Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN

FUNGSI PERENCANAAN

( RENCANA MINGGUAN KARU DAN KATIM )

DI BANGSAL SUMBADRA RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

DISUSUN OLEH:

INDAH SEPTIANI

070118A026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat
prioritas utama dalam mengembangkan proses keperawatan. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi, dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata, yaitu di Rumah Sakit dan komunitas masyarakat
sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. Manajemen
keperawatan disini adalah sebagai suatu sistem yang menggambarkan
serangkaian kejadian yang saling berhubungan, meliputi informasi, masukan
tenaga, dari sejumlah input dan proses dengan tujuan mengoreksi kegagalan
sistem (Gilles,2008).
Manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga
perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya dari manajemen
keperawatan yang berupa perencanaan strategi melalui pengumpulan data,
analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
model praktik keperawatan profesional serta melakukan pengawasan serta
pengendalian (Nursalam, 2011).
Untuk menjamin tingginya mutu pelayanan keperawatan di sebuah
institusi Rumah Sakit diperlukan upaya dalam penerapan sistem manajemen
yang sistematis sesuai sumber daya yang ada. Berdasarkan pengkajian
kelompok didapatkan bahwa di Ruang Dewi Kunti RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan adalah metode
MPKP, namun akibat ketenagaan yang masih kurang dalam pelaksanaannya
masih menggunakan metode fungsional. Berdasarkan hal ini, maka diperlukan
analisis sistem manajemen secara sistematis, sehingga mampu membuat
rumusan masalah dan melaksanakan intervensi untuk mencari problem solving
yang efektif, efisien dan rasional. Selain tujuan tersebut dalam melakukan
praktek manajemen keperawatan di ruang Dewi Kunti Rumah Sakit Jiwa dr.
Arif Zaenudin Surakarta adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta
mengaplikasikan sistem manajemen keperawatan dalam sebuah Metode
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang
menentukan kualitas pelayanan di tataran pelayanan di Rumah Sakit, 40% -
60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan (Gillies, 1994).
Menurut penelitian Kuswantoro (2010), upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme perawat adalah melalui penerapan metode
penugasan tim. Metode ini dipilih karena kualifikasi pendidikan perawat yang
dimiliki sebagian besar adalah DIII Keperawatan, sehingga perawat lebih
mengutamakan kerja tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan. Metode tim
dapat memberikan rasa tanggung jawab perawat yang lebih tinggi sehingga
terjadi peningkatan kinerja dan kepuasan pasien (Nursalam, 2006). Kinerja
yang baik dapat memberi dampak terhadap peningkatan mutu pelayanan klinis
dalam tim. Kinerja perawat juga dapat digunakan untuk mewujudkan
komitmen pegawai dalam kontribusinya secara profesional guna
meningkatkan mutu pelayanan sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat makin meningkat (Mangkunegara, 2006).
Keberhasilan metoda tim ditentukan dari kemampuan ketua tim dalam
membuat penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya.
Perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk
mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada dalam timnya dan
merencanakan perawatan pasien. Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota
tim, memberikan arahan perawatan untuk pasien, melakukan pendidikan
kesehatan, mengkoordinasikan aktivitas pasien (Tappen, 1998). Selain itu
peran kepala ruang juga sangat penting dalam pelaksanaan metoda tim yaitu
sebagai narasumber bagi ketua tim (Sitorus, 2006).
Kepala ruang merupakan manajer pada level pertama dalam manajemen
di unit perawatan rawat inap yang memiliki tugas mengontrol kinerja perawat
secara langsung (Tappen, 1998). Sebagai manajer terdepan yang langsung
mengelola asuhan kepada klien, kepala ruangan harus mampu mengelola staf
