14 JANUARI 2012
1. Anak laki-laki 7 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan bengkak pada kelopak mata dan kedua tungkai sejak 1
minggu yll. Pasien juga mengeluh kencing merah. 3 minggu sebelumnya, pasien menderita batuk pilek dan demam.
Pada pemeriksaa fisik didapatkan TD 160/100 mmHg, nadi 102x/menit, nafas 28x/menit, edema palpebra dan kedua
tungkai. Pada pemeriksaan lab Hb 7 g/dL, albuminemia,hamaturia, proteinuria. Apa dx yg paling mungkin?
a. GNA
b. Gagal ginjal kronik
c. SN
d. Striktur uretra
e. Nefrolithiasis
2. Seorang perempuan usia 20 tahun dibawa oleh orangtuanya ke UGD RS karena gaduh gelisah. Pasien menjalani
pengobatan insulin 3 bulan, namun 2 hari ini menghentikan insulin. Pemeriksaan fisik TB 155 cm, BB 45 kg, TD
100/60, N 100x/menit, RR 32x/menit. Lidah kering, Suhu 37,2oC, turgor menurun. Penyebab syok pasien adalah
a. Hipotensi
b. Hipoxia
c. Hipoglikemia
d. Dehidrasi
6. Pasien perempuan usia 28 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan sering nyeri kepala sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan kadang-kadang di sisi kiri. Sebelum sakit kepala pandangan mata kiri berkunang-kunang lamanya
seperempat sampai setengah jam. Setelah itu tidak ada keluhan pada mata barulah terasa sakit kepala, yang disertai
rasa mual muntah. Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan. Diagnosis?
a. Cluster headache
b. Migraine with aura
c. Migraine without aura
d. Tension type headache
e. Secondary headache
7. Konjungtiva hiperemis, pandangan kabur, sakit kepala, mual-muntah, COA dangkal,pemeriksaan untuk penegakan
diagnosis adalah
8. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan penurunan tajam penglihatan kiri
setelah terkena bola tenis 1 hari yang lalu. Mata kiri menjadi merah dan terasa pegal. Pemeriksaan mata kanan
dalam batas normal, pemeriksaan mata kiri visus 6/48, hematom palpebra, perdarahan subkonjungtiva, khemosis,
edema kornea, hifema minimal, kripte iris baik, pupil bulat regular, refleks pupil baik, lensa jernih. Apakah
penyebab penurunan visus yang paling mungkin?
a. Hifema
b. Edema kornea
c. Perdarahan subkonjungtiva
d. Palpebra khemosis
e. Hematom palpebra
9. Seorang Seorang wanita usia 28 tahun, G2P1A0 hamil 38 minggu, diantar keluarganya ke UGD RS karena nyeri ulu
hati dan nyeri kepala. Hasil pemeriksaan fisik tensi 160/110 mmHg dengan edema tungkai. Didapatkan proteinuria
+3. Diagnosis kasus tersebut adalah
a. PE ringan
b. PE sedang
c. PEB
d. Eklamsia
e. Hipertensi pada kehamilan
10. Ibu hamil 33 minggu, keluar air-air sejak 2 jam, apa yang harus dilakukan?
a. Diberikan AB, steroid
b. Persiapan persalinan dini
c. Rawat RS, berikan Oxy
Penatalaksanaan KPSW
11. Seseorang KLL, tulang patah, lalu diurut, osteolitik +, osteoblastik +, reaksi periosteal minimal, diagnosisnya?
12. Anak 10 tahun diantar ibunya ke dokter umum dengan keluhan gatal disela jari tangan dan kaki terutama malam
hari. Keluhan dirasakan 1 minggu yang lalu dan dialami oleh anggota keluarga yang lain. Pada pemeriksaan fisik di
dapatkan KU tidak tampak sakit dan tanda vital lain dbn. Pemeriksaaan dermatologis didapatkan papul eritem,
pustul, vesikel dan krusta di sela jari tangan dan kaki. Apakah tx pada kasus ini?
a. Gameksaan
b. Permetrin
c. Klometrion
d. Salisil 10%
e. Asam boraks 3%
16. Seorang laki-laki berumur 22 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan diare berlendir dan berdarah sejak dua
minggu yang lalu. Keluhan disertai nyeri perut setiap ingin bung air besar. Pada pemeriksaan ditemukan kulit pad
anus kemerahan dan luka. Pada pemeriksaan feses serial ditemukan parasit berbentuk oval, mempunyai satu ini,
bervakuola, endoplasma, dan terdapat eritrosit di dalam parasit.
Apakah diagnosis yang paling tepat ?
a. Amoebiasis
b. Giardiasis
c. Balantidiasis
d. Taeniasis
e. Trichuriasis
17. Pasien wanita 18 thn,datang dengan keluhan diare 8 kali sejak 2 hari yll, konsistensi feses cair disertai lendir dan
darah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak lemah, TD 100/60 mmHg, N 100x/mnt, RR
20x/mnt, dan suhu 36,8 derajat celcius. Apakah penyebab diare pada kasus diatas?
a. Rotavirus
b. Vibrio cholera
c. Criptosporidium sp
d. Entamoeba histolytica
e. Enterotoxigenik E. Coli
18. Perempuan 1 tahun, datang ke RS. Kondisi umum pasien mengantuk. Riwayat demam sejak 3 hari yang lalu, diare
cair 8-10 x/hari, tanpa lendir dan darah, minum air (+) sedikit, setiap makan atau minum selalu muntah. BAK terahir
6 jam yang lalu sedikit, berwarna kuning gelap. Pada pemeriksaan fisik kondisi pasien ngantuk dan lemah, TD : 90/70
mmHg, Nadi 190 x/menit, respi 38 x/menit, Tax: 38,2 ⁰C, nadi lemah, akral lembap, pengisian kapiler 3 detik.
Diagnosis pasien ini?
a. Diare cair akut
b. Diare tanpa dehidrasi
c. Diare dehidrasi ringan
d. Diare dehidrasi sedang
e. Diare dehidrasi berat
20. Seorang laki laki,berumur 30 tahun.datang ke IGD dengan keluhan mengalami trauma tumpul. Satu jam kemudian
muncul tanda-tanda peritonitis umum dengan udara bebas di bawah diafragma pada rongten abdomen. Apa
diagnosis dari kasus tersebut:
a. Ruptur lien
b. Ruptur usus
c. Ruptur hepar
d. Ruptur gaster
e. Ruptur omentum
21. Seorang anak usia 7 tahun diantar ayahnya ke puskesmas dengan keluhan gatal pada anus terutama malam hari.
Keluhan dirasakan sudah 5 hari. Pasien tampak lemas dan tidak aktif, prestasi juga menurun. Pemeriksaan yang
paling tepat adalah:
a. Pemeriksaan tinja langsung
b. Pemeriksaan tinja apung
c. Pemeriksaan tinja endapan
d. Pemeriksaan harada mori
22. Perempuan 40 tahun P5A0 datang ke RS mengeluh perdarahan sejak 2 jam setelah post partum. Pemeriksaan fisik:
pasien sadar lemah, TD : 70/50, nadi 112 x/menit, resp: 20x/menit dan akral dingin. Tindakan awal?
a. Tranfusi
b. Resusitasi
c. Oksitosin I.M
d. Kompresi bimanual
e. Tampon pervaginam
23. Seorang wanita berusia 35 tahun, mengeluh gatal di kaki yang berulang sejak 1 tahun. Pasien juga merasa mudah
lelah selama beberapa bulan ini. Pasien adalah seorang pemetik kopi. Pada pemeriksaan didapatkan TTV normal,
konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan adarah rutin didapatkan Hb 8 g/dl, eosinofil meningkat. Pada feses rutin di
dapatkan telur berbentuk oval berisi sel telur. Terapi yang tepat adalah
a. Praziquantel
b. Niklozomid
c. Mebendazol
d. Dietilkarbamazepin
e. Metronidazol
a. Neiserria Gonorhae
b. Neiserria meningitides
26. Eritema, ada keterlibatan pembuluh limfe
a. Erisipelas
b. Ektima
c. Folikulitis
d. Forunkel
27. Anak usia 5 tahun dengan keluhan kesadaran menurun, sesak (+), demam (+) saat malam hari, penurunan berat
badan, kontak dengan orang batuk, LCS protein meningkat, glukosa rendah, d/
a. Meningitis TB
28. Seorang wanita berusia 39 tahun datang ke Puskesmas. Dari hasil pemeriksaan terdiagnosis Tuberkulosis paru,
dengan BTA sputum positif. Pasien tersebut mempunyai 3 orang anak masing-masing berusia 3, 6 dan 9 tahun.
Sebagai dokter Puskesmas merencanakan memeriksa ketiga anak tersebut. Pemeriksaan apa yang paling tepat dan
memungkinkan dilakukan di Puskesmas?
a. Darah rutin dan LED
b. Biopsi limfonodi
c. BTA sputum
d. Test PPD (mantoux)
a. Stroke hemoragik
30. Seorang wanita ditemukan meninggal di toilet stasiun. Pada saat dilakukan otopsi ditemukan paru-paru berwarna
merah gelap dan terdapat krepitasi di seluruh lapangan paru, pada jantung terdapat bintik berwarna putih ukuran
1x2 cm, hati berwarna merah gelap dengan konsistensi kenyal dan organ lain dalam batas normal. Penyebab dari
kematian wanita ini?
a. Miokard infark
b. Tamponade jantung
c. Thrombus pada jantung
TO UKDI TIPE B Page 5
d. Aterosklerosis
31. Seorang laki2 56 tahun datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas memberat saat aktifitas. Pasien mempunyai
riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik. Pemeriksaan didapatkan tensi 170/110mmHg dan
kardiomegali. Apakah keadaan yang paling mungkin menyebabkan kelainan jantung ini?
a. Dilatasi ventrikel kiri
b. Hipertrofi ventrikel kiri
c. Hipertrofi atrioseptal ventrikel kiri
d. Dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri
e. Hipertrofi atrium dan ventrikel kiri
32. Laki-laki 17 tahun, datang ke RS mengeluh mimisan, masif dan berulang sejak berumur 13 tahun dan hidung
tersumbat. Pada pemeriksaan rhinoskopi posterior ditemukan tumor konsisten kenyal, warna putih keabu-abuan.
