FUNGSI PERENCANAAN
DISUSUN OLEH:
INDAH SEPTIANI
070118A026
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat
prioritas utama dalam mengembangkan proses keperawatan. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling
bergantung, saling mempengaruhi, dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata, yaitu di Rumah Sakit dan komunitas masyarakat
sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. Manajemen
keperawatan disini adalah sebagai suatu sistem yang menggambarkan
serangkaian kejadian yang saling berhubungan, meliputi informasi, masukan
tenaga, dari sejumlah input dan proses dengan tujuan mengoreksi kegagalan
sistem (Gilles,2008).
Manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga
perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya dari manajemen
keperawatan yang berupa perencanaan strategi melalui pengumpulan data,
analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
model praktik keperawatan profesional serta melakukan pengawasan serta
pengendalian (Nursalam, 2011).
Untuk menjamin tingginya mutu pelayanan keperawatan di sebuah
institusi Rumah Sakit diperlukan upaya dalam penerapan sistem manajemen
yang sistematis sesuai sumber daya yang ada. Berdasarkan pengkajian
kelompok didapatkan bahwa di Ruang Dewi Kunti RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan adalah metode
MPKP, namun akibat ketenagaan yang masih kurang dalam pelaksanaannya
masih menggunakan metode fungsional. Berdasarkan hal ini, maka diperlukan
analisis sistem manajemen secara sistematis, sehingga mampu membuat
rumusan masalah dan melaksanakan intervensi untuk mencari problem solving
yang efektif, efisien dan rasional. Selain tujuan tersebut dalam melakukan
praktek manajemen keperawatan di ruang Dewi Kunti Rumah Sakit Jiwa dr.
Arif Zaenudin Surakarta adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta
mengaplikasikan sistem manajemen keperawatan dalam sebuah Metode
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang
menentukan kualitas pelayanan di tataran pelayanan di Rumah Sakit, 40% -
60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan (Gillies, 1994).
Menurut penelitian Kuswantoro (2010), upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme perawat adalah melalui penerapan metode
penugasan tim. Metode ini dipilih karena kualifikasi pendidikan perawat yang
dimiliki sebagian besar adalah DIII Keperawatan, sehingga perawat lebih
mengutamakan kerja tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan. Metode tim
dapat memberikan rasa tanggung jawab perawat yang lebih tinggi sehingga
terjadi peningkatan kinerja dan kepuasan pasien (Nursalam, 2006). Kinerja
yang baik dapat memberi dampak terhadap peningkatan mutu pelayanan klinis
dalam tim. Kinerja perawat juga dapat digunakan untuk mewujudkan
komitmen pegawai dalam kontribusinya secara profesional guna
meningkatkan mutu pelayanan sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat makin meningkat (Mangkunegara, 2006).
Keberhasilan metoda tim ditentukan dari kemampuan ketua tim dalam
membuat penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya.
Perawat yang berperan sebagai ketua tim bertanggung jawab untuk
mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada dalam timnya dan
merencanakan perawatan pasien. Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota
tim, memberikan arahan perawatan untuk pasien, melakukan pendidikan
kesehatan, mengkoordinasikan aktivitas pasien (Tappen, 1998). Selain itu
peran kepala ruang juga sangat penting dalam pelaksanaan metoda tim yaitu
sebagai narasumber bagi ketua tim (Sitorus, 2006).
Kepala ruang merupakan manajer pada level pertama dalam manajemen
di unit perawatan rawat inap yang memiliki tugas mengontrol kinerja perawat
secara langsung (Tappen, 1998). Sebagai manajer terdepan yang langsung
mengelola asuhan kepada klien, kepala ruangan harus mampu mengelola staf
keperawatan maupun sumber daya lainnya, sehingga staf termotivasi untuk
senantiasa meningkatkan kinerjanya dan berkoordinasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas kepada klien.
Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan fungsi manajerial kepala
ruangan dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% dapat diprediksi
bahwa skor fungsi manajerial kepala ruangan yang dipersepsikan oleh
responden meliputi perencanaan. Fungsi manajerial kepala ruangan berada
dalam kondisi yang baik dapat diduga karena hampir sebagian besar lama
kerja kepala ruangan lebih dari 5 tahun dan berusia kurang dari 45 tahun.
Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dapat
berdampak positif dan merupakan proses pembelajaran, pelatihan dan proses
meningkatkan ketrampilan (Rivai, 2006).
Selain itu Produktivitas akan meningkat antara usia 20 tahun sampai
dengan 45 tahun. Upaya yang dapat dilakukan agar pelaksanaan fungsi
manajerial lebih optimal adalah melalui suatu kebijakan manajemen rumah
sakit dalam penentuan syarat untuk menjadi kepala ruangan harus memiliki
pengalaman kerja lebih dari 5 tahun dan berusia di bawah 45 tahun. Penelitian
ini juga menunjukkan kinerja ketua tim dengan menggunakan tingkat
kepercayaan 95% dan jika dibandingkan dengan skor maksimal yang harus
didapat oleh ketua tim sebesar 123 maka kinerja ketua tim termasuk dalam
kategori baik. Hal ini dikarenakan kerja tim dapat memberikan dukungan dan
komitmen terhadap tujuan yang menimbulkan produktivitas serta dapat
memotivasi perilaku kerja perawat (Swansburg, 2006).
Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak
ukur kinerja individu. Kerja tim dapat memberikan dukungan dan komitmen
terhadap tujuan yang menimbulkan produktifitas serta dapat memotivasi
perilaku kerja perawat (Swansburg, 2006). Model praktek keperawatan
profesional metode tim merupakan suatu model yang memberikan kesempatan
pada perawat profesional untuk menerapkan otonominya dalam mendesain,
melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan atau asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien (Nurachmah, 1998). Salah satu karakteristik dari tim
adalah mempunyai kemandirian dalam menjalankan tugas. Tim memiliki
otonomi sendiri dan seringkali mengelola sendiri pekerjaan-pekerjaannya
(Buhler, 2004)
Hasil penelitian Ferdiansyah (2006) menyebutkan bahwa kompetensi
kepala ruangan dalam melaksanakan fungsi manajerial merupakan faktor yang
paling dominan mempengaruhi kinerja perawat. Untuk dapat melakukan
fungsi manajerial yang efektif kepala ruang harus memiliki kompetensi dan
melakukan penyusunan standar kerja dan prosedur kerja yang harus jelas
diketahui oleh kepala ruang dan perawat sebagai anggota. Sehingga kepala
ruang dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mengarahkan dan
meningkatkan produktivitas kerja perawat. Hal yang bisa menyebabkan
demikian karena melalui fungsi perencanaan ini kepala ruang dapat bekerja
sama dengan ketua tim dan perawat pelaksana dalam menyusun tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai sehingga kerjasama tersebut merupakan suatu
komitmen bersama agar klien menerima pelayanan perawatan sesuai
kebutuhannya. Perencanaan merupakan suatu proses pemikiran dan penentuan
tentang hal-hal yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang meliputi
penggunaan sumber daya dan kebijakan yang dirumuskan dalam rencana yang
mencakup pengaturan tenaga sehingga perencanaan harus dibuat secara akurat
dan tepat. Perencanaan juga merupakan pedoman konkrit untuk melakukan
tindakan (Kartono, 2004). Kunci perencanaan adalah kesadaran bahwa
perencanaan merupakan proses yang terus menerus. Perencanaan sangat
penting karena dengan perencanaan orang atau organisasi bekerja dan
bergerak lebih cepat dari sebelumnya (Buhler, 2004).
Perencanaan dalam manajemen keperawatan memiliki peranan penting
dalam fungsi manajemen keperawatan. Perencanaan merupakan dasar untuk
melakukan kegiatan. Tanpa adanya perencanaan yang baik, maka proses
manajemen tidak akan berjalan dengan baik (Marquis & Huston, 2000).
Seorang manajer keperawatan harus memiliki kemampuan leadership/
kepemimpinan yang baik seperti keterampilan membuat visi dan kreativitas
(Marquis & Huston, 2000). Visi berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Oleh karena itu, visi tersebut membantu manajer keperawatan untuk dapat
membuat perencanaan yang adekuat, sehingga tanpa adanya visi maka tujuan-
tujuan yang akan dicapai tidak akan dapat dibayangkan apalagi direncanakan.