keperawatan maupun sumber daya lainnya, sehingga staf termotivasi untuk
senantiasa meningkatkan kinerjanya dan berkoordinasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas kepada klien.
Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan fungsi manajerial kepala
ruangan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dapat diprediksi
bahwa skor fungsi manajerial kepala ruangan yang dipersepsikan oleh
responden meliputi perencanaan. Fungsi manajerial kepala ruangan berada
dalam kondisi yang baik dapat diduga karena hampir sebagian besar lama
kerja kepala ruangan lebih dari 5 tahun dan berusia kurang dari 45 tahun.
Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dapat
berdampak positif dan merupakan proses pembelajaran, pelatihan dan proses
meningkatkan ketrampilan (Rivai, 2006).
Selain itu Produktivitas akan meningkat antara usia 20 tahun sampai
dengan 45 tahun. Upaya yang dapat dilakukan agar pelaksanaan fungsi
manajerial lebih optimal adalah melalui suatu kebijakan manajemen rumah
sakit dalam penentuan syarat untuk menjadi kepala ruangan harus memiliki
pengalaman kerja lebih dari 5 tahun dan berusia di bawah 45 tahun. Penelitian
ini juga menunjukkan kinerja ketua tim dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95% dan jika dibandingkan dengan skor maksimal yang harus
didapat oleh ketua tim sebesar 123 maka kinerja ketua tim termasuk dalam
kategori baik. Hal ini dikarenakan kerja tim dapat memberikan dukungan dan
komitmen terhadap tujuan yang menimbulkan produktivitas serta dapat
memotivasi perilaku kerja perawat (Swansburg, 2006).
Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak
ukur kinerja individu. Kerja tim dapat memberikan dukungan dan komitmen
terhadap tujuan yang menimbulkan produktifitas serta dapat memotivasi
perilaku kerja perawat (Swansburg, 2006). Model praktek keperawatan
profesional metode tim merupakan suatu model yang memberikan kesempatan
pada perawat profesional untuk menerapkan otonominya dalam mendesain,
melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan atau asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien (Nurachmah, 1998). Salah satu karakteristik dari tim
adalah mempunyai kemandirian dalam menjalankan tugas. Tim memiliki
otonomi sendiri dan seringkali mengelola sendiri pekerjaan-pekerjaannya
(Buhler, 2004)
Hasil penelitian Ferdiansyah (2006) menyebutkan bahwa kompetensi
kepala ruangan dalam melaksanakan fungsi manajerial merupakan faktor yang
paling dominan mempengaruhi kinerja perawat. Untuk dapat melakukan
fungsi manajerial yang efektif kepala ruang harus memiliki kompetensi dan
melakukan penyusunan standar kerja dan prosedur kerja yang harus jelas
diketahui oleh kepala ruang dan perawat sebagai anggota. Sehingga kepala
ruang dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mengarahkan dan
meningkatkan produktivitas kerja perawat. Hal yang bisa menyebabkan
demikian karena melalui fungsi perencanaan ini kepala ruang dapat bekerja
sama dengan ketua tim dan perawat pelaksana dalam menyusun tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai sehingga kerjasama tersebut merupakan suatu
komitmen bersama agar klien menerima pelayanan perawatan sesuai
kebutuhannya. Perencanaan merupakan suatu proses pemikiran dan penentuan
tentang hal-hal yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang meliputi
penggunaan sumber daya dan kebijakan yang dirumuskan dalam rencana yang
mencakup pengaturan tenaga sehingga perencanaan harus dibuat secara akurat
dan tepat. Perencanaan juga merupakan pedoman konkrit untuk melakukan
tindakan (Kartono, 2004). Kunci perencanaan adalah kesadaran bahwa
perencanaan merupakan proses yang terus menerus. Perencanaan sangat
penting karena dengan perencanaan orang atau organisasi bekerja dan
bergerak lebih cepat dari sebelumnya (Buhler, 2004).
Perencanaan dalam manajemen keperawatan memiliki peranan penting
dalam fungsi manajemen keperawatan. Perencanaan merupakan dasar untuk
melakukan kegiatan. Tanpa adanya perencanaan yang baik, maka proses
