TAHUN 2017
Disusun oleh :
ULTRI PEBRIANI
NIM : 16.032
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan oleh :
ULTRI PEBRIANI
NIM : 16.032
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
ULTRI PEBRIANI
NIM : 16.032
PENGUJI I PENGUJI II
iii
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadit tuhan yang maha kuasa karena
berkat, rahmat, dan Karunia-Nya, sehingga penulisan karya tulis ilmiah dengan
judul ‘’ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT MIGREN KEPEDA
v
7. Pihak RSUD konawe beserta staf keperawatan, khususnya diruangan
mawar yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk
pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
8. Ayah dan ibu, yang selalu memberikan Doa, motivasi, inspirasi,
dukungan dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan program
Studi Diplomat III Keperawatan.
9. Saudara dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
proses pendidikan.
10. Teman-teman mahasiswa akademi keperawatan pemkab konawe,
yang telah menjadi teman seperjuangan selama tiga tahun menempuh
pendidikan keperawatan dan dukungan serta doa dalaam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Ultri pebriani
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
INTISARI.................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
vii
2. Diagnosa..................................................................................
3. Perencanaan.............................................................................
4. Evaluasi ...................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUANA.
A. Latar Belakang
Migraine dapat terjadi pada 18% dari wanita dan 6% dari pria sepanjanghidupnya.
Prevalensi tertinggi berada diantara umur 25-55 tahun. Migraine timbulpada 11%
masyarakat Amerika Serikat yaitu kira-kira 28 juta orang. Migraine lebihsering
terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan sebelum usia12
tahun, tetapi lebih sering ditemukan pada wanita setelah pubertas, yaitu
palingsering pada kelompok umur 25-44 tahun.
B. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini hanya membatasi masalah
mengenai Asuhan Keperawatan pada klien Tn. A dengan migren diruangan
mawar RSUD Konawe.
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh pengalaman tentang penerapan asuhan
keperawatan gangguan sistim urogenital Pada Tn A dengan migren di
Ruang mawar RSUD Konawe.
2. Tujuan khusus
x
a. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan gangguan
Migren
b. Mampu melakukan tahapan diagnose keperawatan asuhan keperawatan
gangguan Migren
c. Mampu melakukan tahapan penentuan tujuan keperawatan gangguan
Migren
d. Mampu melakukan tahapan perencanaan asuhan keperawatan
gangguan Migren
e. Mampu melakukan tahapan implementasi asuhan keperawatan
gangguan Migren
f. Mampu melakukan tahapan evaluasi asuhan keperawatan gangguan
sistim Migren
g. Mampu melakukan tahapan catatan perkembangan asuhan
keperawatan gangguan Migren
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang asuhan
keparawatan (ASKEP). Menambah wawasan peneliti mengenai penyakit
Migren
2. Bagi petugas pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderita dengan migren, sehingga
dapat mengurangi tingkat kejadian penderita migren dan meningkatkan
mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Bagi pasien/masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi
dan menambah pengetahuan tentang penyakit migren masyarakat sehingga
dapat mengurangi/menekan angka kejadian penderita migren
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan study kasus yaitu dengan menggunakan proses keperawatan dengan
tahapan pengambilan data :
1. Wawancara langsung dengan tanya jawab pada keluarga dan
pembimbing.
2. Observasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan
asuhan keperawatan
xi
3. Pengkajian fisik sebelum melakukan perencanaan dan tindakan
keperawatan.
4. Study Dokumentasi yaitu melalui catatan medis/keperawatan
5. Study Pustaka melalui literature buku-buku keperawatan, kedokteran dan
media internet.
F. Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah terdiri dari dua bab yang disusun secara sistematika
dengan urutan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode Penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dua bagian yaitu :
1. konsep dasar medik tardiri dari Pengertian. Etiologi, Patofisiologi,
gambaran klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan
penatalaksanaan medik.
