Nksad Kab. Lahat
Nksad Kab. Lahat
ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN
DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR :
NOMOR :
TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM TRANSMIGRASI
DI LOKASI KEBAN AGUNG KECAMATAN KIKIM SELATAN
KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN
Pada hari ini Jum’at tanggal Sebelas bulan September Tahun Dua Ribu Lima Belas,
bertempat di Kota Mataram kami masing-masing yang bertandatangan di bawah ini
sebagai berikut :
1. H.SAIFUDIN ASWARI RIVA’I, SE. : Bupati Lahat, berkedudukan di jl. Kol. Berlian
Bandar Jaya, Lahat – Sumatera Selatan. Dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Kabupaten Lahat, berdasarkan
pasal 65 ayat 1 huruf e Undang-undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
:
Untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama antara PARA PIHAK tersebut adalah
penyelenggaraan transmigrasi, meliputi kegiatan :
a. Penyiapan Calon Transmigran;
b. Penyiapan Calon Lokasi;
c. Pembangunan Permukiman;
2
d. Penempatan Transmigrasi; dan
e. Pembinaan Transmigrasi.
(2) Kerja Sama ini dilaksanakan di lokasi Keban Agung Kecamatan Kikim Selatan
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan dengan penempatan 10 (Sepuluh)
KK transmigran pada tahun 2015.
OBYEK KERJASAMA
Pasal 3
Obyek Perjanjian Kerjasama ini adalah calon Transimigrasi asal Kabupaten Lobok
Timur sebanya 10 (Sepuluh) Kepala Keluarga (KK).
LOKASI
Pasal 4
Kerjasama ini dilaksanakan dilokasi keban Agung, Keamatan Kikim Selatan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 10 (Sepuluh) Kepala
Keluarga (KK).
a. Menerima calon transmigran dari PIHAK KEDUA sejumlah Sepuluh (10) Kepala
Keluarga sesuai kompetensi daerah penempatan, dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan;
1. Calon transmigrasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Kabupaten Lombok Timur;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Status telah berkeluarga sah;
d. Berpendidikan sekolah minimal Sekolah Dasar ( SD ) atau sederajat;
e. Berusia antara 18 ( delapan belas ) sampai dengan 50 ( lima puluh )
tahun;
f. Tidak terlibat dalam tindak pidana;
g. Belum pernah menjadi transmigran;
h. Mempunyai keterampilan sesuai dengan kebutuhan bidang pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan, kerajinan dan pertukangan.
2. Mempunyai semangat tinggi dan kemauan untuk bekerja keras demi
perbaikan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar;
3. Apabila dikemudian hari ditemukan transmigran yang telah dikirim tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana ayat (1), maka harus dipulangkan
dengan biaya Pemerintah Daerah pengirim;
4. Para transmigran asal Kabupaten Lombok Timur yang meninggalkan lokasi
permukiman dan atau ingin kembali ke daerah asal atas kemauan sendiri,
biaya perjalanan dan lain-lain ditanggung sendiri oleh transmigran yang
bersangkutan;
5. Apabila setelah penempatan, transmigran tidak mengerjakan dan
menelantarkan atau meninggalkan lokasi selama 3 (tiga) bulan terus
menerus, tanpa izin petugas yang berwenang, maka segala hak yang telah
diterima dari pemerintah akan dicabut;
6. Bagi transmigran yang meninggalkan lokasi permukiman sebagaimana ayat
(4) dan ayat (5), maka segala hak yang di dapat seperti lokasi usaha dan
4
perumahan tidak dapat dijual belikan atau dipindah tangankan kepada pihak
lain;
7. Lahan usaha yang diterimakan kepada transmigran tidak dibenarkan untuk
diganti / disewakan / dipindah tangankan kepihak lain;
8. Para transmigran daerah asal berkewajiban menjaga kelestarian
lingkungan, permukiman dan sekitarnya ( tidak merusak sumber alam );
5
- Surat Pindah Penduduk
- Surat Pindah BPJS
- Kartu KB
- Kartu Indonesia Pintar
- Surat Pindah Sekolah
PEMBIAYAAN
Pasal 7
JANGKA WAKTU
Pasal 8
Perjanjian Kerjasama ini mulai berlaku terhitung sejak ditanda tangani untuk jangka
waktu 5 ( lima ) tahun dan setiap tahun dilakukan evaluasi serta dapat diperpanjang
atau diperbaharui atas dasar kesepakatan PARA PIHAK.