Pada pemeriksaan radiologi: massa jaringan lunak di nasofaring yang menonjol dirongga hidung. Apakah diagnosa
pasien ini?
a. polip nasal
b. ensefalokel
c. antrokoanal polip
d. karsinoma nasofaring
e. angiofibroma nasofaring juvenile
-
a. Plasmodium falciparum
b. Plasmodium vivax
c. Plasmodium ovale
d. Plasmodium malaria
34. Orang thypoid (demam 2 mnggu), pemeriksaan feses pada minggu ke brp?
a. 1 c. 3 ?
b. 2 ? d.4
35. Bayi lahir didukun, sekarang kejang, tubuh kaku, mulut mencucu. Riwayat NC (-). Penyebab kejang...
a. Meningitis
b. Encephalitis
c. Tetanus neonatorum
a. Clostridium tetani
38. Seorang bayi perempuan berumur 8 bulan datang diantar orang tuanya ke IGD RS dengan keluhan kejang. Kejang
timbul tiba-tiba dan setelah kejang dia sadar kembali. Bayi tersebut baru pertama kali mengalami kejang. Pada
pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan. Pada observasi bayi tidak kejang lagi.
Apakah terapi yang paling tepat apabila terjadi kejang :
Keluhan terjadi pada sisi kiri. Karena motoris yang berlawanan, lesi yang terkena pada lobus hemisfer dextra.
40. seorang anak berumur 2 tahun dikeluhkan ibunya mengalami kebiruan pada seluruh tubuhnya tiap menangis. Pada
auskultasi didapatkan bising jantung. Untuk selanjutnya pemeriksaan apa yang perlu dilakukan
a. Koronografi
b. Angiografi
c. Ekokardiografi
d. Foto thorak
e. Elektrokardiografi
41. Orang nyeri menjalar dari pinggang sampai ke kelingking setelah mengangkat barang, pemeriksaan ?
42. Ada orang demam 4 hari, Rumple Leed (+), berak berbercak darah, ptekie (+), Ht> ±40%, TD 100/70, N = 100x/mnt
b. DHF gr I e. DHF gr IV
c. DHF gr II
a. heteromiopia b. astigmatisme
46. Seorang laki-laki usia 70 tahun datang dengan keluhan tiba-tiba mengalami kebutaan pada kedua mata. Tensi
180/100 mmHG. Pemeriksaan neurologis tidak ada lateralisasi,oftalmologu papil tidak mengalami perubahan.
Fundus dbn. Diagnosis
a. Papilitis
b. Papiledema
c. Glaukoma absolute
d. Lesi chiasma
e. Stroke oksipital
47. Post partum, berat anak 4,2 kg, sekarang perdarahan terus menerus
a. Atonia uteri
b. Ruptur uteri
c. Laserasi jalan lahir
d. Ruptur vagina
e. Gangguan koagulasi
48. Pasien KLL telinga keluar cairan bening dan darah, dibelakang telinga mengalami hematoma, penurunan kesadaran.
a. deserebrasi b. dekortikasi
50. Seseorang takut dengan darah. Ingin masuk FK. Terapinya apa? desensitasi
51.
a b x
c d x
bxc
52. Suatu penelitian, seseorang diberikan aspirin A kemudian dicatat hasil urinenya. Setelah efeknya hilang diberikan
aspirin B. Jenis penelitian adalah..
53. Pasien sekarat, riwayat DM lama, kaki sudah diamputasi, diberi insulin 20unit, Ventilator (+). Keluarga minta alat
pembantu kehidupan dilepas. Tindakan ini disebut..
a. mempromosikan suatu produk tanpa uji produk dan membuat cemas masyarakat
55. Ada pasien KLL. Dokter hecting. Dokter menyuruh perawat untuk pasang infus. Pendekatan yg dilakukan dokter?
c. pendekatan kesejajaran
56. Ditemukan mayat, kaku seluruh tubuh, lebam mayat lengkap, belum ada pembusukan. Sudah mati berapa jam?
59. Pasien sakit jiwa sudah lama, sekarang sering tremor. Penambahan terapi dg obat..
a. amitriptilin b. THP
61. Satu mata pandangan kabur setelah trauma, kelopak mata tidak bisa tertutup. Diagnosa?
a. salpingektomi c. histerektomi
b. oforektomi d. appendiktomi
64. Laki-laki 20 tahun keluar cairan dari telinga kiri. Hal ini sudah berlangsung sekitar 10 tahun. Awalnya tidak bau, tidak
berwarna. 2bulan terakhir berubah warna kekuningan, berbau busuk, pd PF tdp jaringan granulasi. Diagnosa?
66. Wanita, keluhan keputihan, warna kekuningan, pada pemeriksaan sekret ditemukan flagel. Diagnosa?
a. trichomonas b. candidiasis
67. Hamil 16 mnggu, perdarahan 2bulan yang lalu berhenti dgn sendirinya, skr berdarah lahi, OUE tertutup. Diagnosa?
68. perdarahn pada ibu hamil, OUE terbuka, ada jaringan. Terapi? dilakukan kuretase
70. bayi 1 bulan, perut buncit, muntah, tidak bisa BAB. Di rectal toucher, BAB nyemprot. Diagnosa? hisrchprung
71. tidak bisa tes tunjuk hidung, jalan tidak lurus. Ada kelainan di? cerebellum
72. bayi usia 7 bulan untuk vaksinasi. Apa vaksinasi yang seharusnya sudah diterima?
73. dokter membuat laporan penyakit menular diseluruh dinkes. Penelitian yang dilakukan berupa? surveilans
74. prioritas masalah pada suatu desa dg penyakit2 jantung, TBC, autism TBC?
75. anak 2 tahun belum bisa bicara, suka main mobil-mobilan bersama kakaknya. Jika dipanggil dari jauh sering tidak
nengok. Ada gangguan?
b.segera operasi
c. rujuk ke RS terdekat
77. pasien laki-laki diantar istrinya yang sedang hamil tua, penurunan kesadaran, lemah, diperiksa ELISA (+). Yang harus
dokter lakukan?
b. antibiotik broadspectrum
c. terminasi kehamilan
d. isolasi pasien
78. Ibu sering mencuci pakaian, cuci piring, menyetrika. Ibu jari dan jari telunjuk kanan sakit. Hal ini terjadi karena…
79. Bercak kemerahan pertama timbul di punggung kemudian ke perut. Tes lilin(-)
80. Perempuan menderita gatal diselangkangan, lebih gatal saat berkeringat. Diagnosa?
81. Ada gambar grafik AKDR selama bulan januari-desember 2011. Pertanyaannya prevalensinya berapa? (gk jelas bgt
soalnya)
83. Perempuan, keputihan, gatal, bau. Pada bartholin keluar cairan. Bakteri yang mungkin ditemukan…
a. GO b… c…
85. Perempuan pasca melahirkan, placenta masih didalam, perdarahan bergumpal-gumpal. Komplikasi yang dapat
terjadi..
86. Timbul binti-bintik merah yang terasa nyeri dan unilateral. Riwayat terkena cacar (+). Diagnosa?
89. Pasien laki-laki, ada bercak kemerahan/eritema nodusum…, tes BTA 5% (+), ada kerusakan n.auricularis,dll.
90. Laki-laki, saat bangun tidur nyeri pada testis torsio testis
91. Laki-laki, buah zakar sebelah kiri membengkak pada pagi hari, tidak ada demam.
c. Langsung operasi
93. Pasien laki-laki mengeluh mual dan muntah. Pada PF tidak ada kelainan. Dokter mengatakan bahwa pasien kurang
bugar dan kurang istirahat serta olahraga. Tindakan dokter termasuk…
94. Pasien perempuan takut berbicara di depan umum. Jika esoknya akan berbicara didepan umum, malam harinya
pasien akan merasa cemas dan selalu mual bahkan muntah.
95. Pasien remaja, edema seluruh tubuh, proteinuria (+). Pada pemeriksaan darah akan ditemukan…
hiperkolesterolemia
96. Ibu hamil, ada perdarahan gusi. Pada gusi ada bentuk seperti jamur. faktor penyebabnya?
97. Bayi umur 3 hari, kuning, bapak dan ibunya masing-masing Rh (+) dan Rh (-). Penatalaksanaannya..
98. Perempuan, setelah disuntik anitibiotik. Komplikasi yang bisa menyebabkan kematian..
100. Perempuan hamil 33minggu. Kel : sesak terutama setelah makan dan tidur telentang. PF : bagian bayi dan DJJ sulit
dinilai. USG : JTH, preskep, tdk ada kelainan congenital. Diagnosa?
101. Laki-laki, sering mengonsumsi narkoba 3x sehari. Sekarang gelisah, demam. Terakhir mengonsumsi narkoba 12jam
yang lalu.
102. obat dikonsumsi makin lama makin tinggi dosisnya, namanya apa…
103. Bayi lahir sianosis. Sudah dilakukan resusitasi awal tetap tidak bernafas. Nadi 90x/mnt. Yang dilakukan
selanjutnya…
a. Hipospadia
b. Epispadia
c. Fimosis
d. Parafifosis
e. Lupa
105. Keluhan : gatal terutama pada malam hari, di sela-sela jari, teman ada juga yang terkena (intinya : skabies). Cara
penularan ??
a. Alat makan
b. Sabun
c. Lontak langsung
d. Inhalasi
e. Lupa
106. Wanita hamil, sudah melahirkan, plasenta sudah lahir, perdarahan masif, terdapat benjolan merah tidak rata
tampak menonjol di vagina. Dx ??
a. inversi uteri
b. ruptur uteri
c. ruptur cervix
d. laserasi jalan lahir
e. lupa
107. soal sama dengan no.106 (intinya : SN). Pada px laboratorium, apa yg mungkin ditemukan ??
a. hiperkolesterolemia
b. lupa
c. lupa
d. hiper....
e. lupa
108. pasien 20 th, DM sejak kecil, Kesadaran menurun, sudah 3 hari tidak makan, putus obat, ada tanda2
dehidrasibibir kering, turgor menurun, kusmaull. Kenapa kesadaran turun ??
a. dehidrasi
b. hiperglikemia
c. hipoglikemia
d. lupa
e. lupa
109. soal dm bla bla bla.... hsil lab glukosa puasa meningkat. Patogenesis ??
a. meningkatnya glukoneogenesis
b. meningkatnya lipolisis
c. lupa
d. lupa
e. lupa
TO UKDI TIPE B Page 13
110. sama seperti no. 7 tapi nilai yg meningkat GD2PP. Patogenesis ??
a. terhambatnya glukosa yang masuk ke hepatosit
b. meningkatnya glukeneogenesis
c. ...
d. ...