manajemen tidak akan berjalan dengan baik (Marquis & Huston, 2000).
Seorang manajer keperawatan harus memiliki kemampuan leadership/
kepemimpinan yang baik seperti keterampilan membuat visi dan kreativitas
(Marquis & Huston, 2000). Visi berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Oleh karena itu, visi tersebut membantu manajer keperawatan untuk dapat
membuat perencanaan yang adekuat, sehingga tanpa adanya visi maka tujuan-
tujuan yang akan dicapai tidak akan dapat dibayangkan apalagi direncanakan.
Perencanaan dalam manajemen keperawatan tentu tidak terlepas dari
kaitannya dengan perawat sebagai pemberi layanan keperawatan dan
masyarakat sebagai penerima layanan keperawatan. Swansburg (1999)
menyatakan bahwa perencanaan dalam keperawatan dapat memastikan klien
atau pasien akan menerima layanan keperawatan yang mereka butuhkan dan
inginkan. Selain itu, pelayanan-pelayanan tersebut dapat diberikan oleh
perawat-perawat yang memiliki kepuasan bekerja.
Perencanaan harian merupakan salah satu bentuk perencanaan kepala
ruang. Perencanaan harian kepala ruang merupakan bagian dari perencanaan
jangka pendek. Perencanaan harian kepala ruang setidaknya memuat tugas dan
tanggung jawab kepala ruang dalam fungsi manajeman kepala ruang (Marquis
& Houston,2012). Perencanaan harian terkait dengan pengkajian, penetapan
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi yang dilakukan oleh ketua
tim/perawat primer (Sitorus, 2011). Perencanaan harian kepala ruang pada
metode penugasan tim berisi uraian tugas kepala ruangan sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemen (Depkes, 2005).
Perencanaan yang efektif membutuhkan manager yang mampu
membuat tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang dan mampu
membuat perubahan yang dibutuhkan demi mencapai tujuan yang diharapkan
(Marquis & Houston, 2012). Perencanaan merupakan fungsi managerial yang
menyeleksi prioritas, hasil, dan metode untuk memperoleh hasil yang
diinginkan (Huber, 2010).
Peningkatan profesionalisme perawat melalui penerapan praktik
keperawatan profesional sangat perlu dilakukan rumah sakit di Indonesia.
Praktik keperawatan profesional diwujudkan melalui keterlibatan perawat
secara aktif dalam pembuatan keputusan dan memiliki kebebasan untuk
melakukan praktik serta melakukan hubungan kolaborasi dengan dokter
(Mark., Salyer & Wan, 2003).
Berdasarkan latar belakang diatas maka mahasiswa tertarik untuk
melakukan praktek manajemen keperawatan di di Ruang Sumbadra RSJD dr.
Arif Zainudin Surakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen selama 3 minggu di ruang
Sumbadra RSJD Dr Arif Zainudin Surakarta, mahasiswa dapat
menerapkan pengelolaan ruangan dengan sistem pemberian layanan
keperawatan professional (SP2KP) berdasarkan langkah-langkah
penyelesaian masalah (Problem Solving Cycle).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan terkait dengan
rencana harian dan rencana bulanan ketua tim di Ruang Sumbadra
RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
b. Mengidentifikasi masalah yang ada terkait dengan rencana harian dan
rencana bulanan ketua tim dengan pendekatan penyelesaian masalah
(problemsolving cycle) di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
c. Bersama perawat menentukan prioritas masalah yang terkait dengan
masalah-masalah yang dijumpai mengenai rencana harian dan rencana
bulanan ketua tim di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
d. Bersama perawat menyusun perencanaan untuk menyelesaikan
masalah yang ditemukan di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
e. Bersama perawat melakukan implementasi sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
f. Melakukan evaluasi proses dan hasil terhadap implementasi yang
sudah dilakukan menggunakan format yang telah dibuat di Ruang
Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
g. Menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evalusinasi proses
maupun hasil di Ruang Dewi Kunti RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.