Perencanaan dalam manajemen keperawatan tentu tidak terlepas dari
kaitannya dengan perawat sebagai pemberi layanan keperawatan dan
masyarakat sebagai penerima layanan keperawatan. Swansburg (1999)
menyatakan bahwa perencanaan dalam keperawatan dapat memastikan klien
atau pasien akan menerima layanan keperawatan yang mereka butuhkan dan
inginkan. Selain itu, pelayanan-pelayanan tersebut dapat diberikan oleh
perawat-perawat yang memiliki kepuasan bekerja.
Perencanaan harian merupakan salah satu bentuk perencanaan kepala
ruang. Perencanaan harian kepala ruang merupakan bagian dari perencanaan
jangka pendek. Perencanaan harian kepala ruang setidaknya memuat tugas dan
tanggung jawab kepala ruang dalam fungsi manajeman kepala ruang (Marquis
& Houston,2012). Perencanaan harian terkait dengan pengkajian, penetapan
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi yang dilakukan oleh ketua
tim/perawat primer (Sitorus, 2011). Perencanaan harian kepala ruang pada
metode penugasan tim berisi uraian tugas kepala ruangan sesuai dengan
fungsi-fungsi manajemen (Depkes, 2005).
Perencanaan yang efektif membutuhkan manager yang mampu
membuat tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang dan mampu
membuat perubahan yang dibutuhkan demi mencapai tujuan yang diharapkan
(Marquis & Houston, 2012). Perencanaan merupakan fungsi managerial yang
menyeleksi prioritas, hasil, dan metode untuk memperoleh hasil yang
diinginkan (Huber, 2010).
Peningkatan profesionalisme perawat melalui penerapan praktik
keperawatan profesional sangat perlu dilakukan rumah sakit di Indonesia.
Praktik keperawatan profesional diwujudkan melalui keterlibatan perawat
secara aktif dalam pembuatan keputusan dan memiliki kebebasan untuk
melakukan praktik serta melakukan hubungan kolaborasi dengan dokter
(Mark., Salyer & Wan, 2003).
Berdasarkan latar belakang diatas maka mahasiswa tertarik untuk
melakukan praktek manajemen keperawatan di di Ruang Sumbadra RSJD dr.
Arif Zainudin Surakarta.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen selama 3 minggu di ruang
Sumbadra RSJD Dr Arif Zainudin Surakarta, mahasiswa dapat
menerapkan pengelolaan ruangan dengan sistem pemberian layanan
keperawatan professional (SP2KP) berdasarkan langkah-langkah
penyelesaian masalah (Problem Solving Cycle).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan terkait dengan
rencana harian dan rencana bulanan ketua tim di Ruang Sumbadra
RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
b. Mengidentifikasi masalah yang ada terkait dengan rencana harian dan
rencana bulanan ketua tim dengan pendekatan penyelesaian masalah
(problemsolving cycle) di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
c. Bersama perawat menentukan prioritas masalah yang terkait dengan
masalah-masalah yang dijumpai mengenai rencana harian dan rencana
bulanan ketua tim di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
d. Bersama perawat menyusun perencanaan untuk menyelesaikan
masalah yang ditemukan di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
e. Bersama perawat melakukan implementasi sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat di Ruang Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
f. Melakukan evaluasi proses dan hasil terhadap implementasi yang
sudah dilakukan menggunakan format yang telah dibuat di Ruang
Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta.
g. Menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evalusinasi proses
maupun hasil di Ruang Dewi Kunti RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta.
C. Manfaat
1. Institusi pendidikan
Membantu dalam proses belajar mengajar terutama penerapan
manajemen keperawatan di ruang perawatan dan memberikan informasi
bagi mahasiswa maupun guru terutama mengenai pelaksanaan manajemen
asuhan dan manajemen pelayanan dalam melakukan pengelolaan ruangan.
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori
manajemen keperawatan secara langsung khususnya dengan rencana
harian dan rencana bulanan perawat dan dapat mencari alternatif
pemecahan masalah ketika menghadapi hambatan dan kesulitan selama
penerapan manajemen asuhan dan pelayanan di ruang perawatan.