111. Pasien minum pestisida, hipersalivasi, miosis, sesak nafas. Antidotum ??
a. Sulfas atropin
b. ..
c. ..
d. ..
e. ..
112. Miopi dikoreksi dengan lensa S -1,00 5/5, S -0,75 5/5, S - ...... (tapi tdk terkoreksi alias visus tdk mncapai 5/5).
Lensa yang sesuai ??
a. S -0,75
b. S -1,00
c. ..
d. ..
e. ..
113. Sakit kepala, penglihatan kabur/fotopobia,mual(+),muntah(+),sebelumnya seperti melihat kilatan cahaya.
Diagnosis ??
a. Migren with aura
b. Migren without aura
c. Tension headeache
d. ..
e. ..
114. Odds ratio ?? apa banding apa ?? rumus ??
115. OAT yg esonya gout ??
a. Pirazinamid
b. Etambutol
c. INH
d. Streptomisin
e. Rifamficin
116. Pasien pegal2 dan kesemutan pada kaki. Defisiensi vit. Apa ??
a. Tiamin
b. Riboflavin
c. As. Folat
d. As. Nicotinat
117. Benjolan di payudara, kenyal, batas tidak tegas, nyeri tekan, nyeri t.u. saat haid. Dx ??
a. FAM
b. Fibrokistik
c. Papiloma intraduktal
d. Tumor filoides
e. ..
118. Perkusi redup, sinus kostoprenikus tumpul, cairan pindah dg posisi (ro thorax) (intinya : efusi pleura). Tindakan
pertama ??
a. Pungsi pleura
2. Koma diabetikum
Hiperosmolar non ketotik (tidak sadarkan diri,hipotensi, dehidrasi berat, kusmaul (-), takikardi, gds 600-2000)
Diabetik ketoasidosis (kussmaul (+), nafas aseton (+))
Syok hiperglikemik
5. Gtw ini gak jelas.. klo literature, peningkatan permeabilitas membran glomerulus terhadap protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L. Wong, 2004). Salah satu teori yang dapat
menjelaskan adalah hilangnya muatan negatif yang biasanya terdapat di sepanjang endotel kapiler glomerulus dan
membran basal. Hilangnya muatan negatif tersebut menyebabkan albumin yang bermuatan negatif tertarik keluar
menembus sawar kapiler glomerulus. (??)
Migrain ada aura ada non aura, yg aura disertai dgn gejala penglihatan : fotofobia
1. Ketajaman penglihatan
3. Gonioskopi Adalah suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan demikian dapat
dibedakan glaucoma sudut terbuka atau sudut tertutup, juga dapat dilihat apakah ada perlekatan iris bagian
perifer.
4. Oftalmoskopi Yang harus diperhatikan adalah papil, yang mengalami perubahan peggaungan dan degenerasi
saraf optic. Harus diwaspadai adanya glaucoma apabila terdapat penggaungan >0,3 diameter papil (Cup and
Disc Ratio), terutama bila diameter vertical lebih besar dari diameter horizontal.
5. Pemeriksaan lapangan pandang (kampimetri) Pada glaucoma, kelainan lapang pandang disebabkan oleh
kerusakan serabut saraf
6. Tes provokasi Untuk glaucoma sudut terbuka, yang umum dilakukan adalah tes minum air (water drinking
test) d imana pasien puasa 4 jam sebelum tes dan diukur TIO (Takanan Intra Okular)awal, kemudian pasien
disuruh minum 1 liter air dalam waktu 5 menit. TIO diukur setiap 15 menit selama 1 jam, kemudian setiap 30
menit selama 1 jam. Bila TIO ↑ ³8 mmHg, provokasi (+) à glaucoma.
Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan adalah tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis dan
pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya sudut bilik mata). Caranya adalah ukur TIO
awal, kemudian pasien masuk kamar gelap selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya. Kenaikan ³8 mmHg, tes
provokasi (+).
Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih.
PER :
Proteinuria 300 mg/24 jam atau lebih jumlah urin atau dipstick +1 atau lebih.
Edema : lokal pada tungkai tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik kecuali anasarka.
10.
Bentuk abses biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran sklerotik kadang terlihat sekuester. Gambaran abses
bulat atau oval, lusen dengan batas tegas dikelilingi zona sklerotik, biasanya tanpa sekuster dan tanpa elevasi
periosteal.
Osteomyelitis Kronis
Destruksi tulang meliputi sekuestrum berupa bangunan dense dikelilingi lusen, pembentukan tulang baru di sekitar
tulang yang mengalami destruksi ( involukrum ), korteks menebal/sklerotik dan berkelok-kelok, kanalis medularis
menyempit hingga gambaran medulla menghilang
Osteosarkoma : osteodestruksi dengan periosteal reaction bentuk campuran ( sun burst dan amorf ), tampak soft
tissue swelling
Sorry, udah gw ubek2 gak ada yg ada di pilihan..yg jelas cacing g mati krn antiseptic ato alcohol
14. d/ Konjungtivitis vernalis…pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva (hiperemis), terdapat cobble stone
pada konjungtiva tarsalis. konjungtiva : hiperemis, terdapat cobble stone/papilla pada konjungtiva tarsalis. Terapi
yang diberikan antara lain berupa antiinflamasi Sodium kromolin 4%
18.
1. Ruptur usus : Sebuah usus pecah biasanya didiagnosis dengan X-Ray atau CT scan yang
menunjukkan udara yang telah lolos ke dalam rongga peritoneal, tanda2 peritonitis +
3. Ruptur lien: gejala klinis: takikardi atau hipotensi dan nyeri pada abdomen kuadran kiri, defans
muskuler, pendarahan, udara (-)
4. Ruptur hepar : nyeri kanan atas,kadang disertai fraktur costa VII – IX.CT Scan pada abdomen
hasilnyamenunjukkan adanya laserasi.
Kalau di literature, trauma abdomen yg paling sering duluan kena adalah rupture usus,baru lambung,dan usus
besar.Klo literature yg lain bilang, trauma abdomen klasifikasinya:
Pada organ padat seperti hepar dan limpa dengan gejala utama perdarahan
Pada organ berongga seperti usus dan saluran empedu dengan gejala utama adalah peritonitis
24. Terdapat empat tanda utama gejala klinis infeksi skabies yaitu :
Pruritus nocturna (gatal di malam hari)
Menyerang manusia secara kelompok
Ditemukan terowongan serta ditemukannya tungau.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan ditemukan 2 dari 4 tanda utama.
Tempat predileksi skabies yaitu : Pada sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae, umbilikus, pantat, perut bagian bawah, genitalia eksterna pria, telapak tangan dan
kaki pada bayi.
25. Neisseria meningitidis adalah bakteri gram-negatif penyebab penyakit meningitis dan meningococcemia.
Karakteristik dari N. meningitidis adalah aerobik dan berbentuk diplokokus
26. Erisipelas : Infeksi ini paling sering menyerang wajah, lengan atau tungkai.
Kelainan yang timbul berupa ruam merah dan licin, kulit dibawahnya sangat merah, terasa nyeri, membengkak dan
teraba hangat, disertai lepuhan-lepuhan kecil. Dan Kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi seringkali
membesar dan terasa nyeri. Pada infeksi yang berat, bisa terjadi demam dan menggigil. BINGO! (?)
EKtima : krusta yang menutupi tukak (ulkus) dibawahnya; merupakan pioderma yang menyerang epidermis dan
dermis, membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis, dan ulkus superfisial dengan krusta diatasnya
ini disebabkan oleh Streptococcus. Ektima sering timbul akibat komplikasi dari penyakit kulit lain seperti scabies dan
eksema. Baca di buku krustanya suka berwarna kuning madu.
0-3 mm : negative
>10mm : positif
29. Gajah Mada: Stroke Hemoragik : sakit kepala, penurunan kesadaran n reflek patologis (2 dari 3)
31. Literatur, Penyakit jantung hipertensif itu mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner,
gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya bermanifestasi klinis sebagai
angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.
Katanya klo udah gagal jantung bisa hipertrofi dan dilatasi.. tuh orang udah gagal jantung belom y? :O
Berlobus,bisa berwarna merah,putih atau abu2, ada pembuluh darah yg mudah pecah.
Paling sering mengenai anak dan remaja laki-laki, Umumnya pada dekade ke-2, antara 7-19 tahun. Jarang
pada pasien dengan umur lebih dari dua puluh lima tahun.
Obstruksi nasal. Gejala yang paling sering, terutama pada tadium awal.
Muka bengkak.
Gejala lainnya termasuk rinore unilateral, anosmia, hiposmia, rinolalia, otalgia, pembengkakan dari palatum,
dan deformitas pipi.
Ca Nasofaring
Limfadenopati servikal
Polip nasi
pseudotumor bersifat edematosa yang merupakan penonjolan keluar dari mukosa hidung atau sinus paranasalis,
massa lunak, bertangkai, bulat, berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat di dalam rongga hidung.
Pada anamnesis ddidapatkan bahwa pasien mengalami hidung tersumbat yang menetap, semakin lama semakin
memberat tidak bisa bernafas melalui hidung sebelah kiri yang tersumbat. Pasien juga mengeluh sering pilek
sewaktu pagi dan menjelang malam hari serta saat bersih-bersih rumah.
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dijumpai massa lunak, bertangkai pada nasal sinistra, tidak nyeri jika ditekan,
tidak mudah berdarah, pada pemakaian vasokontriktor (kapas efedrin 1%) tidak mengecil.
