Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN
DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

NOMOR :
NOMOR :

TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM TRANSMIGRASI
DI LOKASI KEBAN AGUNG KECAMATAN KIKIM SELATAN
KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

Pada hari ini Jum’at tanggal Sebelas bulan September Tahun Dua Ribu Lima Belas,
bertempat di Kota Mataram kami masing-masing yang bertandatangan di bawah ini
sebagai berikut :
1. H.SAIFUDIN ASWARI RIVA’I, SE. : Bupati Lahat, berkedudukan di jl. Kol. Berlian
Bandar Jaya, Lahat – Sumatera Selatan. Dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Kabupaten Lahat, berdasarkan
pasal 65 ayat 1 huruf e Undang-undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
:
Untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. H. MOH. ALI BIN DACHLAN Bupati Lombok Timur, demikian berdasarkan


B. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131-
.. 52-6355, tanggal 20 Agustus 2013 dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa
Tenggara Barat, berkedudukan di jalan Prof. M.
Yamin,SH Nomor 57 Selong untuk selanjutnya
dalam hal ini disebut PIHAK KEDUA.
1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK
telah sepakat untuk melakukan Kerja Sama dalam bidang Transmigrasi jenis
Transmigrasi Umum (TU) dengan tanggung jawab PARA PIHAK diatur dan disepakati
bersama pada pasal-pasal sebagai berikut :
1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 2019 tentang perubahan Atas Undang –
Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Keteransmigrasian ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5050);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerjasama Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-
undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang ketransimigrasian sebagai setelah diubah
dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang ketransimigrasian ( Lembar
Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 9, tambah lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5497);
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transimigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.208/MEN/X/2004 tentang Syarat dan Tata Cara Penetapan sebagai
Transimigrasi;
5. Keputusan Direktur Jendral Mobilitas Penduduk Departemen Tenaga Kerja dan
Transimigrasi Nomor KEP.42/MPT/VI/2015 tentang Petunjuk pelaksana
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transimigrasi Nomor
KEP.208/MEN/X2004 tentang Syarat dan Tata Cara Penetapan sebagi
Transimigrasi;

MAKSUD DAN TUJUAN


Pasal 1
Maksud dan tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan semua potensi yang ada di Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan, sehingga dapat
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di kedua daerah tersebut.

RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama antara PARA PIHAK tersebut adalah
penyelenggaraan transmigrasi, meliputi kegiatan :
a. Penyiapan Calon Transmigran;
b. Penyiapan Calon Lokasi;
c. Pembangunan Permukiman;
2
d. Penempatan Transmigrasi; dan
e. Pembinaan Transmigrasi.
(2) Kerja Sama ini dilaksanakan di lokasi Keban Agung Kecamatan Kikim Selatan
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan dengan penempatan 10 (Sepuluh)
KK transmigran pada tahun 2015.

OBYEK KERJASAMA
Pasal 3
Obyek Perjanjian Kerjasama ini adalah calon Transimigrasi asal Kabupaten Lobok
Timur sebanya 10 (Sepuluh) Kepala Keluarga (KK).

LOKASI
Pasal 4
Kerjasama ini dilaksanakan dilokasi keban Agung, Keamatan Kikim Selatan,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 10 (Sepuluh) Kepala
Keluarga (KK).