2. Konsep dasar keperawatan terdiri dari Pengkajian Keperawatan,
Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan
Keperawatan, Evalusi Keperawatan
xii
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
a. Teori vaskular
Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks berperan dalam
terjadinyamigren dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri
kepala disertaidenyut yang sama dengan jantung. Pembuluh darah yang
mengalami konstriksiterutama terletak di perifer otak akibat aktivasi saraf
nosiseptif setempat.Teori ini dicetuskan atas observasi bahwa pembuluh
darah ekstrakranialmengalami vasodilatasi sehingga akan teraba denyut
jantung. Vasodilatasi iniakan menstimulasi orang untuk merasakan sakit
kepala. Dalam keadaan yangdemikian, vasokonstriktor seperti ergotamin
akan mengurangi sakit kepala,sedangkan vasodilator seperti nitrogliserin
akan memperburuk sakit kepala.
b. Teori Neurovaskular dan Neurokimia
Teori vaskular berkembang menjadi teori neurovaskular yang
dianut oleh para neurologist di dunia. Pada saat serangan migraine terjadi,
xiii
nervus trigeminus mengeluarkan CGRP (Calcitonin Gene-related Peptide)
dalam jumlah besar. Hal inilah yang mengakibatkan vasodilatasi
pembuluh darah multipel, sehinggamenimbulkan nyeri kepala. CGRP
adalah peptida yang tergolong dalam anggotakeluarga calcitonin yang
terdiri dari calcitonin, adrenomedulin, dan amilin. Seperti calcitonin,
CGRP ada dalam jumlah besar di sel C dari kelenjar tiroid. Namun CGRP
juga terdistribusi luas di dalam sistem saraf sentral dan perifer,sistem
kardiovaskular, sistem gastrointestinal, dan sistem urologenital. Ketika
CGRP diinjeksikan ke sistem saraf, CGRP dapat menimbulkan berbagai
efek seperti hipertensi dan penekanan pemberian nutrisi. Namun jika
diinjeksikan kesirkulasi sistemik maka yang akan terjadi adalah
hipotensi dan takikardia. CGRP adalah peptida yang memiliki aksi kerja
sebagai vasodilator poten. Aksi keja CGRP dimediasi oleh 2 reseptor yaitu
CGRP 1 dan CGRP 2. Padaprinsipnya, penderita migraine yang sedang
tidak mengalami seranganmengalami hipereksitabilitas neuron pada
korteks serebral, terutama di korteksoksipital, yang diketahui dari studi
rekaman MRI dan stimulasi magnetik transkranial. Hipereksitabilitas ini
menyebabkan penderita migraine menjadi rentanmendapat serangan,
sebuah keadaan yang sama dengan para pengidap epilepsi.Pendapat ini
diperkuat fakta bahwa pada saat serangan migraine, sering terjadialodinia
(hipersensitif nyeri) kulit karena jalur trigeminotalamus ikuttersensitisasi
saat episode migraine. Mekanisme migraine berwujud sebagai refleks
trigeminal vaskular yangtidak stabil dengan cacat segmental pada jalur
nyeri. Cacat segmental ini yang memasukkan aferen secara berlebihan
yang kemudian akan terjadi dorongan pada kortibular yang berlebihan.
Dengan adanya rangsangan aferen padapembuluh darah, maka
menimbulkan nyeri berdenyut.
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Migraine tanpa aura
xiv
Serangan dimulai dengan nyeri kepala berdenyut di satu
sisi dengan durasiserangan selama 4-72 jam. Nyeri bertambah berat
dengan aktivitas fisik dandiikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan
fonofobia. Migraine dengan aura dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu:
1) Fase I Prodromal
Sebanyak 50% pasien mengalami fase prodromal ini
yangberkembang pelan-pelan selama 24 jam sebelum serangan.
Gejala: kepalaterasa ringan, tidak nyaman, bahkan memburuk bila
makan makanantertentu seperti makanan manis, mengunyah terlalu
kuat, sulit/malasberbicara.
2) Fase II Aura.
Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat
memberikankesempatan bagi pasien untuk menentukan obat yang
digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari periode ini adalah
gangguanpenglihatan (silau/fotofobia), kesemutan, perasaan gatal pada
wajah dantangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.Periode
aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yangdiawali
dengan perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral
berkurang,dengan kehilangan autoregulasi lanjut dan kerusakan
responsivitas CO2
3) Fase III
Sakit kepalaFase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan
tidak mampuyang dihubungkan dengan fotofobia, mual dan muntah.
