Anda di halaman 1dari 12

STEP 7

1. Mengapa angka fertilitas harus diturunkan?

Dampak Negatif yang Terjadi akibat Ledakan Penduduk


a. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah
polusi.Tingkat polusi bergerak naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk disuatu area permukiman. Polusi ditimbulkan dari asap hasil
pembuangan kendaraan bermotor yang jumlahnya saat ini semakin meningkat
tajam. Hal ini terlihat semakin tingginya frekuensi kemacetan yang terjadi dijalan-
jalan yang membuat jalan di kota tidak lancer lagi di lalui.
Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan
segala dampak ikutannya seperti menurun kualitas pemukiman dan lahan yang
ditelantarkan serta hilangnya fungsi ruang terbuka.

b. Dampak Sosial dan Kesehatan


Dampak sosial yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah kemiskinan,
karena banyaknya penduduk, lapangan pekerjaan terbatas, akibatnya banyaklah
yang menganggur.Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses
pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori.Dengan
demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular
seperti diare, penyakit lever, dan TBC.Selain itu masyarakat menderita penyakit
kekurangan gizi termasuk busung lapar terutama pada bayi.Kematian bayi adalah
konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan.

2. Macam macam pengukuran fertilitas?

 Pengukuran fertilitas kumulatif  mengukur jumlah rata-rata anak yang telah


dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur
 Pengukuran fertilitas tahunan (vital rates)  mengukur jumlah kelahian pada
tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko
untuk melahirkan pada tahun tersebut.

Pengukuran fertilitas tahunan


1) Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate) / CBR
didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap
1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sbb:

CBR = B x k
Pm

CBR= Crude Birth Rate / tingkat kelahiran kasar


Pm = Penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta, biasanya 1000
B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu
2) tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR
tingkat Fertilitas Kasar yang telah dibicarakan sebagai ukuran fertilitas masih
terlalu kasar karena membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
pada pertengahan tahun. Perbandingan jumlah kelahiran hidup dengan jumlah
perempuan usia subur (15-49 tahun). Jadi sebagai penyebut tidak menggunakan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun tetapi jumlah penduduk perempuan
usia subur (15-49 tahun).

GFR= B x k
Pf (15-49)

GFR = tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR


B = jumlah kelahiran
Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan
tahun
3) tingkat fertilitas menurut umur (Age Spesific Fertility Rate)
terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok penduduk
tertentu, karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut:
jenis kelamin, umur, status perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk
yang lain.
Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi
kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan
pada tiap-tiap kelompok umur (age specific fertility rate). Perhitungan tsb dapat
dikerjakan dengan rumus sbb:

ASFR = Bi x k
Pf i

4) tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Spesific Fertility Rate)/
BOSFR
tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat mungkin untuk mengukur
tinggi rendahnya fertilitas di suatu Negara. Kemungkinan seorang ostri untuk
menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya.
Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah
anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas menurut
urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:

BOSFR = Boi x k
Pf (15-49)

BOSFR = Birth Order Spesific Fertility Rate


Boi = jumlah kelahiran urutan ke-i
Pf (15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pada pertengahan tahun
K = 1.000

Pengukuran fertlitas kumulatif


1) tingkat fertilitas total ( total fertility rates = TFR )
adalah sebagai jumlah kelahiran hidup laki2 dan perempuan tiap 1000 peduduk
yang hidup hingga akhir masa reproduksi dengan catatan :
- tidak ada seorang perempuan yg meninggla seblum mengakhiri masa
reproduksi
- tingkat ferilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.

TFR = 5 Σ ASFRi
ASFRi = angka kelahiran bayi perempuan pd klp umur i per 1000 permpuan klp
umur i

2) Angka Reproduksi Kotor (Gross Reprodaction Rate = GRR)


jumlah kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor perempuan oleh 1000
perempuan sepanjang masa reproduksinya, dg asumsi tdk ada seorang
perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
Rumus :
GRR = 5 Σ ASFR
GRR = 5 x (ASFRf1+ASFRf2+ ….. + SFRf7)

3) net reproductions rates (NRR)


adalah : jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000
perempuan dengan memperhotungkan kemungkinana meninggalkan
perempuan2 itu sebelum masa reproduksi.

