesembuhan penyakit Demam Berdarah 1 8.1 8.000

Dengue (DBD) dan variabel-variabel Median 94.000


16 36.2
yang berpengaruh di dalam model Maksimum 48 50.7 563.000
tersebut serta tingkat kepentingan masing-
masing variabel prediktor yang
berpengaruh. Tabel 2 menunjukkan bahwa pasien DBD
14. Menyimpulkan hasil analisis (Demam Berdarah Dengue) yang diteliti
menunjukkan rerata umur 17,24 tahun
4. PEMBAHASAN dengan kadar hematokrit 36.30% dan jumlah
trombosit 121.029/µ. Varians pada variabel
Berdasarkan data pasien Demam Berdarah umur 137.36 dengan kadar hematokrit
Dengue (DBD) di Rumah Sakit Labuang Baji 50.65% dan jumlah trombosit 8.862/µ.
(April 2013 sampai dengan Maret 2014) dengan Minimum pada umur 1 tahun dengan kadar
jumlah sampel sebanyak 111 pasien, bahwa data hematokrit 8.1 dan jumlah trombosit 8.000.
penelitian pada pasien Demam Berdarah Dengue Berdasarkan nilai median yang dihasilkan,
(DBD) terdapat tujuh (7) variable yang terdiri diketahui bahwa umur 16 tahun dengan
atas lama rawat inap pasien di Rumah Sakit (hari) kadar hematokrit 36.2% dan jumlah
(Y), jenis kelamin (𝑋𝑋1 ), umur (tahun) (𝑋𝑋2 ), kadar trombosit 94.000/µ. Berdasarkan nilai
hematokrit (𝑋𝑋3 ), leukosit (𝑋𝑋4 ), hemoglobin maksimu yang dihasilkan umur 48 tahun
(𝑋𝑋5 ), eritrosit (𝑋𝑋6 ), trombosit (𝑋𝑋7 ). Dimana dengan kadar hematokrit 50.7% dan jumlah
variable respon dalam penelitian ini adalah lama trombosit 563.000/µ.
rawat inap pasien di Rumah Sakit (hari) (Y). Pendugaan Distribusi
Variabel predictor dalam penelitian ini terdiri Probability Plot for Y
atas jenis kelamin (𝑋𝑋1 ), umur (tahun) (𝑋𝑋2 ), kadar Normal - 95% C I Exponential - 95% C I
Goodness of F it Test

hematokrit (𝑋𝑋3 ), leukosit (𝑋𝑋4 ), hemoglobin (𝑋𝑋5 ),


99.9 99.9 Normal
99 90 A D = 2.341

eritrosit (𝑋𝑋6 ), trombosit (𝑋𝑋7 ). 50 P-V alue < 0.005


90
P er cent

P er cent

10 Exponential
50
Karakteristik Pasien Demam Berdarah 10
A D = 13.918
P-V alue < 0.003
1
Dengue (DBD) 1 3-Parameter Weibull
0.1 0.1 A D = 1.496
0 5 10 15 0.001 0.01 0.1 1 10 100 P-V alue < 0.005
Y Y
Tabel 1 Karakteristik berdasarkan rekam medis 3-Parameter Weibull - 95% C I Lognormal - 95% C I
Lognormal
A D = 2.042
99.9 99.9 P-V alue < 0.005
Jumlah
Karakteristik 90 99
Pasien % 50 90
P er cent

P er cent

Umur (tahun) 10 50
0-14 tahun 47 45,63 10
1
15-20 tahun 24 23.30 1
21-40 tahun 26 26,21 0.1
1 10
0.1
1 10
>41 tahun 6 5,82 Y - T hr eshold Y

Total 103 100 Gambar.1. Histogram data survival untuk


menduga distribusi data.
Tabel 1 di atas sebaran berdasarkan karakteristik Berdasarkan pendugaan distribusi gambar di
umur pasien persentase tertinggi penyakit atas dengan menggunakan uji Anderson
Demam Berdarah Dengue (DBD) terdapat Darling terkecil terdapat pada distribusi
padaumur 0-14 tahun (anak-anak) yaitu 45,63%. weibul-3 parameter yaitu sebesar 1,118 .