Durasi keadaan inibervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau
beberapa hari.
4) Fase IV
Pemulihan periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang
dihubungkandengan sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan
biasanya terjadi, danpasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.
xv
Biasanya gejala-gejala tersebutmenghilang sesaat sebelum sakit kepala
dimulai, tetapi kadang timbulbersamaan dengan munculnya
sakit kepala.Nyeri karena migraine bisa dirasakan pada salah satu sisi
kepala atau diseluruh kepala. Kadang tangan dan kaki teraba dingin dan
menjadi kebiru-biruan. Pada penderita yang memiliki aura, pola dan lokasi
sakit kepalanya padasetiap serangan migran adalah sama. Migraine bisa
sering terjadi selama waktu yang panjang tetapi kemudian menghilang
selama beberapa minggu, bulan bahkan tahun.
5. KOMPLIKASI MIGRAIN
a. Masalah perut
Obat penghilang rasa sakit tertentu yang disebut obat anti-inflamasi
nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, dll), dapat
menyebabkan sakit perut, perdarahan, ulkus dan komplikasi migrain
lainnya, terutama bila dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka
waktu panjang
b. Sakit kepala karena ‘over dosis’
Sakit kepala karena over dosis terjadi ketika obat tidak hanya
berhenti menghilangkan rasa sakit, namun juga menyebabkan sakit kepala.
Pasien kemudian akan menggunakan obat penghilang rasa sakit dengan
dosis yang lebih tinggi, dan terus berlanjut bagaikan ‘lingkaran setan’.
Penderita akan mengalami komplikasi migrain yang serius.
c. Serotonin Syndrome
Komplikasi migrain ini merupakan kondisi yang berpotensi
mengancam jiwa yang terjadi ketika tubuh Anda memiliki terlalu banyak
serotonin, yang merupakan bahan kimia yang ditemukan dalam sistem
saraf. Ini dapat terjadi jika Anda mengambil obat migrain yang disebut
triptans dan antidepresan yang dikenal sebagai selective serotonin reuptake
inhibitor (SSRI) atau serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor
(SNRIs). Obat-obatan yang dapat menyebabkan peningktan kadar
serotonin :
Triptans termasuk obat-obatan seperti sumatriptan (Imitrex) atau
zolmitriptan (Zomig). Beberapa SSRI umum termasuk sertraline (Zoloft),
fluoxetine (Sarafem, Prozac) dan paroxetine (Paxil). SNRIs termasuk
duloxetine (Cymbalta) dan venlafaxine (Effexor XR).
d. Migrain kronis
Bila migrain berlangsung selama 15 hari atau lebih, dalam lebih
dari tiga bulan, Anda memiliki migrain kronis.
e. Status migrainosus
Komplikasi migrain ini memiliki serangan migrain yang
berlangsung selama lebih dari tiga hari.
xvi
f. Aura persisten tanpa infark
Biasanya aura hilang setelah serangan migrain. Namun, beberapa
orang memiliki aura yang berlangsung selama lebih dari satu minggu
setelah serangan migrain telah selesai. Sebuah aura yang berkepanjangan
ada kemungkinan memiliki gejala yang mirip dengan pendarahan di otak
(stroke).
g. Infark migrain
Sebegian orang yang memiliki migrain dengan aura memiliki
gejala aura yang berlangsung lebih dari 1 jam. Ini menjadi tanda
perdarahan di otak (stroke). Jika Anda memiliki migrain dengan aura, dan
gejala aura bertahan lebih dari 1 jam, maka Anda harus segera ambil
tindakan. Segera lakukan tes neuroimaging untuk memastikan apakah
telah terjadi pendarahan di otak.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menyingkirkan sakit kepala yang diakibatkan
olehpenyakit struktural, metabolik, dan kausa lainnya yang memiliki
gejala hampirsama dengan migraine. Selain itu, pemeriksaan laboratorium
dapat menunjukkanapakah ada penyakit komorbid yang dapat memperparah sakit
kepala danmempersulit pengobatannya.