33. Flores termasuk ke dalam daerah Indonesia kawasan Timur (Sulawesi). Di Indonesia bagian Timur mulai dari
Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai ke Utara, Maluku, Irian Jaya, Lombok dan NTT serta Timor Timur merupakan
daerah endemis malaria dengan Plasm. Falciparum dan Plasm. Vivax.
34. Bakteri dalam feses meningkat dari minggu pertama (10-15%) hingga minggu ketiga (75%) dan kemudian turun
perlahan. Ada literature yang bilang bakteri s.thypii bisa ditemukan pada minggu ke 2, tapi ada juga yang bilang
pada minggu ke-3. (bingung!)
38. Obat untuk profilaksis kejang demam berulang berdasarkan Buku UI 1985, digunakan Fenobarbital (luminal) 4-
5mg/kgBB dikombinasikan dengan antipiretik untuk mencegah demam. Akan tetapi, karena efek sampingnya
yang besar (hiperaktif dll), penggunaan fenobarbital mulai dikurangi. Obat yang kini lebih ampuh dan banyak
dipergunakan untuk mencegah kejang demam adalah diazepam dosis 5mg/kgBB. (lebih bagus lagi penggunaan
asam valproat/depakene tapi gak ada dipilihan)
I demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji Tourniquet
II seperti derajat I, disertai perdarah spontan dikulit dan atau perdarahan lain
III didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau
hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, anak tampak gelisah
IVsyok berat (profound shock), nadi tidak dapat teraba dan tekanan darah tidak terukur
43. schufner dot eritrosit merupakan gambaran eritrosit pada plasmodium vivax.
Pada malaria dapat terjadi anemia. Derajat anemia tergantung pada spesies parasit yang menyebabkannya. Anemia
terutama tampak jelas pada malaria falsiparum dengan penghancuran eritrosit yang cepat dan hebat dan pada
malaria menahun. Jenis anemia pada malaria adalah hemolitik, normokrom dan normositik. Pada serangan akut
kadar hemoglobin turun secara mendadak.
Anemia def. besi, thallasemia mayor, anemia akibat pnykt kronik, anemia sideroblastik
Anemia aplastik, anemia pasca perdarahan akut, anemia hemolitik didapat, anemia akibat penyakit kronik, anemia
pada gagal ginjal kronik, anemia pada sindrom mielodisplastik, anemia pada keganasan hematologi
b. bentuk non-megaloblastik (anemia pada penyakit hati kronik, anemia pada hipotiroidisme, anemia pada
sindrom mielodisplastik)
Koilonychias (kuku sendok), kuku jadi rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung shg mirip sendok
Atrofi papil lidah ; permukaan lidah jadi licin dan mengkilap karena papil lidah hilang
Stomatitis angularis (cheilosis) ; adanya peradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak
berwarna pucat keputihan
Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia
Pica : keinginan untuk makan makanan yang tidak lazim seperti lilim, tanah liat, es, lem, dll
47. Definisi atonia uteri adalah kegagalan miometrium untuk berkontraksi sehingga uterus dalam keadaan relaksasi
penuh, melebar, lembek, dan tidak mampu menjalankan oklusi pembuluh darah. Salah satu gejalanya, ketika
placenta terlepas perdarahan yang terjadi terus menerus dan banyak.
49.
56. Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearah
dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam, kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan selama 12 jam
kemudian menghilang dalam urutan yang sama.
Lebam mayat biasanya mulai tampak pada 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya makin bertambah
dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Walaupun setelah 24 jam, darah masih tetap cukup cair
sehingga sejumlah darah masih dapat mengalir dan membentuk lebam mayat ditempat terendah yang baru.
Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu
daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut. Secara bertahap
warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan dada, bau busukpun mulai tercium.
57. Bronchitis kronis adalah suatu definisi klinis yaitu ditandai dengan batuk-batuk hamper setiap hari disertai
pengeluarn dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam satu tahun dan paling sedikit selama 2 tahun.
Emfisema adalah suatu perubahan anatomi paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran
udara sebelah distal bronkus terminal disertai kerusakan diding alveolus. Pada emfisema paru penyempitan saluran
nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-paru.
DIAGNOSIS
Anamnesis : riwayat penyakit yang ditandai batuk-batuk setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-
kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam 1 tahun, dan paling sedikit selama 2 tahun.
Pemeriksaan fisik :
1. Pasien tampak kurus dengan barrel shape chest (diameter anteroposterior dada meningkat).
2. Fremitus taktil dada tidak ada atau berkurang.
3. Perkusi dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, tukak jantung berkurang.
4. Suara nafas berkurang dengan expirasi panjang.
Gambaran radiologi
Foto thorax pada bronchitis kronis memperlihatkan tubular shadow berupa bayangan garis-garis yang parallel
keluar dari hilus menuju apex paru dan corakan paru yang bertambah.
Pada emfisema paru thorax menunjukan adanya overventilasi dengan gambaran diafragma yang rendah dan
datar,peningkatan retrosternal air space dan bayangan penyempitan jantung yang panjang, penciutan pembuluh
darah pulmonal dan penampakan ke distal.
Pada ct-scan lebih sensitif daripada foto thorax biasa karena pada High-resolution CT (HRCT) scan memiliki
sensivitas tinggi untuk menggambarkan emfisema, tapi tidak dianjurkan untuk pemeriksaan rutin.
Penatalaksanaan
I. Penatalaksanaan umum
Pendidikan terhadap penderita dan keluarganya.
Menghindari rokok dan zat-zat inhalasi lain yang bersifat iritasi.
Menghindari infeksi.
Lingkungan yang sehat.
Kebutuhan cairan yang cukup.
Imunoterapi.
II. Penggunaan obat-obatan
Bronkodilator (untuk mengatasi obstruksi jalan nafas) : salbutamol 4x 0,25-0,5mg/hari
Ekspektoran
Antibiotik, dll
III. Terapi respirasi. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia dan
berkurangnya sesitivitas terhadap CO2.
IV. Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu
kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi.
58. Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang disebabkan peningkatan
aktivitas saraf parasimpatis. Penyakit ini termasuk dalam penyakit rinitis kronis selain rinitis alergika. 9
Rinitis vasomotor adalah inflamasi kronis lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan sistem saraf parasimpatis dan simpatis. Parasimpatis menjadi lebih dominan sehingga terjadi
pelebaran dan pembangkakan pembuluh darah di hidung. Gejala yang timbul berupa hidung tersumbat, bersin dan
ingus yang encer. 3
Rinitis vasomotor adalah kondisi dimana pembuluh darah yang terdapat di hidung menjadi membengkak sehingga
menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukus menjadi hipersekresi.
Gejala yang dijumpai pada rinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan dengan rinitis alergi seperti hidung
tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat
sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu perubahan posisi.1,2,6,7,11
Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di
hidung dan mata.1,2,6,7 Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan
suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga oleh karena asap rokok dan sebagainya.1 Selain itu juga dapat dijumpai
keluhan adanya ingus yang jatuh ke tenggorok ( post nasal drip ).11
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa edema mukosa hidung, konka hipertrofi dan
berwarna merah gelap atau merah tua ( karakteristik ), tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Permukaan
konka dapat licin atau berbenjol ( tidak rata ). Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. Akan
tetapi pada golongan rinore, sekret yang ditemukan bersifat serosa dengan jumlah yang banyak.1,7,11 Pada rinoskopi
posterior dapat dijumpai post nasal drip.
Efek samping yang irevelsible : tardive dyskinesia (gerakan berulang involunter pada :lidah, wajah, mulut atau
rahang, dan anggota gerak, dimana waktu tidur gejala tersebut menghilang). Biasanya terjadi pada pemakaian
jangka panjang dan pasien lanjut usia. Bila terjadi, obat antipisoktik harus dihentikan perlahan-lahan, atau
diganti. Pada pemakaian obat jangka panjang secara periodik harus dialkukan pemeriksaan laboratorium untuk
diteksi dini perubahan akibat efek samping obat.
Dalam pemilihan pertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Haloperidol memiliki efek
sedative lemah digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis, menarik diri, perasaan tumpul,
kehilangan minat, waham, dan halusinasi. Haloperidol sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal, maka
diberikan tablet triheksifenidil 3-4 kali 2 mg/hari.
60. Penyakit Parkinson (PD) adalah kelainan degeneratif dari sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan pada
sistem motorik dan biasanya penderita mengalami tremor, kaku otot, sulit berjalan, gangguan keseimbangan
dan gerak gerik menjadi lambat (bradykinesia). Gejala primer tersebut disebabkan berkurangnya rangsangan
pada korteks motorik dari ganglia basalis, biasanya karena kekurangan Dopamin, yang diproduksi oleh neuron
Dopaminergic di otak, sedangkan gejala sekunder biasanya berupa gangguan pada fungsi luhur dan gangguan
wicara.
PD merupakan penyebab utama dari Parkinsonism yg kronis dan progresif, yaitu suatu sindroma yang ditandai
oleh tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan gangguan postural akibat penurunan kadar dopamin
dengan berbagai macam sebab.
PD juga dikenal dengan nama Parkinsonism primer atau Penyakit Parkinson idiopatik. Untuk parkinsonism
sekunder biasanya karena keracunan, diantaranya keracunan obat-obatan, trauma kapitis atau gangguan medis
lainnya. Penyakit ini biasanya dialami pada usia 60 tahun keatas, walaupun ditemukan juga pada beberapa
penderita Parkinson yang berusia dibawah 50 tahun. Penyakit ini bersifat progresif, artinya gejala dan tanda
tersebut akan bertambah buruk. Walaupun dalam jangka waktu yang lama dan bertahap.
Penyebabnya tidak diketahui, walaupun untuk sekarang ini belum ditemukan cara untuk menyembuhkan
penyakit ini, ada banyak pilihan perawatan seperti, obat-obatan dan operasi untuk mengatasi gejala secara
simptomatik.