76
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

kesembuhan pasien DBD. Hasil estimasi


Histogram of Y
fungsi survival dan fungsi hazard komulatif
3-Parameter Weibull adalah sebagai berikut:
40 Shape 1.941
Scale 4.963
Thresh 0.5447

30
N 103
Tabel 3 Estimasi Fungsi Survival dan Fungsi
Hazard Komulatif
Frequency

Waktu
20
S(t) 𝚲𝚲(𝒕𝒕)
Survival
1 0,2 1,609
10 2 1 -0,693
3 0,8125 -0,207
0
2.4 4.8 7.2 9.6 12.0 4 1 -1,386
Y
5 1 -1,609
Gambar.2. Histogram data survival 3- 6 1 -1,791
parameter Weibull. 7 1,2 -2,128
8 1 -2,079
Pendugaan distribusi digunakan untuk 9 1 -2,179
mengetahui distribusi data survival yang 10 1 -2,302
digunakan. Fungsi distribusi ini digunakan 11 1 -2,397
untuk mengestimasi fungsi survival dan fungsi 12 1 -2,485
hazard komulatifnya. Fungsi distribusi ini juga
digunakan untuk mengetahui fungsi baseline
hazard yang digunakan pada pemodelan. Martingale Residual
dengan estimasi parameternya adalah 𝜂𝜂� = Tabel 4 Martingale Residual
4,963; 𝛽𝛽� = 1,941 ; 𝛾𝛾� = 0,544 𝑴𝑴𝒊𝒊 (𝒕𝒕) Hasil
Menentukan fungsi baseline hazard 𝑀𝑀𝑖𝑖 (1) 3.391

Berdasarkan hasil estimasi parameter 𝑀𝑀𝑖𝑖 (2) 15.386


untu distribusi parameter weibul 3 parameter, 𝑀𝑀𝑖𝑖 (3) 48.621
maka fungsi baseline hazard yang didapatkan 𝑀𝑀𝑖𝑖 (4) 89.544
adalah sebagai berikut: 𝑀𝑀𝑖𝑖 (5) 113.045
� (𝑡𝑡−𝛾𝛾 �
𝛽𝛽 �)𝛽𝛽−1
𝜆𝜆0 �𝑡𝑡�𝛾𝛾�, 𝜂𝜂̂ , 𝛽𝛽̂� = �
𝑀𝑀𝑖𝑖 (6) 88.746
� 𝛽𝛽
𝜂𝜂
1,941(𝑡𝑡−(0,5447))1,941−1 𝑀𝑀𝑖𝑖 (7) 48.055
= 𝑀𝑀𝑖𝑖 (8)
4,9631,941 48.632
= 𝑀𝑀𝑖𝑖 (9) 55.773
1,941 0,941
(0,5447) 𝑀𝑀𝑖𝑖 (10) 26.98
22,4098
1,941(𝑡𝑡−(0,5447))0,941 𝑀𝑀𝑖𝑖 (11) 43.307
= 2,24099 .102 𝑀𝑀𝑖𝑖 (12) 41.808

= 0,8661 . 10−2 (t
− 0,5447)0,941 Pemodelan dengan MARS dilakukan
dengan cara tial and error dengan
Mengestimasi fungsi survival dan fungsi kombinasi Basis Fungsi (14, 21, 28),
hazard komulatif . Maksimum Interaksi (1, 2, 3), dan
Fungsi survival digunakan untuk mengetahui Minimum Observasi (0, 1, 2, 3).
probabilitas untuk mengetahui probabilitas
kesenbuhan pasien, dan fungsi hazard Pembentukan model MARS menggunkan
komulatif digunakan untuk mengetahui tingkat kombinasi BF (14,21,28) karena kombinasi BF
2-4 kali banyaknya peubah prediktor dan