C. Manfaat
1. Institusi pendidikan
Membantu dalam proses belajar mengajar terutama penerapan
manajemen keperawatan di ruang perawatan dan memberikan informasi
bagi mahasiswa maupun guru terutama mengenai pelaksanaan manajemen
asuhan dan manajemen pelayanan dalam melakukan pengelolaan ruangan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori
manajemen keperawatan secara langsung khususnya dengan rencana
harian dan rencana bulanan perawat dan dapat mencari alternatif
pemecahan masalah ketika menghadapi hambatan dan kesulitan selama
penerapan manajemen asuhan dan pelayanan di ruang perawatan.
3. Rumah sakit
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengembangan Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) dan sebagai
bahan informasi untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
menyusun format rencana harian dan rencana bulanan perawat dan
melengkapi media sehingga dapat melakukan perbaikan kualitas mutu
pelayanan keperawatan secara bertahap.
4. Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
Sebagai informasi mengenai rencana harian dan rencana bulanan
perawat sesuai standar di Ruang Dewi Kunti RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta sehingga dapat mengadakan perbaikan secara bertahap dan
terencana.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan

secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian,1990). Perencanaan juga

dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus

dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dan kapan kegiatan itu

dilakukan. Perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan

mempermudah pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi,

perencanaan merupakan pola piker yang dapat menentukan keberhasilan suatu

kegiatan dan merupakan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan

selanjutnya.

Perencanaan adalah proses dan tahapan untuk merumuskan masalah

kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan

sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok

dan menyusun langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah disepakati

yang dimulai dengan perumusan tujuan organisasi, sampai dengan

menetapkan alternatif kegiatan untuk tercapainya organisasi. Jenis

perencanaan yang diterapkan diruang MPKP adalah perencanaan jangka

pendek yang terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.


1) Rencana Harian
Perencanaan harian merupakan salah satu bentuk perencanaan
kepala ruang. Perencanaan harian kepala ruang merupakan bagian dari
perencanaan jangka pendek. Perencanaan harian kepala ruang setidaknya
memuat tugas dan tanggung jawab kepala ruang dalam fungsi manajeman
kepala ruang (Marquis & Houston,2012). Perencanaan harian terkait
dengan pengkajian, penetapan rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi yang dilakukan oleh ketua tim/perawat primer (Sitorus, 2011).
Perencanaan harian kepala ruang pada metode penugasan tim berisi uraian
tugas kepala ruangan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (Depkes,
2005).
Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift yang
dilakukan oleh perawat asosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua
tim dan kepala ruangan. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan
dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference (Keliat, 2006).

a) Rencana Harian Kepala Ruang


1) Asuhan keperawatan
2) Supervise katim dan perawat pelaksana
3) Supervise tenaga selain perawat dan kerja sama dengan uni lain
yang terkait.
b) Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian ketua tim antara lain:
1) Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di tim nya
2) Melakukan supervisi perawat pelaksana untuk menilai kompetensi
secara langsung dan tidak langsung, serta on the job tranning yang
dirancang.
3) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya
c) Rencana harian perawat pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan
untuk sejumlah klien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian
perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu
orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebgai ketua tim
dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post
conference perawat pelaksana akan membuat rencana yang ditunjukan
pada tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada
shift dinasnya.
Rencana catatan harian perawat pelaksana/assosiet pada shift sore
dan malam agak berbeda jika hanya 1 orang dalam satu tim. Perawat
tersebut akan berperan sebagai ketua tim PA/PP, sehingga tidak ada
kegiatan pre dan post conference.
d) Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan
melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian. Setiap
Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada
akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian
masing-masing perawat.

Keterangan ( ) Perawat membuat rencana harian


(-) Perawat tidak membuat rencana harian
(0) Perawat libur

Presentasi RH = Jumlah RH yg dibuat x100 %


Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

Perencanaan yang efektif membutuhkan manager yang mampu


membuat tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang dan mampu
membuat perubahan yang dibutuhkan demi mencapai tujuan yang diharapkan
(Marquis & Houston, 2012). Perencanaan merupakan fungsi managerial yang
menyeleksi prioritas, hasil, dan metode untuk memperoleh hasil yang
diinginkan (Huber, 2010).
Hasil penelitian di RS Tugu Ibu Depok (2011) yang melibatkan kepala
ruang di 5 ruang rawat inap RS Tugu Ibu Depok didapatkan data 80% kepala
ruang tidak mengikuti pelatihan dalam 2 tahun terakhir termasuk pelatihan
pembuatan rencana harian. Setiap kepala ruang memiliki rencana harian,
namun format dan isinya dapat berbeda-beda. Pelaksanaan rencana harian
kepala ruang masih belum optimal. Penilaian kinerja kepala ruang di RS Tugu
Ibu Depok dilaksanakan setiap 1 tahun sekali. Nilai rata-rata kinerja tahunan
kepala ruang pada tahun 2011 katagori baik dengan rentang nilai antara 75-80.
Nilai kinerja tersebut masih belum optimal. Indikator pengukuran kinerja yang
digunakan adalah managemen approach, compensatory reward, professional
relationship, dan patient care delivery.
Hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
produktivitas perawat RS Tugu Ibu Depok oleh Huda (2011) menunjukkan
produktivitas perawat masih rendah. Nilai produktivitas masih berada dibawah
angka 80 (nilai standar diatas 80). Faktor terbesar yang mempengaruhi
produktivitas perawat RS Tugu Ibu Depok adalah faktor motivasi.

