OLEH
Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Ikatan Medan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ikatan Kimia.Disamping itu,penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
dapat terealisasikanlah makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya dapat diperbaiki.Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB 11 PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Teori Medan Kristal .......................................................................................... 3
2.2 Spliting Pada Kompleks Oktahedral..................................................................4
BAB 111 PENUTUP .......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori medan kristal ?
2. Bagaimana spliting pada kompleks oktahedral ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui teori medan kristal
2. Untuk mengetahui spliting pada kompleks oktahedral
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan adanya ligand disekitar ion pusat orbital d tidak lagi degenerate,
orbital d ini terbagi menjad beberapa orbital dengan energi berbeda. Dikatakan juga orbital d
ini mengalami spilitting.Ligand didalam ion kompleks berupa ion-ion negatif seperti F- dan
CN- atau berupa molekul-molekul polar dengan muatan negatifnya mengarah pada ion pusat
seperti H2O atau NH3.Ligand ini akan menimbulkan medan listrik yang akan menolak
elektron terutama elektron d dari ion pusat.Penolakan ini menyebabkan energi level orbital d
dari ion pusat bertambah.
Bila kelima orbital d sama dengan dan medan ligand mempengaruhi
kelimanya dengan cara yang sama maka kelima orbital d ini akan tetap degenerate pada
energy level yang lebih tinggi.Kenyataannya kelima orbital d tidak sama,yaitu ada orbital eg
atau d γ dan t2g atau d e.Disamping itu medan ligand tergantung dari letaknya disekitar ion
pusat, artinya apakah strukturnya oktahedral, tetrahedral, atau planar segi empat.Akibat dari
orbital d diurai oleh medan ligand, peristiwa ini disebut uraian medan ligand atau crysral
field spilitting.Dari percobaan diperoleh bahwa ada ligand-ligand yang menghasilkan medan
listrik yang kuat dan disebut strong ligand field, ada ligand yang sebaliknya dan disebut weak
ligand field.Berhubungan dengan ini ligand dapat disusun dalam suatu spectrochemical series
sesuai dengan kekuatan medannya.
4
Pada kompleks oktahedral atom pusat berikatan dengan 6 atom
donor.Kompleks oktahedral memiliki tingkat simetri tertinggi apabila ligan-ligan yang terikat
pada atom pusat merupakan ligan monodentat monoatom yang sama, seperti: F-, Cl-, Br-, dan
I-.Pada pembentukan kompleks octahedral dianggap ada 6 ligan monodentat yang mendekati
atom pusat sampai pada jarak tertentu saat ikatan-ikatan antara atom pusat dan ligan-ligan
terbentuk.Ligan-ligan dengan medan negatif yang dimilikinya mengadakan interaksi dengan
5 orbital d dari atom pusat sehingga terjadi penurunan tingkat simetri orbital-orbital tersebut.
Tingkat simetri 5 orbital d dari ion logam adalah paling tinggi apabila pembentukan ikatan-
ikatan tersebut ligan-ligan mendekati ion logam pada arah sumbu +x, -x, +y, -y, +z, dan –z
dari koordinat kartesian seperti ditunjukkan pada gambar.
Gambar 1
Susunan dalam ruang 5 orbital d adalah berbeda.Pada gambar tersebut 3
orbital d, yaitu dxy, dxz, dyz,cuping-cupingnya tidak diarsir dan terletak antara 2 sumbu,
sedangkan 2 orbital d yang lain, yaitu orbital dx2-y2 dan orbital dz2 cuping-cupingnya diarsir
dan terletak pada sumbu-sumbu oktahedral.
Teori medan kristal menjelaskan ikatan dalam ion kompleks dari segi gaya
elektrostatik. Dalam ion kompleks, ada 2 jenis interaksi elektrostatik yaitu:
1. Interaksi tarik menarik elektrostatik antara ion logam positif dan ligan yang bermuatan
negatif atau ujung yang bermuatan negatif dari suatu ligan polar.Gaya inilah yang
mengikat ligan dengan logam.
2. Interaksi tolak menolak elektrostatik antara pasangan electron bebas pada ligan dan
elektron dalam orbital d dari logam itu.
5
Sebagaimana kita ketahui orbital-orbital d mempunyai orientasi yang berbeda-
beda.Jika tidak ada gangguan eksternal semua orbital ini akan memiliki energi yang sama.