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA


Pasal 5
(1) KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA:
a. Mengadakan inventarisasi dan identifikasi daerah calon lokasi transmigran atas
usulan masyarakat setempat;
b. Menyediakan lahan sesuai kebutuhan transmigrasi yang bebas dari tumpang
tindih dengan kepentingan lain dan tidak bermasalah serta memenuhi kriteria
kelayakan pembangunan permukiman transmigran asal Kabupaten Lombok
Timur sebanyak 10 (Sepuluh) Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2015 dengan
perolehan lahan seluas 1,00 ( Dua Koma Nol ) Ha setiap kepala Keluarga ( KK )
dengan rincian sebagai berikut :
1. Lahan Pekarangan seluas : 0,25 Ha (kondisi siap olah) diserahkan pada saat
Transmigran tiba di Lokasi.
2. Lahan Usaha I : 0,75 Ha (kondisi siap olah) akan diserahkan pada 6 (Enam)
bulan setelah penempatan transmigran,
c. Memberikan bimbingan dan pelayanan bidang pembangunan, pemerintahan dan
kemasyarakatan;
b. Mengusahakan terbitnya sertifikat hak milik atas tanah bagi transmigran yang
berhak dan akan diserahkan pada Tahun ke-lima;
c. Menyusun rencana tata ruang permukiman;
d. Melaksanakan pembangunan permukiman terdiri dari penyiapan lahan,
pembangunan jalan, pembangunan rumah, fasilitas umum dan sarana air bersih
3
e. Menyedikan jaminan hidup bagi transmigran selama 12 (dua belas) bulan sejak
penempatan;
f. Melakukan pembinaan masyarakat transmigran dan pembinaan lingkungan
permukiman transmigran yang meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, mental
spiritual, kelembagaan ekonomi dan pemerintahan;
g. Memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan; dan
h. Memberikan jaminan keamanan bagi trasnmigran;

(2) HAK PIHAK PERTAMA

a. Menerima calon transmigran dari PIHAK KEDUA sejumlah Sepuluh (10) Kepala
Keluarga sesuai kompetensi daerah penempatan, dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan;
1. Calon transmigrasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Warga Kabupaten Lombok Timur;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Status telah berkeluarga sah;
d. Berpendidikan sekolah minimal Sekolah Dasar ( SD ) atau sederajat;
e. Berusia antara 18 ( delapan belas ) sampai dengan 50 ( lima puluh )
tahun;
f. Tidak terlibat dalam tindak pidana;
g. Belum pernah menjadi transmigran;
h. Mempunyai keterampilan sesuai dengan kebutuhan bidang pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan, kerajinan dan pertukangan.
2. Mempunyai semangat tinggi dan kemauan untuk bekerja keras demi
perbaikan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar;
3. Apabila dikemudian hari ditemukan transmigran yang telah dikirim tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana ayat (1), maka harus dipulangkan
dengan biaya Pemerintah Daerah pengirim;
4. Para transmigran asal Kabupaten Lombok Timur yang meninggalkan lokasi
permukiman dan atau ingin kembali ke daerah asal atas kemauan sendiri,
biaya perjalanan dan lain-lain ditanggung sendiri oleh transmigran yang
bersangkutan;
5. Apabila setelah penempatan, transmigran tidak mengerjakan dan
menelantarkan atau meninggalkan lokasi selama 3 (tiga) bulan terus
menerus, tanpa izin petugas yang berwenang, maka segala hak yang telah
diterima dari pemerintah akan dicabut;
6. Bagi transmigran yang meninggalkan lokasi permukiman sebagaimana ayat
(4) dan ayat (5), maka segala hak yang di dapat seperti lokasi usaha dan

4
perumahan tidak dapat dijual belikan atau dipindah tangankan kepada pihak
lain;
7. Lahan usaha yang diterimakan kepada transmigran tidak dibenarkan untuk
diganti / disewakan / dipindah tangankan kepihak lain;
8. Para transmigran daerah asal berkewajiban menjaga kelestarian
lingkungan, permukiman dan sekitarnya ( tidak merusak sumber alam );

HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


Pasal 6

(1) KEWAJIBAN PIHAK KEDUA :


a. Melaksanakan pendaftaran, seleksi dengan menghasilkan transmigran yang
sehat Jasmani dan rohani serta mempunyai motivasi untuk bekerja keras
sesuai dengan kompetensinya;
b. Memberikan pelatihan kepada calon transmigran;
c. Memberikan rekomendasi kepada calon transmigran yang lulus seleksi;
d. Mengurus urusan kependudukan yang terkait dengan:

- Surat Pindah Penduduk - Surat Pindah Sekolah


- Surat Pindah BPJS - Kartu Indonesia Pintar
- Kartu KB
a. Melaksanakan pengawalan transmigran dari daerah asal sampai ke lokasi
transmigrasi, dengan didampingi tenaga medis.
b. Memberikan bantuan kepada calon transmigran sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah.