2) Rencana Bulanan
Menurut Keliat (2009), rencana bulanan merupakan rencana tindak
lanjut yang dibuat oleh kepala ruangan dan ketua tim. Setiap akhir bulan
kepala ruang melakukan evaluasi keempat pilar atau nilai MPKP dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruang akan membuat rencana
tinddak lanjut untuk meningkatkan kualitas hasil, ketua tim juga
melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Ketua
tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan berhubungan dengan
peningkatan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
a) Rencana bulanan kepala ruang
Setiap akhir bulan kepala ruang (karu) melakukan evaluasi hasil
keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Karu akan membuat rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas
hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah sebagai
berikut.
1) Membuat jadwal dan memimpin case conference
2) Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
3) Membuat jadwal dinas
4) Membuat jadwal tugas TAK
5) Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
6) Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja kerja ketua tim
dan perawat pelaksana
7) Melakukan audit dokumentasi
8) Membuat laporan bulanan
b) Rencana bulanan Ketua Tim
1) Mempersentasikan kasus dalam case conference
2) Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3) Melakukan supervisi perawat pelaksana

B. Tanggung Jawab Ketua Tim:


a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.
BAB III

HASIL PENGKAJIAN

I. PENGKAJIAN PERENCANAAN
A. Perencanaan Strategi Organisasi
1) Rencana Operasional
a. Perencanaan Jangka Pendek
1. Rencana Harian
a.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan
karu, katim dan perawat pelaksana diruang Sumbadra sudah
ada rencana harian hanya dimiliki karu. Katim dan perawat
pelaksana belum mempunyai rencana harian secara tertulis.
Berdasarkan hasil observasi tampak buku rencana
kegiatan harian di ruang Sumbadra baik katim maupun PA.
b.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Sumbadra didapatkan hasil bahwa katim
dan masing-masing perawat pelaksanan memiliki rencana
harian secara tertulis.
Berdasarkan data distribusi frekuensi evaluasi rencana
harian kepala ruang didapatkan hasil 100%, rencana harian
katim dan perawat pelaksana di ruang Sumbadra di
dapatkan hasil 100%.

2. Rencana Mingguan
a.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan
kepala ruang dan ketua tim didapatkan hasil bahwa rencana
minggguan di ruang Sumbadra belum ada. Rencana
mingguan dibuat oleh karu yang berisi seluruh kegiatan
yang akan dilaksanakan setiap minggunya, tetapi katim
tidak mempunyai rencana minngguan tertulis.
Berdasarkan hasil observasi langsung kepala ruang di
dapatkan hasil bahwa dokumentasi rencana minngguan di
ruang Sumbadra belum ada secara tertulis, sedangkan katim
belum mempunyai rencana mingguan secara tertulis.
b.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Sumbadra didapatkan hasil bahwa katm
dan kepala ruangnbelum memiliki rencana mingguan secara
tertulis.
Berdasarkan data dristribusi dan frekuensi evaluasi rencana
mingguan katim di ruang Sumbadra didapatkan hasil 0%
katim untuk rencana mingguan.