77
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

banyaknya peubah prediktor yaitu 7 maka BF11 = max( 0, 10.5 - 𝑋𝑋5 ) * BF4;
kombinasi BF nya (14,21,28). Sedangkan BF19 = max( 0, 𝑋𝑋5 - 10.1);
untuk Maksimum Interaksi (1,2,3) dan
Minimum Observasi (0,1,2,3) merupakan Memodelkan Cox Proportional Hazard
suatu ketetapan. dengan pendekatan MARS.
Tabel 5 Pemodelan dengan MARS delakukan Sehingga menghasilkan model Cox
dengan cara tial and error dengan Proportional Hazard atau laju kesembuhan
Kombinasi BF, MI dan MO pasien DBD sebagai berikut :
𝜆𝜆(𝑡𝑡) = 𝜆𝜆0 (𝑡𝑡) exp(𝑌𝑌� )
Basis Maksimum Minimum GCV Variabel
Fungsi Interaksi Observasi yang Masuk
Model

14 1 0 8.88842 -
= 0,8661 . 10−2 (t-0,5447)0,941. exp
14
14
2
3
0
0
5.85969
5.77474
-
-
(13.0645 - 1.12031 . BF1 - 0.0867089
14 1 1 5.99961 𝑋𝑋6 , 𝑋𝑋7
14 2 1 6.55662 𝑋𝑋2 . BF6 + 2.91525e-008.BF8 +
14 3 1 5.85969 -
14
14
1
2
2
2
6.23428
5.85969
𝑋𝑋3 , 𝑋𝑋6
-
4.38722e-008.BF9 - 0.000311193 .
14
14
3
1
2
3
5.83773
8.65447
𝑋𝑋6 , 𝑋𝑋3 , 𝑋𝑋2
-
BF11 + 1.27223 * BF19.
14 2 3 7.62339 𝑋𝑋2
14 3 3 7.26357 𝑋𝑋6 Hasil pemodelan di atas menunjukkan bahwa
21 1 0 5.85969 -
21
21
2
3
0
0
5.85969
5.70957
-
𝑋𝑋4 , 𝑋𝑋6 , 𝑋𝑋5 , 𝑋𝑋2
secara umum, variabel yang mempengaruhi laju
21
21
1
2
1
1
7.11987
5.85969
𝑋𝑋2 , 𝑋𝑋6
-
kesembuhan pasien DBD di Rumah Sakit
Labuang Baji ada 4, yaitu variabel 𝑋𝑋2 , 𝑋𝑋4, 𝑋𝑋5 ,
21 3 1 6.20921 -
21 1 2 7.02670 𝑋𝑋6 , 𝑋𝑋3 , 𝑋𝑋4 , 𝑋𝑋2
21 2 2 5.85969 -
21
21
3
1
2
3
5.83773
8.97685
𝑋𝑋6 ,𝑋𝑋3 ,𝑋𝑋2
𝑋𝑋6
dan 𝑋𝑋6 dimana 𝑋𝑋2 adalah umur pasien, 𝑋𝑋4 adalah
21
21
28
2
3
1
3
3
0
7.28361
17.66571
12.52840
𝑋𝑋2 , 𝑋𝑋4
- leukosit, 𝑋𝑋5 adalah hemoglobin dan 𝑋𝑋6 adalah
𝑋𝑋6
28
28
2
3
0
0
5.85969
6.23521
-
𝑋𝑋4 , 𝑋𝑋6 , 𝑋𝑋5
eritrosit. Empat variabel yang telah disebutkan
28
28
1
2
1
1
6.28372
5.85969
-
-
ini mempunyai pengaruh yang baik terhadap
28 3 1 6.22112
28
28
1
2
2
2
6.36043
5.85969
-
𝑋𝑋6 , 𝑋𝑋3 model, baik secara individu maupun ketika
-
28
28
3
1
2
3
7.00131
10.84042
𝑋𝑋2
𝑋𝑋6
berinteraksi dengan variabel lain.
28 2 3 7.16278 𝑋𝑋2 , 𝑋𝑋4
28 3 3 14.92297 𝑋𝑋4 , 𝑋𝑋3