b. Pencitraan
CTscan dan MRI dapa dilakukan dengan indikasi tertentu, seperti:
pasienbaru pertama kali mengalami sakit kepala, ada perubahan dalam
frekuensi sertaderajat keparahan sakit kepala, pasien mengeluh sakit
kepala hebat, sakit kepalapersisten, adanya pemeriksaan neurologis
abnormal, pasien tidak meresponterhadap pengobatan, sakit kepala
unilateral selalu pada sisi yang sama disertaigejala neurologis
kontralateral.
c. Pungsi Lumbal
Indikasinya adalah jika pasien baru pertama kali mengalami sakit
kepala,sakit kepala yang dirasakan adalah yang terburuk sepanjang
hidupnya, sakitkepala rekuren, onset cepat, progresif, kronik, dan sulit
disembuhkan. Sebelum dilakukan LP seharusnya dilakukan CT scan atau
MRI terlebih dulu untuk menyingkirkan adanya massa lesi yang dapat
meningkatkan tekanan intracranial.
7. TATALAKSANA
a. Terapi Abortif dilakukan antara lain dengan pemberian farmasi sebagai
berikut :
1) Sumatriptan
2) Zolmitriptan
xvii
3) Eletriptand.
4) Rizatriptan
5) Naratriptanf.
6) Almotriptang.
7) Frovatriptanh.
8) Analgesik opioid seperti meperidini.
b. Cafergot
Cafergot yaitu kombinasi antara ergotamin tartat 1 mg dan kafein
100 mg. Pada terapi abortif para penderita migraine pada umumnya
mencari tempatyang tenang dan gelap pada saat serangan migraine terjadi
karena fotofobia danfonofobia yang dialaminya. Serangan juga akan
sangat berkurang jika pada saatserangan penderita istirahat atau tidur.
c. Terapi Profilaktif
Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk mengurangi frekuensi
berat danlamanya serangan, meningkatkan respon pasien terhadap
pengobatan, sertapengurangan disabilitas. Terapi preventif yang
dilaksanakan mencakuppemakaian obat dimulai dengan dosis rendah yang
efektif dinaikkan pelan-pelansampai dosis efektif. Efek klinik tercapai
setelah 2-3 bulan pengobatan,pemberian edukasi supaya pasien teratur
memakai obat, diskusi rasional tentangpengobatan, efek samping obat.
Pasien juga dianjurkan untuk menulis
Headachediary yang berguna untuk mengevaluasi serangan,
frekuensi, lama, beratnya serangan, disabilitas dan respon terhadap
pengobatan yang diberikan. Pasien harus memperhatikan pencetus dari
serangan migraine yangdialami, seperti kurang tidur, setelah memakan
makanan tertentu misalnya kopi, keju, coklat, MSG, akibat stress,
perubahan suhu ruangan dan cuaca, kepekaanterhadap cahaya terang,
kelap kelip, perubahan cuaca, dan lain-lain. Selanjutnya, pasien
diharapkan dapat menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya
seranganmigraine. Disamping itu, pasien dianjurkan untuk berolahraga
secara teraturuntuk memperlancar aliran darah. Olahraga yang dipilih
adalah yang membawa ketenangan dan relaksasi seperti yoga dan senam.
Olahraga yang berat sepertilari, tenis, basket, dan sepak bola justru dapat
menyebabkan migraine.
xviii
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi hari
disertai nyeri kepala, aktivitas kerja.
d. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misl. Di daerah
temporal), pucat, wajah tampak kemerahan.
e. Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
f. Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
g. Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang baru
terjadi, trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam pola bicara,
papiledema.
h. Nyeri/Kenyamanan
Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan kuat,
mungkin dimulai pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua mata,
pucat pada daerah wajah, gelisah.
i. Keamanan
Riwayat alergi, demam, gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis,
drainase nasal purulen.
j. Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai dengan Pasien
mengatakan nyeri hebat dibagian kepala
b. Intoleransi aktivitas berhubunagan Kelemahan ditandai dengan, Pasien
mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas dan bertambah pusing,
3. Intervensi Keperawatan
a. Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, karakteristiknya, lokasinya,
lamanya, faktor yang memperburuk atau yang meredakan.
b. Berikan kompres dingin pada kepala
c. Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yg tenang
d. Kolaborasi dalam pemberian analgetik (spt asetaminofen, ponstan ).