3. Rencana Bulanan
c.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan
kepala ruang dan ketua tim didapatkan hasil bahwa rencana
bulanan di ruang Dewi Kunti sudah berjalan dengan baik.
Rencana bulanan dibuat oleh karu yang berisi seluruh
kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu bulan, tetapi
katim tidak mempunyai rencana bulanan tertulis.
Berdasarkan hasil observasi langsung kepala ruang di
dapatkan hasil bahwa dokumentasi rencana bulanan di
ruang Dewi Kunti sudah ada secara tertulis, sedangkan
katim belum mempunyai rencana bulanan secara tertulis.
d.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Dewi Kunti didapatkan hasil bahwa katm
belum memiliki rencana bulanan secara tertulis.
Berdasarkan data dristribusi dan frekuensi evaluasi rencana
bulanan katim di ruang dewi kunti didapatkan hasil 0%
katim untuk rencana bulanan

4. Rencana Tahunan
a.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung
didapatkan hasil bahwa rencana tahunan di ruang Dewi
Kunti sudah berjalan dengan baik. Rencana tahunan dibuat
oleh kepala ruang yang berisi seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan selama selama satu tahun
Berdasarkan hasil observasi langsung di dapatkan
hasil bahwa dokumentasi rencana tahunan di ruang Dewi
Kunti sudah ada. Rencana tahunan hanya dibuat oleh
kepala ruang, rencana tahunan kepala ruang diruang Dewi
Kunti meliputi :.
1. Pembuatan penilaian kerja perawat Bulan November
2017
2. Evaluasi dan Penyusunan Laporan Mutu Pelayanan
3. Supervisi Karu-Katim, Katim-Perawat Pelaksana
4. Rapat dengan Bidang Keperawatan
5. Rapat Ruang Dewi Kunti
6. Presentasi Mutu Pelayanan dengan Panitia Mutu
Rumah Sakit
7. Pembuatan Jadwal Bulan Januari 2018
8. Pengumpulan data Pelayanan Ruang Dewi Kunti
Bulan September
9. Penyusunan draf penilaian kinerja perawat Bulan
Desember
10. Penyusunan Draf Capaian mutu Triwulan IV
(Oktober –Desember )
b.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Dewi Kunti didapatkan hasil bahwa karu
memiliki rencana tahunan tri wulan III
Berdasarkan data distribusi dan frekuensi evaluasi
rencana tahunan kepala ruang di ruangan dewi kunti di
dapatkan hasil 100% bahwa karu telah membuat rencana
untuk 1 tahun kedepan.

b. Perencanaan Jangka Panjang (Rumah Sakit)


Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang Dewi Kunti untuk
rencana jangka panjang rumah sakit dibentuk oleh bagian direksi.
B. ANALISA MASALAH (SWOT)
Analisa SWOT Perencanaan Ruangan
Aspek yang dikaji Strength Weakness Opportunity Threatened
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
a) Perencanaan strategi  Sudah ada di dalam SPO  Tidak adanya rencana  Kualitas asuhan  Kinerja perawat
organisasi tentang catatan rencana mingguan ketua tim ketua keparawatan sesuai tidak dinilai
harian perawat pelaksana tim dan kepala ruangan kebutuhan pasien  Kepuasan pelanggan
perawat pelaksana di ruang
 Belum terlaksana catatan  Seluruh pasien yang menurun
Sumbadra 0 %.
harian di rawat mendapatkan  Tidak adanya
 Pendidikan minimal D3  Tidak adanya rencana asuhan keperawatan rencana mingguan
minggguan perawat dengan benar ketua tim dan
Keperawatan untuk
perawat pelaksana di
perawat pelaksna pelaksana di ruang  Tidak terjadi tumpang
Sumbadra 0 %. ruang Sumbadra 0
tindih dalam asuhan %.
keperawatan
 Belum ada implementasi
 Sudah adanya  Tidak adanya
penyusunan rencana
dokumentasi atau rencana mingguan
mingguan perawat perawat pelaksana
laporan hasil
pelaksana di ruang Sumbadra 0
(evaluasi)
 Tidak ada role model %.
 Sudah ada rencana
 Tidak terlaksanannya
bulanan dan harian
supervisi dari karu dan
dari karu dan katim.
katim.
C. Identifikasi Masalah dan Analisa Data