Tabel 6 Interaksi Pada Basis Fungsi


Sumber Data : Hasil Olahhan Sendiri BF Interaksi
Berdasarkan hasil trial and error 3,1 Eritrosit dan Hemoglobin
kombinasi BF, MI, dan MO, maka kombinasi 8,9 Umur dan Eritrosit
yang menghasilkan nilai GCV minimum 11,4 Hemoglobin dan Lekosit
adalah kombinasi 21, 3, 0 dengan nilai GCV =
5.70957. Tabel 6 menunjukkan interaksi antara
1. Mendapatkan model terbaik variabel yang mempengaruhi laju kesembuhan
berdasarkan nilai GCV minimum. pasien DBD. Sementara untuk variabel yang
Berdasarkan hasil kombinasi ini, maka diketahui berpengaruh secara individu adalah jumlah
model MARS yang dihasilkan sebagai berikut : hemoglobin dan leukosit..
Menetukan tingkat kepentingan untuk tiap-
Y = 13.0645 - 1.12031 * BF1 -
tiap variabel yang signifikan pada model.
0.0867089 * BF6 + 2.91525e-
008*BF8+ 4.38722e-008 * BF9
Tabel 7 Tingkat kepentingan Variabel
- 0.000311193 * BF11 +
1.27223 * BF19; Variabel Tingkat
Dengan Kepentingan
Leukosit 100 %
BF1 = max( 0, 𝑋𝑋5 - 2.6);
Eritrosit 78.09 %
BF3 = max( 0, 4.52e+006 - 𝑋𝑋6 ) *
Hemoglobin 59.93 %
BF1;
Umur 54.91 %
BF4 = max( 0, 𝑋𝑋4 - 5000)
BF6 = max( 0, 𝑋𝑋2 - 11); Berdasarkan Tabel 7 diperoleh informasi
BF8 = max( 0, 𝑋𝑋2 - 17) * BF3; bahwa variabel yang mempunyai pengaruh
BF9 = max( 0, 17 - UMUR) * BF3;