6
PERAN PROVINSI SEBAGAI FASILITATOR
Pasal 9
7
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program kerjasama antar daerah
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota daerah penempatan;
g. Menerbitkan surat Siap Terima Penempatan (STP);
h. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
penyiapan lahan permukiman transmigrasi; dan
i. Melaksanakan koordinasi pembinaan transmigran yang telah ditempatkan di
Lokasi Keban Agung Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat
(1) Bupati Lahat dan Bupati Lombok Timur melaksanakan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian terhadap pelaksanaan kerjasama penyelenggaraan Program
Transmigrasi sesuai dengan hak dan kewajiban para pihak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6.
(2) Pelaksanaan operasional pembinaan, pengawasan dan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas yang menangani
Ketransmigrasian secara terkoordinasi dan terintegrasi.
(1) Semua hak dan kewajiban PARA PIHAK berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini
berikut perubahan dan pembaharuannya yang timbul dikemudian hari tidak akan
berakhir karena PARA PIHAK habis masa jabatannya atau karena sebab–sebab
lain dan atau karena meninggal dunia, Perjanjian Kerjasama ini akan tetap berlanjut
dan harus ditaati oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila terjadi sesuatu yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian ini maka
tetap berpedoman pada semua perundangan yang berlaku.
FORCE MAJEURE
Pasal 12
(1) Peristiwa Force Majeure adalah tindakan atau peristiwa yang menghambat atau
menghalangi kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajiban, dimana tindakan
atau peristiwa tersebut di luar kekuasaan dan bukan kesalahan PARA PIHAK, serta
PARA PIHAK tidak dapat menghindar atau mengatasi tindakan atau peristiwa
tersebut, yaitu meliputi :
8
a. Bencana alam antara lain gempa bumi, banjir, tanah longsor, taufan, tsunami;
b. Hukum atau peraturan / regulasi yang dibuat oleh Pemerintah, Putusan Badan
Peradilan, atau tindakan atau tindakannya Pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini;
c. Kerusuhan, sabotase, huruhara, pemberontakan, pemogokan, demonstrasi yang
disertai kekerasan;
d. Ledakan (karena pengeboman).
(2) Dalam hal ini Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat (1), maka pihak yang
kewajibannya terhambat, tertunda, atau tidak dapat dilaksnakan wajib
memberitahukan adanya Force Majeure tersebut kepada pihak lainnya secara
tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender sejak terjadinya peristiwa Force
Majeure dan atas pemberitahuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk
melakukan musyawarah untuk mufakat;
(3) Keadaan Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat (1) dinyatakan oleh Pejabat
yang berwenang.
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 13
(1) Dalam hal ini terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini akan
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan penyelesainnya kepada
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan transmigrasi, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
(3) Keputusan penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final dan
mengikat PARA PIHAK.
ADENDUM
Pasal 14
(1) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur secara jelas atau apabila terjadi
perubahan atau penambahan atas setiap kesepakatan dalam Perjanjian ini, akan
diatur lebih lanjut dalam suatu Addendum yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(2) Segala perubahan atau pembatalan terhadap pelaksanaan Perjanjian ini hanya
dapat dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK.
9
PENUTUP
Pasal 15
Perjanjian ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi serta dilaksanakan dan
ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
tersebut pada awal Perjanjian ini, dibuat dalam rangkap 4 (empat), 2 (dua) di atas
kertas bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
10