Modul 1 Sistem Bilangan TG PDF
Modul 1 Sistem Bilangan TG PDF
Sistem Bilangan
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran suatu
item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan manusia adalah sistem bilangan
desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili
suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh jari
untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer
diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus).
Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam
nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
Selain sistem bilangan biner, komputer juga menngunakan sistem bilangan oktal
dan sistem bilangan heksadesimal.
89 / 2 = 44 sisa 1
44 / 2 = 22 sisa 0
22 / 2 = 11 sisa 0
11 / 2 = 5 sisa 1
5/ 2 = 2 sisa 1
2/ 2 = 1 sisa 0
1 / 2 = 0 sisa 1 (MSB)
Contoh :
11012 = 1x23 + 1x22 + 1x20
=8+4+1
= 1310
Jadi, 11012 = 1310
1.2 Bilangan Oktal
Bilangan oktal adalah sistem bilangan yang berbasis 8 dan mempunyai delapan
simbol bilangan yang berbeda, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Contoh subskrip untuk
bilangan oktal misalnya 5628 yang menunjukkan bilangan oktal 562.
Jadi 2638 = 0101100112 Karena 0 di depan tidak ada artinya, maka kita bisa
menuliskan 101100112
2 6 3
Jadi, 101100112 = 2638
11/8 = 1, sisa 3
B 3
Jadi, 101100112 = B316
1011 0011
Jadi, B316 = 101100112
101.1012 = 4 + 0 + 1 + ½ + 0 + 1/8
= 5 + 0.625
= 5.62510
Jadi, 101.1012 = 5.62510
Pengubahan bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat dilakukan dengan cara
mengalikan bagian pecahan dari bilangan desimal tersebut dengan 2, bagian bulat dari
hasil perkalian merupakan pecahan dalam bit biner. Proses perkalian diteruskan pada
sisa sebelumnya sampai hasil perkalian sama dengan 1 atau sampai ketelitian yang
diinginkan. Bit biner pertama yang diperoleh merupakan MSB dari bilangan pecahan.
Sebagai contoh, untuk mengubah 0.62510 menjadi bilangan biner dapat dilaksanakan
dengan :
0.625 x 2 = 1.25 bagian bulat = 1 (MSB), sisa 0.25
0.25 x 2 = 0.5 bagian bulat = 0, sisa 0.5
0.5 x 2 = 1.0 bagian bulat = 1 (LSB), tanpa sisa
Sehingga,
0.62510 = 0.1012
Jawab : 6 4
3+ 3 +
9 7
1001 0111 diubah ke biner
Maka 6410 = 1001 0111xs-3
1 1 0 1 0 0 1 1 0
Maka, 101110101gray = 1101001102
LATIHAN
Jika Anda menemui kesulitan dalam menjawab soal latihan tersebut di atas,
gunakanlah petunjuk berikut ini !
1) Anda ceritakan definisi dari sistem bilangan itu sendiri, kemudian jelaskan konsep
sistem bilangan binary.
2) Anda harus menyebutkan terlebih dahulu macam-macam sistem bilangan, setelah
itu jelaskan sistem bilangan tersebut satu persatu.
3) Untuk mengubah bilangan biner ke bilangan desimal dengan menngunakan
konversi radiks-r ke desimal.
4) Untuk megubah bilangan oktal ke heksadesimal terlebih dahulu konversikan ke
bilangan biner, setelah itu konversikan kembali ke bilangan heksadesimal.
5) Untuk mengubah bilangan desimal ke bilangan BCD8421 setiap bilangan desimal
diubah dengan sandi BCD8421 dimulai dari MSB.
RANGKUMAN
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran suatu
item fisik. Logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak
ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary
yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Sistem bilangan
terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
TES FORMATIF 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
5. Bilangan oktal yang berharga sama dengan bilangan heksadesimal 91A adalah ...
A. (4432)8 C. (4321)8
B. (1234)8 D. (4444)8
6. Bilangan heksadesimal yang berharga sama dengan bilangan oktal 62750 adalah ...
A. (65E8)16 C. (658E)16
B. (56E8)16 D. (568E)16
9. Hasil konversi bilangan (1001 0101 0011) BCD8421 = ( ... )10 adalah ...
A. (359)10 C. (953)10
B. (935)10 D. (593)10
10. Hasil konversi bilangan (1001 0111)xs-3 = ( ... )10 adalah ...
A. (46)10 C. (97)10
B. (64)10 D. (79)10
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar
1.