" Tremor: Tremor Istirahat (Rest Tremor) yang khas ini merupakan gejala yang paling jelas, sering terdapat pada
awal penyakit dan mudah diidentifikasi oleh penderita maupun keluarganya sendiri. Rest tremor ini bersifat
kasar (kurang lebih 4 siklus/detik), dan gerakannya seperti memulung pil (pill-rolling) atau seperti menghitung
uang logam. Tremor dapat dimulai dari satu ekstremitas saja pada awal gejala dan dapat menyebar sehingga
mengenai seluruh anggota tubuh (lengan, rahang, lidah, kelopak mata, tungkai) bahkan juga suara. Tremor
dapat menghilang jika otot berelaksasi total ataupun dengan melakukan gerakan volunter. Faktor fisik dan
emosi dapat mencetuskan timbulnya tremor ini. Ada jenis tremor yang lainnya dengan frekuensi 7-8
siklus/menit. Tidak seperti yang 4 siklus/menit, tremor ini dapat tetap ada pada gerakan volunter dan tidak
Gejala non-motorik
Gejala non-motorik ini sering terjadi dan merupakan penyebab yang utama dalam menimbulkan kematian pada
pasien Parkinson.
Depresi
" Dapat muncul pada tahap apapun pada pasien dengan Parkinson , bahkan sebelum timbul disfungsi motorik,
dan menimbulkan dampak yang signifikan pada kualitas hidup pasien yang bersangkutan.
Gangguan kognitif
Gangguan Tidur
" Somnolensi pada siang hari yang berlebihan.
" Insomnia
" Gangguan pada fase tidur REM: mimpi yang mengganggu - dapat muncul beberapa tahun kemudian setelah
diagnosa PD ditegakkan.
Gangguan Sensasi
" Gangguan visual, gangguan penalaran spatial, gangguan membedakan warna, double vision karena
convergence insufficiency dan gangguan okulomotorik.
" Gangguan propioseptif
" Berkurangnya atau hilang rasa penghidu (mikrosmia atau anosmia) -dapat muncul beberapa tahun setelah
diagnosis PD ditegakkan.
" Nyeri: neuropatik, nyeri pada otot, sendi, tendon menyebabkan ketegangan, distonia, rigiditas, kekakuan
sendi.
Gangguan Otonom
" Pusing dan pingsan; biasanya terjadi orthostatic hipotensi, gangguan pada system otonom untuk
menyesuaikan tekanan darah pada perubahan posisi tubuh. Ini dapat diperburuk dengan penggunaan obat
antiparkinson terutama L-Dopa dan dopamin agonis.
" Kulit yang berminyak dan dermatitis seborreik.
" Inkontinensia urine, pada kasus yang lanjut.
" Nocturia -lebih dari 60 % kasus.
" Konstipasi dan dismotilitas gaster yang sangat menggangu.
Diagnosis parkinson
Manajemen terapi dapat dibagi menjadi 3 tahap: 1). Terapi awal dari PD yang meliputi permulaan dari medikasi
dopaminergik dan periode "bulan madu," yang berlangsung 3-6 tahun; 2). Manajemen dari penyakit yang lebih
parah, termasuk fluktuasi motorik dan diskinesia; dan 3). Manajemen dari status mental yang berubah.
Setelah konfirmasi diagnosis, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah pasien mempunyai disabilitas
yang cukup sehingga diperlukan penggunaan pengganti dopamin. Penggantian dopamin biasanya diberikan hanya
kepada pasien yang mempunyai kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, kesulitan berjalan, atau pasien
yang terganggu pekerjaannya.
Pasien yang baru didiagnosa dengan PD, tetapi belum memerlukan penggantian dopamin, ada beberapa pilihan
pengobatan: seperti : Selegiline, Amantadine, Obat antikolinergik, Neuroprotektif ( seperti : Coenzyme Q (CoQ)-10
)
Pada pasien di mana PD sudah mulai mempengaruhi aktivitas keseharian mereka, dan di mana telah terjadi
disabilitas, diindikasikan beberapa bentuk penggantian dopamin. Sampai sejauh mana dopamine digantikan adalah
sesuatu yang bersifat subyektif, seperti yang ditentukan oleh dokter dengan pasiennya , selain itu pula dapat
diberikan terapi seperti Agonis dopamin (bromokriptin, pergolide, ropinirol, pramipexol):
63. Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan
terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari terapi konservatif (non-
operatif) yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat diresorbsi atau untuk sebagian
dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui vagina dari darah di kavum Douglas), sisa darah dapat
menyebabkan perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus. Operasi terdiri dari salpingektomi ataupun salpingo-
ooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak cukup dan terdapat kelainan pada tuba tersebut dapat
Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam divertikulum uterus, kehamilan
abdominal dan kehamilan tanduk rudimenter. Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari
adneksia yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dari rongga
abdomen sebanyak mungkin dikeluarkan. Serta memberikan transfusi darah (4).
Untuk kehamilan ektopik terganggu dini yang berlokasi di ovarium bila dimungkinkan dirawat, namun apabila tidak
menunjukkan perbaikan maka dapat dilakukan tindakan sistektomi ataupun oovorektomi (5). Sedangkan kehamilan
ektopik terganggu berlokasi di servik uteri yang sering menngakibatkan perdarahan dapat dilakukan histerektomi,
tetapi pada nulipara yang ingin sekali mempertahankan fertilitasnya diusahakan melakukan terapi konservatif
64. OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis daritelinga tengah dan
mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi ) dan
ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau
kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi
sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau
sekurang-kurangnya pada annulus. Lokasi perforasi sentral ditandai oleh
hubungannya dengan manubrium mallei. Defek dapat ditemukan seperti pada
anterior, posterior, inferior atau subtotal. Perforasi subtotal adalah suatu defek yang
besar disekelilingnya dengan annulus yang masih intak.
Otitis media kronis terjadi dalam beberapa bentuk melibatkan mukosa dan
merusak tulang (kolesteatom). Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah
peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversibel.
Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang
sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan
produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,
TO UKDI TIPE B Page 33
mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga
dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang
encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan pendengaran
Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang p endengaran. Biasanya
dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran
mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit
ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis.
Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa
rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang
pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani
serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada
OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai
tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai
penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus
diinterpretasikan secara hati-hati.
Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi
karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin
tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi
tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea.
4. Vertigo
Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan
vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding
labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan
udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat
terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan
labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam
labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat
komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi
kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga
timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu
dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian
TANDA KLINIS
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :
1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular
2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.
3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)
4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.
65. Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri. Ada 2 jenis yaitu otitis eksterna akut dan otitis
eksterna kronik. Otitis eksterna akut terbagi atas 2 yaitu otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) dan otitis
eksterna difus.
Derajat keasaman (pH). pH basa mempermudah terjadinya otitis eksterna. pH asam berfungsi sebagai
protektor terhadap kuman.
Udara. Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman bertambah banyak.
Trauma. Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga.
Berenang. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena air.
1. Otitis Eksterna Akut
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) adalah infeksi pada 1/3 luar liang telinga, khususnya adneksa kulit,
yakni pilosebaseus (folikel rambut & kelenjar sebaseus) dan kelenjar serumen akibat infeksi bakteri Staphylococcus
aureus & Staphyloccus albus.
Nyeri hebat. Nyeri ini tidak sesuai dengan besarnya furunkel (bisul). Nyeri timbul saat kita menekan
perikondrium karena jaringan ikat longgar tidak terkandung dibawah kulit. Gerakan membuka mulut juga
menjadi pemicu nyeri karena adanya sendi temporomandibula.
Gangguan pendengaran. Akibat furunkel (bisul) yang sudah besar dan menyumbat liang telinga.
Terapi otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) yang sudah membentuk abses, yaitu :
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab
yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang
telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul).
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret
yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum
timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
Otitis eksterna kronik adalah infeksi liang telinga yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan
parut (sikatriks). Terbentuknya jaringan ini menyebabkan liang telinga menyempit. Otitis eksterna kronik dapat
disebabkan oleh :
66. Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronis dan merupakan penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Parasit ini paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke pasangannya lewat
kontak seksual. Vagina merupakan tempat infeksi paling sering pada wanita, sedangkan uretra (saluran kemih)
merupakan tempat infeksi paling sering pada pria.
Morfologi :
• Berbentuk flagelata filiformis, tidak berwarna.
• Tidak mempunyai bentuk kista. Bentuk trofozoid berukuran 7 – 25 mikron
• Mempunyai 4 flagel anterior dan 1 flagel posterior yg melekat pada tepi membrane yang bergelombang.
• Parasit hidup di mukosa vagina dengan makan bakteri, sel-sel vagina dan leukosit.
• Habitat
Wanita : vagina, uretra
Pria : uretra, epididimis, prostat
• Diluar habitatnya parasit mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada suhu 00C.
• Sitoplasmanya bergranula dimana granula tersebut pada umumnya terletak di sekitar custa dan axostyle
• Sitostoma tidak ada
• Berkembang biak dengan longitudinal binary fission.
• T. vaginalis bergerak dengan cepat berputar – putar di antara sel epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel
Faktor Predisposisi
a. pH lingkungan 4,9-7,5, seperti pada kondisi:
• haid
• hamil
• Pencucian vagina
Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan
memacu pertumbuhan bakteri patogen.
b. Aktivitas seksual tinggi dan bergonta – ganti pasangan.
c. Wanita lebih banyak dari pria. Wanita setelah menopause
d. Sanitasi buruk
Tanda dan Gejala
1. Pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina.
2. Pada kasus akut terlihat :
a. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental, berbusa, dan berbau. Trichomonas vaginalis menghasilkan produk metabolit
misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga
merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial.
b. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab (Strawberry Appearance)
c. Perdarahan kecil – kecil pada permukaan serviks.
d. Didapatkan rasa gatal dan panas di vagina.
e. Dysuria
f. Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual (dispareunia) mungkin juga merupakan keluhan utama yang
dirasakan penderita dengan trikomoniasis.
g. Dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah.
h. Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar bibir vagina.
3. Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.
4. Pada pria biasanya tidak memberikan gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala lebih ringan dibandingkan
dengan wanita. Gejalanya antara lain :
a. iritasi di dalam penis
b. keluar cairan keruh namun tidak banyak
c. rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau setelah ejakulasi.