3. Rumah sakit
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan pengembangan Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) dan sebagai
bahan informasi untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
menyusun format rencana harian dan rencana bulanan perawat dan
melengkapi media sehingga dapat melakukan perbaikan kualitas mutu
pelayanan keperawatan secara bertahap.
4. Sumbadra RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
Sebagai informasi mengenai rencana harian dan rencana bulanan
perawat sesuai standar di Ruang Dewi Kunti RSJD Dr. Arif Zainudin
Surakarta sehingga dapat mengadakan perbaikan secara bertahap dan
terencana.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka
dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus
selanjutnya.
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok
dan menyusun langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
2) Rencana Bulanan
Menurut Keliat (2009), rencana bulanan merupakan rencana tindak
lanjut yang dibuat oleh kepala ruangan dan ketua tim. Setiap akhir bulan
kepala ruang melakukan evaluasi keempat pilar atau nilai MPKP dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruang akan membuat rencana
tinddak lanjut untuk meningkatkan kualitas hasil, ketua tim juga
melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Ketua
tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan berhubungan dengan
peningkatan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
a) Rencana bulanan kepala ruang
Setiap akhir bulan kepala ruang (karu) melakukan evaluasi hasil
keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Karu akan membuat rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas
hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah sebagai
berikut.
1) Membuat jadwal dan memimpin case conference
2) Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
3) Membuat jadwal dinas
4) Membuat jadwal tugas TAK
5) Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
6) Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja kerja ketua tim
dan perawat pelaksana
7) Melakukan audit dokumentasi
8) Membuat laporan bulanan
b) Rencana bulanan Ketua Tim
1) Mempersentasikan kasus dalam case conference
2) Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3) Melakukan supervisi perawat pelaksana
HASIL PENGKAJIAN
I. PENGKAJIAN PERENCANAAN
A. Perencanaan Strategi Organisasi
1) Rencana Operasional
a. Perencanaan Jangka Pendek
1. Rencana Harian
a.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan
karu, katim dan perawat pelaksana diruang Sumbadra sudah
ada rencana harian hanya dimiliki karu. Katim dan perawat
pelaksana belum mempunyai rencana harian secara tertulis.
Berdasarkan hasil observasi tampak buku rencana
kegiatan harian di ruang Sumbadra baik katim maupun PA.
b.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Sumbadra didapatkan hasil bahwa katim
dan masing-masing perawat pelaksanan memiliki rencana
harian secara tertulis.
Berdasarkan data distribusi frekuensi evaluasi rencana
harian kepala ruang didapatkan hasil 100%, rencana harian
katim dan perawat pelaksana di ruang Sumbadra di
dapatkan hasil 100%.
2. Rencana Mingguan
a.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan
kepala ruang dan ketua tim didapatkan hasil bahwa rencana
minggguan di ruang Sumbadra belum ada. Rencana
mingguan dibuat oleh karu yang berisi seluruh kegiatan
yang akan dilaksanakan setiap minggunya, tetapi katim
tidak mempunyai rencana minngguan tertulis.
Berdasarkan hasil observasi langsung kepala ruang di
dapatkan hasil bahwa dokumentasi rencana minngguan di
ruang Sumbadra belum ada secara tertulis, sedangkan katim
belum mempunyai rencana mingguan secara tertulis.
b.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Sumbadra didapatkan hasil bahwa katm
dan kepala ruangnbelum memiliki rencana mingguan secara
tertulis.
Berdasarkan data dristribusi dan frekuensi evaluasi rencana
mingguan katim di ruang Sumbadra didapatkan hasil 0%
katim untuk rencana mingguan.
3. Rencana Bulanan
c.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan
kepala ruang dan ketua tim didapatkan hasil bahwa rencana
bulanan di ruang Dewi Kunti sudah berjalan dengan baik.
Rencana bulanan dibuat oleh karu yang berisi seluruh
kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu bulan, tetapi
katim tidak mempunyai rencana bulanan tertulis.
Berdasarkan hasil observasi langsung kepala ruang di
dapatkan hasil bahwa dokumentasi rencana bulanan di
ruang Dewi Kunti sudah ada secara tertulis, sedangkan
katim belum mempunyai rencana bulanan secara tertulis.
d.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Dewi Kunti didapatkan hasil bahwa katm
belum memiliki rencana bulanan secara tertulis.