= 100 %.
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih
dibawah 80% , Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum Anda kuasai.
Kegiatan Belajar 2
Aritmatika Biner
b. Penjumlahan Biner
25 24 23 22 21 20
32 16 8 4 2 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
Simpan 1 1 1 1
(carry)
Jumlah 1 1 0 1 0 0
1.9 Pengurangan Biner
Pada bagian ini hanya akan ditinjau pengurangan bilangan biner yang
memberikan nilai positif. Dalam hal ini, metode yang digunakan adalah sama dengan
metode yang digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dalam pengurangan
bilangan biner jika perlu dipinjam 1 dari kolom di sebelah kirinya, yaitu kolom yang
menpunyai derajat lebih tinggi.
Untuk mengurangkan bilangan biner, ditinjau terlebih dahulu empat kasus berikut :
0–0=0
1–0=1
1–1=0
10 – 1 = 1
Hasil terakhir itu mewakili 2 – 1 = 1. Dalam operasi pengurangan tersebut, seperti
halnya dengan pengurangan desimal, dilakukan kolom demi kolom. Bila perlu
dilakukan peminjaman dari kolom dengan urutan yang lebih tinggi.
Contoh :
Hitunglah 110 dikurangi dengan 101.
Jawab : 110
101 –
001
Kolom pertama : 10 – 1 = 1 (setelah meminjam)
Kolom kedua : 0 – 0 = 0 (setelah dipinjamkan)
Kolom ketiga :1–1=0
Contoh di atas, hasilnya akan sama dengan jika kita menambahkan 1112 ke bilangan itu
sendiri sebanyak 1101 atau 13 kali.
Hasil 101
----------------
1001 / 110011
/ 1001
------------------
001111
1001
------------
sisa 110
Pembagian bisa juga dilakukan dengan cara menjumlahkan secara berulang kali
dengan bilangan pembagi dengan bilangan itu sendiri sampai jumlahnya sama dengan
bilangan yang dibagi atau setelah sisa pembagian yang diperoleh lebih kecil dari
bilangan pembagi.
No Bit 7 6 5 4 3 2 1 0
Bit 26 25 24 23 22 21 20
tanda (64) (32) (16) (8) (4) (2) 1
1.13 Komplemen R
Dalam sistem digital, komplemen digunakan untuk memudahkan operasi
pengurangan dan untuk manipulasi logika. Ada dua macam komplemen untuk setiap
sistem bilangan dengan radiks R yaitu komplemen–R dan komplemen–(R-1). Bila nilai
radiks itu diberikan, kedua jenis komplemen itu mempunyai nama yang sesuai dengan
nilai hasilnya yaitu komplemen-10 dan komplemen-9 untuk bilangan desimal,
komplemen-2 dan komplemen-1 untuk sistem biner.
Komplemen-R untuk suatu bilangan nyata positif-N dengan radiks R dan bagian
bulatnya terdiri atas n angka, didefinisikan sebagai :
Rn – N untuk N ≠ 1
0 untuk N = 0
Komplemen-10 untuk 4321010 adalah 105 – 43210 = 56790
Karena banyaknya angka tersebut adalah n = 5.
Komplemen-10 untuk 0.09810 adalah 100 – 0.098 = 0.092.
Dalam hal ini bilangan itu tidak mempunyai bilangat bulat sehingga n = 0.
Komplemen-10 untuk 765.4310 adalah 103 – 765.43 = 234.57
Komplemen-2 untuk 11001102 adalah 2107 – 11001102 = 100000002 – 11001102 =
00110102.
Komplemen-2 untuk 0.10102 adalah 1 - 0.10102 = 0.01102
Dari definisi dan uraian di atas, jelas bahwa komplemen-10 untuk bilangan
desimal dapat dibentuk dengan membiarkan semua 0 pada kedudukan yang terendah
tidak berubah, mengurangkan semau angka pada kedudukan yang lebih tinggi lainnya
dari 9. Komplemen-2 dapat dibentuk dengan membiarkan semua nol pada LSB dan 1
yang pertama dari kanan tidak berubah dan kemudian mengubah semua 1yang lain
menjadi 0 dan semua 0 yang lain menjadi 1.
