Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dan mencegah
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan serta dalam rangka
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan, perlu
diselenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas; b. bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5607); 5. Peraturan...
5. - 5 - (4) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak memungkinkan untuk menerima Konseling,
Konseling dapat dilakukan terhadap keluarga atau pihak yang mendampingi. (5) Konseling
dapat menggunakan alat peraga, percontohan, dan media informasi cetak atau elektronik.
Pasal 5 Pelayanan Konseling di Puskesmas harus dilaksanakan setiap hari kerja. Pasal 6 (1)
Berdasarkan Konseling terhadap Pasien dan/atau hasil surveilans kesehatan yang menunjukan
kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat Faktor
Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan harus melakukan Inspeksi Kesehatan
Lingkungan terhadap media lingkungan. (2) Inspeksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a. pengamatan fisik media lingkungan; b.
pengukuran media lingkungan di tempat; c. uji laboratorium; dan/atau d. analisis risiko
kesehatan lingkungan. Pasal 7 (1) Berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat ditetapkan Intervensi Kesehatan Lingkungan
yang dapat dilaksanakan secara mandiri atau bekerjasama dengan pemangku kepentingan dan
pihak terkait lainnya. (2) Intervensi Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa: a. komunikasi, informasi, dan edukasi, serta penggerakan/pemberdayaan
masyarakat; b. perbaikan dan pembangunan sarana; c. pengembangan teknologi tepat guna;
dan/atau d. rekayasa lingkungan. Pasal 8...
12. - 12 - WHO melaporkan sementara ini Indonesia pada peringkat 5 dunia jumlah penderita
TB Paru (WHO Global Tuberculosis Control 2010). Disamping itu perubahan iklim (climate
change) diperkirakan akan berdampak buruk terhadap lingkungan sehingga dapat terjadi
peningkatan permasalahan terhadap penyakit. Hal lain yang menyebabkan meningkatnya
permasalahan penyakit juga diakibatkan oleh keterbatasan akses masyarakat terhadap kualitas
air minum yang sehat sebesar 63 % dan penggunaan jamban sehat sebanyak 69% (sekretariat
STBM, Bappenas, Tahun 2012). Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat
terutama karena meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal kabupaten/ Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya
kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut harus diselenggarakan kota bidang kesehatan.
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas perlu diatur mengenai uraian kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan sebagai
acuan bagi petugas Puskesmas dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut. B.
Tujuan 1. Umum Dengan terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,
promotif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. 2. Khusus a.
Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor
Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.
15. - 15 - - Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan lingkungan atau penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan. - Tenaga
Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam formulir pencatatan status kesehatan
lingkungan, dan selanjutnya memberikan lembar saran atau rekomendasi dan formulir tindak
lanjut Konseling untuk ditindak lanjuti oleh Pasien. - Pasien diminta untuk mengisi dan
menandatangani formulir tindak lanjut Konseling. - Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil
Konseling dan/atau kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian
kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji
dengan Pasien untuk dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien dapat
pulang.
19. - 19 - a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat. b. Tunjukkan bahwa Anda
memperhatikannya, mengerti keadaan dan keperluannya, bersedia menolongnya dan mau
meluangkan waktu. c. Tunjukkan sikap ramah. d. Perkenalkan diri dan tugas Anda. e.
Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan percakapan anda
dengan Pasien. f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri. T - tanyakan :
a. Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan masalahnya pada
Anda. b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati. c. Tanyakan apa peluang yang
dimilikinya. d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya. e. Beritahukan bahwa semua
keterangan itu diperlukan untuk menolong mencari cara pemecahan masalah yang terbaik
bagi Pasien. U-Uraikan :
20. - 20 - Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu
diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan
masalah. Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami. TU – Bantu : Bantu Pasien mencocokkan
keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya. J - Jelaskan : Berikan penjelasan yang lebih lengkap
mengenai cara mengatasi permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif
serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai
pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
21. - 21 - U - Ulangi: Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan
bahwa anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan lebih lanjut
yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya. Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan,
Tenaga Kesehatan Lingkungan menindaklanjuti dengan: 1. melakukan penilaian terhadap
komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk
mengambil keputusan yang disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi; 2. menyusun
rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan sesuai hasil Konseling; dan 3.
menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi. Dalam melaksanakan Konseling kepada
Pasien, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggunakan panduan Konseling sebagaimana
contoh bagan dan daftar pertanyaan terlampir. Tenaga Kesehatan Lingkungan dapat
mengembangkan daftar pertanyaan terhadap Pasien dengan diagnosis penyakit lain atau
sesuai kebutuhan. Tenaga Kesehatan Lingkungan dalam memberikan saran tindak lanjut
sesuai dengan permasalahan kesehatan lingkungan yang dihadapi berdasarkan pedoman
teknis yang berlaku.
KA internet
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS KESEHATAN UPT. PUSKESMAS KEBOMAS Jl. Sunan Giri
No.31 Kebomas Gresik Tlp. (031) 3985880 KERANGKA ACUAN KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
(KESLING) A. PENDAHULUAN Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas
lingkungan dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif,
prefentif, penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan
kerja, angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air, udara, tanah, limba padat,
cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan, minuman
dan bahan berbahaya. B. LATAR BELAKANG Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan factor
penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan,
penyuluhan,pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu
terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa
parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu
siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan
dan dampak pada manusia. C. TUJUAN Tujuan Umum : · Mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat Tujuan Khusus : · Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan
pemukiman dan lingkungan lainnya. · Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara ·
Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang
sehat D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Penyehatan air 2. Penyehatan perumahan
dan sanitasi dasar 3. Pembinaan tempat-tempat umum 4. Klinik sanitasi 5. Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) pemberdayaan masyarakat 6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM) 7.
Pengawasan dan pengendalian air kualitas lingkungan 8. Penyehatan makanan dan minuman E.
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Penyehatan Air Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi
sanitasi) terhadap sarana air bersih (SAB) yang ada di wilayah kerja puskesmas. 2. Penyehatan
Perumahan dan Sanitasi Dasar Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar 3. Pembinaan
Tempat-Tempat Umum Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana
tempat-tempat umum (TTU) yang ada di wilayah kerja puskesmas 4. Klinik Sanitasi Pemberian
konseling dan tindak lanjut terhadap klien guna menganalsa sebab terjadinya penyakit serta upaya
pencegahannya. 5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pemberdayaan masyarakat dengan
metode penilaian 6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM) Kegiatan yang bersifat monitoring
(inspeksi sanitasi) terhadap Depot Air Minum (DAM) dan pemeriksaan sampel air DAM yang ada di
wilayah kerja puskesmas 7. Penyehatan Makanan dan Minuman Pembinaan tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang bersifat monitoring yang bersifat inspeksi sanitasi yang ada di wilayah kerja
puskesmas. F. SASARAN 1. Penyehatan Air Sasaran KK yang menggunakan Sarana Air Bersih 2.
Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar Rumah-rumah yang berpenghuni di walayah kerja
puskesmas 3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum Tempat-tempat umum yang memiliki potensi
dampak besar terhadap kesehatan masyarakat, missal : puskesmas, sekolah, pasar dan tempat
ibadan 4. Klinik Sanitasi Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan 5. Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) KK yang memiliki akses terhadap jamban 6. Pengawasan Depot Air
Minum (DAM) Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas 7. Penyehatan
Makanan dan Minuman Tempat pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas G.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Penyehatan air Setiap bulan Pemeriksaan Sampel Air Bersih
(SAB) · Proyek 1 kali/tahun 2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar Setiap bulan 3.
Pembinaan Tempat-Tempat Umum Setiap bulan 4. Klinik Sanitasi Setiap bulan 5. Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) = Pemberdayaan Mayarakat Setiap bulan 6. Pengawasan Depot Air
Minum (DAM) Setiap bulan Pemeriksaan Sampel Air DAM · Proyek 1 kali/tahun 7. Penyehatan
Makanan dan Minuman Setiap bulan H. EVALUASI KK dengan Rumah Sehat yang memenuhi syarat I.
CATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI Bulanan, tribulam KERANGKA ACUAN KEGIATAN TEMPAT –
TEMPAT UMUM (TTU) A. PENDAHULUAN Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana
bersifat umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan
kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus. Jadi tempat – tempat umum adalah suatu
usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat – tempat umum terutama
yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat – tempat
umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan tetap
yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang dipergunakan
langsung oleh masyarakat. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya
dengan tempat – tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi social, belajar maupun
melakukan aktivitas lainnya. Tempat – tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit, penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan
tempat – tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran
penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan
menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan tempat – tempat umum perlu dijaga sanitasinya. B.
LATAR BELAKANG Sanitasi tempat – tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. C.
TUJUAN Tujuan Umum : · untuk meningkatkan agar masyarakat mengerti dan memelihara akan
keberadaan tempat – tempat umum di wilayah kerja puskesmas Tujuan Khusus : · untuk
mengetahui sanitasi SAB di TTU · untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran di TTU · untuk
mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di TTU · untuk mengetahui sanitasi pengelolaan
sampah di TTU · untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik yang
memenuhi syarat kesehatan TTU D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pembinaan dan
pengawasan terhadap sarana tempat – tempat umum (TTU) E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sarana tempat – tempat umum (TTU)
yang ada di wilayah kerja puskesmas F. SASARAN · Tempat ibadah (masjid atau gereja) · Sekolah
· Kolam renang · Pasar · Pemangkas rambut · Salon · Rumah sakit · Rumah bersain ·
Pertokoan · Hotel G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Setiap bulan untuk pembinaan dan
pengawasan H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan dilaporkan kepada
kepala puskesmas. KERANGKA ACUAN KEGIATAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) A.
PENDAHULUAN Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang
lengkap kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan
perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot, warung, adalah pemantauan secara terus
menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas perkembangan tindakan atau kegiatan atau
persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah usaha tindak lanjut dari
pemeriksaan. Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta
menilai tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan petunjuk / saran
perbaikan. Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan
makanan, pemeriksaan berkala, member saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali, memberi
peringatan dan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan. B. LATAR
BELAKANG Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung yang letaknya
cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor, ada beberapa penjamah makanan
yang menunjukkan perilakuyang tidak sehatdalam menjamah makanan, missal menggunakan lap
kotor untuk membersihkan meja dan mengolah makanan ketika sedang sakit. Demikian juga dengan
sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan adanya rumah makan , depot, warung yang
melakukan pencucian peralatan makanan tanpa menggunakan sabun, peralatan hanya dicelupkan ke
sumber air pencucian yang sudah kotor, serta bahan makanan belum jadi disimpan dalam ruangan
yang tidak dilengkapi dengan pelindung dari hama. C. TUJUAN Tujuan umum : · Untuk mengetahui
persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) dan mampu menerapkan persyaratan dan
teknik pembersihan atau pemeliharaan di ruangan tempat pengelolaan makanan (TPM) agar
terhindar dari resiko pencemaran. Tujuan khusus: · Untuk mengetahui lokasi / letak bangunan ·
Untuk mengetahui ruangan pengolahan · Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan
makanan · Untuk mengetahui tempat sampah · Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat
pemeliharaan · Untuk mengetahui tempat cuci tangan · Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)
· Untuk mengetahui jamban D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pembinaan dan
pengawasan terhadap sarana tempat pengelolahan makanan (TPM). E. CARA MELAKSANAKAN
KEGIATAN Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sarana tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas. F. SASARAN · Rumah makan · Restoran ·
Jasa boga / catering · Industri makanan · Kantin · Warung · Makanan jajanan G. JADWAL
PELAKSANAAN KEGIATAN Setiap bulan untuk pembinaan dan pengawasan. H. EVALUASI
PELAKSANAAN DAN PELAPORAN Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap tiga
bulan sekali. I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dan pelaporan
dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan kepada kepala puskesmas. KERANGKA
ACUAN KEGIATAN DEPOT AIR MINUM (DAM) A. PENDAHULUAN Air sangat diperlukan oleh tubuh
manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air manusia tidak akan bertahan hidup lama.