Berdasarkan data dristribusi dan frekuensi evaluasi rencana
bulanan katim di ruang dewi kunti didapatkan hasil 0%
katim untuk rencana bulanan
4. Rencana Tahunan
a.) Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung
didapatkan hasil bahwa rencana tahunan di ruang Dewi
Kunti sudah berjalan dengan baik. Rencana tahunan dibuat
oleh kepala ruang yang berisi seluruh kegiatan yang akan
dilaksanakan selama selama satu tahun
Berdasarkan hasil observasi langsung di dapatkan
hasil bahwa dokumentasi rencana tahunan di ruang Dewi
Kunti sudah ada. Rencana tahunan hanya dibuat oleh
kepala ruang, rencana tahunan kepala ruang diruang Dewi
Kunti meliputi :.
1. Pembuatan penilaian kerja perawat Bulan November
2017
2. Evaluasi dan Penyusunan Laporan Mutu Pelayanan
3. Supervisi Karu-Katim, Katim-Perawat Pelaksana
4. Rapat dengan Bidang Keperawatan
5. Rapat Ruang Dewi Kunti
6. Presentasi Mutu Pelayanan dengan Panitia Mutu
Rumah Sakit
7. Pembuatan Jadwal Bulan Januari 2018
8. Pengumpulan data Pelayanan Ruang Dewi Kunti
Bulan September
9. Penyusunan draf penilaian kinerja perawat Bulan
Desember
10. Penyusunan Draf Capaian mutu Triwulan IV
(Oktober –Desember )
b.) Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
perawat di ruang Dewi Kunti didapatkan hasil bahwa karu
memiliki rencana tahunan tri wulan III
Berdasarkan data distribusi dan frekuensi evaluasi
rencana tahunan kepala ruang di ruangan dewi kunti di
dapatkan hasil 100% bahwa karu telah membuat rencana
untuk 1 tahun kedepan.
Man :
Metode : Materi :
mingguan
karu dan katim
Keterangan:
1. Importansi (I) atau pentingnya masalah
a. Prevalency (P) : Masalah lebih banyak ditemukan atau serius
b. Severity (S) : Akibat yang ditimbulkan lebih serius apabila tidak ditangani
c. Rate of increase (RI) : Kenaikan jumlah masalah lebih cepat
d. Public concern (PC) : Perhatian masyarakat
e. Degree of unmeetneed (DU : Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi untuk terselesainya masalah
f. Political climate (PC) : Iklim politik mendukung
g. Technology (T) : Teknologi yang tersedia
h. Resource (R) : Sumber daya (manusia, alat, dana, dll)
Catatan:
2.Tulis masalah yang akan diprioritaskan
3.Nilai yang diberikan 1 s/d 4 (1 nilai terkecil dan 4 nilai yang terbesar)
4.Jumlah nilai tertinggi adalah yang prioritas untuk diintervensikan
Kriteria linkert
1 = Sangat tidak penting
2= Tidak penting
3 = Penting
4 = Sangat penting
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH (PLAN OF ACTION)
No. Rencana Tindakan Metode Sasaran Bahan dan Alat Waktu Tempat Pelaksana
1. Sosialisasikan kembali Diskusi dan tanya Karu, Katim dan Panduan dan alat Jum’at, Ruang Indah
tentang pentingnya jawab PA tulis 26 April 2019 Sumbadra Septiani
pelaksanaan dan
pendokumentasian rencana
mingguan perawat
2. Simulasi pembuatan rencana Demonstrasi Karu, Katim dan Panduan dan alat Jum’at, Ruang Indah
mingguan. PA tulis 26 April 2019 Sumbadra Septiani
3. Melaksanakan rencana Demonstrasi Karu, Katim dan Panduan dan alat Jum’at, Ruang Indah
migguan, dan PA tulis 26 April 2019 Sumbadra Septiani
mendokumentasikan rencana
harian dan rencana bulanan
katim di Ruang Sumbadra.
4. Bersama Karu melakukan Demontrasi Katim, perawat Instrumen rencana Jum’at, Ruang Indah
monitoring kepada katim pelaksana harian dan rencana 26 April 2019 Sumbadra Septiani
tentang pembuatan rencana bulanan, serta alat
mingguan pada katim. tulis