e. Kaji masalah gangguan tidur
f. Berikan lingkungan yang nyaman.
g. Berikan massase pada daerah nyeri.
h. Berikan guide imegery
i. Batasi masukan cairan waktu malam
j. Kolaborasi pemberian obat tidur
4. Evaluasi
a. Nyeri akut berkurang dengan skala nyeri (1-2), ekspresi wajang px
tenang, pasien tidak gelisah.
xix
b. Kebutuhan nutrisi pasien adekuat dengan BB ideal, nafsu makan
meningkat, tidak terjadi mual dan muntah.
c. Pasien tau tentang kondisi dan pengobatan penyakitnya.
xx
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 34tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : kel. Arambu
Pekerjaan : PNS
Suku : Tolaki
Agama : Islam
Status : Belum kawin
No RM : 699192
Tanggal Masuk : 08 September 2017
Diagnose Medik : migren
Tanggal Pengkajian : 9 september 2017
Hari rawatan : 6 hari
2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri kepala kepala, mual,
muntah, pasien mengeluh nyeri kepala setah 2 bulan yang lalu
terjatuh dari motor, jika saat nyeri kepala mata berkunang-kunang
b. Riwayat Sekarang : saat pengakajian klien mengatakan nyeri masih
sering muncul
c. Upaya yang dilakukan : Sebelum masuk BLUD RS KONAWE,
klien biasanya berobat di Puskesmas
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
a. Riwayat penyakit dahulu : sebelum menderita chelpagia, klien
tidak pernah menderita penyakit serius.
b. Pernah dirawat : klien hanya berobat ke puskesmas atau polindes
c. Pernah dioperasi : klien tidak pernah di operasi
d. Riwayat alergi : klien tidak ada riwayat alergi
e. Alat bantu yang digunakan :klien tidak ada menggunakan alat
bantu apapun
xxi
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Ada anggota keluarga menderita : keluarga klien tidak ada yang
menderita penyakit seperti yang di derita klien
5. Pola Kebiasaan
Sebelum sakit
a. Pola nutrisi : Pagi jam 08:00, menu :nasi, ikan dan sayuran
Siang jam 15:00 menu : nasi, ikan, sayur
Malam jam 18:00 menu : nasi ikan dan sayur asam
Selama sakit
Pola nutrisi : nafsu makan klien bertambah dalam 2 hari ini
xxii
Rambut : bersih
Mulut : bersih
Kulit : bersih
Kuku : bersih
Genetalia : tidak dikaji
7. Aspek Sosial : Pasien pandai bergaul dengan orang-orang sekitarnya
8. Aspek Psikologi : Pasien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
9. Aspek Ekonomi : Kebutuhan pasien terpenuhi dengan cukup
10. Aspek Spritual : Pasien beragama islam dan mengerjakan sholat 5
waktu sehari semalam
11. Pengakajian Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda Vital : TD : 110/70mmHg, T : 360C, P : 80x/I, RR :
20x/i
d. TB : 165cm, BB : 50kg
e. Kepala bentuk : Bulat
f. Distribusi rambut : hitam dan lurus
g. Mata : fungsi penglihatan baik
h. Telinga : fungsi pendengaran baik
i. Hidung : fungsi penciuman baik
j. Mulut : mukosa basah
k. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
l. Thorak : simitris
m. Mamae : tidak ada benjolan
n. Abdomen : normal, mual
o. Ekstrimitas atas : dalam batas normal
p. Ekstrimitas bawah : dalam batas normal
q. Kulit : normal
r. Geneltalia : tidak dikaji
xxiii
12. Analisa Data
xxiv
beraktivitas
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai dengan Pasien
mengatakan nyeri hebat dibagian kepala, klien mengatakan pernah
jatuh dari sepeda motor 2 bulan yang lalu, Ekspresi wajah pasien
tampak kesakitan terutama saat bergerak., Gelisah, skala 5, TD:
110/70mmHg, T : 300C, P : 80x/I, RR : 20x/i
2. Intoleransi aktivitas berhubunagan Kelemahan ditandai dengan, Pasien
mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas dan bertambah pusing,
Klien tampak dibantu saat beraktivitas
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
xxv
mengatakan berkurang atau lamanya pencegahan
pernah jatuh dari tidak merasa nyeri - Mengetahui
sepda motor 2 - Ekspresi wajah reaksi
bulan yang lalu pasien tidak - Catat pemberian obat
Ekspresi wajah nampak kesakitan perkemban apakah ada
pasien tampak gan tingkat perubahan
- Skala nyeri =0
kesakitan nyeri penurunan
terutama saat - TTV (TD: tingkat nyeri
bergerak.,Gelisah, 120/80mmHg, - -
skala 5, TD: Nadi 60-100 Anju Menghindari
110/70mmHg, T : x/menit, RR 16- rkan pada stimulus nyeri
360C, P : 80x/I, 20x/menit) klien untuk dan
RR : 20x/i mengurang meningkatkan
i aktivitas rasa nyaman.