Diagnosis Banding
Ada beberapa penyakit yang menggambarkan keadaan klinik yang mirip dengan trikomoniasis, antara lain :
Klinis : Terdapat flour albus yang banyak dengan warna putih kehijauan-hijauan, berbau lumut serta berbuih,
gatal pada vagina kadang-kadang sampai ke paha, dinding vagina terdapat banyak ulkus, edematous, dan eritem
2. Kandidiasis
Kandidiasis merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau kadang Candida yang lain. Gejala
yang awalnya muncul pada kandidiasis adalah pruritus akut dan keputihan. Keputihan seringkali tidak ada dan
hanya sedikit. Kadang dijumpai gambaran khas berupa vaginal thrush yaitu bercak putih yang terdiri dari gumpalan
jamur, jaringan nekrosis epitel yang menempel pada vagina. Dapat juga disertai rasa sakit pada vagina iritasi, rasa
panas dan sakit saat berkemih. Pada pemeriksaan mikroskopik, sekret vagina ditambah KOH 10% berguna untuk
mendeteksi hifa dan spora Candida. Keluhan yang paling sering pada kandidiasis adalah gatal dan iritasi vagina.
Sekret vagina biasanya putih dan tebal, tanpa bau dan pH normal.
Klinis : discharge banyak, berwarna putih, kental seperti susu pecah, kadang berbau ,kadang tidak berbau, pada
vulva dan vagina terdapat tanda-tanda radang disertai maserasi, pseudomembran, fisura, lesi satelit
papulopustular. Labia mayor tampak bengkak, merah dan ditutupi oleh lapisan putih yang menunjukkan maserasi.
3. Bakterial Vaginosis
Kriteria klinis untuk bakterial vaginosis yang sering disebut sebagai kriteria Amsel (1983) yang berpendapat bahwa
terdapat tiga dari empat gejala, yaitu :
a. Adanya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina dan abnormal
b. pH vagina > 4,5 (dites dengan nitrazine paper).
c. Tes amin yang positif, yangmana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah penambahan KOH 10%
(Whiff test).
d. Adanya clue cells pada sediaan basah (sedikitnya 20 dari seluruh epitel). Clue cells merupakan sel epitel vagina
granular yang diliputi oleh ko¬ko¬ba¬sil sehingga batas sel tidak jelas.
e. Ditemukannya G. va¬gi¬nalis sebagai flora vagina utama menggantikan laktobasilus
Klinis : Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, sekret berbau amis, tidak
ditemukan adanya peradangan pada vagina dan vulva.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dapat topical maupun sistemik :
1. Topikal
KOMPLIKASI
• Infeksi pelvis
• Pada kehamilan :
o lahir premature
o bayi berat lahir rendah
o selulitis posthysterectomy (10)
67. missed abortion Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama 8 Mg.
Gejala
• Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-), oui tertutup,
Sering disertai gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia.
Terapi
• Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis os. Jika < 12 Mg DC, jika > 12 Mg infus oksitosin 10 IU/D5
500 cc atau Prostagalndin E
69. Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja
atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan,
pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan
demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat
sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini
menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi
gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.
Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab obstruksinya. Hanya
pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap. Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis
berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya
flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak
menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam “suara”
dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna
kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada
umumnya persiapan penderita dapat sekali. Muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah
kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan dan contour atau darm steifung; biasanya nampak
jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat itu, dalam pemeriksaan bising usus dapat
didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya
strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :
1. Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
4. Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.
Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum
Radiologis
Secara klinik obstruksi ileus umumnya mudah ditegakkan. 90% obstruksi ileus ditegakkan secara tepat hanya
dengan berdasarkan gambaran klinisnya saja. Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran
usus dan hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai
pelengkap saja, namun pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat
memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah. Beberapa tanda radiologik yang khas untuk ileus
obstruktif adalah :
· Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae coniventes yang memberi gambaran fish
bone appearance.
· Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level. Pada obstruksi yang cukup lama, beberapa air fluid
level memberikan gambaran huruf U terbalik.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ileus obstruktif telah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini disebabkan telah
dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan homeostasis sebagai akibat obstruksi usus.
Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan yang tetap, yaitu:
1. Persiapan penderita.
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa obstruksi ileus secara lengkap dan tepat.
Sering dengan persiapan penderita yang baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita
meliputi :
1.Dekompressi usus.
3.Atasi dehidrasi.
4.Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4-24 jam sampai saatnya penderita siap untuk operasi.
b.Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.
i. Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus yang ditolong dengan cara operatif pada
saat yang tepat, angka kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian
tersebut 31%.
70. Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu penyumbatan pada usus besar yang terjadi
akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya.
PENYEBAB
Dalam keadaan normal, bahan makanan yang dicerna bisa berjalan di sepanjang usus karena adanya kontraksi
ritmis dari otot-otot yang melapisi usus (kontraksi ritmis ini disebut gerakan peristaltik).
Kontraksi otot-otot tersebut dirangsang oleh sekumpulan saraf yang disebut ganglion, yang terletak dibawah
lapisan otot.
Pada penyakit Hirschsprung, ganglion ini tidak ada, biasanya hanya sepanjang beberapa sentimeter.
Segmen usus yang tidak memiliki gerakan peristaltik tidak dapat mendorong bahan-bahan yang dicerna dan
terjadi penyumbatan.
GEJALA
Gejala-gejala yang mungkin terjadi:
- segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir)
- tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir
- perut menggembung
- muntah
- diare encer (pada bayi baru lahir)
- berat badan tidak bertambah
- malabsorbsi.
Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari.
Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah sembelit menahun, perut menggembung dan gangguan
pertumbuhan.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan colok dubur (memasukkan jari tangan ke dalam anus) menunjukkan adanya pengenduran pada
TO UKDI TIPE B Page 42
otot rektum.
Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja)
Barium enema
Manometri anus (pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rektum)
Biopsi rektum (menunjukkan tidak adanya ganglion sel-sel saraf).
PENGOBATAN
Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyumbatan usus, segera dilakukan kolostomi sementara.
Kolostomi adalah pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus besar.
Pengangkatan bagian usus yang terkena dan penyambungan kembali usus besar biasanya dilakukan pada
saat anak berusia 6 bulan atau lebih.
1. Lesi di neocerebellum
2. Lesi di paleocerebellum
3. Lesi di archicerebellum
1. Hipotonia : Otot kehilangan kemampuan untuk melawan jika otot dimanipulasi secara pasif. Pasien akan
berjalan sempoyongan. Disebabkan oleh karena hilangnya pengaruh fasilitas cerebellum terhadap stretch reflex.
2. Disequilibrium : Kehilangan keseimbangan oleh karena tak ada kordinasi kontraksi otot skelet.
3. Dissynergia :Kehilangan koordinasi kontraksi otot, meliputi :
- Dismetria :Salah menafsir jarak, disebabkan karena kontraksi otot tidak di rem oleh otot-otot
antagonis. Tak mampu menghentikan gerakan pada titik yang diinginkan.
- Disdiadokokinesis :tak mampu mengubah gerakan dengan cepat, disebabkan karena adanya kontraksi
dan relaksasi yang lambat atau berlebihan.(ex: dari fleksi ke extensi)
- Intentio Tremor :Tremor di tangan bila hendak melakukan sesuatu gerakan bertujuan. Tremor ini
terjadi karena ada gangguan dalam koordinasi gerakan, penderita sadar dan berusaha untuk mengoreksinya.
Tremor ini lebih tepat disebut sebagai tremor ataksik.
- Titubasi :Tremor yang ritmis pada kepala dengan kecepatan 3-4 kali per menit dapat
menyertai lesi cerebellum bagian tengah.
- Gangguan pada mata :Bisa berupa skew deviation dimana terjadi deviasi ke atas dan keluar dari bola
mata pada sisi yang berlawanan dengan lesi dan deviasi ke bawah dan ke dalam dari bola mata pada sisi lesi.
- Gerakan Rebound : Ketidakmampuan mengontrol gerakan. Contoh: kalau lengan bawah difleksikan
dengan pasif, kalau dilepas lengan tersebut akan memukul dada.
B. Lesi di paleocerebellum dapat memberikan gejala-gejala gangguan sikap tubuh dan tonus otot.
1. Lesi di archicerebellum dapat memberikan gejala-gejala berupa ataksia trunkal, yaitu dimana penderita
bila disuruh duduk tampak badannya bergoyang. Disamping itu dapat juga memberikan gejala berupa
vertigo dimana penderita merasa sekitarnya atau badannya bergoyang.
CARA PEMERIKSAAN
1. Tes telunjuk-hidung :
Penderita diminta untuk menyentuh ujung jari pemeriksa pada jarak 20-30 cm di depannya keujung hidung
penderita.
1. Tes tumit-lutut :
Tumit tungkai kiri ditaruh di lutut tungkai kanan lalu tumit menelusuri tibia ke pergelangan kaki (sebaliknya).
1. Tes Disdiadokinesis :
- Ibu jari disuruh menyentuh jari-jari lain secara berurutan dan bolak-balik
4. Tes fungsi :
- Kancingkan baju
- Menulis
Terjadi pada semua umur Terutama terjadi pada usia antara 15-
40 tahun
Predileksi Skalp, perbatasan daerah tersebut Badan, lengan atas bagian proksimal,
dengan muka, ekstremitas bagian dan paha atas sehingga seperti pakaian
ekstensor terutama siku dengan lutut, renang zaman dahulu
dan daerah lumbosakral
Diagnosis Bercak-bercak eritem, skuama kasar, Lesi pertama herald patch di badan,
transparan serta berlapis- lapis, soliter, oval, anular, diameter ± 3cm.
terdapat fenomena tetesan lilin dan Diikuti lesi berikutnya yang lebih kecil,
fenomena Auspitz. sejajar kosta menyerupai pohon
Prognosis Tidak menyebabkan kematian tetapi Baik karena sembuh spontan biasanya
bersifat kronis dan residif dalam waktu 3-8 minggu.