NRR = Σ ASFR X nLx/ Lo

Sumber: demografi umum

3. Apa saja indikator keberhasilan pengendalian fertilitas?

Dampak dari Program KB :


Program KB memberikn dampak, yaitu :
a. penurunan angka kematian ibu dan anak
b. penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
c. peningkatan kesejahteraan keluarga
d. peningkatan derajat kesehatan
e. peningkatan mutu dan layanan KB
f. peningkatan sistem dan kapasitas SDM
g. pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar

dr. Suparyanto

4. Apa saja program yg dilakukan dalam revitalisasi kb tersebut?


ANGKA DARI BKKBN MENGENAI KEBERHASILAN KB DARI TAHUN KE TAHUN ???
Strategi Program KB :

a. Strategi dasar :
i. Meneguhkan kembali program di daerah
ii. Menjamin Kesinambungan program
b. Strategi Operasional :
i. Peningkatan Kapasitas sistem pelayanan program KB Nasional
ii. Peningkatan kualitas dan prioritas program
iii. Penggakangan dan pemantapan komitmen
iv. Dukungan regulasi dan kebijakan
v. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
ANGKA DARI BKKBN MENGENAI KEBERHASILAN KB DARI TAHUN KE TAHUN ???

Angka prevalensi kontrasepsi, Indonesia 1991-2007

Angka fertilitas total dan angka fertilitas yang diinginkan, Indonesia 1991-2007
Sumber: BPS, et.al. dalam SKDI 1991-2007

Apa saja penyebab stagnansi dari TFR?

Tambahkan dasar hukum islamnya

Banyak faktor yang mempengaruhi Angka Kelahiran Total (TFR) yaitu tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan dan penggunaan alat kontrasepsi, dan tingkat urbanisasi. Tingkat
pendapatan dapat diwakili oleh pendapatan perkapita. Keterkaitan pada pendapatan terhadap
fertilitas adalah ketika pendapatan seseorang naik akan semakin besar pengaruhnya terhadap
penurunan fertilitas yang terjadi.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18186/5/Chapter%20I.pdf

5. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas?

1. Faktor Demografi, antara lain :


 Struktur umur
 Struktur perkawinan
 Umur kawin pertama
 Paritas
 Disrupsi perkawinan
 Proporsi yang kawin
2. Faktor Non Demografi, antara lain :
 Keadaan ekonomi penduduk
 Tingkat pendidikan
 Perbaikan status perempuan
 Urbanisasi dan industrialisasi
Sumber: intisari Buku MKDU ISD oleh Harwayantiyoko dan Neltje F. Katuuk

Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah factor yang dapat
mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas factor-faktor demografi dan factor-
faktor non demografi. Factor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi
umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan
proporsi penduduk yang kawin. Factor-faktor non demografi antaranya keadaan
ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan
industrialisasi. Factor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun
tidak langsung terhadap fertilitas.
Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci pengaruh factor
social melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut:
a. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin
1) Umur memulai hubungan kelamin (kawin)
2) Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah adakan hubungan
kelamin
3) Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau
ditinggal pergi oleh suami, dan suami meninggal.
4) Abstinensi sukarela
5) Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak
dapat dihindari.
6) Frekuensi hubungna seks.
b. Variable-variabel yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi
1) Keperidian dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).
2) Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.

6. Bagaimana cara mengendalikan angka fertilitas?

Pemecahan masalah kependudukan dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

1) Pengendalian pertumbuhannya dan pemerataan penduduk, untuk mengontrol


jumlah penduduk di suatu wilayah. Kuantitas jumlah penduduk yang terkendali
diharapkan akan mengurangi masalah kependudukan terutama mengenai
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
menghambat penduduk untuk dapat memperbaiki kualitas kehidupannya karena
banyaknya penduduk akan menimbulkan banyak tekanan-tekanan dalam bidang
pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Dampaknya adalah permasalahan
sosial, ekonomi dan bahkan permasalahan lingkungan hidup yang efeknya dapat
dirasakan bagi generasi yang akan datang. Pemerataan penduduk ini dapat diatasi
dengan melakukan migrasi ke daerah-daerah yang kepadatan penduduknya
rendah. Hal ini juga untuk mengoptimalisasikan pengelolaan sumber daya alam
yang ada di tiap daerah.
2) Peningkatan kualitas penduduk, terutama dalam bidang pendidikan, dan
kesehatan, sebagai hal dasar yang diperlukan untuk membangun penduduk ke
arah yang lebih baik. Kualitas SDM yang baik akan mengubah paradigma berpikir
terhadap suatu masalah.