78
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

paling dominan terhadap laju kesembuhan pasien satu fungsi basis (BF3) dapat
DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah variabel memingkatkan indeks laju kesembuhan
leukosit yang ditunjukkan dengan skor variable pasien DBD dengan sebesar 1.12031 pada
importance-nya sebesar 100%. Selain itu, Rumah Sakit Labuang Baji dengan
variabel eritrosit, hemoglobin, dan umur juga Eritrosit 4.52 dan hemoglobin 2.6
berpengaruh terhadap laju kesembuhan penyakit b. BF6 = max (0, 𝑋𝑋2 – 11);
DBD (Demam Berdarah Dengue) dengan skor Artinya koefisien BF6 akan bermakna
variable importance berturut sebesar 78.09%, jika nilai 𝑋𝑋2 lebih besar dari 11 maka
59.93%, dan 54.91%. setiap kenaikan satu fungsi basis (BF6)
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 7 dapat menurunkan indeks laju
untuk mengetahui jumlah variabel yang kesembuhan pasien DBD 0.0867089 pada
mempengaruhi laju kesembuhan penyakit DBD Rumah Sakit Labuang Baji dengan Umur
dengan menggunakan pendekatan MARS lebih dari 11 tahun.
(Multivariate Adaptive Regression Splines). c. BF8 = max (0, 𝑋𝑋2 – 17) . BF3
Berdasarkan hasil analisis data untuk mengetahui BF3 = max (0, 452e+006 - 𝑋𝑋6 ) . BF1
jumlah variabel yang mempengaruhi laju BF1 = max (0, 𝑋𝑋5 - 2.6)
kesembuhan penyakit DBD dengan Artinya koefisien BF8 akan bermakna jika
menggunakan pendekatan MARS (Multivariate nilai 𝑋𝑋2 lebih besar dari 17 dan 𝑋𝑋6 lebih kecil
Adaptive Regression Splines). dari 4.52 serta 𝑋𝑋5 lebih besar dari 2.6 maka
1. Berdasarkan hasil trial and error kombinasi setiap kenaikna satu fungsi basis (BF8) dapat
BF, MI, dan MO, maka kombinasi yang menurunkan indeks laju kesembuhan 2.91525
menghasilkan nilai GCV minimum pada Rumah Sakit Labuang Baji dengan umur
kombinasi 21,3,0 dengan nilai GCV yaitu lebi dari 17 dan hemoglobin 2.6 .
5.70957 maka diperoleh model hubungan d. BF9 = max (0, 17 - 𝑋𝑋2 ) . BF3;
antara waktu survival dengan variabel-
variabel prediktor umur,jenis kelamin, kadar BF3 = max (0, 4.52e + 006 - 𝑋𝑋6 ) .
hematokrit, leukosit, hemoglobin, eritrosit BF1
dan jumlah trombosit berdasarkan persamaan BF1 = max (0, 𝑋𝑋5 - 2.6)
hasil kombinasi. Setelah didapatkan model Artinya koefisien BF9 akan bermakna jika
MARS terbaik, langkah selanjutnya adalah nilai 𝑋𝑋2 lebih kecil dari 17 dan 𝑋𝑋6 lebih kecil
menguji parameter-parameter yang terdapat dari 4.52 serta 𝑋𝑋5 lebih besar dari 2.6 maka
didalam model MARS. Pengujian dilakukan setiap kenaikan satu fungsi basis BF9 dapat
secara simultan dan secara parsial. Hasil menurunkan indeks laju kesembuhan pasien
pengujian secarasimultan menunjukkan DBD sebesar 4.38722 pada Rumah Sakit
bahwa parameter-parameter dalam model Labuang Baji dengan umur lebih dari 17 dan
telah signifikan, begitu pula dengan hemoglobin 2.6 .
pengujian parameter secara parsial e. BF11 = max (0, 10.5 - 𝑋𝑋 ) . BF4
5
berdasrkan gambar 4 dengan begitu, dapat BF4 = max (0, 𝑋𝑋4 - 5000);
disimpulakan bahwa konstanta dan koefisien Artinya koefisien B11 akan bermakna jika
Basis 1, 6, 8, 9, 11 dan 19 mempunyai nilai 𝑋𝑋5 lebih kecil dari 10.5 dan 𝑋𝑋4 lebih
pengaruh yang signifikan terhadap model. besar dari 5000 maka setiap kenaikan satu
2. Interprestasi model Mars (Multivariate fungsi basis BF11 dapat menurunkan indeks
Adaptive Regression Splines) berikut ini laju kesembuhan pasien DBD sebesar
adalah interprestasi model untuk model 0.0003111193 pada hemoglobin kurang dari
MARS terbaik : 10.5 dan leukosit besar dari 5000.
a. BF1 = max( 0, 𝑋𝑋5 - 2.6); f. BF19 = max (0, 𝑋𝑋5 - 10.1)
BF3 = max( 0, 4.52e+006 - 𝑋𝑋6 ) * BF1; Artinya koefisien BF19 akan bermakna jika
Artinya koefisien BF1 akan bermakna nilai 𝑋𝑋5 lebih besar dari 10.1 maka setiap
jika nilai 𝑋𝑋6 lebih besar dari 4.52 dan kenaikan satu fungsi basis (BF19) dapat
𝑋𝑋5 lebih kecil 2.6 maka setiap kenaikan menurunkan laju kesembuhan pasien DBD