yang berat
dan -
menambah Meningkatkan
waktu relaksasi dan
istirahat menurunkan
ketegangan otot
- Massage-
kepala dan Kompres hangat
leher dapat
mengakibatkan
- Kompres vasodilatasi,
hangat atau sehingga dapat
dingin menurunkan
pada nyeri kepala.
daerah
kepala Kompres dingin
xxvi
dapat
meningkatkan
sirkulasi darah
dan menurunkan
tegangan otot
- Kolaborasi-
pemberian
obat: Mengurangi rasa
aspirin nyeri skala
dengan ringan hingga
metoklopra sedang dan rasa
mid mual
xxvii
rasikan teknik tangan mencegah
perilaku odema
melakukan - Memberikan
aktifitas - respon yang
Anju baik jika daerah
rkan klien yang sakit tidak
untuk menjadi lebih
membantu terganggu dan
pergerakan memerlukan
ekstremitas dorongan serta
yang sehat latihan aktif
D. CATATAN PERKEMBANGAN
xxviii
10:30 tingkat nyeri yaitu nyeri P : intervensi
berskala 3 dilanjutkan
- Menganjurkan pada
klien untuk menambah
waktu istirahat seperti tidur
siang selama 2 jam atau
lebih dan pada keluarga
klien untuk tidak selalu
mengajak klien berbicara,
berikan waktu istirahat pada
klien.
- Melakukan massage
kepala dan leher saat klien
merasa nyeri hebat
- mengompres hangat atau
dingin pada daerah kepala
- Kolaborasi pemberian
obat: aspirin dengan
metoklopramid
II 11:00 - Mengkaji kemampuan S:
fungsional, luas gangguan Klien mangatakan
sejak awal klasifikasi 0-4 masih lemah dan
11:15 - Melakukan rentang susah untuk
11:30 gerak aktif , menggerakan melakukan aktivitas
leher ke atas kebawah,
12:00 kekanan, kekiri untuk O:
12:30 menghindari kekakuan Klien tampak masih
- Meninggikan kepala dan dibantu oleh keluarga
tangan dalam melakukan
- Menganjurkan klien aktivitas
xxix
untuk membantu pergerakan
ekstremitas yang sehat A:
Masalah belum
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
E. CATATAN PERKEMBANGAN
xxx
- mengompres hangat atau
dingin pada daerah kepala P:
- Kolaborasi pemberian obat: intervensi
aspirin dengan metoklopramid dihentikan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi
dihentikan
xxxi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas laporan studi kasus yang akan di uraikan
sesuaidengan tahap dalam proses keperawatan, serta membahas masalah
kesenjangan antarateori dan kenyataan (kasus) yang di peroleh selama melakukan
perawatan pada klien Tn ”A” Dengan Migreun di BLUD RS KONAWE
selama 3 hari.