Indonesia memiliki target untuk menurunkan presentasi pertumbuhan jumlah


penduduk Indonesia di bawah 1% pada tahun 2015. Untuk mewujudkan hal tersebut,
dilakukan beberapa upaya dalam pengendalian jumlah penduduk Indonesia, di
antaranya melalui wacana dibuatnya undang-undang (UU) mengenai pengendalian
laju pertambahan penduduk.
Rencananya, UU ini akan mengatur pembatasan jumlah anggota keluarga.
Pembatasan jumlah anggota keluarga ini dianggap dapat menurunkan pertumbuhan
jumlah penduduk Indonesia secara signifikan. Dengan adanya UU ini, pemerintah
dapat melakukan tindakan tegas terhadap pengendalian jumlah penduduk Indonesia.
Pemerintah juga dapat membentuk rencana strategis terhadap pengendalian jumlah
penduduk yang berbeda di setiap daerah sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
Melalui UU ini, diharapkan juga nantinya pengendalian penduduk dapat membantu
meningkatkan pembangunan nasional.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan
jumlah penduduk Indonesia adalah melalui komunikasi, edukasi, dan informasi
mengenai program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana yang telah
dicanangkan sejak dahulu memberikan anjuran pembatasan terhadap jumlah anak
untuk jaminan kesejahteraan keluarga.
Saat ini, program Keluarga Berencana mengatur usia perkawinan atau menunda
usia kawin pertama yang akan ditingkatkan pada batas usia 21 tahun yang sebelumnya
usia 19 tahun dan pemberian informasi dalam pencanangan penggunaan alat
kontrasepsi hingga wilayah desa.

7. Apa hubungan angka fertilitas dengan kehidupan sehari hari (pendidikan, sosial,
ekonomi)?

a) Pendidikan
Masalah pendidikan yang timbul antara lain : daya tampung sekolah tidaksepadan

dengan minat bersekolah, adanya ketidakseimbangan antaraperbandingan

penduduk yang bersekolah dengan penduduk usia sekolah.

b) Pelayanan kesehatan

Kebutuhan akan pelayanan kesehatan akan meningkat, berarti juga diperlukan

tambahan dan peningkatan jumlah tenaga medis dan fasilitas kesehatan, seperti

puskesmas, rumah sakit dan tempat tidur bagi orang sakit.

c) Masalah lapangan kerja

Pertambahan penduduk memerlukan tambahan lapangan kerja. Apabilakesempatan

kerja tidak dapat disediakan sesuai dengan angkatan kerja, maka akan terjadilah

pengangguran diantara anak-anak muda dengan segalaakibat negatifnya dalam

masyarakat.

d) Kehidupan sosial ekonomi

Pertambahan penduduk yang cepat yang tidak seimbang dengan

peningkatanproduksi akan mengakibatkan kegelisahan dan ketegangan sosial

ekonomidengan segala akibatnya, antara lain :

 Keluarga kurang mampu membayar uang sekolah bagi anaknya.

 Banyaknya anak akan menyulitkan penyediaan tempat tinggal yanglayak

 Jumlah dana yang semula disediakan untuk membiayai pendidikananak-anak

terpaksa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok,akibatnya anak-anak

tidak memperoleh pendidikan yang memadai.


 Setiap pertambahan penduduk konsekuensinya menambahpermintaan

kebutuhan hidup

 Masalah perumahan pada saat ini sangat mendesak, baik dalam halmutu

maupun jumlah perumahan.

e) Lingkungan hidup

Pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk dapat

mengakibatkanpencemaran lingkungan yang merupakan gangguan pula

terhadapkeseimbangan alam seperti polusi udara, pencemaran tanah dan

kebisingan,hasil-hasil buangan, dan limbah yang tidak ditanggulangi. Sampah

yangbertimbun mempunyai dampak negative berupa pemandangan dan bau

yangtidak sedap dan membawa kuman penyakit.

(Prof.Dr.Rustam Mochtar.1998.Sinopsis Obstetri Jilid 2.Jakarta:EGC)

8. Bagaiman cara meningkatkan koordinasi dan peningkatan akses terhadap masalah


stagnansi TFR?
9. Siapa saja stakeholders dan mitra kerja yang bergerak dalam pelayanan dan peranan
nya masing masing ?

Anda mungkin juga menyukai