NO DATA FOKUS MASALAH


1  Wawancara Kurang optimalnya
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pembuatan rencana
kepada katim di Ruang Sumbadra katim dan karu mingguan karu dan
belum mempunyai rencana mingguan secara katim di ruang
tertulis. Sumbadra
 Observasi
Berdasarkan hasil observasi di dapatkan hasil
bahwa katim dan karu belum mempunyai rencana
mingguan secara tertulis.
D. Alternatif Cara Penyelesaian Masalah
Penyebab Masalah Rencana Penyelesaian Masalah

1. Kurangnya pemahaman katim a. Sosialisasikan kembali tentang pentingnya


dalam pentingnya pembuatan pelaksanaan dan pendokumentasian rencan
rencana minngguan. minngguan perawat.
2. Kurangnya motivasi katim b. Simulasi pembuatan rencana mingguan
pelaksanaan dalam membuat c. Melaksanakan rencana mingguan, dan
rencana minggguan. mendokumentasikan rencana.
3. Kurangnya monitoring evaluasi d. Bersama Karu melakukan monitoring kepada
pembuatan rencana mingguan. katim tentang pembuatan rencana mingguan
pada perawat pelaksana
E. Diagram Fishbone

Man :

a. Kurangnya motivasi katim dalam membuat


rencana mingguan.
b. Rendahnya kepatuhan katim dalam pembuatan
rencana mingguan
c. Kurang
optimalnya
pembuatan
rencana harian
mingguan
katim di ruang
Sumbadra.

Metode : Materi :

Kurangnya monitoring  Sudah ada di dalam SPO


evaluasi pembuatan tentang catatan rencana
mingguan perawat
rencana mingguan katim.
pelaksana.
F. PRIORITAS MASALAH

Prioritas Masalah Jumlah


T R Prioritas
No Masalah Importancy IxTxR
P S RI PC DU Pc
1. Kurang
optimalnya
pembuatan
rencana 3 3 2 2 2 2 2 3 14 x 2 x 3 84

mingguan
karu dan katim

Keterangan:
1. Importansi (I) atau pentingnya masalah
a. Prevalency (P) : Masalah lebih banyak ditemukan atau serius
b. Severity (S) : Akibat yang ditimbulkan lebih serius apabila tidak ditangani
c. Rate of increase (RI) : Kenaikan jumlah masalah lebih cepat
d. Public concern (PC) : Perhatian masyarakat
e. Degree of unmeetneed (DU : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi untuk terselesainya masalah
f. Political climate (PC) : Iklim politik mendukung
g. Technology (T) : Teknologi yang tersedia
h. Resource (R) : Sumber daya (manusia, alat, dana, dll)

Catatan:
2.Tulis masalah yang akan diprioritaskan
3.Nilai yang diberikan 1 s/d 4 (1 nilai terkecil dan 4 nilai yang terbesar)
4.Jumlah nilai tertinggi adalah yang prioritas untuk diintervensikan
Kriteria linkert
1 = Sangat tidak penting
2= Tidak penting
3 = Penting
4 = Sangat penting
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH (PLAN OF ACTION)
No. Rencana Tindakan Metode Sasaran Bahan dan Alat Waktu Tempat Pelaksana
1. Sosialisasikan kembali Diskusi dan tanya Karu, Katim dan Panduan dan alat Jum’at, Ruang Indah
tentang pentingnya jawab PA tulis 26 April 2019 Sumbadra Septiani
pelaksanaan dan
pendokumentasian rencana
mingguan perawat
2. Simulasi pembuatan rencana Demonstrasi Karu, Katim dan Panduan dan alat Jum’at, Ruang Indah
mingguan. PA tulis 26 April 2019 Sumbadra Septiani

3. Melaksanakan rencana Demonstrasi Karu, Katim dan Panduan dan alat Jum’at, Ruang Indah
migguan, dan PA tulis 26 April 2019 Sumbadra Septiani
mendokumentasikan rencana
harian dan rencana bulanan
katim di Ruang Sumbadra.
4. Bersama Karu melakukan Demontrasi Katim, perawat Instrumen rencana Jum’at, Ruang Indah
monitoring kepada katim pelaksana harian dan rencana 26 April 2019 Sumbadra Septiani
tentang pembuatan rencana bulanan, serta alat
mingguan pada katim. tulis

Anda mungkin juga menyukai