“ALKANA”
OLEH
Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Alkana.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kimia Organik 1.Disamping itu,penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya dapat diperbaiki.Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan penulis khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB 11 PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Alkana ............................................................................................ 3
2.2 Rumus Struktur dan Gugus Alkil Alkana ......................................................... 3
2.3 Tata Nama Alkana............................................................................................. 4
2.4 Isomer Alkana ................................................................................................... 7
2.5 Sifat Alkana....................................................................................................... 10
BAB 111 PENUTUP .......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gugus Alkil
Alkil adalah gugus alkana yang kehilangan sebuah atom H.Misalnya metana CH4 jika
kehilangan satu atom H akan menjadi CH3.Gugus alkil diberi nama dengan mengganti
ana dari alkana menjadi il (Rohmadi,2012).
1. Penamaan alkana mengikuti sistem IUPAC,yaitu sistem tata nama yang didasarkan
pada gagasan bahwa struktur sebuah senyawa organik dapat digunakan untuk
menurunkan namanya dan sebaliknya,bahwa suatu struktur yang unik dapat digambar
untuk tiap nama.Dasar sistem IUPAC yaitu alkana rantai lurus.
a. Alkana rantai lurus (tidak bercabang)
Alkana rantai lurus diberi nama sesuai dengan jumlah atom karbonnya
sebagaimana tercantum dalam tabel di atas.Terkadang ditambahkan normal (n) di
depan nama alkana.
Contoh:
H3C – CH2 – CH2 – CH3 n–butana/butana
H3C – CH2 – CH3 n–propana/propana
4
c. Pemberian nama untuk alkana yang memiliki struktur bercabang mengikuti
aturan berikut:
1. Rantai C terpanjang sebagai nama alkananya
2. Atom C yang tidak termasuk rantai terpanjang merupakan cabang alkil
3. Penomoran rantai C terpanjang dimulai dari ujung yang terdekat dengan
cabang alkil Perhatikan gambar berikut.
4. Untuk pemberian nama alkil yang terletak pada cabang dan nama rantai
terpanjang, perhatikan gambar berikut
5
Contoh :
3.Gugus alkil yang bercabang atau terikat pada atom karbon primer,sekunder,
tersier,dan kuarterner diberi nama khusus.
Contoh :
2. Trivial(Nama Umum)
Dalam sistem tatanama umum,nama alkana ditentukan oleh jumlah atom karbon tanpa
memperhatikan susunan atom-atom karbon tsb.
Alkana tak bercabang yang mempunyai atom C>3 diberi awalan normal(n-).
Contoh
6
Alkana bercabang yang mempunyai gugus –CH(CH3)2 diberi awalan iso-.
Contoh :
CH3 – CH - OH
ǀ
CH3 isopropil alkohol
neopropana
8
b. Isomer Geometris
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir)
sebab jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap,tentunya memerlukan energi
cukup besar sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut.
Akibat dari ketegaran,ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena.Pada
contoh berikut, ada dua isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena
dan trans-2-butena.
c. Isomer optik
Terjadi pada senyawa karbon yang memiliki atom C asemetris ( atom C kiral ).Atom
C kiral adalah atom C yang mengikat 4 atom/gugus atom yang berbeda.
9
Kedua model ini mewakili molekul yang sama.Kita bisa mendapatkan molekul
yang kedua hanya dengan memutar ikatan tunggal dari karbon.Jika kita menggambar
struktur formulanya,maka akan diperoleh bahwa kedua molekul diatas merupakan
molekul yang sama.Kalau untuk karbon-karbon ikatan rangkap,seperti pada 1,2-
dikloroeten bisa dilihat pada gambar dibawah ini
1. Sifat fisik
a. Alkana adalah senyawa nonpolar, dengan gaya antar molekulnya adalah gaya van
der Waals sehingga titik lebur dan titik didih alkana lebih rendah dari senyawa
polar dengan berat molekul sama.
b. Alkana dengan 1-4 atom karbon (metana,etana,propana,butana) pada temperatur
kamar berwujud gas.
c. Alkana dengan 5-17 atom karbon berwujud cair pada temperatur kamar.
d. Alkana dengan atom karbon lebih dari 17 berwujud padat pada temperatur kamar.
e. Alkana tidak larut dalam air,akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
f. Semakin banyak jumlah atom karbon,semakin tinggi titik didihnya.
g. Adanya rantai cabang pada senyawa alkana menurunkan titik didihnya.
h. Alkana lebih ringan dari air.
2. Sifat kimia
a. Alkana dan sikloalkana tidak reaktif,cukup stabil apabila dibandingkan dengan
senyawa organik lainnya.Oleh karena kurang reaktif,alkana kadang disebut
paraffin (berasal dari bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil
sekali").
b. Alkana dapat dibakar sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
Contoh:
10
c. Oksidasi
Alkana dapat teroksidasi membentuk karbondioksida dan air disertai pembebasan
energi.
Contoh :
d. Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dibawah pengaruh panas membentuk alkil
halide dengan hasil samping hydrogen klorida.
Contoh :
e. Nitrasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam nitrat pada suhu 150-47500C membentuk
nitroalkana dengan hasil samping uap air.
Contoh:
f. Sulfonasi
Alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam
alkana sulfonat dan air.
Contoh :
g. Isomerisasi
Beberapa alkana dapat mengalami reaksi isomerisasi.
Contoh :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari unsur karbon
dan hidrogen. Dan alifatik artinya ujung rantai tidak saling bertemu sedangkan jenuh artinya
semua ikatan karbon-karbon adalah ikatan tunggal.Hidrokarbon adalah senyawa organik yang
molekulnya tersusun dari unsur karbon dan hidrogen.Dan alifatik artinya ujung rantai tidak
saling bertemu sedangkan jenuh artinya semua ikatan karbon-karbon adalah ikatan tunggal.
3.2 Saran
Dalam makalah ini,penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna seperti
apa yang diharapkan.Untuk itu,jika terdapat kesalahan ataupun kekeliruan baik dalam segi
pengetikan,penulis sangat mengaharapkan kritikan dan saran-saran dari pembaca,dan semoga
kritikan dan saran-saran dari pembaca bisa membangun motivasi kami dalam penulisan
makalah yang akan datang. Akhirnya penulis ucapkan terimakasih
12
DAFTAR PUSTAKA
13