Anda di halaman 1dari 1

1.

Aspek Etik Dan Medikolegal


Dalam melakukan pemeriksaan pada korban kekerasan seksual,
terdapat beberapa aspek etik dan medikolegal yang harus diperhatikan.
Karena korban juga berstatus sebagai pasien, dan yang akan diperiksa
adalah daerah sensitif, hal utama yang harus diperhatikan adalah
memperoleh informed consent. Informasi tentang pemeriksaan harus
diberikan sebelum pemeriksaan dimulai dan antara lain, mencakup
tujuan pemeriksaan dan kepentingannya untuk pengungkapan kasus,
prosedur atau teknik pemeriksaan, tindakan pengambilan sampel atau
barang bukti, dokumentasi dalam bentuk rekam medis dan foto, serta
pembukaan sebagian rahasia kedokteran guna pembuatan Visum et
Repertum.1
Apabila korban cakap hukum, persetujuan untuk pemeriksaan
harus diperoleh dari korban. Syarat-syarat cakap hukum adalah berusia
21 tahun atau lebih, atau belum 21 tahun tapi sudah pernah menikah,
tidak sedang menjalani hukuman, serta berjiwa sehat dan berakal sehat.
Apabila korban tidak cakap hukum persetujuan harus diminta dari
walinya yang sah. Bila korban tidak setuju diperiksa, tidak terdapat
ketentuan undang-undang yang dapat memaksanya untuk diperiksa dan
dokter harus menghormati keputusan korban tersebut. Selain itu,
karena pada korban terdapat barang bukti (corpus delicti) harus
diperhatikan pula prosedur legal pemeriksaan. Setiap pemeriksaan
untuk pembuatan visum et repertum harus dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis (Surat Permintaan Visum/SPV) dari polisi penyidik
yang berwenang.1

Anda mungkin juga menyukai