(2) HAK PIHAK KEDUA :


a. Mendapatkan kepastian pembagian Lahan untuk para transmigran yang
berasal dari Kabupaten Lombok Timur sesuai dengan luas lahan dan waktu
yang telah disepakati;
b. Mendapatkan Jaminan Hidup dan Jaminan Keamanan serta Sertifikat Hak Milik
untuk para transmigran yang ditempatkan di Lokasi Tongo II Sp.2 Kecamatan
Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat;
c. Menerima pelayanan Pendidikan dan Kesehatan bagi para transmigran yang
ditempatkan di Lokasi Satai Lestari Sp.3 Kecamatan Pulau Maya Kabupaten
Kayong Utara;
d. Mendapatkan layanan kependudukan antara lain :

5
- Surat Pindah Penduduk
- Surat Pindah BPJS
- Kartu KB
- Kartu Indonesia Pintar
- Surat Pindah Sekolah

PEMBIAYAAN
Pasal 7

Semua pembiayaan yang timbul sebagai akibat dilaksanakannya perjanjian kerjasama


ini dibebankan pada :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Selatan;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Timur;

JANGKA WAKTU
Pasal 8

Perjanjian Kerjasama ini mulai berlaku terhitung sejak ditanda tangani untuk jangka
waktu 5 ( lima ) tahun dan setiap tahun dilakukan evaluasi serta dapat diperpanjang
atau diperbaharui atas dasar kesepakatan PARA PIHAK.

MONITORING DAN EVALUASI


Pasal 7

Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan perjanjian kerjasama ini dilakukan


bersama-sama oleh para pihak yang meliputi :
a. Perkembangan jumlah transmigran;
b. Perkembangan sosial budaya meliputi bidang pendidikan, kesehatan, mental,
spiritual, keamanan dan kelembagaan desa;
c. Perkembangan usaha ekonomi; dan
d. Permasalahan dan upaya tindak lanjut peneyelesaian.

6
PERAN PROVINSI SEBAGAI FASILITATOR
Pasal 9

(1) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat :


a. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan transmigrasi baik kepada
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
b. Menyusun rencana dan program ketransmigrasian berdasarkan pada hasil
kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Provinsi serta antara Pemerintah
kabupaten / kota;
c. Melakukan komunikasi, informasi, edukasi untuk menumbuhkan motivasi serta
mendorong Pemerintah Kabupaten / Kota agar dapat memotivasi potensi dan
kebutuhan yang pada gilirannya bersedia melakukan kerjasama pembangunan
ketransmigrasian dengan daerah lain;
d. Melakukan mediasi, fasilitasi dalam pelaksanaan kerjasama pembangunan
ketransmigrasian antara Pemerintah Kabupaten / Kota di lingkungan Provinsi
Nusa Tenggara Barat;
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program kerjasama antar daerah
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota daerah asal;
f. Menindak lanjut Surat Perintah Pemberangkatan (SPP) transmigran yang
diterbitkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia;
g. Memberikan pembekalan kepada calon transmigran;
h. Melaksanakan pelatihan calon transmigran;
i. Melaksanakan pemindahan calon transmigran dari transito embarkasi sampai
dengan debarkasi;

(2) Provinsi Sumatera Selatan:


a. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan transmigrasi dengan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat;
b. Melakukan penilaian terhadap usulan program kerjasama pembangunan
ketransmigrasian yang diajukan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota sebagai
uapaya sinkronisasi dengan kebutuhan Pemerintah Provinsi;
c. Melakukan pengkajian bersama Kabupaten / Kota terhadap potensi kawasan
yang dapat dikembangkan melalui mekanisme kerjasama antar daerah;
d. Menyusun rencana dan program ketransmigrasian berdasarkan pada hasil
kesepakatan kerjasama antar Pemrintah Provinsi serta antar pemerintah
Kabupaten / kota;
e. Melakukan mediasi, fasilitasi untuk mendorong dan memperlancar pelaksanaan
kerjasama pembangunan ketransmigrasian antara Pemerintah Kabupaten / Kota
di lingkungan Provinsi Kalimantan Barat;