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil dari pengkajian melalui pengumpulan data didapatkana.
a. Klien mengatakan nyeri kepala kepala, mual, muntah, pasien
mengeluh nyeri kepala setah 2 bulan yang lalu terjatuh dari motor,
jika saat nyeri kepala mata berkunang-kunang.
b. Klien mengatakan Pasien mengeluh cepat lelah saat melakukan
aktivitas dan bertambah pusing
Sedangkan menurut teori pada klien terdapat gejala: nyeri di sekitar
kepala, cepat lelah, dan kurang nafsu makan. Berdasarkan hal tersebut tidak
terjadi kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan. Hal ini
karena data yang terdapat dalam teori tidak semua ditemukan pada kasus.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan bahwa diagnosa
keperawatanyang didapatkan pada Ny. “N” dengan “Infeksi saluran
kemih“ adalah :
a. Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai
dengan Pasien mengatakan nyeri hebat dibagian kepala
xxxii
b. Intoleransi aktivitas berhubunagan Kelemahan ditandai
dengan, Pasien mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas
dan bertambah pusing,
Sedangkan menurut teori, bahwa diagnosa keperawatan yang
lazimmuncul pada pasien Infeksi saluran kemih adalah :
a. Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai
dengan Pasien mengatakan nyeri hebat dibagian kepala
b. Intoleransi aktivitas berhubunagan Kelemahan ditandai
dengan, Pasien mengeluh cepat lelah saat melakukan aktivitas
dan bertambah pusing,
c. Ketidak seibangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya
nafsu makan klien
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan Iritasi/tekanan syaraf ditandai dengan Pasien
mengatakan nyeri hebat dibagian kepala
Rencana tindakan teori dan pada kasus yang sama, adalah :
1) Pantau dan catat tanda-tanda awal nyeri kepala, penurunan,
lokasi, lamanya
2) Catat perkembangan tingkat nyeri
3) Anjurkan pada klien untuk mengurangi aktivitas yang berat
dan menambah waktu istirahat
4) Massage kepala dan leher
5) Kompres hangat atau dingin pada daerah kepala
xxxiii
6) Kolaborasi pemberian obat: aspirin dengan metoklopramid
Pada rencana tindakan diatas tidak terjadi kesenjangan dimana rencana tindakan
yang ada di teori dilakukan pada kasus.
4. Implementasi
a. Tindakan mandiri.
b. Observasi.
c. kolaborasi.
5. Evaluasi
xxxiv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian migrein, Ada perbedaan antara teori dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Hal ini karena data yang terdapat
dalam teori tidak ditemukan pada kasus. Demikian pula sebaliknya.
2. Terdapat satu diagnosa dalam teori namun tidak ditemukan
Ketidak seibangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya
nafsu makan klien sedangkan di lapangan adalah kelebihan
Kubutuhan nutrisi klien tetap terpenuhi, Hal ini terjadi karena
setiap individu berbeda satu sama lain dalam merespon suatu
penyakit sehingga diagnosa yang didapatkan dalam teori tidak
semuanya bisa diangkat sebagai diagnosa yang akan dikaji,
tentunya dengan melihat kenyataan yang ada dilapangan.
3. Semua intervensi keperawatan pada kasus dapat
diimplementasikan. Hal ini disebabkan karena klien dan keluarga
sangat kooperatif pada saat implementasi.
4. Semua masalah yang ditemukan pada kasus dapat teratas dalam 3
hari.
B. Saran
a) Untuk mencegah masalah keperawatan yang berkelanjutan
diharapkan perawatan secara komprehensif terhadap kasus migrein
b) Perlunya ditingkatkan pelayanan yang cepat untuk menghindari
infeksisilang dan gangguan kebutuhan psikologis sehingga klien
dan keluarga merasa nyaman dengan pelayanan di diberikan.
xxxv
c) Sebagai perawat hendaknya lebih dekat dengan pasien dan
keluarganya serta mengerti masalah sehingga dapat melakukan
asuhan keperawatan secara menyeluruh.
d) Untuk mengetahui efektifnya asuhan keperawatan klien dengan
migrein, hendaknya kegiatan evaluasi dilakukan secara baik
danterus menerus dan menggunakan teknik sistem komunikasi
asuhan keperawatan, dengan menggunakan standar, kriteria dan
keberhasilan dan modifikasi rencana keperawatan sesuai dengan
masalah yang ada untuk mengetahui perkembangan klien.
e) Perawatan dengan pengobatan beriringan karena bagaimanapun
teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna, maka
penyembuhan yang diharapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu
perlu diberi penjelasan pada orang tua atau keluarga mengenai
xxxvi