79
JURNAL MSA VOL. 5 NO. 2 ED. JUNI - DESEMBER 2017

sebesar 1.27223 pada Rumah Sakit Labuang [4] Wicaksono Wasis “Pemodelan multivariate
Baji dengan hemoglobin 10.1 adaptive regression splines (MARS) pada
Berdasarkan hasil model terbaik dapat faktor-faktor resiko angka kesakitan diare”
diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi pdf. Diakses pada tanggal 11 januari pukul.
laju kesembuhan penyakit DBD (Demam 10.00.
Berdarah Dengue) di Rumah Sakit Labuang Baji [5] Nur Alang Besse “Pemodelan multivariate
yaitu leukosit (𝑋𝑋4 ), eritrosit (𝑋𝑋6 ), hemoglobin adaptive regression spline pada data
(𝑋𝑋5 )dan umur (𝑋𝑋2 ) respon biner melalui metode maximum
likelihood “ pdf. Diakses pada tanggal 17
januari pukul 15.00.
5. KESIMPULAN DAN SARAN [6] Haslinda Andi, “MARS multivariate
Adaptive Regression Spline”, (Makassar :
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian Alauddin University Press 2013)
dapat disimpulkan bahawa variabel yang [7] Amalia Suci,dkk “Analisis Survival dan
berpengaruh terhadap laju kesembuhan pasien faktor-faktor yang mempengaruhi
DBD berdasarkan model MARS Variabel yang kesembuhan pasien Demam Berdarah
berpengaruh terhadap laju kesembuhan pasien dengan menggunakan Bayesian Mixture
DBD secara individu adalah jumlah leukosit dan Survival.Surabaya: Institut Teknologi
eritrosit, hemoglobin dan umur selain itu Sepuluh November.
diketahui pula bahwa variabel yang berpengaruh [8] FNisa’ Shofa dan I Nyoman Budiantara,
adalah adanya interaksi antara eritrosit dan “Analisis Survival dengan pendekatan
hemoglobin, umur dengan eritrosit dan interaksi multivariate adaptive regression splines
antara hemoglobin dengan leukosit. Jumlah pada kasus demam berdarah dangue (DBD)”
leukosit mempunyai tingkat kepentingan pdf, di akses pada tanggal 3 november
tertinggi dalam mempengaruhi laju kesembuhan pukul.10.00.
pasien DBD yaitu sebesar 100 %, sedangkan [9] Monika Kriner “Survival Analysis with
kepentingan tertinggi kedua adalah persentase Multivariate Adaptive Regeression
eritrosit sebesar 78.09 %, tertinggi ketiga Splines”,(Universitat Munchen : Fakultat Fur
hemoglobin sebesar 59.93 %, kemudian umur Mathematik, Informatik und Statistik der
tingkat kepentingan keempat sebesar 54.91 %. Ludwig-Maximilians, 2007), h.20.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Dian Eta Ayu Sita.A “Pendekatan
Multivariate Adaptive Regression Splines
(MARS) pemodelan penduduk miskin di
Indonesia tahun 2008-2012” pdf. Di akses
pada tanggal 16 januari pukul.11.20.
[2] Febriyanti Azzikra “Penerapan metode
Multivariate Adaptive Regression Spline
(MARS) untuk mengidentifikasi komponen
yang berpengaruh terhadap peringkat
akreditasi sekolah” pdf. Di akses pada
tanggal 13 januari pukul. 09.00
[3] Annur Mardiah “Penerapan metode
Multivariate Adaptive Regression Spline
(MARS) untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi masa studi mahasiswa
FMIPA UPI oleh “ pdf. Diakse pada tanggal
3 januari pukul. 10.15.

80

Anda mungkin juga menyukai