Selain berguna untuk manusia, air juga diperlukan oleh makhluk hidup lain misalnya hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Bagi manusia air diperlukan untuk menunjang kehidupan antara lain dalam
kondisi yang layak untuk diminum tanpa mengganggu kesehatan atau air yang harus dimasak
terlebih dahulu sebelum dapat diminum. Air minum untuk tubuh manusia berguna untuk menjaga
keseimbangan metabolism dan fisiologi tubuh setiap waktu. Konsumsi air diperlukan karenasetiap
saat tubuh bekerja dan berproses. Disamping itu air juga digunakan untuk melarutkan dan mengolah
makanan agar dapat dicerna tubuh manusia dan kehidupan dari berjuta sel. Komponen terbanyak
dari sel adalah air. Apabila kekurangan cairan sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Begitu pula air merupakan bagian EKSKRETA CAIR (keringat, air seni, air mata), uap
pernapasan, dan cairan tubuh (darah, lymphe). B. LATAR BELAKANG Kebutuhan penduduk terhadap
air minum dapat dipenuhi melalui air yang dialirkan melalui saluran perpipaan (PAM), air minum
dalam kemasan (AMDK), maupun depot air minum (DAM). Selain itu air tanah dangkal dari sumur
– sumur gali (SG) atau pompa serta air hujan yang diolah oleh penduduk menjadi air minum
setelah di masak terlebih dahulu. Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap
pakai sangat besar, sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur. Perlu dilakukan
pengawasan, pembinaan dan pengawasan kualitas air dari DAM agar selalu aman dan sehat untuk
dikonsumsi masyarakat. C. TUJUAN Tujuan Umum : · Terlindunginya masyarakat dari potensi
penyakit akibat konsumsi air minum yang berasal dari depot air minum (DAM). Dengan demikian
masyarakat akan terhindar dari kemungkianan resiko terkenan penyakit bawaan air. Tujuan Khusus :
· Terisolasinya hygiene sanitasi depot air minum (DAM) di seluruh masyarakat · Terlaksananya
pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan kabupaten / kota sehingga dapat menjamin
mutu air minum yang dijual · Terlaksananya praktek penyelenggaraan depot air minum (DAM) yang
melaksanakan kaidah hygiene sanitasi serta perlakuan hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
melayani masyarakat · Teridentifikasinya masalah depot air minum (DAM) yang harus dibina oleh
pemerintah daerah baik di kabupaten / kota. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pembinaan dan pengawasan Depot Air Minum (DAM). E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Cara
umum dalam melaksanakan kegiatan ini adalah di dalam gedung berupa konseling dan di luar
gedung berupa pembinaan. Kegiatan bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap depot air
minum (DAM) dan pemeriksaan sampel air depot air minum (DAM) yang ada di wilayah kerja
puskesmas kebomas. F. SASARAN Seluruh Depot Air Minum (DAM) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Kebomas. G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN · Setiap bulan untuk pembinaan dan
pengawasan · Pemeriksaan sampel air DAM setiap 3 bulan sekali H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN
PELAPORAN Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. I.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh
penanggung jawab program dan dilaporkan kepada kepala puskesmas. KERANGKA ACUAN
KEGIATAN SARANA AIR BERSIH (SAB) A. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, keamanan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). Untuk mencapai
tujuan tersebut berbagai program atau kegiatan telah dan akan dilaksanakan atau dikembangkan
baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat, salah satu diantaranya adalah program
penyediaan air bersih. Sesuai dengan penjelasan dalan undang – undang kesehatan No. 23 Tahun
1992 yang dimaksud dengan penyehatan air meliputi pengemanan dan penetapan kualitas air untuk
berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia. Dalam kaitan dengan hal – hal tersebut maka
seharusnya air bersih yang digunakan slain harus mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebutuhan
sehari – hari dan juga harus memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan baik kualitas
fisik, bakteriologis maupun kimia. Pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan
kualitas air yang ditindak lanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air
untuk pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat. B. LATAR BELAKANG
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya adalah menyediakan air bersih
dan sarana sanitasi yang memadai serta memenuhi syarat kesehatn. Program ini diharapkan dapat
memperbaiki status kesehatan msyarakat melalui penurunan angka kesakitan yang disebabkan oleh
penyakit yang ditularkan melalui air. C. TUJUAN Tujuan Umum : · Meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengamankan kualitas air untuk berbagai kebutuhan
dan kehidupan manusia. Tujuan Khusus : · Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan 1.
Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan 2. Meningkatnya kualitas air melaui upaya
perbaikan 3. Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan kualitas air D.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan pokok penyehatan air dalam pelaksanaan
program penyediaan dan pengelolaan air bersih yaitu pengawsan kualitas air, perbaikan kualitas air,
pembinaan pemakai air. Penyehatan air diawali dengan pengawasan kualitas air yang ditindak lanjuti
oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk pengamanan kualitas air
dengan melibatkan peranserta masyarakat. E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Kegiatan bersifat
monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana air bersih (SAB) yang adal di wilayah kerja puskesmas.
F. SASARAN · Masyarakat atau KK yang menggunakan sarana air bersih (SAB) · Daerah pariwisata
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN · Setiap bulan · Pemeriksaan sampel SAB apabila ada proyek
APBD dalam satu tahun H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN Evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas. KERANGKA ACUAN KEGIATAN KLINIK SANITASI A. PENDAHULUAN Klinik
sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan
promotif, prefentif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk
mengatasi masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan
pemukiman. Anamnesa adalah wawancara terhadap pasien atau kelurganya mengenai : · Keluhan
utama · Keluhan tambahan · Riwayat penyakit terdahulu · Riwayat penyakit keluarga · Lamanya
sakit · Kondisi lingkungan · Sarana sanitasi yang digunakan Konseling adalah komunikasi antara
dua orang atau lebih antara petugas konseling dan pasien atau klien yang memutuskan untuk
bekerja sama sehingga pasien dan klien dapat mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain. B. LATAR BELAKANG 1. Penyakit –
penyakit yang berhubungan dengan air meliputi : penyakit diare, demam berdarah, malaria dan
kulit. 2. Penyakit – penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan dan
lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru 3. Penyakit – penyakit yang penyebabnya atau
cara penularannya melalui makanan antara lain : diare, kecacingam dan keracunan makanan 4.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan pestisida di rumah
tangga. C. TUJUAN Tujuan Umum : · Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
prefentif, kuratif dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus. Tujuan
Khusus : · Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam program
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.
· Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampua dari perilaku masyarakat (pasien, klien, dan
masyarakat) untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersihd an sehat. · Meningkatnya
pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit
berbasis lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada ·
Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi kesehatan lingkungan D.
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Penderita atau pasien yang menderita penyakit berbasis
lingkungan yang datang ke puskesmas E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Di dalam gedung yaitu
di puskesmas 2. Di luar gedung yaitu di posyandu dan pada waktu kunjungan rumah atau kunjungan
lapangan F. SASARAN 1. Penderita penyakit / pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas 2. Masyarakat
umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan
yang datang ke puskesmas 3. Penderita penyakit / pasien / keluarga yang berhubungan dengan
masalah kesehatan lingkungan, dan penyakit yang berbasis lingkungan yang dikunjungi rumahnya 4.
Masyarakat umum / klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit yang
berbasis lingkungan yang daerahnya dikunjungi. G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN · Di dalam
gedung pelaksnaan dilakukan setiap hari senin – kamis. · Di luar gedung pelaksanaan dilakukan
sesuai jadwal posyandu H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN Evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas.
Recommended
Kerangka Acuan
KAK