80. Tinea kruris merupakan dermatofitosis yang sering ditemukan pada kulit lipat paha, genitalia, daerah pubis,
perineum dan perianal. Penamaan penyakit ini merupakan istilah yang tidak cocok, karena dalam bahasa Latin
“kruris” berarti kaki. Penyakit ini merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan di daerah inguinal, yaitu
sekitar 65-80% dari semua penyakit kulit di inguinal, sehingga beberapa kepustakaan menyatakan inguinal
intertrigo sebagai sinonim dari tinea kruris. Kebanyakan tinea kruris disebabkan oleh Tricophyton rubrum dan
Epidermophyton floccosum, dimana E. floccosum merupakan spesies yang paling sering menyebabkan
terjadinya epidemi. T. mentagrophytes dan T. verrucosum jarang menyebabkan tinea kruris. Seperti halnya
tinea korporis, tinea kruris menyebar melalui kontak langsung ataupun kontak dengan peralatan yang
terkontaminasi, dan dapat mengalami eksaserbasi karena adanya oklusi dan lingkungan yang hangat, serta iklim
Tinea kruris biasanya tampak sebagai papulovesikel eritematosa yang multipel dengan batas tegas dan tepi
meninggi. Pruritus sering ditemukan, seperti halnya nyeri yang disebabkan oleh maserasi ataupun infeksi
sekunder. Tinea kruris yang disebabkan oleh E. floccosum paling sering menunjukkan gambaran central
clearing, dan paling sering terbatas pada lipatan genitokrural dan bagian pertengahan paha atas. Sebaliknya,
infeksi oleh T. rubrum sering memberikan gambaran lesi yang bergabung dan meluas sampai ke pubis,
perianal, pantat, dan bagian abdomen bawah. Tidak terdapat keterlibatan pada daerah genitalia.
Pada sediaan KOH 10 sampai 20 persen, tampak hifa bersepta dan bercabang tanpa penyempitan; akan tetapi
kultur perlu dilakukan untuk menentukan spesiesnya karena semua spesies dermatofita tampak identik pada
sediaan langsung.
Sangat penting bagi masing-masing laboratorium untuk menggunakan media standar yakni tersedia beberapa
varian untuk kultur. Media kultur diinkubasi pada suhu kamar (260 C (78,80 F)) maksimal selama 4 minggu, dan
dibuang oleh bila tidak ada pertumbuhan.
Penatalaksanaan
Untuk lesi yang kecil, obat topikal seperti derivat alilamin (naftifin,terbinafin), derivat imidazol(mikonazol,
klotrimazol, ketekonazol, ekonazol, sulkonazol, bifonazol dan oksikonazol), tolnaftat, hidroksipiridon
(siklopirosolamin) ataupun butenafin merupakan obat yang efektif. Kebanyakan obat tersebut diberikan dua
kali sehari selama 2 sampai 4 minggu. Beberapa penelitian telah membuktikan terbinafin efektif dan ditoleransi
dengan baik pada anak-anak, dan terbinafin gel emulsi 1% ditemukan lebih efektif daripada krim ketokonazol
2% pada pengobatan tinea kruris.
Antijamur oral diberikan pada infeksi yang luas ataupun lesi yang tidak membaik dengan pengobatan topikal.
Penelitian perbandingan pada orang dewasa menunjukkan bahwa pemberian flukonazol dengan dosis 150 mg
setiap minggu selama 4 sampai 6 minggu, itrakonazol dengan dosis 100 mg setiap hari selama 15 hari, dan
terbinafin dengan dosis 250 mg setiap hari selama 2 minggu, merupakan pengobatan yang memiliki keefektifan
serupa dengan griseofulvin dosis 500 mg setiap hari selama 2 sampai 6 minggu, dengan efek samping yang
tidak berbeda secara signifikan. Regimen pengobatan yang aman dan efektif pada anak-anak adalah
griseofulvin dengan dosis 10 sampai 20 mg/kg/hari selama 6 minggu, itrakonazol dengan dosis 5mg/kg/hari
selama 1 minggu, dan terbinafin dengan dosis 3 sampai 6 mg/kg/hari selama 2 minggu. Griseofulvin, yang
mempunyai aktivitas fungistatik dengan menghambat pembelahan sel jamur melalui hambatan pada
mikrotubulus, saat ini dihubungkan dengan resistensi jamur yang makin lama makin tinggi. Beberapa penelitian
jangka panjang menemukan griseofulvin kurang efektif dibandingkan itrakonazol dalam pengobatan tinea
kruris.
Pencegahan reinfeksi tinea kruris merupakan komponen yang sangat penting dari manajemen penyakit. Pasien
dengan tinea kruris sering mengalami infeksi dermatofita lain pada kaki dan tangan secara bersamaan.
Mengobati semua daerah infeksi aktif secara bersamaan untuk mencegah infeksi ulang pada inguinal yang
berasal dari daerah tubuh lainnya. Menyarankan pasien dengan tinea pedis untuk mengenakan kaus kaki
KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
Kandidiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur kandida. Jamur ini biasanya menginfeksi kulit,
kuku, membran mukosa, dan traktus gastrointestinal, bahkan juga dapat menyebabkan infeksi sistemik.
Penyebab kandidiasis adalah dari jenis spesies C. albicans, C. tropicalis, C. parapsilosis ataupun C. glabrata.
Candida albicans merupakan spesies yang tersering menyebabkan penyakit ini, yaitu sebesar 80-85%.
Jamur kandida mempunyai predileksi pada tempat-tempat yang lembab serta lipatan kulit yang mengalami
maserasi. Lipatan kulit merupakan tempat yang paling sering mengalami kandidiasis terutama kulit yang tidak
berambut. Lokasi intertrigo pada daerah genitokruris, aksila, gluteal, interdigital, dan daerah dibawah mamae
dan diantara lipatan kulit dari dinding abdomen adalah predileksi yang paling sering. Keadaan predisposisi lain
termasuk obesitas dan pakaian yang bersifat oklusif. Gambaran klinis kandidiasis intertriginosa menunjukan
adanya pruritus, eritema, maserasi pada daerah intertriginosa dengan lesi satelit vesikopustula. Pustul ini
pecah meninggalkan dasar eritema dengan koloret dari epidermis yang mengalami nekrosis yang mudah
dilepaskan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis suatu kandidiasis
adalah dengan melakukan pemeriksaan sediaan langsung yang ditetesi KOH untuk menemukan adanya
pseudohifa dan blastospora. Suatu pemeriksaan kultur tidak banyak membantu oleh karena C. albicans dapat
ditemukan sebagai flora normal pada kulit.
Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit kering, dengan penambahan bedak atau krim nistatin, klotrimazol,
mikonazol atau ketokonazol dua kali sehari, pada keadaan yang sangat inflamasi dapat dikombinasikan dengan
kortikosteroid potensi rendah atau sedang dalam waktu singkat 5-10 hari. Pasien dengan infeksi yang luas
mungkin memerlukan penambahan flukonazol (100 mg oral selama 1-2 minggu) atau itrakonazol (100 mg oral
selama 1-2 minggu)
Untuk kasus subakut, benzoil peroksida dapat digunakan untuk membersihkan daerah lesi. Obat topikal
golongan azol mempunyai efektifitas yang tinggi, dengan kesembuhan mikologis dicapai dalam 10-21 hari.
Penambahan steroid hanya disarankan dalam potensi yang rendah
Pengobatan untuk dermatitis popok akibat kandida juga mencakup langkah-langkah untuk mengurangi kondisi
panas dan lembab di area popok. Jaga popok tetap kering, sering mengganti popok, dan penggunaan bedak
bayi adalah tindakan pencegahan yang biasa dilakukan. Untuk terapi topikal dapat digunakan nistatin,
amfoterisin B, mikonazol, klotrimazol dan ketokonazol. Obat-obat topikal ini mempunyai efektifitas yang
hampir setara.
1. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna
cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas. Keputihan jamur bisa
diakibatkan oleh kehamilan, penggunaan pil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah,
dan lain sebagainya.
2. Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri
cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat
kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
3. Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain
yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herper menular dari hubungan seksual dengan gejala
ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki
ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil.
4. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan
seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan
membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam
pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
GO:
Kultur:
Selama 48 jam pada media yang diperkaya (misalnya Mueller-Hinton, modified Thayer-Martin), koloni gonococci
berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau
pekat, tidak berpigmen dan tidak bersifat hemolitik.
-Sifilis primer
Sifilis primer terjadi kelainan berupa kerusakan kulit sampai stratum pinosum. Kulit tampak merah selanjutnya akan
terjadi kerusakan kulit pada lapisan epidermis yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi yang disebut ulkus durum.
Sifilis primer dapat terjadi di glans penis, korpus penis, labia mayora, labia minora dan klitoris.
- Sifilis sekunder
Sifilis sekunder dapat berbentuk ruam kulit yang berwarna merah tembaga dan tonjolan-tonjolan padat yang
ditutup oleh cairan yang sudah mengering. Sifilis dapat terjadi di alat kelamin bagian luar, sekitar anus, ketiak,
sudut mulut dan bawah payudara.
- Sifilis tersier
Sifilis tersier bersifat merusak dan timbul tonjolan-tonjolan padat atau terjadi kerusakan kulit yang dalam serta
mengeluarkan cairan. Pada stadium sefilis tersier ini dapat menyerang kulit, alat-alat dalam, pembuluh darah dan
saraf.
Ada jg yg nulis gini:
atonia uteri, perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan
pembekuan darah.
86. Penyakit herpes sendiri ada dua macam yaitu herpes zoster dan herpes simplek, keduanya sama disebabkan oleh
virus, namun jenis virus yang berbeda serta manifestasi klinis yang berbeda juga.
Herpes zoster akibat reaktivasi virus varicela zoster (VVZ) yang sudah terdapat di ganglion saraf penderita yang
pernah menderita varisela atau cacar air,yang muncul akibat penurunan daya tahan atau gangguan imunitas.
Sedangkan herpes yang biasa menyerang bibir dan kemaluan merupakan herpes simpleks yang disebabkan oleh
virus herpes simpleks (VHS).