7
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program kerjasama antar daerah
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota daerah penempatan;
g. Menerbitkan surat Siap Terima Penempatan (STP);
h. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
penyiapan lahan permukiman transmigrasi; dan
i. Melaksanakan koordinasi pembinaan transmigran yang telah ditempatkan di
Lokasi Keban Agung Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


Pasal 10

(1) Bupati Lahat dan Bupati Lombok Timur melaksanakan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian terhadap pelaksanaan kerjasama penyelenggaraan Program
Transmigrasi sesuai dengan hak dan kewajiban para pihak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6.
(2) Pelaksanaan operasional pembinaan, pengawasan dan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas yang menangani
Ketransmigrasian secara terkoordinasi dan terintegrasi.

KETENTUAN LAIN – LAIN


Pasal 11

(1) Semua hak dan kewajiban PARA PIHAK berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini
berikut perubahan dan pembaharuannya yang timbul dikemudian hari tidak akan
berakhir karena PARA PIHAK habis masa jabatannya atau karena sebab–sebab
lain dan atau karena meninggal dunia, Perjanjian Kerjasama ini akan tetap berlanjut
dan harus ditaati oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila terjadi sesuatu yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian ini maka
tetap berpedoman pada semua perundangan yang berlaku.

FORCE MAJEURE
Pasal 12

(1) Peristiwa Force Majeure adalah tindakan atau peristiwa yang menghambat atau
menghalangi kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajiban, dimana tindakan
atau peristiwa tersebut di luar kekuasaan dan bukan kesalahan PARA PIHAK, serta
PARA PIHAK tidak dapat menghindar atau mengatasi tindakan atau peristiwa
tersebut, yaitu meliputi :

8
a. Bencana alam antara lain gempa bumi, banjir, tanah longsor, taufan, tsunami;
b. Hukum atau peraturan / regulasi yang dibuat oleh Pemerintah, Putusan Badan
Peradilan, atau tindakan atau tindakannya Pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini;
c. Kerusuhan, sabotase, huruhara, pemberontakan, pemogokan, demonstrasi yang
disertai kekerasan;
d. Ledakan (karena pengeboman).
(2) Dalam hal ini Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat (1), maka pihak yang
kewajibannya terhambat, tertunda, atau tidak dapat dilaksnakan wajib
memberitahukan adanya Force Majeure tersebut kepada pihak lainnya secara
tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender sejak terjadinya peristiwa Force
Majeure dan atas pemberitahuan tersebut kedua belah pihak sepakat untuk
melakukan musyawarah untuk mufakat;
(3) Keadaan Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat (1) dinyatakan oleh Pejabat
yang berwenang.

PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 13
(1) Dalam hal ini terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini akan
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan penyelesainnya kepada
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan transmigrasi, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
(3) Keputusan penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat final dan
mengikat PARA PIHAK.

ADENDUM
Pasal 14

(1) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur secara jelas atau apabila terjadi
perubahan atau penambahan atas setiap kesepakatan dalam Perjanjian ini, akan
diatur lebih lanjut dalam suatu Addendum yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(2) Segala perubahan atau pembatalan terhadap pelaksanaan Perjanjian ini hanya
dapat dilakukan atas persetujuan PARA PIHAK.

9
PENUTUP
Pasal 15

Perjanjian ini dibuat dengan itikad baik untuk dipatuhi serta dilaksanakan dan
ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
tersebut pada awal Perjanjian ini, dibuat dalam rangkap 4 (empat), 2 (dua) di atas
kertas bermaterai cukup, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


BUPATI LOMBOK TIMUR, BUPATI LAHAT,

H. MOH. ALI BIN DACHLAN H. SAIFUDIN ASWARI RIVA’I, SE.

10

Anda mungkin juga menyukai