Anda di halaman 1dari 5

PORTOFOLIO – DIAGNOSIS DBD grade I

dr. Fiki setiawan

Subyektif
Alloanamnesis
Anak B, 3tahun diantar orang tua ke Poli Anak dengan keluhan utama demam sejak 4
hari SMRS, demam tinggi tiba-tiba, bersifat naik turun, tetapi tidak pernah mencapai suhu
normal, berkeringat (-), menggigil (-). Demam disertai Mual (+), muntah (+) sejak 2 hari
SMRS, muntah 3x berisi makanan sebanyak ± 3 sdm setiap diberikan makan. Kesan nyeri perut
(-) . Riwayat perdarahan spontan seperti mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah di kulit
disangkal, BAK merah dan BAB hitam tidak dijumpai. Nafsu makan berkurang. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya (-). Riwayat keluhan yang sama dikeluarga dan dilingkungan
(-). Riwayat alergi (-). Sebelumnya pasien sudah dibawa ke IGD rumah sakit saat demam tinggi
hari pertama dan mendapat obat pulang serta disarankan untuk control ke poli anak bila demam
masih hilang timbul hingga leb dari 3hari.

Objective
BB : 13 kg
KU : Tampak Rewel
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Frekuensi nafas 24 x/i
Suhu 37,5 °C
Frekuensi nadi 98 x/i, reguler dan isian cukup
Status generalis
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor dengan diameter
(3mm/3mm), reflek cahaya(+/+)
Mulut : bibir kering (-), lidah kotor (-), faring hiperemis (+), tonsil T1-T1
Leher : Pembesaran KGB (-/-), JVP normal
Thoraks:
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, vocal fremitus kanan=kiri, sonor kedua
lapangan paru, vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : iktus kordis tidak terlihat, batas jantung sulit dinilai, bunyi jantung I & II
reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen : supel, BU (+), NTE (-), undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit
kembali cepat
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”, udema (-), ptekie (-)

Sistem motorik Kesan

Kanan Kiri

Ekstremitas atas 5 5

Ekstremitas bawah 5 5

Sistem sensorik : sulit dinilai


Refleks fisiologis : Sulit dinilai
Refleks patologis : Sulit dinilai

Pemeriksaan penunjang:
Rumple Leed : ptekie >10 (+)
Darah:
Hb 11,2 gr/dL Leukosit 2.580 /µL
Ht 29,0 % Trombosit 87.000 /µL
MCV 75
MCH 24
MCHC 33
WIDAL Typhi O 1/80
Typhi H 1/80
Serologi Dengue IgG (-)
IgM (+)

Assessment
Diagnosis
Dari anamnesis diketahui pasien Anak 3 tahun datang dengan keluhan demam sejak 4
hari SMRS, demam tinggi tiba-tiba, bersifat naik turun, tetapi tidak pernah mencapai suhu
normal, Mual (+), muntah (+) 3x isi makanan sejak 2 hari SMRS. Riwayat perdarahan spontan
seperti mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah di kulit (-), BAK merah dan BAB hitam
(-). Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran Composmentis Ku anak tampak rewel.
frekuensi nadi 98 kali/menit, reguler dan isian cukup, frekuensi pernapasan 24 kali/menit, suhu
37,5 °C. Pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah rutin dan didapatkan hasil leukopenia serta trombositopenia, pemeriksaan
rumple lead (+) Serologi dengue Igm (+).

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh infeksi virus dengue. Manifestasi klinis
bervariasi, umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari yang diikuti fase kritis 2-
3 hari. Berdasarkan kriteria WHO, diagnosis DBD ditegakkan bila:
 Demam / riwayat demam akut, 2-7 hari.
 Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan: uji bending positif, ptekie, purpura,
ekimosis, perdarahan mukosa ( mimisan, gusi berdarah), hematemesis, melena.
 Trombositopenia (trombosit <100.000/ul)
 Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma: peningkatan Ht >20%, penurunan Ht >20%
setelah pemberian terapi cairan, tanda kebocoran plasma (efusi pleura, asites,
hipoproteinemia).

Klasifikasi Demam dengue / DBD


DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau Leukopenia, Serologi
lebih tanda: nyeri Trombositopenia, dengue (+)
kepala, nyeri retro kebocoran
orbita, myalgia, plasma (-)
atralgia
DBD I Gejala di atas + uji Trombositopenia
bending positif (<100.000/ul),
kebocoran
plasma (+)
DBD II Gejala di atas + Trombositopenia
perdarahan spontan (<100.000/ul),
kebocoran
plasma (+)
DBD III Gejala di atas + Trombositopenia
kegagalan sirkulasi (<100.000/ul),
kebocoran
plasma (+)
DBD IV Syok berat, nadi dan Trombositopenia
TD tidak terukur (<100.000/ul),
kebocoran
plasma (+)
Planning
Diagnosis
Pasien ditegakkan diagnosis DBD grade I berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Terapi
Pasien dirawat inap dan mendapatkan terapi cairan RL 40 tpm microdrip , inj Cefotaxim
2x500mg, inj Dexametason 3x1/3 amp, Flurin syrup 3x1cth, Nystatin drop 3x0.5ml. Dilakukan
pemantauan TTV, KU, tanda perdarahan dan kadar Hb, Ht, trombosit.
Edukasi
Penerangan pada orang tua mengenai petanda gejala syok yang mengharuskan anak dibawa ke rumah
sakit yang harus diberikan. Petanda tersebut antara lain adalah keadaan yang memburuk sewaktu pasien
mengalami penurunan suhu, setiap perdarahan yang ditandai dengan nyeri abdominal akut dan hebat,
mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari, menolak untuk makan dan minum, lemah badan, gelisah,
perubahan tingkah laku, kulit dingin, lembab, tidak buang air kecil selama 4-6 jam.

Anak harus dirawat apabila ada tanda-tanda syok, sangat lemah sehingga asupan oral tidak dapat
mencukupi, perdarahan, hitung trombosit <100.000/ mm3, dan atau peningkatan Ht >10-20%,
perburukan ketika penurunan suhu, nyeri abdominal akut hebat serta tempat tinggal yang jauh dari
Rumah Sakit.

Daftar Pustaka
1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan H. Demam Berdarah Dengue. Dalam: Sudoyo
A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid
III, edisi V. Penerbit Internal Publishing, Jakarta 2009. P.2773-9.
2. Hadinegoro SRH. Tata laksana Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue. Dalam: Hadinegoro
SRH, Satari HI, penyunting. Naskah lengkap pelatihan bagi pelatih dokter spesialis anak &
dokter spesialis penyakit dalam dalam tata laksana kasus DBD. Jakarta: Balai Penerbit FKUI ;
2000. h. 80-135.
3. WHO. Dengue haemorrhagic fever, diagnosis, treatment and control. Geneve: WHO;1986.
4. WHO. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. Ed ke-2. Geneva: World

Health Organization; 1997.


5. World Health Organization and the Special Programme for Research and Training in Tropical
Diseases. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. Geneve: WHO;
2009.

Anda mungkin juga menyukai