Dalam kompleks octahedral satu atom logam pusat dikelilingi oleh 6 pasangan electron bebas
(PEB) pada keenam ligan.Pada medan octahedral interaksi antara 6 ligan dengan orbital-
orbital dx2-y2 dan dz2 adalah lebih kuat dibandingkan interaksinya dengan orbital dxy, dxz, dan
dyz.
Kita lihat bahwa cuping-cuping orbital dx2-y2 dan dz2 mengarah ke sudut-sudut
octahedron disepanjang sumbu x dan y,tempat pasangan elektron bebas terdapat.Jadi elektron
yang menempati orbital ini akan mengalami tolakan lebih besar dari ligan dibandingkan
seandainya elektron berada misalnya, di orbital dxy.Akibatnya energi orbital dx2-y2 meningkat
relatif dibandingkan orbital dxy, dxz, dan dyz. Energi dari orbital dz2 juga lebih besar karena
cuping-cupingnya mengarah ke ligan pada sumbu z.
Sebagai akibat dari interaksi logam-ligan ini, kelima orbital d dalam kompleks
octahedral terbelah menjadi 2 set tingkat energi: tingkat yang lebih tinggi dengan 2 orbital
(dx2-y2 dan dz2 ) yang energinya sama dan tingkat energi yang lebih rendah dengan 3 orbital
yang berenergi sama (dxy, dxz, dan dyz ).Lima orbital d yang semula degenerate akan
mengalami pemisahan (spilitting) menjadi 2 kelompok orbital dengan tingkat energi yang
berbeda.Pembelahan medan kristal ( splitting )merupakan selisih energi antara dua set orbital
d dalam atom logam jika ada ligan.besarnya bergantung pada logam dan jenis ligan.Apabila
orbital-orbital d tersebut dilambangkan dengan garis-garis mendatar maka pemisahannya
dapat ditunjukkan dengan gambar
Gambar 2
6
Orbital-orbital dxy, dxz, dan dyz secara keseluruhan disebut orbital t2g
sedangkan orbital-orbital dx2-y2 dan dz2 disebut orbital eg. perbedaan tingkat energi antara dua
kelompok orbital tersebut dinyatakan dengan harga 10Dq atau ∆0.Diagram pemisahan orbital
d pada medan oktahedral yang biasa digunakan adalah seperti pada gambar berikut
Gambar 3
7
Pada gambar splitting oktahedral terlihat bahwa orbital t2g mempunyai energi
0,4 Io dan energi pada orbital eg adalah 0,6 Io sehingga untuk menghitung CFSE = (0,4 x –
0,6 y) Io.Dimana x = jumlah elektron di orbital t2g dan y = jumlah elektron di orbital eg.
Contoh jumlah elektron d = 7, t2g = 5 dan eg = 2.
CFSE = (0,4 x – 0,6 y) Io
= (0,4 . 5 – 0,6 . 2 ) Io
= (2 – 1,2 ) Io
= 0,8 Io
Jadi dengan kata lain CFSE dapat dihitung dengan rumus umum
𝐶𝐹𝑆𝐸 = (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡2𝑔. 𝑥 )– (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑒𝑔 . 𝑦)
Berikut ini dicantumkan tabel nilai umum CFSE pada kompleks oktahedral, tetrahedral dan
planar segiempat
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut medan kristal atau crystal field theory (CFT),ikatan antara atom pusat dan
ligan dalam kompleks berupa ikatan ion,hingga gaya yang ada hanya berupa gaya
elektrostatik.
Pada medan oktahedral,setelah terjadi uraian atau spliting orbiltal eg mempunyai
energi lebih tinggi daripada orbital t2g.
Pada splitting oktahedral,elektron akan mengisi orbital d yang energinya rendah, jadi
pada orbital t2g.
Pada gambar splitting oktahedral terlihat bahwa orbital t2g mempunyai energi 0,4 Io
dan energi pada orbital eg adalah 0,6 Io sehingga untuk menghitung CFSE = (0,4 x –
0,6 y) Io .Dimana x = jumlah elektron di orbital t2g dan y = jumlah elektron di orbital
eg
eg terletak pada bidang atau sumbu, t2g terletak diantara dua sumbu
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10