1.14 Komplemen R – 1
Untuk suatu bilangan positif N dengan radiks R dan bagian bulatnya terdiri dari n
angka serta bagian pecahannya m angka, komplemen–(R – 1) untuk N didefinisikan
sebagai
Rn – Rm – N
Komplemen-9 untuk 4321010 adalah 105 – 100 – 43210 = 99999 – 43210 = 56789.
dalam hal ini bilangan tersebut tidak mempunyai bagian pecah sehingga m = 0.
Komplemen-9 untuk 0.987610 adalah 100 – 10-4 – 0.9876 = 0.9999 – 0.9876 = 0.0123.
Di sini bilangan itu tidak mempunyai bagian bulat sehingga n = 0.
Komplemen-9 untuk 23.45610 adalah 102 – 10-3 – 23.456 = 99.999 – 23.456 = 76.543.
Komplemen-1 untuk 1011002 adalah 2106 – 2100 – 1011002 = 1111112 – 1011002 =
0100112
Komplemen-1 untuk 0.01102 adalah 2100 – 210-3 – 0.01102 = 0.11112 – 0.01102 = 0.10012
Dari urutan di atas tampak bahwa komplemen-9 suatu bilangan desimal dapat
diperoleh dengan mengurangkan semua angkanya dari 9. komplemen-1 suatu bilangan
biner bahkan lebih sederhana; semua angka 1 diubah menjadi 0 dan semua 0 menjadi 1.
Karena komplemen-(R – 1) itu lebih mudah untuk didapatkan, komplemen inilah yang
umum dipakai. Dari definisi dan pembandingan hasil yang diperoleh dari contoh
tersebut, tampak bahwa komplemen-R dapat diperoleh dari komplemen-(R – 1) setelah
penambahan R-m ke angka yang paling kurang berarti. Misalnya komplemen-2 untuk
10110100 didapatkan dari komplemen-1 sebagai 01001100.
Salah satu metoda yang dipergunakan dalam pengurangan pada komputer yang
ditransformasikan menjadi penjumlahan dengan menggunakan minusradiks-komplemen
satu atau komplemen radiks. Pertama-tama kita bahas komplemen di dalam sistem
desimal, dimana komplemen-komplemen tersebut secara berurutan disebut dengan
komplemen sembilan dan komplemen sepuluh (komplemen di dalam system biner
disebut dengan komplemen satu dan komplemen dua). Sekarang yang paling penting
adalah menanamkan prinsip ini:
---- +
Pengurangan biner 110001 - 1010 akan kita telaah pada contoh di bawah ini!
---------> dihilangkan!
Alasan teoritis mengapa cara komplemen ini dilakukan, dapat dijelaskan dengan
memperhatikan sebuah speedometer mobil/motor dengan empat digit sedang membaca
nol!
LATIHAN
Jika Anda menemui kesulitan dalam menjawab soal latihan tersebut gunakanlah
petunjuk berikut ini !
1) Jumlahkan kolom pertama atau paling belakang lalu lanjutkan ke kolom berikutnya
dan perhatikan apakah hasilnya memiliki simpanan atau tidak.
2) Untuk operasi pengurangan sama saja dengan pengurangan desimal biasa. Apabila
diperlukan peminjaman 1 maka diambil dari kolom sebelah kiri atau yang
mempunyai derajat lebih tinggi.
3) Perkalian bilangan biner sama saja dengan perkalian bilangan desimal biasa namun
menggunakan 2 digit angka yaitu 0 dan 1.
4) Untuk operasi pembagian bilangan biner sama saja dengan pembagian desimal
biasa.
5) Pergunakanlah persamaan Rn – N untuk N ≠ 1.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
Cocokanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus di
bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar
2.
= 100 %.
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda masih dibawah 80% , Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
TES FORMATIF 1
1) D Heksadesimal
2) B 0,1,2,3,4,5,6,7
3) A (01110110)2
4) B (162)8
5) A (4432)8
6) A (65E8)16
7) C (4,25)10
8) A (11,011)2
9) C (953)10
10) B (64)10
27
DAFTAR PUSTAKA
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 2001. Dasar Digital. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional
28