RMK 7 Pengawasaan
RMK 7 Pengawasaan
1. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan
organisasi dan manajemen tercapai. Pengertian ini menunjukkan adanya hubungan yang sangat
erat antara perencanaan dan pengawasan. Seperti terlihat dalam kenyataan, langkah awal
proses pengawasan adalah langkah perencanaan, penetapan tujuan, standar atau sasaran
pelaksanaan suatu kegiatan. Fungsi pengawasan manajemen juga berhubungan erat dengan
fungsi-fungsi manajerial lainnya, yaitu diantaranya fungsi perencanaan,
pengorganisasian,penyusunan personalia,pengarahan, dan fungsi pengawasan itu sendiri.
Definisi yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler berikut ini telah memperjelas unsur-
unsur esensial proses pengawasan:
2. TIPE-TIPE PENGAWASAN
Tiga tipe dasar pengawasan:
a. Pengawasan Pendahuluan
Pengawasan pendahuluan sering disebut feedforward control atau steering
controls.Pengawasan pendahuluan dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau
penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat
sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
b. Pengawasan Concurrent
Pengawasan concurrent yaitu pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini sering disebut pengawasan “Ya-
Tidak”, screening control atau “berhenti- terus”, dilakukan selama kegiatan berlangsung.
SULIS
201841027 Page 1
PENGAWASAN
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil.
1. Standar-standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau
kualitas produk.
2. Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja,
biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3. Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus
diselesaikan.
Setiap tipe standar dapat dinyatakan dalam bentuk hasil yang dapat dihitung dan tidk
dapat dihitung.
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata.
Pengamatan (observasi)
Laporan-laporan, baik lisan dan tertulis
Metoda-metoda otomatis
Inspeksi, pengujian (test) atau dengan pengambilan sempel.
Tahap 4 : Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
SULIS
201841027 Page 2
PENGAWASAN
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Kompleksitas dari tahap ini
yaitu saat menginterpretasikan penyimpangan (deviasi).
Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.
4. PENTINGNYA PENGAWASAN
Faktor pentingnya dilakukan pengawasan dalam sebuah organisasi:
3. Kesalahan-Kesalahan
Kadang kala manusia tak luput dari kesalahan. Maka dari itu manajer dalam
meminimalisir kesalahan dengan cara selalu melakukan pengawasan terhadap para
bawahannya.
Pengawasan dalam sebuah organisasi sangatlah penting, sehingga tugas manajer adalah
menemukan keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat
SULIS
201841027 Page 3
PENGAWASAN
pengawasan yang tepat. Namun jika pengawasan dilakukan secara berlebihan, akan menimbulkan
birokrasi, mematikan kreatifitas, dan sebagainya yang akan merugikan organisasi itu sendiri.
Menurut Willian H Newman pendekatan terdiri atas lima langkah dasar yang dapat di terapkan
untuk semua tipe pengawasan yaitu :
Bidang – bidang strategik (kunci) biasanya menyangkut kegiatan utama organisasi seperti
transasksi keuangan, hubungan manajer bawahan atau operasi –operasi produksi. Penetapan
pengawsan strategik dapat membantu sistem pengawasan dan standar yanglebih terperici bagi manajer –
manajer tingkat bawah.
SULIS
201841027 Page 4
PENGAWASAN
Kriteria – kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya 1) Mengawasi kegiatan yang benar 2)
tepat waktu 3) dengan biaya yang efektif 4) tepat-akurat 5) dapat diterima oleh yang
bersangkutan . karakteristik yang lebih terperinci adalah :
a. Akurat. Data yang tidak akurat dapat menyebabkan tindakan koreksi salah .
b. Tepat-waktu. Informasi yang dikumpulkan disampaikan dan dievaluasi harus dilakukan
dengan secepatnya.
c. Obyektif dan Menyeluruh. Mudah dipahami, obyektif dan lengkap.
d. Terpusat Pada Titik-titik Pengawsan Strategik. Harus memusatkan perhatian terhadap
bidang-bidang dimana penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan
mengakibatkan kerusakan paling fatal.
e. Realistik Secara Ekonomis. Biaya penlaksanaan pengawsan harus lebih rendah dengan
kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.
f. Realistik Secara Organisasional. Harus cocok dan harmonis dengan kenyataan
organisasi.
g. Terkoordinasi Dengan aliran Kerja Organisasi. Karena setiap tahap dari proses kerja
mempengaruhi suskses gagal nya keseluruhan operasi dan informasi pengawasan
harus sampai kepada seluruh personalia yang melakukannya.
h. Fleksibel. Untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun
kesempatan dari lingkungan
i. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional. Harus menunjukan baik deteksi atau deviasi
dari standar tindakan koreksi apa yang harus diambil
j. Diterima para anggota orgasiasi. Haru mampu mengarahkan pelaksanaan kerja
anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi tanggung jawab dan prestasi.
SULIS
201841027 Page 5