Herpes zoster disebabkan oleh virus VVZ sama dengan virus yang menyerang varicela atau cacar air, namun
manifestasi klinisnya berbeda. Pada varicela merupakan infeksi primer sedangkan herpes zoster merupakan
reaktivasi dari virus tersebut. Herpes zoster merupakan penyakit yang terjadi oleh karena reaktivasi dari virus
Varicella zoster (VVZ) yang mengenai kulit dan mukosa dengan lesi berupa erupsi vesikular yang pada
umumnya sifat dermatomal dan unilateral. Penyakit ini mempunyai ciri khusus yaitu lesi yang berlokasi dan
terdistribusi hampir selaluu nilateral, tidak melewati garis tengah tubuh dan biasanya terbatas pada
daerah yang dipersarafi ganglion sensorik
87. Gambaran klinis kandidosis kutis ditandai dengan adanya lesi kulit yang akut, mula-mula kecil kemudian meluas,
berupa makula eritem, batas tegas, pada bagian tepi kadang-kadang tampak papul dan skuama, serta sering terjadi
erosi/basah, yang berasal dari vesikel yang pecah. Di sekelilingnya terdapat lesi satelit yaitu lesi yang lebih kecil
atau lesi penyerta yang terletak di dekat lesi utama berupa vesikel atau pustul yang kecil.
Untuk membantu menegakkan diagnosis Kandidosis kutis, dilakukan pemeriksaan mikroskopis kerokan kulit dari
lesi, kemudian ditetesi dengan larutan KOH 10% - 15%. Pada pemeriksaan mikroskopis tampak adanya sel ragi
berbentuk lonjong atau bulat, blastospora (sel ragi yang sedang bertunas), germtube dan pseudohifa.
88. Gejala:
Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin
melebar dan banyak.
Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus.
Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit
Alis rambut rontok
Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa)
Menurut Ridley dan Jopling yang mengelompokkan penyakit kusta menjadi 5 tipe yaitu:
1. Tipe tuberculoid- tuberculoid (TT)
2. Tipe borderline tuberculoid (BT)
3. Tipe borderline- borderline (BB)
4. Tipe borderline lepromatous (BL)
5. Tipe lepromatous- lepromatous (LL)
Untuk program pengobatan, WHO membaginya atas kelompok tipe kering atau Pausibasiler (PB) dan kelompok tipe
basah atau multibasiler (MB). Yang sangat menular adalah tipe basah atau Multibacillary (MB) dan hampir sebagian
besar penderita ini, tipe MB yang biasanya mudah menular pada orang lain.
Yang dimaksud kusta PB adalah kusta dengan hasil BTA(Basil Tahan Asam ) (-) pada pemeriksaan kerokan kulit,
yaitu tipe TT dan BT. Bila pada tipe-tipe itu disertai BTA (+), maka akan dimasukkan ke dalam kuts MB. Sedangkan
kusta MB adalah semua penderita kusta tipe BB, BL dan LL atau apapun klasifikasi klinisnya dengan BTA (+).
90. Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada
testis.
TO UKDI TIPE B Page 53
Pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis.
Keadaan itu dikenal sebagai akut skrotum.
Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah sehingga jika tidak diwaspadai sering
dikacaukan dengan apendisitis akut. Pada bayi gejalanya tidak khas yakni gelisah, rewel atau tidak mau menyusui.
Pada pemeriksaan fisik, testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis sisi
kontralateral. Kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau penebalan
funikulus spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam.
Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan darah tidak
menunjukkan tanda inflamasi, kecuali pada torsio testis yang sudah lama dan telah mengalami keradangan steril.
Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio testis dengan keadaan akut skrotum yang lain
adalah dengan memakai: stetoskop Doppler, ultrasonografi Doppler, dan sintigrafi testis yang kesemuanya
bertujuan menilai adanya aliran darah ke testis.
Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis, terjadi
peningkatan aliran darah ke testis.
Diagnosis Banding
1. Epididimitis akut
Penyakit ini secara klinis sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri skrotum akut biasanya disertai dengan
kenaikan suhu tubuh, keluarnya nanah dari uretra, ada riwayat coitus suspectus (dugaan melakukan
senggama dengan bukan isterinya), atau pernah menjalani kateterisasi uretra sebelumnya. Jika dilakukan
elevasi (pengangkatan) testis, pada epididimitis akut terkadang nyeri akan berkurang sedangkan pada torsio
testis nyeri tetap ada (tanda dari Prehn). Pasien epididimitis akut biasanya berumur lebih dari 20 tahun dan
pada pemeriksaan sedimen urine didapatkan adanya leukosituria atau bakteriuria.
Biasanya pada anamnesis didapatkan benjolan yang dapat keluar dan masuk ke dalam skrotum.
3. Hidrokel terinfeksi
4. Tumor testis
5. Edema skrotum
Dapat disebabkan oleh hipoproteinemia, filariasis, adanya pembuntuan saluran limfe inguinal, kelainan
jantung, atau kelainan-kelainan yang tidak diketahui sebabnya (idiopatik)
91. Hidrokel, hydroceles adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika
vaginalis. Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis
Varikokel adalah pembesaran abnormal pembuluh darah yang berada di skrotum, dalam hal ini pembuluh darah
tersebut menuju testis. Gejala varikokel diantaranya:
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi. Sebagian besar kasus
berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun virus lain dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.
Gejala:
Bengkak pada salah satu atau kedua testis, disertai warna kemerahan. Nyeri, ringan hingga nyeri banget. Kadang
penjalaran nyeri berasa hingga perut bagian bawah. demam, menggigil. Adakalanya disertai dengan nyeri otot,
lemas, mual, sakit kepala.
Pemeriksaan Fisik:
Pembesaran testis dan skrotum.
Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
Pembengkakan KGB inguinalo
Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis.
96. Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor kehamilan ini
biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada
trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan
progestin pada saat kehamilan.
Tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan warna yang bervariasi mulai dari merah muda,
merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada rahang atas.
Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat mudah berdarah saat pengunyahan atau
penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm, namun pada beberapa kasus
dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan.
Pada inkompatibilitas ABO, fototerapi efektif untuk menurunkan level bilirubin yang meningkat (Kennedy et al, 1999). Apabila
peningkatan level bilirubin sangat cepat, pengobatan diarahkan pada koreksi tingkat anemia atau hiperbilirubinemia yang
membahayakan dengan jalan melakukan transfusi tukar memakai darah yang golongannya sama seperti golongan darah ibu (Nelson,
2007). Pada penyakit hemolitik ABO, fototerapi akan dimulai apabila levelbilirubin melebihi 10 mg/dl pada usia 12 jam, 12 mg/dl pada 18
jam, 14 mg/dl pada24 jam, atau 15 mg/dl pada lain waktu. Apabila level bilirubin mencapai 20 mg/dl,perlu dilakukan transfusi tukar
(Cloherty et al, 2008).
Pada inkompatibilitas ABO, darah untuk transfusi tukar sebaiknya golongan O Rh-negatif atau Rh yang kompatibel dengan ibu dan janin,
cross-matched melawan ibu dan janin, serta mempunyai titer yang rendah terhadap antibodi anti-A atau anti-B. Biasanya, digunakan
sel golongan O dengan plasma golongan ABsupaya tidak terdapat antibodi anti-A atau anti-B (Cloherty et al, 2008)
98. Edema laring dapat menyebabkan obstruksi saluran napas atas dan kematian. Edema laring merupakan penyebab
kematian paling sering darisyok anafilaktik, selain spasme bronkus.
Komplikasi (Penyulit) Kematian syok anafilaktik bisa dikarenakan edema laring, gagal
n a f a s , s y o k d a n cardiac arrest. Kerusakan otak permanen karena syok dan gangguan cardiovaskuler
100. Gejala:
Etiologi
a. Mekanisme terjadi hidramnion hanya sedikit yang diketahui. Secara teori hidramnion terjadi karena :
1) Produksi air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban
juga dapat bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion, misalnya air kencing anak atau cairan
otak pada anencephalus.
2) Pengaliran air ketuban terganggu, air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah
satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin.
b. Pendapat ahli yang lain mengatakan hidramnion terjadi karena:
1) Produksi air jenih berlebih
2) Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, astresia saluran
cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing congenital.
101. Adiksi umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus
zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh
efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen,
1995).
102. Menurut konsep neurobiologi, istilah ketergantungan (dependence) lebih mengacu kepada ketergantungan fisik,
sedangkan untuk ketergantungan secara psikis istilahnya adalah ketagihan (addiction).
Toleransi farmakodinamika merujuk pada perubahan adaptif yang terjadi di dalam system tubuh yang dipengaruhi
oleh obat, sehingga respons tubuh terhadap obat berkurang pada pemberian berulang. Hal ini misalnya terjadi
pada penggunaan obat golongan benzodiazepine, di mana reseptor obat dalam tubuh mengalami
desensitisasi, sehingga memerlukan dosis yang makin meningkat pada pemberian berulang untuk mencapai
efek terapetik yang sama.)
dingin.
oksigen
Sebagian besar pasien yang memerlukan RJP juga membutuhkan jalan napas yang paten melalui intubasi trakea.
Berikan oksigen 100% selama ventilasi dengan kantong-katup-sungkup (bag-valve-mask = BVM) dan setelah itu
dilakukan intubasi. Oksigenasi harus didahulukan sebelum pemberian obat-obatan intravena dan defibrilasi atau
kardioversi
Jalur alternatif bila akses vena sulit didapat adalah melalui pipa endotrakeal, sehingga obat diabsorpsi melalui
permukaan kapiler saluran napas bawah. Namun jalur ini terbatas untuk obat yang larut dalam lemak (epinefrin,
atropin, lidokain, dan nalokson)
104. Phimosis penyempitan orifisium prepusium sehingga prepusium tidak dapat ditarik ke belakang dari ujung
glans penis
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) berjabat tangan, tidur bersama, hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda) pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.
1. Proteinuria masif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/m2 atau
dipstik ≥ 2+)
3. Edema
111. Bc ukdi ready no. 31 hal 5 & 39 dan no. 32 hal 6 & 39 dan no. 192 hal 26 & 91
127. menurut kuliah dr. Adang, VER / kesimpulannya tidak boleh dibuat seolah2 kita melihat kejadian/peristiwa
kejahatannya, misal : tidak boleh menggunakan awalan di.. dipukul di.. , juga tdk boleh menggunakan kata “benda”
misal : benda tajam tapi gunakan kata kekerasan, karena kita hanya menyimpulkan berdasar luka/apa yg kita lihat
saat memeriksa, bkn melihat kejadiannya.